Mengapa penggunaan energi listrik yang berlebihan bisa berdampak buruk untuk lingkungan?

Efisiensi Penggunaan Alat Elektronik

Mengapa penggunaan energi listrik yang berlebihan bisa berdampak buruk untuk lingkungan?
2014 Merdeka.com/shutterstock.com/Dmitriy Karelin

Terkadang kita tidak sadar apabila kita menggunakan alat elektronik secara berlebihan. Banyak kegiatan manusia saat ini yang sangat bergantung dengan alat elektronik. Alat-alat elektronik tersebut seperti lampu, televisi, mesin cuci, air conditioner/AC, kipas angin, komputer, dan lain sebagainya.

Beberapa langkah yang dapat diterapkan antara lain matikan lampu ketika tidak dipakai seperti pada saat larut malam dan siang hari. Pada saat siang hari, manfaatkan semaksimal mungkin sinar matahari yang masuk ke dalam rumah. Selain itu, kegiatan mencuci baju dapat dilakukan ketika dalam kapasitas maksimal sehingga penggunaan air dan listrik dapat ditekan secara maksimal.

Efisiensi penggunaan elektronik juga dapat dilakukan dengan mencabut saklar dan kabel alat-alat elektronik seusai dipakai. Jangan membiarkan kabel tetap tertancap pada stop kontak.

BACA JUGA:
Tangkal pemanasan global, ilmuwan akan 'membajak' langitMelawan pemanasan global akan membuat langit jadi lebih cerah?

Meskipun alat elektronik tersebut tidak terpakai, namun apabila kabel tetap tertancap pada stop kontak, maka akan tetap ada aliran listrik. Maka dari itu, untuk mengurangi penyebab pemanasan global, bijaklah dalam menggunakan alat-alat elektronik.

3 dari 6 halaman

Mengapa Kita Perlu Menghemat Energi?

Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan manusia agar dapat melakukan usaha. Penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan naiknya permintaan pasokan energi yang sebagian besar dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Namun, penggunaan bahan bakar fosil menimbulkan pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim. Ketika bahan bakar fosil dibakar, karbon dioksida dilepaskan ke udara lalu memerangkap panas di atmosfer sehingga menyebabkan pemanasan global.

Advertising
Advertising

Karbon dioksida termasuk gas rumah kaca, yaitu gas yang menyerap dan memancarkan panas. Peningkatan gas rumah kaca membuat suhu Bumi tidak seimbang. Gas ini memerangkap panas dan meningkatkan suhu rata-rata Bumi sehingga disebut efek rumah kaca.

Baca Juga

  • Pengertian Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya

Menurut Komisi Eropa, faktor utama pendorong perubahan iklim adalah efek rumah kaca. Dunia diprediksi mengeluarkan 36,4 gigaton karbon dioksida pada tahun 2021, menurut laporan Global Carbon Project (GCP).

Hal tersebut berdampak pada kenaikan suhu rata-rata Bumi. Pada November 2021, suhu di atas permukaan daratan dan lautan naik sebesar 0,91°C, tertinggi keempat untuk bulan November sejak pencatatan suhu global dimulai pada tahun 1880.

Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA), suhu Bumi yang naik menyebabkan gelombang panas lebih sering terjadi dan bertahan lebih lama. Gelombang ini dapat menyebabkan penyakit, seperti kram dan stroke panas, hingga kematian.

Mengapa penggunaan energi listrik yang berlebihan bisa berdampak buruk untuk lingkungan?

Kenaikan temperatur Bumi juga dapat menyebabkan reaksi berantai di seluruh dunia. Hal ini mempengaruhi lautan, pola cuaca, salju dan es, serta tumbuhan dan hewan. Temperatur yang lebih tinggi juga memperburuk kejadian bencana alam, termasuk badai, gelombang panas, banjir, dan kekeringan.

Oleh sebab itu, kita perlu menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita dapat mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim sehingga tercipta lingkungan hidup yang lebih sehat bagi orang-orang di seluruh dunia.

Baca Juga

  • 16 Cara Menghemat Energi Listrik di Rumah dan Keuntungannya