Pekanbaru (15/3)_Pagi ini citra satelit NOAA 18 memantau hotspot di 16 titik, antara lain di Bengkalis 3 titik, Dumai 1, Inhil 11, dan Meranti 1. Kabut asap masih menyelimuti Riau khususnya wilayah Rohil, Bengkalis, Siak, Rohul, Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Inhil dan Inhu, bahkan sampai ke wilayah Sumbar. Intensitas kabut masih menyebabkan kualitas udara dalam kondisi BERBAHAYA, dengan nilai ISPU Bengkalis, Siak, Pekanbaru, Rohul, Kampar, Pelalawan, Kuansing > 300 psi. Dampak lain juga mengganggu aktivitas belajar mengajar dan sekolah masih libur. Menurut informasi kesehatan yang disiarkan dari Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, kabut asap Riau ini berdampak pada 8 masalah kesehatan. Pertama, kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi. Kedua, kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dll. Ketiga, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas. Masalah akibat kabut asap yang keempat, bagi yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakit kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan. Kelima, kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi. Keenam, secara umum maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk. Ketujuh, bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi. Kedelapan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dll penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment). Menurut Prof. Tjandra, terdapat 8 tips untuk melindungi diri dari risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap, yaitu:
|