Manfaat apa yang dapat diperoleh suatu bisnis ketika dia mengetahui siklus bisnis bisnisnya?

Banyak hal yang bisa dijelaskan dari sebuah siklus bisnis. Siklus bisnis sendiri merupakan sebuah rangkaian pergerakan ekonomi yang memiliki sebuah pola secara berulang dan konstan. Jadi sebuah aktivitas ekonomi dalam sebuah bisnis dapat digambarkan melalui sebuah siklus bisnis. Dari sana akan diketahui posisi bisnis Anda saat ini.

Siklus memang jadi hal yang bisa dipelajari, dipelajari dari bisnis lain atau usaha yang dilakukan oleh orang lain. Apalagi sudah dijelaskan dengan sangat detail dalam sebuah teori, bisa dijadikan acuan untuk melangkah. Kesalahan bisa semakin diminimalisir dalam dunia bisnis jika sudah  mengetahui apa saja isi tahapan siklus bisnis.

Anda sebagai seorang pebisnis mungkin akan semakin setuju dengan isi masing-masing siklus berbisnis. Rasanya, Anda sudah mencapai siklus-siklus tertentu dan telah merasakan bagaimana rasanya menjalani berbagai momen dan pengalaman pada setiap siklus bisnis tersebut. Namun bagi Anda yang baru saja akan memulai berbisnis, sangat penting untuk mempelajari apa tahapan dalam siklus bisnis.

Jika Anda mampu mempelajari tahapan pada siklus bisnis dengan baik, harapannya bisnis dijalankan berdasarkan keputusan-keputusan yang tepat dan sesuai dengan siklus bisnis. Ini menjadi salah satu strategi dalam menjalankan bisnis agar terhindar dari kerugian bahkan hingga kegagalan bisnis.

Tahap-Tahap Dalam Siklus Bisnis

Siklus diartikan sebagai rentetan atau urutan yang bisa terus terjadi berulang masing-masing tahapannya, juga bisa berhenti di titik tertinggi dalam siklus tersebut. Siklus bisnis terjadi dan dibagi dalam lima tahap, para ekonom menyebutnya sebagai tahap launch, growth, shake-out, maturity, dan decline.

Jika dalam bahasa Indonesia, kita akan menyebutnya sebagai tahap pengenalan, pertumbuhan, menuju kematangan, mulai matang, dan penolakan. Bagaimana bisa akhir dari tahapan siklus bisnis ini justru berakhir dengan penolakan? Bagi mereka yang sudah lama berbisnis mungkin akan sangat setuju dengan akhir dari siklus ini. Namun bagi mereka yang sama-sama sudah lama berbisnis namun belum sampai tahap ini, mungkin akan kurang setuju atau bersikap skeptis. Oleh karena itu mari simak artikel ini hingga selesai agar mendapat pemahaman utuh mengenai siklus bisnis.

Tujuan dari bahasan kali ini adalah untuk mengupas semua tahapan dalam siklus bisnis. Salah satu tahapan ini bisa menjadi posisi Anda saat ini, atau mungkin tahapan yang harus Anda pahami karena ada yang membuat Anda cukup skeptis dalam menerimanya.

Tahap 1: Launch

Tentu saja sangat wajar bila dalam sebuah siklus diawali dengan pengenalan. Pada tahap launch perusahaan akan secara gencar memperkenalkan produknya. Mulai dari fitur hingga manfaat dikenalkan pada tahap ini. Harapannya audiens mampu memahami produk dan bisa menerimanya dengan baik.

Launch atau pengenalan, adalah awal mula dari semua siklus. Tahapan dengan kondisi tertentu, yang bukan hanya sekedar proses untuk membuat semakin banyak orang tahu ada bisnis yang baru. Memang tujuannya untuk melakukan pengenalan atau marketing sebesar-besarnya supaya semakin banyak orang yang tahu eksistensi sebuah bisnis. Tahapan ini dikenali dengan adanya promo di mana-mana, campaign yang besar dan luas, hingga mengadakan acara-acara meriah untuk menarik perhatian dari audiens.

Namun apa yang akan dibahas dalam kesempatan ini adalah sebuah tahapan yang harus dipahami calon pebisnis. Dalam tahap launch, modal atau pemasukkan yang dimiliki pebisnis bersifat minus, angkanya di bawah 0 karena pebisnis akan mengeluarkan modal terlebih dahulu. Belum ada pemasukan yang berarti pada tahap ini.

Selain modal profitnya juga masih di bawah 0, hal ini pun wajar karena pada tahap ini belum ada pelanggan atau konsumen. Jangankan pelanggan tetap yang bisa berikan pemasukkan tetap, pengenalan membuat orang belum memberikan kepercayaan pada sebuah bisnis masih dijalankan. 

Pebisnis dalam tahap launch berfokus pada pengembangan produk agar diterima oleh masyarakat. Mulai dari menciptakan perencanaan bisnis, test the water, mengurus legalitas, pemilihan nama bisnis, mencari supplier awal, dan banyak lagi lainnya. Pada intinya pebisnis ingin produk siap dalam memberi manfaat pada konsumen.

Penjualan mulai meningkat pada tahap ini jika branding dan marketing berjalan dengan baik. Sebab, marketing yang dilakukan akan sangat gencar pada tahap ini. Kembali lagi ke tujuannya, yaitu supaya semakin banyak orang yang mengenal dan membeli. Dengan profit dan modal yang berada di bawah 0 dan penjualan yang terus meningkat, pada tahap ini bisnis akan memiliki life cycle extension yang juga meningkat.

Tahap 2: Growth

Launch telah berakhir, ditandai dengan mulai banyaknya penjualan dan semakin banyak orang yang tahu bisnis ini telah ada. Namun tentunya bukan hanya itu saja yang sepatutnya dipelajari dalam tahap nomor dua ini.

Tahap ini disebut sebagai tahapan growth atau pertumbuhan, dan sesuai dengan sebutannya karena pada tahap ini memang ada perkembangan cukup besar dalam bisnis. Perkembangan ini dibuktikan dengan adanya persentase cash atau modal yang semakin minus saja karena semakin banyak biaya yang dibutuhkan untuk produksi hingga upgrade bisnis.

Bukti lainnya terletak pada angka profit yang mulai mendekati 0, yang mana tadinya angka profit jauh di bawah 0. Modal semakin minus, profit mendekati ke arah positif, penjualan pun semakin meningkat. Rasio peningkatan penjualan di tahap ini adalah rasio peningkatan paling besar diantara tahap-tahap lainnya. Akan lebih besar daripada tahap nomor satu tadi, juga di tahap-tahap setelahnya. Jadi, pebisnis di tahap atau fase ini mungkin akan beradaptasi dengan lonjakan penjualan.

Pada tahap ini Anda harus selektif dan hati-hati saat memilih tim inti untuk perusahaan nantinya. Membangun tim yang solid tentu membutuhkan kerja sama dan kolaborasi yang baik. Selain itu Anda juga perlu membentuk sebuah sistem yang paling cocok dan sesuai dengan bisnis agar operasional bisa berjalan dengan baik.

Tahap 3: Shake-Out

Siklus bisnis yang selanjutnya adalah tahap nomor tiga, yaitu tahap shake-out. Di bagian ini, penjualan semakin stabil. Lonjakan penjualan tidak sedrastis tahapan selanjutnya. Bukannya menurun, tetap meningkat namun tidak stabil.

Selain penjualan, apa yang harus diketahui pada tahapan ini adalah profit yang mulai meningkat. Malahan, peningkatan profit pada tahapan ini akan meningkat sangat drastis. Jika di tahapan sebelumnya, penjualan mengalami peningkatan yang drastis. Maka di fase ini, justru profit lah yang meningkat dengan drastis. 

Modal juga semakin meningkat karena sudah memiliki pemasukkan. Tidak lagi di bawah 0. Kalau pun pebisnis berbisnis dengan pendanaan atau hutang, di tahap ini lah semuanya sudah terbayarkan sehingga tidak minus lagi. Pada saat bisnis mulai berkembang dengan baik, para kompetitor akan melihat Anda sebagai pesaing baru. Mereka akan melakukan analisis dan pengujian terhadap bisnis Anda. Oleh karena itu Anda juga harus siap dengan persaingan yang semakin ketat nantinya.

Tahap 4: Maturity

Lanjut ke tahap nomor empat, maturity atau kematangan berbisnis. Di tahap ini sayangnya penjualan justru cenderung menurun. Akan semakin tampak siapa pelanggan tetap dan siapa pelanggan yang pindah haluan. Bukan hanya penjualan saja tentunya, profit juga akan menurun. Namun meski kedua hal ini menurun, pemasukkan tetap meningkat meskipun tidak begitu pesat.

Pada tahap ini Anda membutuhkan kemampuan financial engineering yang berguna untuk mengelola keuangan dengan baik. Mulai dari supplier, negosiasi dengan klien, keuntungan, hingga kebutuhan operasional membutuhkan perencanaan finansial yang baik. Strategi perusahaan akan dilakukan berdasarkan analisis dari keuangan perusahaan itu sendiri.

Tahap 5: Decline

Tahap terakhir adalah penolakan. Ya, pebisnis atau bisnis yang dibangun ini cenderung lebih bersikap percaya diri dan kurang bisa menerima perubahan dari eksternal. Wajar saja, karena pada tahap ini suatu bisnis dinilai sudah siap dalam hal apa saja sehingga akan berdiri sebagaimana tujuan mestinya di awal, dengan produk yang telah ditawarkan, dan dengan keadaan yang sama.

Pada tahap ini, penjualan juga masih menurun, profit dan modal juga akan menurun. Meski begitu, angkanya tidak di 0. Kemungkinan besar tidak semua perusahaan akan memasuki tahap decline. Terlebih perusahaan yang memiliki diversifikasi produk. Saat akan memasuki decline perusahaan tertentu akan mengubah strategi sehingga mereka justru bertumbuh kembali. Misalnya perubahan tersebut seperti inovasi produk, ekspansi, menambah produk, hingga mengubah teknik penjualan. Namun jika inovasi dan ekspansi tersebut hanya akan mengulang lagi tahapan siklus bisnis dan jika usaha tersebut tidak terus berinovasi, akan ada titik dimana mereka akan mengalami decline.

Tentunya, pilihan untuk melaksanakan siklus bisnis di atas, atau tidak adalah hak setiap orang. Mungkin juga, yang Anda rasakan dalam berbisnis bukan tahapan di atas yang telah Anda lalui, bisa saja. Namun ingat, semua teori di atas ada berdasarkan hasil pemikiran dan menggunakan beberapa pertimbangan yang sifatnya bukan abstrak.

Cash flow, profit, penjualan, dan hal lainnya dalam berbisnis telah dibahas dengan jelas pada masing-masing tahapan. Seharusnya bisa membuat teori siklus bisnis di atas semakin valid saja dan mudah dipercaya. 

Mengenali posisi bisnis Anda saat ini sangat penting. Karena periode siklus setiap bisnis akan berbeda-beda. Ada yang mencapai 5 tahun pada posisi growth atau 2 tahun masih tahap launch. Bahkan tidak menutup kemungkinan berada selama puluhan tahun pada tahap maturity. Oleh karena itu mengenali posisi bisnis saat ini akan berpengaruh pada arah perkembangan bisnis ke depannya.