Mengapa kita harus saling rukun dan tolong menolong

Admin prokomsetda | 02 Agustus 2021 | 1066 kali

“ Hidup Rukun dan Tolong Menolong dalam Suasana Pandemi Covid 19 ”

Disusun Oleh:

MASNA M. HAMUNTA,S.Pd.I

NIP. 19690329 199112 2 001

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SIGI

PROVINSI SULAWESI TENGAH

MADRASAH IBTIDAIYAH DDI LONJA

Alamat: Jl. Poros Palu-Kulawi Km. 26 Lonja Desa Sibowi

2020

Latar Belakang

Pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung hampir 4 bulan. Selama itu, masyarakat diimbau untuk tetap tinggal di rumah. Tak terkecuali anak sekolah. Tentu hal ini menjadikan rasa kangen bagi siswa untuk kembali berkumpul dengan teman-teman di sekolah.

Apapun musibah yang dialami, aktifitas kehidupan keseharian harus tetap berjalan. Bekerja dari rumah yang lebih sering disebut Work From Home (WFH) dan Belajar Dari Rumah (BDR) menjadi keniscayaan yang harus dijalani dalam beberapa waktu terakhir ini. Pemerintah Indonesia pun sudah mengeluarkan kebijakan untuk meniadakan pertemuan face to face atau belajar dalam bentuk tatap muka bagi peserta didik.

Hidup Rukun dalam Perbedaan Menjaga kerukunan sangat penting dalam kehidupan manusia. Hidup rukun artinya hidup saling menghormati, menghargai, dan tidak saling bertengkar. Tidak ada yang merasa lebih istimewa ketimbang yang lain. Sebab, setiap orang istimewa. Setiap orang harus dihargai dan diperlakukan dengan hormat. Kerukunan harus diciptakan di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat walaupun di tengah pandemic Covid 19 yang melanda dunia.

Menurut KKBI, bahwa gotong royong adalah bekerja bersama-sama ( tolong-menolong, bantu-membantu) diantara anggota-anggota suatu komunitas.

Wabah corona ini merupakan ujian bagi kita semua, untuk terus saling gotong royong (tolong-menolong) dan memperkuat solidaritas antar sesama. Para ilmuwan diharapkan segera bisa mendapatkan vaksin, para dokter diharapkan terus semangat dalam menghadapi pasien, dan masyarakat diharapkan juga tetap menerapkan ‘social distancing’ dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencegah penyebaran virus covid-19, beberapa daerah termasuk daerah Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah menghentikan sementara proses pembelajaran di sekolah. Semua siswa diwajibkan belajar di rumah mulai 17 Maret sampai dengan Juni 2020.

Dalam kondisi darurat atau pandemic Covid-19, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara maksimal seperti biasanya, namun demikian siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran. Pada masa darurat Covid-19, madrasah telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-masing madrasah baik dengan menggunakan Moda Daring maupun Moda Luring.

Belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi atau target kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa.

B.   Sintaks Pembelajaran WhatsApp (WA)

Sintaks atau langkah-langkah pembelajaran Moda Daring Google Classroom adalah sebagai berikut:

1.    Persiapan

a.   Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar pembelajaran berjalan sistematis.

b.  Guru membuat Group WhatsApp untuk mengirim materi kepada peserta didik.

c.   Siswa mendownload aplikasi WhatsApp melalui Playstore agar peserta didik bergabung dengan guru

d.  Peserta didik membuat group WA dan guru tergabung didalamnya, fasilitas ini digunakan oleh guru untuk mengirim materi kepada peserta didik.

e.   Karena Pembelajaran Moda Daring WhatsApp ini menggunakan Pendekatan Saintifik, model Pembelajaaran Problem Based Learning (PBL) dan Metode Diskusi melalui WhatsApp, maka siswa bisa membentuk Kelompok Belajar Virtual (KBV) dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

2.    Pelaksanaan

1.  Guru menyiapkan bahan ajar yang akan diunggah atau disebarkan kepada siswa melalui media atau aplikasi pembelajaran yang dipilih .

2.  Guru menentukan media belajar yang sesuai dengan kondisi siswa   

agar belajar di rumah dapat berjalan secara efektif. Dalam hal ini  media yang dipilih

3.  Guru mengunggah media pembelajaran berupa modul, tutorial, video, latihan soal, lembar kerja siswa ke media yang telah ditetapkan atau disepakati bersama.

4.  Guru wajib memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan siswa.

5.  Guru memeriksa dan melakukan evaluasi atas proses pembelajaran daring atau belajar di rumah,  ini bertujuan untuk mendapatkan umpan balik hasil pembelajaran.

3.    Penutup

Guru menyampaikan ungkapan apresiasi, kata-kata sanjungan kepada seluruh siswa atas partisipasi mereka dalam pembelajaran Moda Daring melalui kolom komentar yang ada di aplikasi WhatsApp (WA) agar siswa tetap aktif, semangat dan termotivasi

C.    Suasana Hati Pada Saat Kegiatan Pembelajaran

Pada awal kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) diterapkan terkait pandemi atau darurat Covid-19 menimbulkan suasana kebatinan harap-harap cemas apakah akan berjalan sukses atau tidak karena belum terbayangkan sebelumnya suatu saat akan ada kegiatan pembelajaran seperti saat ini, apalagi belum ada panduan kurikulumnya. Namun seiring berjalannya waktu dan terbitnya panduan kurikulum darurat kegiatan belajar dari rumah mulai terbiasa dan berjalan terarah. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa muncul kerinduan peserta didik dan para guru untuk belajar dengan tatap muka seperti biasa menimbulkan kegelisahan tersendiri

D.    Tanggapan Orang Tua, Guru dan Siswa

1.    Tanggapan Orang Tua siswa

Kegiatan belajar dari rumah dimasa darurat atau pandemi Covi-19 ini, pada awal tidak dipahami oleh orang tua siswa, mereka beranggapan seolah-olah suasana darurat ini semua siswa diliburkan. Namun seiring waktu berjalan setelah terkomunikasikan secara baik dengan orang tua siswa mereka baru memahami bahwa dalam suasana darurat Covid-19 pembelajaran tetap berjalan namun belajar dari rumah. Orang tua siswa juga sangat bersyukur dengan adanya kegiatan belajar dari rumah karena mereka beralasan bahwa dengan adanya kegiatan belajar dari rumah secara online anak-anak mereka memanfaat HP untuk kepentingan pembelajaran bukan hanya untuk main game atau hal lain yang tidak penting.

2.    Tanggapan Guru

Sementara itu para guru berpendapat bahwa pembelajaran online dari rumah semakin memacu para guru untuk menguasai IT karena trend pembelajaran dan penilaian saat ini sudah berbasis online. Pembelajaran online dari rumah juga menimbulkan tantangan dan kegelisahan tersendiri bagi guru, hal ini terkait dengan penguasaan IT, sarana yang dimiliki siswa (HP Android, Laptop) akses internet, kuota atau pulsa data serta kondisi geografis

3.    Tanggapan Siswa

Pembelajaran Moda Daring pada dasarnya sangat diminati oleh siswa karena aktifitas dalam dunia maya yang memanfaatkan IT (HP , Laptop) saat ini sudah merupakan bagian dari “life style” atau gaya hidup mereka. Kebiasaan mereka bergelut dengan aktiftas dunia maya tidak bisa dihentikan sehingga arahan dari orang tua maupun guru untuk memanfaatkan HP Android dan Laptop secara sehat dalam aktifitas online menjadi penting

E. Kelebihan dan Kekurangan Moda Daring WhatsApp (WA)

1.    Kelebihan

a.     Guru dapat memantau kegiatan belajar siswa

b.     Fitur aplikasinya cukup lengkap

c.     Mudah diakses oleh siswa

2.    Kekurangan

a.     Membutuhkan akses internet yang memadai

b.     Ketersediaan sarana (HP , Laptop) dan pulsa data terbatas

c.     Masih ada orang tua memiliki kompetensi IT sehingga tidak bisa membimbing atau mendampingi anaknya belajar dengan Moda Daring

F.    Penutup

a.   Simpulan

Pembelajaran Moda Daring WhatsApp (WA) dapat menjadi salah satu solusi dalam memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik meskipun dalam situasi darurat.

b.   Saran

Pemerintah dan stakeholder lainya perlu menyiapkan akses internet keseluruh wilayah dimana madrasah atau sekolah berada serta bantuan sarana pembelajaran online kepada peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi bukan hanya untuk menghadapi pandemi Covid-19 tetapi juga untuk mengahadapi darurat bencana-bencana lainya karena seluruh wilayah di Indonesia

sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/hidup-rukun-dan-tolong-menolong/