Show
Menjaga Persatuan dan Kesatuan merupakan pengamalan Pancasila yaitu Sila ke?
Jawaban: A. 3 Dilansir dari Encyclopedia Britannica, menjaga persatuan dan kesatuan merupakan pengamalan pancasila yaitu sila ke 3. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Yang merupakan contoh sikap toleransi antar umat beragama yaitu? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Ilustrasi persatuan Indonesia KOMPAS.com - Pancasila adalah ideologi negara Indonesia. Hendaknya masyarakat Indonesia mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebagai ideologi negara, Pancasila dijadikan pedoman hidup masyarakat Indonesia, termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai persatuan. Bunyi dari sila ketiga Pancasila, yaitu: 'Persatuan Indonesia'. Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), salah satu bentuk nilai persatuan adalah dengan berjiwa nasionalisme tinggi. Berjiwa nasionalisme berarti mencintai negara Indonesia. Hal ini akan menciptakan masyarakat yang saling bersatu dan berpadu dalam persatuan Indonesia. Nilai sila ketiga PancasilaBerdasarkan TAP MPR Nomor I/MPR/2003, berikut adalah butir-butir sila ketiga Pancasila:
Baca juga: Siswa, Ini Bentuk Pengamalan Sila Ke-4 Pancasila Penerapan nilai persatuan dalam kehidupan sehari-hariAda beberapa contoh penerapan nilai persatuan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
Baca berikutnya
JAKARTA - Nilai Persatuan Indonesia termasuk salah satu nilai Pancasila yang wajib dijunjung tinggi. Terlebih, Indonesia termasuk negara kepulauan yang memiliki beragam, suku, ras, dan agama. Dengan keanekaragaman yang ada, Persatuan di seluruh rakyat Indonesia menjadi kekuatan dasar dalam mempertahankan keamanan dan menjaga pertahanan Indonesia dari ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Penerapan nilai Persatuan Indonesia sendiri dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan rumah maupun lingkungan sekitar. Lantas, bagaimana simbol dan bentuk penerapan nilai sila ketiga tersebut? Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini. Baca juga: Wapres Ingatkan Indonesia Negara Majemuk, Rentan Aliran Ekstremisme Simbol Sila Ketiga: Persatuan Indonesia Mengutip buku BPSC Modul PPKn SD/MI Kelas IV karya Sukamti, sila ketiga dalam Pancasila dilambangkan dengan pohon beringin. Perlambangan ini dimaksudkan sebagai cerminan kesatuan dan persatuan Indonesia. Baca juga: Pancasila sebagai Satu Kesatuan yang Utuh Pasalnya pohon beringin memiliki akar tunggal panjang yang menunjang pohon ini tumbuh sangat dalam ke tanah. Tak hanya itu, akar yang menjalar ke segala arah memberikan filosofi tersendiri. Yakni, akar menjalar menunjukkan keberagaman rakyat Indonesia, dari ragam budaya, agama, adat istiadat, suku dan lain-lain. Selain itu, akar menjalar juga menunjukkan ke mana pun rakyat Indonesia pergi ke seluruh Indonesia, akan tetap kembali ke Indonesia dan bersama bersatu mencapai tujuan bersama. Penerapan Nilai Persatuan Indonesia Penerapan nilai sila ketiga pancasila dalam kehidupan sehari-hari tentunya beragam. Adapun contoh penerapannya, sebagai berikut: Cinta dan bangga terhadap tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, Sanggup dan rela berkorban demi kehormatan bangsa dan negara Indonesia, Menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari, Menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia, Menghargai dan mencintai produk-produk dalam negeri agar perekonomian di dalam negara lebih maju, Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat membanggakan bangsa Indonesia, baik di tingkat nasional maupun Internasional, Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, dan Menghargai keberagaman dalam masyarakat Indonesia, seperti ras, suku, agama, dan kebudayaan yang ada. Demikian simbol dan penerapan sila ketiga pancasila. Penjelasan di atas dapat digunakan sebagai acuan orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah. Baca juga: Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta Implementasinya
tirto.id - Pengamalan sila ke 3 pancasila “Persatuan Indonesia" mengandung butir-butir yang memuat nilai-nilai, isi, serta penjelasan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Menurut buku Pancasila dalam Pusaran Globalisasi (2017) yang disunting oleh Al Khanif, Pancasila harus dikemukakan isi dan artinya yang kontekstual sehingga nilai-nilainya bisa ditemukan dalam semua kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur Pancasila dalam realitas kondisi masyarakat akan digali sebagai solusi atau jalan keluar untuk menghadapi segala macam tantangan yang dihadapi oleh segenap rakyat Indonesia dalam segala situasi, termasuk di era globalisasi seperti sekarang ini. Istilah Pancasila terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Sanskerta. Panca yang berarti "lima" dan sila yang bermakna "prinsip" atau "asas". Maka, Pancasila bisa dimaknai sebagai rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kandungan isi Pancasila harus dikemukakan secara kontekstual sehingga nilai-nilainya bisa ditemukan dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur Pancasila digali sebagai jalan keluar untuk menghadapi segala tantangan, demikian dikutip dari buku Pancasila dalam Pusaran Globalisasi (2017) suntingan Al Khanif. Adapun isi 5 sila dalam Pancasila yaitu (1) Ketuhanan yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. "Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi," ucap Sukarno kala itu, dikutip dari Risalah BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI. Setelah Indonesia merdeka, 5 sila yang dicetuskan Sukarno tersebut kemudian dirumuskan menjadi Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Tanggal 1 Juni pun ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanggal 1 Juni 2016 dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016.
Baca juga: Butir-Butir Pengamalan Pancasila dan Makna Sila Ke-3Pancasila memuat nilai dan sikap yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudharmono dalam Beberapa Pemikiran Tentang Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (1997) menyebutkan, sikap-sikap yang penting dari Pancasila itu kemudian diperinci menjadi butir-butir pengamalan. Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 merupakan regulasi resmi yang mengatur Butir-Butir Pengamalan Pancasila. Setelah terjadinya Reformasi 1998 yang sekaligus mengakhiri riwayat pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto sebagai presiden, Butir-Butir Pengamalan Pancasila disesuaikan kembali berdasarkan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003. Butir-Butir Pengamalan Pancasila pada awalnya terdiri dari 36 butir, tapi kemudian mengalami perkembangan atau penyempurnaan menjadi 45 butir. Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, Butir-Butir Pengamalan Pancasila ini dirumuskan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari seluruh rakyat Indonesia. Butir-Butir Pengamalan Sila ke-3 PancasilaIsi kelima sila yang dirumuskan dalam Pancasila, yakni (1) Ketuhanan yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila," ucap Sukarno kala itu, dikutip dari Risalah BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI. Sebagaimana bunyinya, Sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia", merupakan landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sila ke-3 memuat 7 butir pengamalan, antara lain sebagai berikut:
Baca juga: Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan menarik lainnya Iswara N Raditya Penulis: Iswara N Raditya Penyelia: Addi M Idhom |