Mengapa sebagian masyarakat masih khawatir untuk mengkonsumsi hasil tanaman transgenik

Tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya disebut tanaman transgenik. Namun sekarang ini telah ditemukan bahwa tanaman transgenik dapat merusak lingkungan, karena dapat merusak ekosistem.

Apa yang kalian tahu dengan tanaman transgenik?

Secara ontologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika melalui transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman sebelumnya.

Mengapa pemanfaatan pangan transgenik masih menjadi kontroversi di tengah masyarakat?

Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi perekonomian global. …

Apa yang dimaksud dengan tanaman transgenik berikan contohnya?

1. tanaman trangenik adalah tanaman yg dimodifikasi untuk keperluaan manusia.contoh.. padi,jagung,kapas,tembakau,kentang dan tomat. 2.hewan transgenik adalah hewan yg memiliki satu atau lebih gen yg telah diperkenalkan sel nonproductivenya.contoh..

Apa yang dimaksud dengan mikroba transgenik?

Organisme transgenik adalah organisme yang diperoleh dengan mengubah susunan genetik dari organisme dan menghasilkan individu yang unik atau sifat-sifat yang tidak mudah diperoleh melalui teknik pemuliaan konvensional.

Mengapa sebagian masyarakat masih khawatir untuk mengkonsumsi hasil tanaman transgenik?

Sebagian masyarakat masih khawatir untuk mengonsumsi hasil tanaman transgenik karena dalam tanaman transgenik terdapat kombinasi gen baru yang dapat memicu timbulnya penyakit. Namun, penyakit tersebut hanya timbul pada seseorang yang sensitif terhadap zat yang dihasilkan dalam tanaman transgenik.

Bagaimana penemuan tanaman transgenik?

Sejarah penemuan tanaman transgenik dimulai pada tahun 1977 ketika bakteri Agrobacterium tumefaciens diketahui dapat mentransfer DNA atau gen yang dimilikinya ke dalam tanaman. Pada tahun 1983, tanaman transgenik pertama, yaitu bunga matahari yang disisipi gen dari buncis (Phaseolus vulgaris) telah berhasil dikembangkan oleh manusia.

Apakah tanaman transgenik merupakan produk rekayasa genetik?

Tanaman transgenik merupakan produk rekayasa genetika atau modifikasi dengan adanya perpindahan gen yang berasal dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman dengan tujuan untuk memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul lebih baik dibandingkan tanaman sebelumnya.

Siapa tanaman transgenik yang masih dalam tahap penelitian?

Pengembangan tanaman transgenik di Indonesia meliputi jagung (Jawa Tengah), kapas (Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan), kedelai, kentang, dan padi (Jawa Tengah). Sementara itu, tanaman transgenik lainnya yang masih dalam tahap penelitian di Indonesia adalah kacang tanah, kakao, tebu, tembakau, dan ubi jalar.

Apakah tanaman kapas transgenik dengan kandungan BT?

Tanaman kapas transgenik dengan kandungan Bt atau Bacillus thringiensis merupakan insektisida yang mudah dan mendapatkan pendapatan pertanian dan bermanfaat bagi lingkungan. Penyerbukan silang bisa terjadi pada jarak yang cukup jauh hingga beberapa kilo meter.

Jelaskan dampak negatif rekayasa genetika bagi lingkungan.

  • menimbulkan penyakit baik pada manusia ,hewan ,maupun tumbuhan.
  • mengganggu ekosistem ,seperti menurunkan jumlah populasi yang ada di alam ,perubahan dalam siklus alam dan interaksi sesama mereka.
  • terjadinya transfer sifat genetis baru ke spesies lain.

Mengapa rekayasa genetika penting?

Rekayasa genetika berpotensi memperbaiki kelainan genetik pada manusia dengan mengganti gen yang rusak dengan gen yang baik. Proses ini menjadi sebuah alat yang penting dalam penelitian yang memungkinkan fungsi spesifik suatu gen menjadi bahan penelitian.

Mengapa tanaman transgenik masih menjadi kontroversi?

Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi perekonomian global.

Apa dampak negatif dari bioteknologi?

di bawah ini beberapa dampak negatif bioteknologi yang perlu diketahui, antara lain: keseimbangan alam akan terganggu karena adanya pelepasan organisme transgenik ke lingkungan. Adanya teknologi kloning pada tumbuhan maupun binatang yg membentuk keturunan yang sama akan mengurangi keanekaragaman organisme.

Mengapa rekayasa genetika penting dalam bidang pertanian?

Rekayasa Genetika Tanaman Tujuan pembuatan tanaman transgenik adalah untuk mendapatkan tanaman yang unggul dari tanaman aslinya. Pada awal pembuatannya, tanaman transgenik digunakan untuk mengatsi masalah pangan dunia.

Apa keuntungan penggunaan rekayasa genetika?

Keunggulan rekayasa genetik adalah mampu memindahkan materi genetik dari sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih singkat. Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai organisme maupun produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.

Mengapa tanaman transgenik dapat berdampak negatif terhadap lingkungan?

Jawaban. karena apabika tanaman transgenik membuahi tanaman asli atau plasma nutfah maka akan dihasilkan hibrida atau silangan lain yang berbeda dari tanaman asli sehingga menyebabkan tanaman asli tidak menghasilkan generasi yang sama seperti induk.

Mengapa sebagian masyarakat masih khawatir untuk mengkonsumsi hasil tanaman transgenik?

Jawaban. Sebagian masyarakat masih khawatir untuk mengonsumsi hasil tanaman transgenik karena dalam tanaman transgenik terdapat kombinasi gen baru yang dapat memicu timbulnya penyakit. Namun, penyakit tersebut hanya timbul pada seseorang yang sensitif terhadap zat yang dihasilkan dalam tanaman transgenik.

Apa dampak negatif dari bioteknologi bagi lingkungan?

Meskipun bioteknologi sangat bermanfaat dalam menciptakan bibit-bibit unggul, penerapan bioteknologi juga mempunyai dampak negatif bagi lingkungan. Salah satu dampak negatif penerapan bioteknologi adalah adanya tanaman transgenik, yang dapat membuat tanaman varian aslinya menjadi langka.

Admin distan | 12 November 2014 | 27798 kali

Mengapa sebagian masyarakat masih khawatir untuk mengkonsumsi hasil tanaman transgenik

Oleh Ir. IGA. Maya Kurnia, M.Si/PP Madya Distanak Kab. Buleleng

Keterangan Gambar Contoh Tanaman Transgenik Kol Beracun : Menciptakan Kol Beracun, dimana para ilmuwan baru-baru ini telah mengambil gen yang bertugas memprogram racun pada ekor kalajengking dan mencari cara untuk menggabungkannya dengan kol. Untuk mengurangi penggunaan pestisida sekaligus mencegah ulat merusak tanaman kol. Kol yang dimodifikasi secara genetik ini akan memproduksi racun kalajengking yang bisa membunuh ulat ketika ulat-ulat tersebut menggigit daunnya—namun racun tersebut telah dimodifikasi sehingga tidak membahayakan manusia.

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme penggangu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemulian tanaman. Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia dan mempengaruhi perekonomian global.  Seperti telah diketahui bahwa tanaman transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuknya maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba atau virus untuk tujuan tertentu. Secara biologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika melalui transformasi makhluk hidup lain kedalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman sebelumnya.  Proses  pembuatan tanaman transgenik sebelum dilepas ke masyarakat telah melalui hasil penelitian yang panjang, studi kelayakan dan uji lapangan dengan pengawasan yang ketat, termasuk analisis dampak lingkungan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Cara pembuatan tanaman transgenik adalah gen yang telah diisolasi dan kemudian dimasukkan kedalam sel tanaman. Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen tersebut dapat dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen. Tanaman pembawa gen ini kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman transgenik karena ada gen asing yang telah dipindahkan dari makhluk hidup lain ke tanaman tersebut.Tujuan membuat tanaman transgenic tidak lain adalah memindahkan gen untuk mendapatkan organisme baru yang memiliki sifat lebih baik.Hasilnya saat ini sudah banyak jenis tanaman transgenik misalnya : selain pada kol, juga jagung, kentang, kacang, kedelai dan kapas.  Keunggulan dari tanaman transgenik umumnya adalah tahan terhadap serangan hama. Rekayasa genetika seperti pembuatan tanaman transgenik dilakukan untuk kesejahhteraan manusia.  Akan tetapi muncul dampak yang tidak diinginkan yaitu dampak negatif dan positif. Dampak Positif Tanaman Transgenik : (1.)Dapat menghasilkan produk labih dari sumber yang labih sedikit, (2.)Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi llingkungan ekstrem akan  memperluas daerah                                                    pertanian mengurangi bahaya kelaparan, (3.)Makanan dapat menjadi lezat dan menyehatkan Dampak Negatifnya, dengan  terjadinya transfer genetik didalam tubuh  organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh transfer gen tertentu dari ikan kedalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan dan dikhawatirkan dapat menintroduksi alergen. Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi gen.  Produk teknologi tersebut berupa organisme transgenik atau organisme hasil modifikasi genetic.  Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atapun produknya yang dikenal dikalangan masyarakat luas.  Beberapa diantaranya bahkan telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.  Seperti pada bidang pertanian, melalui cara transgenik telah ditemukan sejumlah transgenik seperti tomat, tembakau dll.  Dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya perlambatan pematangan buah dan resistensi terhadap hama dan penyakit tertentu. Pada dasarnya  rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi kualitas dan upaya penanganan pasca panen serta prosesing hasil pertanian.  Peningkatan produksi pangan melalui revolusi hijau.  Di samping itu, kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga dapat ditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan secara nyata. Adapun dampak positifnya adalah untuk menciptakan keanekaragaman hayati yang lebih tinggi.  Contoh lain pada tanaman anggrek transgenik dengan masa kesegaran bunga yang lama .Demikian juga telah dihasilkan. Beberapa jenis tanaman bunga transgenik  lainnya dengan warna bunga yang diinginkan . Pengaruh lainnya terhadap keanekaragaman hayati terutama di daerah pertanian intensif, terutama di belahan bumi utara, pertanian merupakan faktor manajemen lingkungan yang signifikan, dan banyak keanekaragaman hayati pada negara-negara itu ada pada lapangan pertanian budidaya (Krebs et al., 1999). Oleh karena itu, perubahan pola manajemen pertanian memiliki konsekuensi yang signifikan bagi keanekaragaman hayati di negara-negara tersebut. Sedangkan pengaruhnya terhadap musuh alami seperti contoh pada tanaman tahan insekta targetnya adalah untuk mengurangi kepadatan serangga tertentu yang makan tanaman itu. Akan tetapi, serangga ini juga berfungsi sebagai mangsa dari berbagai musuh alami. Pengaruh potenial yang penting dari tanaman transgenik adalah konsekuensi dari terjadinya perubahan keberadaan dan kepadatan mangsa bagi musuh alami. Jika kepadatan mangsa berkurang, maka pengaruh aliran langsungnya adalah berkurangnya juga kepadatan musuh alami mereka. Kentang transgenik yang mengendalikan kumbang kentang Colorado mungkin bertanggung jawab atas penurunan predator kumbang tanah (Riddick et al., 1998). Kumbang dewasa, ketika diberi kutu daun yang dipelihara pada kentang transgenik (mengekspresikan lektin snowdrop), mengalami pengaruh negatif. Betina dewasa (tapi tidak yang jantan) umurnya berkurang, peletakan telur dan viabilitas telur menurun (Birch et al, 1999.). Dipandang dari segi manfaat ekologi potensial, dimana hasil evaluasi dampak lingkungan dari organisme transgenik sering berpusat pada risiko yang menyertainya. Hal ini dapat dibenarkan, karena setiap, teknologi baru dalam skala besar memang memiliki risiko dan konsekuensi yang tidak terduga. Namun, sejumlah argumen memperlihatkan adanya dampak lingkungan positif dari produksi skala besar tanaman transgenik (Wolfenbarger dan Phifer, 2000). Sedangkan dalam kegiatan mengurangi dampak lingkungan dari pestisida dimana herbisida dan pestisida memiliki potensi bahaya bagi pencemaran lingkungan, sementara tanaman transgenik dapat menurunkan penggunaan bahan kimia berbahaya bagi lingkungan untuk mengendalikan gulma dan hama. (Wolfenbarger dan Phifer, 2000). Jika hasil panen meningkat, maka sedikit daerah budidaya diperlukan untuk menghasilkan jumlah pangan yang dibutuhkan oleh manusia. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya tekanan terhadap lahan yang belum ditanami dan memungkinkan bisa lebih banyak lahan dibiarkan untuk konservasi. Manfaat lingkungan yang potensial ini mungkin sangat besar terjadi di negara-negara berkembang di mana sebagian besar peningkatan produksi pertanian dihasilkan dari pembukaan daerah-daerah baru.  Tanaman toleran herbisida memungkinkan petani untuk meninggalkan penggunaan herbisida pra tumbuh. Pergeseran ke pengendalian gulma pascatumbuh ini dapat meningkatkan praktek pengolahan tanpa olah dan konservasi tanah, menurunkan erosi tanah, kehilangan air, dan meningkatkan bahan organik tanah (Cannell dan Hawes, 1994). Berbagai tanaman transgenik telah diproduksi dengan menggunakan berbagai teknik. Tanaman ini berinteraksi dengan organisme lain dan lingkungan pertanian. Akan tetapi, budidaya tanaman ini menjadi bahan perdebatan. Berbagai pertanyaan tentang faktor risiko telah diajukan oleh banyak penulis, misalnya masalah yang terkait dengan konsekuensi dari perlarian gen, dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati, musuh alami, penyerbuk, organisme tanah, pengurai dan berbagai organisme bukan-sasaran. Di sisi lain, pendukungnya memberikan penekanan dalam mendukung tanaman transgenik dan mengemukakan manfaatnya, misalnya berkurangnya dampak lingkungan dari pestisida dan insektisida, meningkatnya hasil, konservasi tanah dan air, dan fitoremediasi. Sumber : Birch, A.N.E., Geoghean, I.E., Majerus, M.E.N., McNicol, J.W., Hackett, C.A., Gatehouse, A.M.R. et al.. (1999). Tri-trophic interactions involving pest aphid, predatory 2-spot ladybirds and transgenic potatoes expressing snowdrop lectin for aphid resistance. Molecular Breeding, 5, 75-83. Cannell, R.Q. & Hawes, J.D. (1994). Trends in tillage practices in relation to sustainable crop production with special reference to temperate climates. Soil Tillage Research, 30, 245 – 282. Krebs, J.R., Wilson, J.D., Bradbury, R.B. & Siriwardena, G.M. (1999). The second silent spring. Nature, 400, 611-612. Riddick, E.W., Dively, G. & Barbosa, P. (1998). Effect of a seed-mix deployment of Cry3 A transgenic and non transgenic potato on the abundance of Lebia grandis (Coleoptera : Carabidae) and Coleomegilla maculata (Coleoptera : Coccinellidae). Annals of Entomology Society of America, 91, 647 – 653. Wolfenbarger, L.L. & Phifer, P.R. (2000). The ecological risks and benefits of genetically engineered plants. Science, 290, 2088­2093.

Tulisan lain di website tanaman transgenic.