Mengapa yusuf disebut suami maria padahal mereka baru bertunangan

Mengapa yusuf disebut suami maria padahal mereka baru bertunangan

Pada buku berjudul Palungan Menyingkap Kisah Kelahiran karya Joseph.F.Kelly dan The Jesus Dynasty karya James Tabor disebutkan bahwa menurut tradisi mengatakan bahwa orangtua Yesus yakni Maria dan Yusuf memiliki usia yang amat jauh. Dikatakan bahwa saat itu Maria masih berumur antara 11 sampai 14 tahun sementara Yusuf berusia jauh lebih tua yakni 90 tahun meskipun Alkitab tidak pernah menyebutkan berapa usia dari kedua orangtua Yesus tersebut bahkan tidak ada dasarnya pada Alkitab.

Memang pernah terdapat sebuah tradisi Yahudi dimana perempuan dinikahkan saat usia masih sangat muda antara usia 3 sampai 12 tahun. Namun tradisi tersebut muncul pada komunitas Yahudi Ashkenazi pada Abad Pertengahan dan itupun terjadi di Eropa: http://en.wikipedia.org/wiki/Child_marriage#European_Judaism

Padahal jelas kedua orangtua Yesus hidup pada awal abad Masehi yang tentunya jauh sebelum Abad Pertengahan. Maka dari itu mari kita buktikan bahwa Maria tidaklah menikah pada usia dini berdasarkan pada dasar Alkitab karena dengan pernyataan mengenai tidak adanya bukti disebutkannya usia kedua orangtua Yesus sendiri pun masih belum meruntuhkan mengenai pernyataan tersebut. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa setelah Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel, Maria pun mengunjungi saudaranya yakni Elisabeth. Kemudian Maria pun menyatakan suatu pernyataan pujian kepada Tuhan.
Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." (Lukas 1:46-55)
Apakah perkataan tersebut terlihat seperti perkataan Maria masih berusia dini ? Apakah seseorang yang masih berusia demikian sudah dapat berkata sehebat itu ? Tentu tidak bukan. Akan tetapi bagaimana dengan Yusuf yang dikatakan pula berusia sangat tua yakni 90 tahun. Tentunya meskipun Maria dapat dibuktian tidak berusia dini namun tuduhan terhadap Yusuf tersebut tetaplah bertahan dan malah lebih mirip seperti kisah Siti Nurbaya bukan ? Maka dari itu pembuktian tak berjalan sampai disini saja. Seperti yang diketahui bahwa ketika diberitahukan mengenai mengandungnya Maria, sikap Yusuf seperti berikut ini.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (Matius 1:18-19)
Dari sikap Yusuf tersebut amat terlihat sekali bahwa Yusuf tak ada bedanya dengan orang-orang yang masih bertunangan lainnya dan demikian pula dengan usianya. Lagipula disebutkan pula bahwa Yusuf adalah seorang tukang kayu. Jika Yusuf memang berusia seperti yang dituduhkan, kenapa pula dalam Alkitab dikatakan masih menjadi tukang kayu. Seseorang yang berusia renta tentunya sudah tidak akan bekerja lagi dan hidup dengan penghasilan dari ketika masih berusia produktif, bukan ?

Terakhir, ada gosip bahwa pernyataan ini juga terdapat di dalam Ensiklopedia Katolik dan Injil Thomas serta diimani pula oleh umat Katolik. Hal ini sangatlah tidak benar karena pada kedua sumber tersebut tidak pernah diketemukan hal mengenai pernyataan ini dan tentu saja tidak pernah diimani oleh umat Katolik karena buktinya penggambaran Bunda Maria dengan bayi Yesus pun selalu digambarkan Bunda Maria sebagai wanita dewasa dan bukannya gadis usia dini. Bukankah begitu ?


Page 2

Bagi saya hanya ada satu suami teladan. Namanya Yusuf. Beliau suaminya Maria, bapaknya Yesus. Bagi saya ada beberapa alasan mengapa Yusuf saya sebut sebagai suami teladan. Pertama, mencintai. Kedua, memercayai. Ketiga, bertanggungjawab.

Situasinya

Data yang kita miliki mengenai Yusuf, hanyalah data yang ada di dalam Kitab Suci. Di sana diceritakan bahwa Yusuf memiliki seorang tunangan bernama Maria. Kemudian diceritakan bahwa Maria mengandung sebelum mereka berhubungan sebagai suami istri. Hal ini tentu mengagetkan Yusuf. Diceritakan juga bahwa Yusuf ini orang yang lembut hati dan tidak ingin mempermalukan orang lain. Maka dia ingin menceraikan Maria secara diam-diam. Tetapi, ketika Yusuf sedang menimbang-nimbang rencana ini, Tuhan ikut campur. Lewat mimpi, Yusuf diberitahu bahwa janin yang dikandung Maria bukanlah hasil dari benih laki-laki. Tetapi itu dari Roh Kudus. Kemudian Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya.

Mencintai

Yusuf mencintai Maria, istrinya. Juga ketika mereka masih bertunangan atau berpacaran. Saya tidak tahu apakah mereka berpacaran seperti halnya pasangan-pasangan sekarang berpacaran. Tetapi sudahlah, toh saya tidak akan membahas soal gaya Yusuf dan Maria berpacaran. Saya akan berbicara bagaimana Yusuf begitu mencintai Maria.

Tidak ada yang pernah tahu, berapa usia Yusuf ketika melamar Maria. Menurut beberapa sumber, entah itu cerita dari mulut ke mulut atau dari sumber-sumber tingkat kedua. Menurut rumor, Yusuf itu sudah cukup berusia ketika melamar Maria. Ada juga yang mengatakan bahwa Yusuf ini sudah menjadi duda ketika menikah dengan Maria. Catatan yang sungguh kita miliki adalah, Yusuf ini masih dalam keturunan Daud.

Yusuf sangat mencintai Maria. Dari mana saya bisa begitu yakin bahwa Yusuf sangat mencintai Maria? Berdasarkan apa yang terjadi, bukan hanya sebelum mengambil Maria sebagai istri, tetapi juga sikap yang ditunjukkan Yusuf setelah menjadi suami Maria. Sikap seperti apa? Sikap Yusuf yang sangat memercayai Maria. Bagi saya, mencintai berarti memercayai. Kalau tidak ada kepercayaan, maka tidak ada cinta. Jika seseorang mengatakan mencintai, maka dia harus memercayai dia yang dia cintai.

Memercayai

Memercayai adalah bukti utama mencintai. Bukti kepercayaan adalah saat pasangan berada dalam kesulitan. Mari kita lihat kasus Yusuf. Dia mendapati Maria mengandung, padahal mereka belum pernah berhubungan. Yusuf tentu kecewa, tetapi rupanya dia masih cukup waras. Dia tidak kalapmdan marah membabi buta. Dia ingin menceraikan. 

Kata menceraikan ini berarti melepaskan hak. Maria adalah hak Yusuf, tetapi hak itu hendak dilepaskan dan serahkan kepada pria yang mungkin lebih dicintai Maria. Pelepasan hak itu juga hendak dilakukan secara diam-diam. Yusuf tidak mau mempermalukan Maria. Lihatlah betapa baiknya Yusuf. 

Kepercayaan Yusuf itu terbukti ketika dia diberitahu bahwa Maria hamil bukan karena ulah laki-laki. Yusuf percaya. Kemudian dia mengambil Maria sebagai istrinya. Bukan hanya mengambil Maria sebagai istri tetapi sungguh bertanggungjawab sebagai suami. Yusuf mengambil segala risiko sebagai suami Maria. Dia menanggung segala beban yang harus diterima. Dia tidak pernah menyesal bahwa telah setuju menjadi suami Maria, karena dia sungguh percaya bahwa ada rencana Tuhan. Yusuf tidak pernah menyesal dan dia menjalankan semuanya dengan penuh tanggung jawab.

Bertanggung-jawab

Mencintai dibuktikan dengan sikap memercayai. Cinta dan kepercayaan ditunjukkan dengan tanggung-jawab. Menafkahi, melindungi adalah bentuk tanggungjawab. Membawa Maria dan bayi Yesus ke Mesir untuk menghindari kejaran Herodes. Dan masih banyak yang dilakukan oleh Yusuf yang tidak tercatat. Saya tidak ingin membahas lebih banyak soal tanggung-jawab. Saya ingin menunjukkan satu hal yang menarik tentang Yusuf. Dia itu tidak pernah berbicara. Itu data yang kita peroleh dari Kitab Suci

Silence is Gold

Diam itu emas, itu kata pepatah. Yusuf tidak pernah berbicara tetapi dia menjalankan apa yang dia yakini. Ketika dia setuju dengan sesuatu, maka dia menjalankannya dengan sepenuh hati. Hal ini sangat menarik. Karena kebanyakan dari kita lebih suka berbicara. Seperti saya ini contohnya, terlalu banyak berbicara. Sedangkan Yusuf lebih banyak diam dan mendengarkan.

Di sinilah kuncinya, mengapa Yusuf bisa begitu mencintai dan memercayai Maria, karena dia mendengarkan. Mendengarkan bukan hanya kata, tetapi juga perasaan (emosi) dan apa yang tidak terungkap dengan kata dan emosi. Yusuf tidak banyak berbicara, tetapi sungguh aktif mendengarkan. Dia mendengarkan kehendak Tuhan.

Ini sebuah contoh yang sangat baik, bagi saya. Karena, sekali lagi, saya banyak berbicara dan kurang mendengarkan. Sedangkan Yusuf sangat sedikit berbicara dan banyak mendengarkan. Maka Yususf adalah suami idaman, sedangkan saya pasti bukan. Kalau saya masih terus berbicara, saya jadi malu dengan Yusuf, maka saya sudahi saja sampai di sini. Pesan terakhir, mari kita teladani Yusuf. Kalau kita berbicara, hendaklah itu meluap dari apa yang kita dengar dari Tuhan. Seperti Yusuf.

Hong Kong, 19 Maret 2014, 9:44am


Mengapa yusuf disebut suami maria padahal mereka baru bertunangan