Mengapa faktor geologi dapat mempengaruhi perubahan serta interaksi keruangan negara-negara

Sumber daya di negara yang bernaung dalam Association of South East Asian Nations (ASEAN) memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Maka untuk menutupi itu semua diperlukan adanya interaksi keruangan negara ASEAN, sehingga bisa melengkapi satu sama lain  dan memenuhi kebutuhan setiap negara dengan menjalin kerjasama antarnegara.

Namun, interaksi keruangan negara ASEAN ini bukan tanpa efek samping karena memiliki beberapa dampak perubahan yang bisa mempengaruhi negara-negara tersebut. Setidaknya ada empat dampak perubahan dan interaksi keruangan negara ASEAN, diantaranya:

  1. Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor Alam

Kondisi alam dan sosial yang relatif homogen memberikan kemudahan tersendiri bagi negara-negara anggota ASEAN untuk melakukan kerja sama. Setidaknya ada dua faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi antara negara tersebut, yaitu faktor iklim dan faktor geologi.

Perubahan iklim yang cukup ekstrim terjadi di beberapa negara ASEAN dan hal tersebut merupakan ulah dari manusia itu sendiri, sehingga menimbulkan pemanasan global yang memicu terjadinya bencana alam.

Dalam menanggulangi bencana alam di kawasan ASEAN seperti tahun tahun 2015 terjadi bencana alam kebakaran hutan di Sumatera, maka negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura ikut membantu dengan memberikan pinjaman pesawat pemadam kebakaran.

Selain masalah kondisi iklim, faktor geologi juga menjadi salah satu persoalan krusial yang perlu direspon secara cepat. Faktor geologi ini lebih dikarenakan mayoritas negara-negara anggota ASEAN berada di daerah tumbukan antar lempeng.

  1. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi Terhadap Perubahan Ruang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin kompleks memberikan efek positif dalam menciptakan berbagai macam bentuk produk baik alat teknologi transportasi maupun komunikasi untuk kepentingan memudahkan pekerjaan.

Perkembangan teknologi transportasi yang sangat pesat, misalnya, berdampak pada semakin seringnya lalu lintas atau pergerakan orang-orang dari satu negara ke negara lain. Dari sini dibutuhkan sarana dan prasarana untuk kepentingan alat transportasi. Misalnya, pesawat membutuhkan bandara, dampak lebih lanjutnya terjadi pengalihan lahan dari hutan, sawah, dan lain sebagainya untuk kepentingan pembuatan bandara ataupun jalan raya.

Tak hanya itu. Pada abad ke 20, teknologi komunikasi juga mulai berkembang pesat. Dimana masyarakat sudah mulai mengenal telepon, telepon genggam, internet dan lain sebagainya. Munculnya alat teknologi komunikasi ini memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berinteraksi dan berpengaruh terhadap pola hubungan atau interaksi sosial.

  1. Pengaruh Perubahan Ruang Terhadap Ekonomi

Ada beberapa perubahan yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN akibat adanya perkembangan teknologi dan komunikasi, diantaranya dari sisi sosial, ekonomi, budaya, maupun keamanan.

Jika dilihat dari sisi sosial, maka dampak yang terjadi adalah bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu yang sangat cepat, kebutuhan transportasi publik yang semakin tinggi, maraknya perdagangan yang terlarang seperti perdagangan manusia, serta pola kerjasama dengan luar negeri semakin mudah.

(Baca juga: Pengaruh Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN)

Dari sisi ekonomi, dampak yang terjadi antara lain akan bertambahnya devisa negara karena banyak orang yang berminat bekerja di luar negeri, nilai barang lokal tinggi dan nilai tukar rupiah semakin baik, serta barang-barang asing semakin mudah di dapat. Sedangkan dari sisi budaya dampak yang akan timbul adalah terjadinya akulturasi budaya dengan budaya lain, perubahan sistem nilai dan norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terjadinya kecenderungan hidup untuk berfoya-foya, serta aliran-aliran yang merusak budaya mulai tidak tersaring.

Selain itu, yang tidak kalah penting dari sisi keamanan dampak yang bisa ditimbulkan adalah adanya gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan, narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat, serta jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.

  1. Pengaruh Konvensi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman Terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang

Konversi lahan menjadi salah satu aktivitas yang sering dilakukan di negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Laos, dan Kamboja. Konversi pada umumnya terjadi di tempat-tempat pinggiran kota ataupun daerah persawahan yang dekat dengan fasilitas umum.

Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri mengakibatkan petani terusir dari tanah mereka dan digantikan dengan uang. Kondisi ini akan berdampak pada sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang. Adapun masalah yang timbul akibat perubahan konversi lahan adalah :

  • Lahan pertanian berkurang sehingga produktivitas pangan menurun
  • Lahan pertanian sekitar industry berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi dari industry baik tanah, air, maupun udara
  • Konversi lahan itu menular yang mengancam ketersediaan lahan pertanian
  • Berkurangnya lahan ruang terbuka hijau
  • Berkurangnya lahan resapan air

Mengapa faktor geologi dapat mempengaruhi perubahan serta interaksi keruangan negara-negara

Mengapa faktor geologi dapat mempengaruhi perubahan serta interaksi keruangan negara-negara
Lihat Foto

FREEPIK/YISARANDRI

Ilustrasi

KOMPAS.com - Perubahan ruang dan interaksi antarruang negara-negara ASEAN akibat faktor alam dipengaruhi oleh faktor iklim, faktor geologi, dan faktor ketersediaan sumber daya alam.

Mengutip Kemdikbud RI, kondisi alam dan kondisi sosial negara-negara ASEAN yang relatif homogen dan saling membutuhkan, memudahkan interaksi antara negara-negara ASEAN.

Interaksi antarnegara terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang. Faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi negara ASEAN adalah faktor iklim, faktor geologi dan faktor ketersediaan sumber daya alam.

Perubahan ruang dan interaksi antarruang negara-negara ASEAN dipengaruhi faktor iklim, yaitu iklim matahari, iklim muson, dan iklim fisis. Iklim fisis dipengaruhi keadaan fisik suatu wilayah, seperti perairan laut, pegunungan dan dataran.

Lokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali.

Angin ini disebut angin muson timur dan angin muson barat. Masing-masing angin tersebut menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan. Iklim yang dipengaruhi tiupan angin muson disebut iklim muson.

Berdasarkan kondisi iklim matahari, muson atau fisis, hampir seluruh negara ASEAN memiliki kesamaan kondisi. Kondisi iklim yang sama ini membuat negara-negara di ASEAN ini bekerja sama atau bahu membahu untuk saling membantu.

Negara-negara ASEAN kadang mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi, akibat perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku yang menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim memicu terjadinya bencana alam klimatik, yaitu bencana alam yang disebabkan kerusakan faktor-faktor iklim.

Sebagai upaya menanggulangi bencana di kawasan Asia Tenggara, ASEAN melakukan kerja sama antarnegara anggotanya.

Contoh kerja sama ASEAN menanggulangi bencana klimatik adalah saat kebakaran hutan hebat di Sumatera pada 2015, Malaysia dan Singapura atas nama ASEAN memberikan pinjaman pesawat pemadam kebakaran. Indonesia dan beberapa negara ASEAN lain membantu Filipina yang mengalami bencana badai Haiyan pada 2014.

Baca juga: Upaya Peningkatan Kerja Sama Negara ASEAN

Ilustrasi Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan Terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN /Pixabay/Hans/

BERITA MAJALENGKA - Kondisi alam dan kondisi sosial negara-negara ASEAN yang relatif homogen dan saling membutuhkan memudahkan interaksi antara satu negara dan negara lainnya.

Interaksi ini terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang, banyak faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi negara tersebut, antara lain faktor iklim dan faktor geologi.

1. Faktor Iklim

Lokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali.

Baca Juga: Mengenal Organ dan Fungsi Sistem Pencernaan pada Manusia

>

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari Ini Kamis 20 Januari 2022, Kesehatan: Jangan Abaikan Masalah Kesehatan!

Angin ini dinamakan angin muson timur dan angin muson barat, masing-masing menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan. Iklim yang dipengaruhi tiupan angin muson dinamakan iklim muson.

Selain iklim matahari dan iklim muson, wilayah negara-negara ASEAN juga dipengaruhi iklim fisis.Iklim fisis dipengaruhi keadaan fisik suatu wilayah, seperti perairan laut, pegunungan, dan dataran.

Negara-negara ASEAN terkadang mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi, sebagai akibat adanya perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku yang menimbulkan pemanasan global.

Perubahan ruang dan interaksi antarruang negara-negara ASEAN akibat faktor alam dipengaruhi oleh faktor iklim, faktor geologi, dan faktor ketersediaan sumber daya alam. Mengutip Kemdikbud RI, kondisi alam dan kondisi sosial negara-negara ASEAN yang relatif homogen dan saling membutuhkan, memudahkan interaksi antara negara-negara ASEAN. Interaksi antarnegara terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang. Faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi negara ASEAN adalah faktor iklim, faktor geologi dan faktor ketersediaan sumber daya alam.

FAKTOR IKLIM

Perubahan ruang dan interaksi antarruang negara-negara ASEAN dipengaruhi faktor iklim, yaitu iklim matahari, iklim muson, dan iklim fisis. Iklim fisis dipengaruhi keadaan fisik suatu wilayah, seperti perairan laut, pegunungan dan dataran. Lokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali. Angin ini disebut angin muson timur dan angin muson barat. Masing-masing angin tersebut menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan. Iklim yang dipengaruhi tiupan angin muson disebut iklim muson. Berdasarkan kondisi iklim matahari, muson atau fisis, hampir seluruh negara ASEAN memiliki kesamaan kondisi. Kondisi iklim yang sama ini membuat negara-negara di ASEAN ini bekerja sama atau bahu membahu untuk saling membantu.

Negara-negara ASEAN kadang mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi, akibat perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku yang menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim memicu terjadinya bencana alam klimatik, yaitu bencana alam yang disebabkan kerusakan faktor-faktor iklim. Sebagai upaya menanggulangi bencana di kawasan Asia Tenggara, ASEAN melakukan kerja sama antarnegara anggotanya. Contoh kerja sama ASEAN menanggulangi bencana klimatik adalah saat kebakaran hutan hebat di Sumatera pada 2015, Malaysia dan Singapura atas nama ASEAN memberikan pinjaman pesawat pemadam kebakaran. Indonesia dan beberapa negara ASEAN lain membantu Filipina yang mengalami bencana badai Haiyan pada 2014.

FAKTOR GEOLOGI

Berdasarkan faktor geologi, seperti kondisi tanah dan batuan penyusunnya di bumi, negara-negara ASEAN berada di daerah tumbukan antarlempeng. Lempeng di wilayah negara-negara ASEAN antara lain Lempeng India-Australia, Lempeng Sunda [bagian dari Lempeng Eurasia], Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik. Tumbukan lempeng identik dengan kemunculan gunung berapi. Rangkaian gunung di kawasan negara-negara ASEAN dikenal dengan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

Pergerakan lempeng yang bertumbukan mengakibatkan terjadinya bencana geologis seperti gempa bumi. Bila tumbukan lempeng terjadi di laut atau memengaruhi pergerakan gelombang laut, gempa bumi dapat menimbulkan bencana tsunami. Sekitar empat dari 11 negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar, pernah mengalami gempa yang memakan banyak korban jiwa. Sebagian besar korban akibat tsunami yang terjadi setelah gempa. Korban tsunami yang menggemparkan dunia terjadi di Indonesia, yaitu tsunami di Aceh pada 2006. Negara-negara ASEAN sebagai organisasi atau negara-negara tetangga melalui Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok, fasilitas kesehatan, maupun donasi untuk perbaikan lingkungan dalam masa pemulihan.

FAKTOR KETERSEDIAAN SUMBER DAYA ALAM

Hampir semua negara-negara ASEAN memiliki sumber daya alam berupa barang tambang, kecuali Singapura. Setiap jenis barang tambang memiliki kegunaan tertentu untuk menunjang kehidupan masyarakat. Wilayah Singapura sangat sempit sehingga sumber daya alam barang tambang terbatas, tetapi menguasai perdagangan dan industri. Negara-negara ASEAN yang kaya dengan barang tambang mentah mengekspornya ke Singapura untuk diolah menjadi berbagai barang kebutuhan pokok. Negara-negara ASEAN yang lain juga melakukan kegiatan yang serupa dengan volume yang berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing. Barang tambang negara-negara ASEAN antara lain:

  1. Indonesia: minyak bumi, batu bara, timah, emas, perak
  2. Malaysia: bijih timah, bauksit, bijih besi, minyak bumi
  3. Filipina: tembaga, nikel, emas, timber, seng, kobalt
  4. Thailand: timah, mangan
  5. Brunei Darussalam: minyak bumi dan gas alam
  6. Vietnam: batu bara, besi, timah, emas, antimony, krom, fosfat
  7. Laos: timah, briket batu bara, besi, temabaga, emas, gbis, belerang
  8. Myanmar: timbal, seng, perak, timah, minyak bumi, amngan, tungsten, emas, batu mulia, batu giok
  9. Kamboja: bijih besi, batu bara, tembaga, fosfat, emasSumber daya alam tidak hanya berupa barang tambang. Di negara-negara ASEAN terdapat sumber daya alam hayati dan nonhayati lain. Sumber daya alam yang dimiliki hampir semua negara ASEAN adalah hutan dan laut. Hutan, laut dan barang tambang adalah sumber daya alam yang banyak dieksplorasi untuk menunjang kehidupan setiap negara. Hasil hutan Indonesia dan negara-negara ASEAN lain digunakan sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Tujuan ekspornya adalah ke negara-negara industri, seperti Singapura. Indonesia memiliki hutan paling luas di antara negara ASEAN yang lain. Tetapi laju kerusakan hutan atau deforestasi di Indonesia juga paling tinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya. Perairan laut di kawasan negara-negara ASEAN banyak dieksplorasi untuk menghasilkan devisa atau pendapatan negara. Contoh eksplorasi perairan laut sebagai sumber daya alam adalah perikanan, mutiara, rumput laut, barang tambang, dan tempat wisata. Tidak semua sumber daya yang diperlukan suatu negara tersedia di negara tersebut. Maka, untuk memenuhi kebutuhannya, negara-negara anggota ASEAN melakukan pertukaran sumber daya alam dalam kegiatan jual beli. Kegiatan jual beli dan pertukaran sumber daya ini adalah bentuk interaksi antarnegara-negara ASEAN dengan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

sumber: //www.kompas.com/

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor Alam”, Klik untuk baca: //www.kompas.com/skola/read/2020/06/18/191500269/perubahan-ruang-dan-interaksi-antarruang-akibat-faktor-alam?page=all.Penulis : Arum Sutrisni Putri

Editor : Arum Sutrisni Putri

Sumber daya di negara yang bernaung dalam Association of South East Asian Nations [ASEAN] memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Maka untuk menutupi itu semua diperlukan adanya interaksi keruangan negara ASEAN, sehingga bisa melengkapi satu sama lain  dan memenuhi kebutuhan setiap negara dengan menjalin kerjasama antarnegara.

Namun, interaksi keruangan negara ASEAN ini bukan tanpa efek samping karena memiliki beberapa dampak perubahan yang bisa mempengaruhi negara-negara tersebut. Setidaknya ada empat dampak perubahan dan interaksi keruangan negara ASEAN, diantaranya:

  1. Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor Alam

Kondisi alam dan sosial yang relatif homogen memberikan kemudahan tersendiri bagi negara-negara anggota ASEAN untuk melakukan kerja sama. Setidaknya ada dua faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi antara negara tersebut, yaitu faktor iklim dan faktor geologi.

Perubahan iklim yang cukup ekstrim terjadi di beberapa negara ASEAN dan hal tersebut merupakan ulah dari manusia itu sendiri, sehingga menimbulkan pemanasan global yang memicu terjadinya bencana alam.

Dalam menanggulangi bencana alam di kawasan ASEAN seperti tahun tahun 2015 terjadi bencana alam kebakaran hutan di Sumatera, maka negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura ikut membantu dengan memberikan pinjaman pesawat pemadam kebakaran.

Selain masalah kondisi iklim, faktor geologi juga menjadi salah satu persoalan krusial yang perlu direspon secara cepat. Faktor geologi ini lebih dikarenakan mayoritas negara-negara anggota ASEAN berada di daerah tumbukan antar lempeng.

  1. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi Terhadap Perubahan Ruang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin kompleks memberikan efek positif dalam menciptakan berbagai macam bentuk produk baik alat teknologi transportasi maupun komunikasi untuk kepentingan memudahkan pekerjaan.

Perkembangan teknologi transportasi yang sangat pesat, misalnya, berdampak pada semakin seringnya lalu lintas atau pergerakan orang-orang dari satu negara ke negara lain. Dari sini dibutuhkan sarana dan prasarana untuk kepentingan alat transportasi. Misalnya, pesawat membutuhkan bandara, dampak lebih lanjutnya terjadi pengalihan lahan dari hutan, sawah, dan lain sebagainya untuk kepentingan pembuatan bandara ataupun jalan raya.

Tak hanya itu. Pada abad ke 20, teknologi komunikasi juga mulai berkembang pesat. Dimana masyarakat sudah mulai mengenal telepon, telepon genggam, internet dan lain sebagainya. Munculnya alat teknologi komunikasi ini memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berinteraksi dan berpengaruh terhadap pola hubungan atau interaksi sosial.

  1. Pengaruh Perubahan Ruang Terhadap Ekonomi

Ada beberapa perubahan yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN akibat adanya perkembangan teknologi dan komunikasi, diantaranya dari sisi sosial, ekonomi, budaya, maupun keamanan.

Jika dilihat dari sisi sosial, maka dampak yang terjadi adalah bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu yang sangat cepat, kebutuhan transportasi publik yang semakin tinggi, maraknya perdagangan yang terlarang seperti perdagangan manusia, serta pola kerjasama dengan luar negeri semakin mudah.

[Baca juga: Pengaruh Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN]

Dari sisi ekonomi, dampak yang terjadi antara lain akan bertambahnya devisa negara karena banyak orang yang berminat bekerja di luar negeri, nilai barang lokal tinggi dan nilai tukar rupiah semakin baik, serta barang-barang asing semakin mudah di dapat. Sedangkan dari sisi budaya dampak yang akan timbul adalah terjadinya akulturasi budaya dengan budaya lain, perubahan sistem nilai dan norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terjadinya kecenderungan hidup untuk berfoya-foya, serta aliran-aliran yang merusak budaya mulai tidak tersaring.

Selain itu, yang tidak kalah penting dari sisi keamanan dampak yang bisa ditimbulkan adalah adanya gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan, narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat, serta jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.

  1. Pengaruh Konvensi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman Terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang

Konversi lahan menjadi salah satu aktivitas yang sering dilakukan di negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Laos, dan Kamboja. Konversi pada umumnya terjadi di tempat-tempat pinggiran kota ataupun daerah persawahan yang dekat dengan fasilitas umum.

Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri mengakibatkan petani terusir dari tanah mereka dan digantikan dengan uang. Kondisi ini akan berdampak pada sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang. Adapun masalah yang timbul akibat perubahan konversi lahan adalah :

  • Lahan pertanian berkurang sehingga produktivitas pangan menurun
  • Lahan pertanian sekitar industry berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi dari industry baik tanah, air, maupun udara
  • Konversi lahan itu menular yang mengancam ketersediaan lahan pertanian
  • Berkurangnya lahan ruang terbuka hijau
  • Berkurangnya lahan resapan air

Video yang berhubungan