Mengapa setiap anak mengalami masa pubertas pada usia yang berbeda

Jika bicara tentang pubertas, apa yang pertama kali muncul di benak para orangtua sekalian? Kapan putra putri Bapak dan Ibu sekalian mulai dianggap puber? Saya yakin jawabannya sangat berbeda-beda. Sebagian besar akan menjawab bahwa tanda anak perempuan sudah mengalami pubertas adalah menstruasi. Lalu bagaimana dengan anak lelaki? Jawabannya jauh lebih bervariasi lagi, mulai mulai dari tumbuh jakun, tumbuh rambut pubis, tumbuh kumis sampai mimpi basah. Nah, apakah jawaban tersebut benar?  Pada artikel kali ini akan dibahas lebih lanjut tentang tanda pubertas dan bagaimana pubertas berlangsung.

Pubertas adalah satu fase yang menjembatani masa anak dengan masa dewasa. Fase transisi ini ditandai dengan berbagai macam perubahan baik dari segi fisik-biologis maupun segi psikis. Fase ini harus dilalui oleh setiap anak supaya menjadi dewasa. Pubertas ditandai dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder dan adanya pacu tumbuh. Awitan pubertas berbeda antara anak perempuan dan lelaki.

Mengapa setiap anak mengalami masa pubertas pada usia yang berbeda

 

Pubertas pada perempuan

Pubertas pada perempuan terjadi lebih awal dibandingkan anak lelaki, yaitu pada usia 8 sampai 13 tahun, dengan reratanya terjadi pada usia 10 tahun. Mulainya pubertas pada anak perempuan ditandai dengan pertumbuhan payudara atau disebut dengan breast budding. Pada tahapan ini payudara tumbuh seperti gunung kecil yang terkadang sakit jika payudaranya bersentuhan dengan baju atau ketika tidak sengaja tersentuh. Bahkan nyeri pada payudara ini  dapat timbul spontan. Jika anak perempuan tumbuh payudara pada usia kurang dari 8 tahun maka kemungkinan anak mengalami pubertas prekoks, sedangkan jika anak perempuan sampai usia 13 tahun belum tumbuh payudara maka disebut mengalami pubertas terlambat.

Perlu diingat lagi bahwa, pubertas pada anak harus terjadi dalam tahapan yang timbul secara berurutan. Pada perempuan, pubertas diawali dengan tumbuhnya payudara diikuti dengan tumbuhnya rambut pubis (rambut kemaluan) dan diakhiri dengan menstruasi (Gambar 1). Jadi menstruasi menunjukkan bahwa pubertas sudah mendekati akhir atau merupakan tahapan akhir pubertas pada perempuan. Tahapan pubertas ini harus berjalan berurutan. Menstruasi tidak akan terjadi jika belum ada pertumbuhan payudara.

Perlu diingat bahwa pada fase pubertas, selain terjadi pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder  juga terdapat fenomena pacu tumbuh atau growth spurt. Pada fase pubertas terjadi percepatan pertumbuhan dan tinggi badan anak akan bertambah lebih cepat. Pada pubertas maka pertambahan tinggi badan maksimal pada anak perempuan adalah 9 cm/tahun, dengan total pertambahan tinggi badan selama pubertas sekitar 20-25 cm.  Pada anak perempuan growth spurt ini dimulai bersamaan dengan mulainya pertumbuhan payudara. Terjadinya menstruasi menunjukkan bahwa pertambahan tinggi badan anak sudah mendekati akhir.

Mengapa setiap anak mengalami masa pubertas pada usia yang berbeda

Pubertas pada lelaki

Lalu bagaimana dengan anak lelaki?  Pubertas pada anak lelaki mulai lebih lambat dibandingkan dengan anak perempuan. Anak lelaki mulai pubertas antara usia 9 tahun sampai 14 tahun. Tanda awal pubertas pada anak lelaki bukanlah tumbuhnya kumis atau rambut pubis atau mimpi basah atau tumbuhnya jakun, tapi ditandai dengan mulai berubahnya volume testis. Jika volume testis sudah mencapai 4 mL maka anak lelaki dikatakan mulai mengalami pubertas.

Tahapan pubertas pada anak lelaki ini juga harus berjalan secara berurutan atau runut. Pubertas dimulai dengan pertambahan volume testis kemudian disusul dengan pertumbuhan rambut pubis, kemudian dilanjutkan dengan growth spurt atau pacu tumbuh. Timbulnya jerawat, adanya jakun dan kumis menunjukkan bahwa pubertas sudah mencapai tahapan yang lanjut. Lalu kapan terjadinya mimpi basah? Terjadinya mimpi basah ini menunjukkan mulai aktifnya proses spermatogenesis dan seperti halnya menstruasi pada anak perempuan maka mimpi basah ini terjadi pada tahap akhir pubertas. Mimpi basah bukanlah tanda awal pubertas. Jika pada usia 14 tahun anak belum mengalami pertambahan volume testis maka anak lelaki disebut mengalami keterlambatan pubertas, sedangkan jika sebelum 9 tahun sudah terdapat tanda-tanda seks sekunder maka disebut mengalami pubertas prekoks.

Seperti halnya pada perempuan, pada lelaki saat pubertas juga terjadi pacu tumbuh atau growth spurt. Pada pubertas maka pertambahan tinggi badan maksimal pada anak lelaki adalah 10 cm/tahun, dengan total pertambahan tinggi badan selama pubertas adalah 25-30 cm. Pertambahan tinggi badan pasda saat pubertas ini pada lelaki lebih tinggi daripada perempuan.

Ada hal yang berbeda bermakna dalam pubertas lelaki dan perempuan, yaitu perbedaan terjadinya pacu tumbuh atau growth spurt. Pada perempuan awitan pubertas dan timbulnya pacu tumbuh terjadi lebih awal jika dibandingkan lelaki. Pubertas pada lelaki terjadi lebih lambat daripada perempuan, begitu pula pacu tumbuh anak lelaki juga tahapan yang lebih lambat dibandingkan perempuan. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya suatu fenomena dimana anak perempuan lebih tinggi dan lebih matur daripada anak lelaki, tetapi pada akhirnya anak lelaki memiliki tinggi akhir (dewasa) yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.

Dengan mengetahui tanda-tanda pubertas normal dan kapan terjadinya pubertas maka diharapkan orangtua mampu mendeteksi apakah pubertas pada anaknya berjalan normal atau tidak. Kemampuan untuk mengetahui kapan terjadinya awitan pubertas pada lelaki dan perempuan memungkinkan untuk mendeteksi adanya penyimpangan atau kelainan pubertas pada anak sehingga dapat dilakukan evaluasi secara menyeluruh sehingga memungkinkan dilakukannya terapi yang optimal.

Penulis: Frida Soesanti

Divisi Endokrinologi Anak, FKUI-RSCM

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.

Perubahan fisik di masa pubertas bisa berbeda pada anak laki-laki dan perempuan. Salah satunya anak perempuan akan mulai mengalami menstruasi dan anak laki-laki mulai tumbuh jakun di lehernya.

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Anak laki-laki mengalami perubahan suara dan pertumbuhan jakun saat pubertas

Pubertas adalah fase terjadinya perubahan pada tubuh saat anak-anak beranjak dewasa. Pada masa pubertas, banyak perubahan yang akan terjadi, baik pada anak perempuan atau laki-laki. Perubahan tersebut tidak saja sebatas perubahan fisik saja, tetapi juga perubahan secara emosional.Ada perbedaan perubahan fisik yang terjadi pada anak laki-laki dan anak perempuan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan hormon yang ada di dalam tubuh. Cepat atau lambatnya perubahan fisik pada masa pubertas juga ditentukan oleh kinerja hormon di dalam tubuh masing-masing anak.

Perubahan fisik anak perempuan pada masa pubertas

Masa pubertas pada anak perempuan bisa dimulai saat menginjak usia 8-13 belas tahun. Namun, sering kali perubahan fisik pertama kali terjadi di sekitar usia 10 -11 tahun. Perubahan ini dapat terus berlanjut hingga usia 18 tahun.Ketika anak perempuan akan mengalami pubertas, ovarium atau indung telur akan membesar dan memproduksi dua jenis hormon. Hormon tersebut bernama estrogen dan progesteron. Kedua hormon inilah yang akan menyebabkan perubahan fisik pada anak perempuan.Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan saat pubertas, di antaranya:
  • Tubuh tumbuh semakin tinggi, berat, dan kuat
  • Payudara yang semakin besar
  • Alat reproduksi, seperti vagina, rahim, dan tuba falopi, mulai berkembang
  • Tubuh mulai terbentuk seperti wanita dewasa, misalnya pinggang, panggul, dan bokong yang mulai membesar
  • Mulai tumbuh rambut di kemaluan dan area lainnya, seperti ketiak, kaki, dan lengan
  • Mulai mengalami keputihan
  • Mulai mengalami menstruasi
  • Bertambahnya produksi keringat
  • Kulit menjadi lebih berminyak. Jika tidak dirawat dengan baik, kondisi ini akan memicu pertumbuhan jerawat.
Setelah melalui masa pubertas, anak perempuan akan mulai mengalami menstruasi secara rutin. Oleh sebab itu, sebagai orangtua, penting untuk menjelaskan kepada anak tentang menstruasi dan konsekuensinya.

Perubahan fisik anak laki-laki pada masa pubertas

Masa pubertas pada anak laki-laki dapat dimulai saat usia 10- 15 tahun. Biasanya masa pubertas anak laki-laki mulai lebih lambat dari perempuan. Anak lak-laki umumnya pertama kali mengalami perubahan fisik saat berusia 11-12 tahun.Perubahan fisik pada anak laki-laki dipengaruhi oleh hormon testosteron. Hormon ini dihasilkan oleh testis. Pada masa pubertas, hormon testosteron akan meningkat drastis.Setelah produksi testosteron mencapai tahap yang cukup tinggi, hormon ini akan mulai memproduksi sperma. Perubahan fisik anak laki-laki lainnya pun akan terjadi, seperti:
  • Tubuh anak laki-laki akan semakin tinggi, berat, dan kuat
  • Otot-otot semakin besar
  • Dada dan bahunya semakin lebar (bidang)
  • Mulai tumbuh rambut di kemaluan, ketiak, lengan, dan kaki
  • Mulai tumbuh rambut di wajah, seperti kumis, janggut, dan jambang
  • Mengalami perubahan suara yang diawali dengan suara sering serak
  • Mulai tumbuh jakun di lehernya
  • Penis dan testis semakin besar
  • Lebih sering terjadi ereksi, kadang tanpa alasan
  • Mulai mengalami ejakulasi khususnya setelah mengalami mimpi basah
  • Bertambahnya produksi keringat
  • Kulit menjadi lebih berminyak. Kondisi ini bisa menimbulkan jerawat jika tidak dirawat dengan baik.

Dukungan orangtua kepada anak di masa pubertas

Pubertas bisa menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak dan orangtua. Selain perubahan fisik, pubertas juga menyebabkan perubahan emosi. Jangan heran jika ada kalanya anak menjadi pemurung atau mengalami perubahan perilaku.Beberapa anak bisa merasa tidak aman dan nyaman dengan perubahan yang terjadi padanya. Misalnya, anak perempuan dapat mengalami perubahan suasana hati saat menstruasi, atau anak laki-laki merasa minder karena jerawatnya atau hal lain terkait kondisi mereka.Penting sekali bagi orangtua untuk bertanya dan mendengarkan. Cobalah untuk memberikan reaksi dengan penuh kesabaran dan pengertian. Bicarakan tentang perubahan fisik dan emosi tersebut, lalu yakinkan kepada anak bahwa semua itu adalah bagian normal dari tahap kedewasaan.Ajarkan pula beberapa hal yang diperlukan saat anak mengalami perubahan fisik karena pubertas, seperti:
  • Menjaga kebersihan tubuh agar tidak bau badan
  • Merawat wajah agar tidak berjerawat
  • Gigi geraham kedua biasanya tumbuh pada usia 13 tahun, pastikan anak selalu menjaga kesehatan giginya
  • Jika diperlukan, anak laki-laki bisa bercukur
  • Ajarkan untuk menjaga kebersihan organ intim saat anak perempuan menstruasi.
Apabila ada sesuatu yang dirasa sangat mengganggu oleh anak dan juga Anda sebagai orangtua, ada baiknya konsultasikan hal tersebut dengan dokter.Jika Anda punya pertanyaan seputar perubahan fisik di masa pubertas, jangan ragu untuk tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store maupun Google Play.

anak praremajapubertas

Family Planning. https://www.familyplanning.org.nz/advice/understand-your-body/changes-at-puberty
Diakses 28 September 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/parenting/stages-of-puberty
Diakses 28 September 2020
Raising Children. https://raisingchildren.net.au/pre-teens/development/puberty-sexual-development/physical-changes-in-puberty
Diakses 28 September 2020

Posyandu remaja adalah kegiatan berbasis kesehatan yang diperuntukkan khusus untuk remaja. Kegiatan ini akan membahas mengenai kesehatan fisik dan mental dengan tujuan membantu perkembangan remaja.

17 Jun 2020|Adhenda Madarina

Merasa tertekan dengan aturan dalam keluarga menjadi salah satu penyebab anak kabur dari rumah. Komunikasi yang baik bisa menjadi cara mengatasinya.

19 Okt 2021|Yanita Nur Indah Sari

Pembengkakan payudara umumnya disebabkan oleh fluktuasi hormon. Namun, tidak menutup kemungkinan payudara bengkak juga disebabkan oleh penyakit seperti mastitis dan tumor.

Dijawab Oleh dr. Lizsa Oktavyanti

Dijawab Oleh dr. Denny Sutanto

Dijawab Oleh dr. R. H. Rafsanjani