Farmakodinamik
Vaksin BCG berasal dari bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan, dan digunakan sebagai upaya pencegahan penyakit TB serta imunoterapi intravesika pada kanker kandung kemih.
Mekanisme Kerja Pencegahan Tuberkulosis
Strain Mycobacterium bovis di dalam vaksin secara imunologi mirip dengan Mycobacterium tuberculosis, sehingga dapat menghasilkan imunitas yang diperantarai sel dan menstimulasikan infeksi TBC. Vaksin akan menginduksi respon imun adaptif dan menginduksi pembentukan antigen spesifik sel T dan sel B yang merangsang pengeluaran sitokin proinflamasi dan makrofag sel dendritik.[6,16]
Pemberian intrakutan menyebabkan pengambilan antigen oleh sel dendritik, yang kemudian masuk ke kelenjar getah bening dan mengakibatkan pengaktivan sel T. Pemberian adjuvant pada vaksin protein subunit menghasilkan sel T yang didominasi oleh respons memori sel TCM (T central memory) yang kurang terdiferensiasi, di mana sel-sel tersebut mengekspresikan IL-2 (interleukin) dan/atau TNF (tumor necrosis factor). [6,16]
Keseimbangan antara respon sel TCM dan sel TEM (T effector memory) akan memberikan kekebalan berumur panjang, di mana kumpulan sel memori yang tahan lama berada di jaringan limfoid sekunder. [6,16]
Mekanisme Kerja Imunoterapi Kanker Kandung Kemih
BCG yang digunakan pada kanker kandung kemih merupakan terapi imunologi intravesika, untuk membantu mencegah kanker tumbuh dan rekuren. Terapi BCG dengan cara menyuntikkan langsung ke dalam kandung kemih melalui kateter uretra.[4,5]
BCG yang masuk ke dalam kandung kemih akan menginduksi reaksi inflamasi lokal dan sistemik. Sel urotelial dan antigen-presenting cell (APC) menjadi aktif dan menyebabkan produksi sitokin dan kemokin, yang akan menarik granulosit dan sel mononuklear ke kandung kemih dan juga menarik neutrofil, monosit, makrofag, sel T, sel B dan sel natural killer (NK).[4,5]
Antigen BCG juga mengaktifkan sel T CD4 dan CD8 yang akan menginduksi respons sel TH1 dan sel TH2 yang berperan penting untuk aktivitas antitumor yang diinduksi BCG. Infiltrasi sel T CD4+ dan monosit ke dalam kandung kemih diduga memiliki efek langsung sebagai anti tumor.[4,5]
Farmakokinetik
Farmakokinetik vaksin BCG belum diketahui karena hingga saat ini belum ada studi mengenai farmakokinetik vaksin BCG. Studi oleh Verral et al menyimpulkan bahwa efek perlindungan BCG tergantung pada dosis dan tingkat minimum paparan patogen. Selain itu, disimpulkan juga bahwa efektivitas vaksin berkurang dengan bertambahnya usia sehingga efikasi vaksin BCG pada dewasa tidak setinggi pada anak.[12,17]
GridHEALTH.id - Demi mencegah penularan penyakit TBC (tuberkulosis) penting untuk mendapat suntikan vaksin BCG.
Diketahui TBC sendiri merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling mematikan di dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri tersebut paling sering menyerang paru-paru, namun tidak menutup kemungkinan untuk menyerang organ non-paru lainnya.
Penyakit TBC menyebar melalui udara ketika penderitanya batuk, bersin atau meludah.
Seseorang hanya perlu menghirup beberapa kuman untuk terinfeksi TBC.
Sementara itu menurut laman nhs.uk (26/4/2019), vaksin BCG dibuat dari strain bakteri TBC yang dilemahkan.
Karena bakteri dalam vaksin lemah, itu bisa memicu antibodi untuk melindungi tubuh dari penyakit TBC tanpa harus terinfeksi.
Lantas kapan sebaiknya mendapatkan vaksin BCG?
Baca Juga: Setelah Kuman TBC Masuk ke Dalam Tubuh, Tulang Pun Bisa Diserang
Melansir Buku Vaksinasi: Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi (2010) karya dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk., pemberian vaksin BCG akan memicu sistem imun untuk menghasilkan sel-sel yang dapat melindungi seseorang dari bakteri tuberkulosis.
Vaksin ini diketahui dapat memberikan proteksi yang bervariasi antara 50-80 % terhadap tuberkulusis.
Pada anak-anak, pemberian vaksin BCG dianggap sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit tuberkulosis, termasuk jenis yang paling berbahaya, yaitu meningitis TBC pada anak.
Sedangkan bagi orang dewasa, manfaat vaksin masih kurang jelas sehingga jarang dianjurkan.
Di Indonesia, vaksin BCG termasuk vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah untuk diberikan kepada bayi.
Vaksin ini diberikan kepada bayi yang baru lahir dan sebaiknya diberikan pada sebelum umur 2 bulan.
Namun, vaksin BCG juga bisa diberikan kepada:
- Anak usia 1-15 tahun yang belum divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau tidak ada skar
- Imigran Komunitas travelling
Baca Juga: Ancaman Penyakit Menular Tertinggi di Dunia Jauh Sebelum Ada Covid-19, Dokter Tanzania Melatih Penciuman Tikus Untuk Deteksi Dini TBC
- Pekerja di bidang kesehatan yang belum divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau skar
Sementara itu, menurut panduan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksin BCG diberikan bagi anak berusia satu bulan.
Vaksin ini biasanya diberikan bersama dengan imunisasi polio 1.
Namun pemberian vaksin BCG mesti ditunda dalam beberapa kondisi tertentu, misalnya:
- Berat badan bayi kurang dari 2,5 kilo atau dalam kondisi tidak sehat
- Anak lahir dari ibu yang positif HIV, sementara hasil tes HIV bayi belum keluar
- Sudah mendapat vaksin lain dalam empat pekan terakhir
- Sedang sakit demam atau sakit parah lainnya
Untuk itu, penting kiranya selalu berkonsultasi dengan dokter perihal pemberian vaksin BCG tersebut.(*)
Baca Juga: Tingkat kematian Virus Corona Enam Kali Lebih Rendah Pada Negara yang Menggunakan Vaksin BCG