Mata uang pertama yang berlaku di indonesia yang ditetapkan pada 30 oktober 1946 adalah…. *

idkuu, Jakarta - Mungkin tak banyak yang tahu jika 68 tahun lalu, tepatnya pada 30 Oktober 1946, Indonesia pertama kalinya memiliki mata uang sendiri.

Mengutip situs resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kamis (30/10/2014), Oeang Republik Indonesia (ORI) adalah mata uang pertama yang dimiliki Indonesia usai merdeka. ORI pun menjadi alat pembayaran sah dan menjadi lambang utama negara ini.

Keberadaan uang ORI ini langsung menggugurkan peredaran mata uang lain seperti uang Jepang, uang NICA, dan uang Javasche Bank yang resmi tidak berlaku lagi.

"ORI pun diterima dengan perasaan bangga oleh seluruh rakyat Indonesia. Mata uang yang dicetak itu ditandatangani oleh Alexander Andries Maramis (15 mata uang periode 1945-1947)," menurut keterangan situs Kemenkeu.

ORI pertama dicetak oleh Percetakan Canisius. Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI.

Uang ini memiliki desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus. ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks UUD 1945.

Advertisement

Baca Juga

  • Bertemu Wapres, Sri Mulyani Curhat Kantornya Jarang Dikunjungi Menteri Lain
  • Realisasi Penggunaan NIK KTP Jadi NPWP Dilakukan Bertahap
  • Kemenkeu Prediksi Penerimaan Pajak 2022 Bisa Rp 220 Triliun di Atas Target

Penerbitan uang ini dinilai penting karena uang menjadi lambang utama suatu negara merdeka serta sebagai alat untuk memperkenalkan Indonesia kepada khalayak umum.

Pemerintah kemudian memutuskan 30 Oktober sebagai Hari Keuangan Republik Indonesia karena menjadi dasar lahirnya uang emisi pertama Republik Indonesia.(Nrm)

Hari Uang Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 30 Oktober di seluruh Indonesia. Tahun 2019 merupakan peringatan ke-73 sejak ditetapkan pertama kali pada 1946 lalu.

Lahirnya mata uang mulai dari Oeang Republik Indonesia (ORI) hingga mata uang rupiah tidak bisa dilepaskan dari perjuangan panjang Negara Republik Indonesia. Pasca kemerdekaan republik Indonesia, uang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tetapi juga sebagai lambang utama negara merdeka. Pada 30 Oktober 1946 Oeang Republik Indonesia (ORI) resmi beredar dan menjadi mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia.

 

Sejarah Hari Oeang

Setelah proklamasi dikumandangkan dan Indonesia resmi merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah Republik Indonesia menilai bahwa Indonesia perlu mengeluarkan uang sendiri sebagai alat tukar.

Bagi pemerintah, perlunya mengeluarkan uang sendiri bukan hanya sekadar sebagai alat tukar saja, melainkan juga sebagai suatu lambang utama negara untuk memperkenalkan Indonesia pada negara lain. Meski Indonesia sudah lepas dari cengkeraman penjajahan Jepang, namun mata uang Jepang masih berlaku pada waktu itu.

Menteri Keuangan, Sjafruddin Prawiranegara adalah orang yang pertama kali mengusulkan agar pemerintah RI segera menerbitkan mata uang sendiri sebagai pengganti mata uang Jepang. Namun, karena keterbatasan dana, sarana prasarana dan tenaga ahli di bidang keuangan, usulan tentang pengeluaran mata uang sendiri tak langsung dilakukan.

Keadaan perekonomian Indonesia lantas memburuk karena adanya tindakan blokade laut Indonesia yang dilakukan Belanda. Hal ini menyebabkan Indonesia hanya bertumpu pada hasil pertanian saja. Belanda semakin menambah buruk keadaan dengan rencananya mengeluarkan mata uang baru yang akan semakin meningkatkan inflasi di Indonesia.

Pemerintah Indonesia tak tinggal diam. Pada tanggal 2 Oktober 1945, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat yang berisi tentang tidak berlakunya uang NICA (Nederlandsch Indie Civil Administrative) di wilayah Indonesia.

Sebagai gantinya, pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya mencetak dan meresmikan uang kertas Republik Indonesia pertama yang dikenal dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). ORI baru diterbitkan setelah Indonesia merdeka selama satu tahun dua bulan. Pada 30 Oktober 1946, ORI resmi beredar di Indonesia. Satu hari sebelum diterbitkan secara resmi, Wakil Presiden RI, Mohammad Hatta menyampaikan pengumuman melalui Radio Republik Indonesia (RRI) di Yogyakarta.

Hari terbitnya ORI kemudian ditetapkan sebagai Hari Oeang Republik Indonesia atau sekarang dikenal sebagai Hari Keuangan Nasional diperingati setiap tanggal 30 Oktober sebagai pengingat bahwa kemunculan uang milik Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa sekaligus sebagai lambang identitas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia di mata dunia.

Momentum Hari Oeang saat ini

Momentum peringatan Hari Oeang ke-73 diharapkan mampu membangkitkan kesadaran akan pentingnya memperkuat kedaulatan negara melalui penguatan nilai mata uang rupiah. Masyarakat mungkin lebih bangga dengan menyimpan dalam bentuk mata uang asing, terlebih dengan adanya kemudahan teknologi kini membayar melalui aplikasi. Masyarakat seringkali lupa bahwa uang itu adalah bentuk kedaulatan, dan terlena serta meninggalkan penggunaan mata uang rupiah.

Melalui peringatan Hari Oeang, mari kita tingkatkan awareness bahwa uang adalah bentuk kedaulatan.

  • Home
  • bisnis
  • Mata uang pertama yang berlaku di indonesia yang ditetapkan pada 30 oktober 1946 adalah…. *

    Uang kuno yang dijual di salah satu stand pada Festival Bandoeng Baheula di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, (6/4). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

    TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 30 Oktober untuk pertama kalinya Oeang Republik Indonesia (ORI) diedarkan. Melansir dari www.kemenkeu.go.id mulai pukul 07.00 sampai 22.00, setiap harinya ORI dicetak sejak Januari 1946. Hingga akhirnya pada Mei, percetakan ORI di Jakarta terpaksa pindah ke Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Ponorogo karena kondisi keamanan.

    Inilah yang menjadi latar belakang pertama kalinya ORI diedarkan pada 30 Oktober 1946. Pada 29 Oktober 1946 melalui Keputusan Menteri Keuangan, ORI disahkan pada 30 Oktober 1946 pukul 00.00 dan emisi pertama uang kertas ORI diterbitkan pada hari itu juga.

    Sebelum ORI digunakan, pada 1 Oktober 1945 pemerintah Indonesia memberlakukan uang De Javasche Bank yang merupakan mata uang Hindia Belanda dan Jepang sebagai mata uang bersama Republik Indonesia (RI). Kemudian Maklumat Pemerintah Republik Indonesia diterbitkan dan menetapkan bahwasanya uang NICA (Netherland Indies Civil Administration) tidak berlaku di RI pada 2 Oktober 1945. Lalu pemerintah kembali mengeluarkan Maklumat Presiden Republik Indonesia pada 3 Oktober 1945 dan memutuskan jenis-jenis uang yang sementara masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

    Kala itu, mata uang Indonesia yang sah ada empat yaitu uang kertas De Javasche Bank sisa zaman kolonial Belanda, uang kertas dan logam pemerintah Hindia Belanda DeJapansche Regering, uang kertas pendudukan Jepang yang menggunakan Bahasa Indonesia Dai Nippon emisi 1943 dengan pecahan bernilai 100 rupiah, dan Dai Nippon Teikoku Seibu emisi 1943 bergambar Wayang Orang Satria Gatot Kaca bernilai 10 rupiah dan gambar Rumah Gadang Minang bernilai 5 rupiah.

    Bertepatan dengan diterbitkannya maklumat tersebut, pemerintah Indonesia berencana mengeluarkan ORI. Pemerintah Indonesia membentuk Panitia Penyelenggara Pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia pada 7 November 1945. Panitia ini dibentuk oleh Menteri Keuangan A.A Maramis dengan diketuai oleh T.R.B. Sabaroedin dari Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia (BRI) bersama beberapa anggota Kementerian Keuangan, Kementerian Penerangan, BRI, dan wakil-wakil dari Serikat Buruh Percetakan.

    Akhirnya G. Kolff di Jakarta dan percetakan Nederlandsch Indische Metaalwaren en Emballage Fabrieken (NIMEF) di Malang menjadi calon percetakan yang memiliki teknologi modern usulan tim pencari data, Tim Serikat Buruh Percetakan G. Kolff di Jakarta. Sedangkan untuk pembuatan desain diserahkan kepada percetakan Balai Pustaka Jakarta. Kemudian untuk proses pencetakan berupa cetak offset dikerjakan di Percetakan Republik Indonesia, Salemba, Jakarta di bawah Kementerian Penerangan.

    PUSPITA AMANDA SARI

    Baca: Hari Oeang, Sri Mulyani: Perayaan Tahunan yang Selalu Ditunggu Pegawai Kemenkeu

    Lihat Juga