Membiasakan bersikap rendah hati setiap saat merupakan perilaku yang

Sahabatku, ada sikap yang bisa membuat kita semakin dekat kepada-Nya. Sikap itu adalah tawadhu. Jika sikap ini kita miliki, maka tidak menganggap diri kita lebih tinggi atau kebih baik dari orang lain. Sikap ini pun bisa menjadi amal saleh yang berharga, dan berat timbangan pahalanya. Kita pun dalam hidup sehari-hari akan hati-hati dalam bersikap.

Jika kita lihat ada yang mudah meremehkan orang lain, dapat dikatakan itu adalah orang yang sombong. Sikap seperti itu dapat menyakiti hati orang lain dan tidak punya banyak teman.

Ketika sombong yang sudah ada dalam diri, maka kita menjadi tidak suka ke majelis ilmu atau menyimak tausiyah. Kita pun punya idola lain selain Rasulullah. Selanjutnya, tidak suka menerima nasihat, dan terakhir tidak suka berkumpul dengan orang yang suka membicarakan agama, karena agama adalah kebenaran.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Artinya: “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588).

Sahabatku, ada kebiasaan yang ringan namun sangat besar pengaruhnya jika kita lakukan. Bukan saja menjadi amal saleh, tapi juga bisa melatih kita untuk memiliki sipak tawadhu. Kebiasaan tersebut adalah belajar mengucapkan empat kata yang mudah dan ringan keluar dari orang tawadhu. Kata-kata ini insya Allah dapat melembutkan hati kita.

Petama, kata permisi. Kata ini membantu kita menjadi tawadhu. Apa pun status sosial kita, biasakan mengucapkan permisi. Kedua, kata maaf. Perkataan ini berat diucapkan oleh orang yang tidak merasa salah, atau tidak merasa membebani orang lain.

Ketiga, kata tolong. Ketika kita meminta atau menyuruh orang lain, ucapkanlah kata tolong. Hal itu bisa membuat rasa nyaman, dan itu salah satu ciri akhlak yang baik. Keempat, kata terima kasih. Tidak mudah bagi mereka yang sombong untuk mengucapkan kata ini.

Ayo, mulai kita membiasakannya. Niatkan bukan untuk dipuji orang lain atau agar dianggap tawahdu, tapi sebagai amal saleh yang mampu mendekatkan diri kepada-Nya. Insya Allah.

(Kajian MQ Pagi, Selasa 20 Oktober 2020)

Ilustrasi sikap rendah hati. Foto: pixabay

Istilah rendah hati dalam Islam disebut tawadhu. Bersikap rendah hati kepada setiap orang merupakan salah satu hal yang dianjurkan dalam Islam.

Rendah hati akan mendatangkan banyak manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Islam sikap rendah hati ialah suatu sikap di mana seseorang memiliki kelebihan atas materi, bakat, atau kemampuan namun tidak menonjolkannya di hadapan orang lain.

Sikap rendah hati sangat berkaitan dengan kesabaran dan jauh dari kesombongan. Kehidupan orang yang rendah hati pun akan selalu tenang tanpa kegelisahan.

Sikap Rendah Hati dalam Alquran dan Hadist

Dalam buku Konservasi Sumber Daya Manusia dalam Ekosistem Pendidikan Islam, oleh Dr. H. Darmadi, S.Ag., M.M., MM.Pd., M.Si, sikap rendah hati sering disebut juga dengan tawadhu. Sikap ini lahir dari kesadaran akan ke-Mahakuasaan Allah. Sifat rendah hati merupakan sifat yang disadari bahwa apa yang dimiliki, mulai dari ketampanan, kecantikan, harta, pangkat hingga ilmu adalah karunia Allah SWT.

Sikap rendah hati atau tawadhu akan mengangkat derajat seseorang ke yang lebih tinggi. Ini tercantum dalam hadist Riwayat Dailami. Dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda.

“Tidak ada yang bertambah bagi seorang hamba kecuali ketinggian (derajat). Karena itu, tawadhulah, niscaya Allah akan meninggikan derajatmu.” (HR. Dailami).

Sedangkan ayat Alquran yang menegaskan perintah Allah SWT untuk senantiasa bersikap tawadhu dan menjauhi sikap sombong, tercantum dalam Surat Al Isra ayat 37. Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman:

Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra:37).

Bagaimana cara menumbuhkan sikap rendah hati? Simak penjelasan berikut ini.

Cara Menumbuhkan Sikap Rendah Hati

Ilustrasi sikap rendah hati. Foto: pixabay

Mengutip buku Belajar Rendah Hati karya Eva Nukman dkk, untuk menumbuhkan sikap rendah hati seseorang perlu menyadari beberapa hal berikut ini:

  • Kesadaran akan kefanaan sebagai manusia.

  • Mengimani adanya kehidupan setelah kematian

  • Menyadari keterbatasan dan kesalahan-kesalahan.

  • Menyadari kebutuhan akan bantuan dan bimbingan.

Ciri-ciri dan Keutamaan Sifat Rendah Hati

Setelah menyadari beberapa hal tersebut, perlahan sikap rendah hati akan tertanam dalam diri seseorang. Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq oleh Ahmad Kusaer, seseorang yang sudah membiasakan diri bersikap rendah hati memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Tidak sombong atau takabur

  • Mensyukuri atas kelebihan yang dimilikinya

  • Santun dan sayang kepada semua orang

  • Tidak senang berbuat riya atau pamer

  • Menerima segala bentuk nasihat yang baik.

  • Tidak membeda-bedakan dalam berteman.

Keutamaan Memiliki Sikap Rendah Hati

Selanjutnya, apabila hati seorang muslim telah terbebas dari keinginan untuk selalu membanggakan diri, Allah SWT akan memberikan banyak manfaat. Dikutip dalam buku Aqidah Akhlaq keutamaan rendah hati dalam Islam adalah sebagai berikut.

  • Mendapatkan pahala dan rahmat-Nya.

  • Disenangi oleh banyak orang, baik di rumah, atau pun di tempat lain.

  • Mempunyai banyak teman dan saudara.

  • Terhindar dari kebencian dan rasa dendam.

  • Memiliki kelebihan ilmu yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.