Konsekuensi dari gereja yang mengumat bagi anggota umat dan bagi pimpinan gereja adalah

Konsekuensi dari gereja yang mengumat bagi anggota umat dan bagi pimpinan gereja adalah

  • Gereja sering diartikan sebagai suatu umat atau menurut istilah Konsili Vatikan II: Umat Allah. Pengertian Umat Allah mempunyai 4 ciri khas, yaitu….. (jelaskan)
  • Pertama, Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri.
  • Kedua, Umat Allah dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk misi tertentu, yakni menyelamatkan dunia.
  • Ketiga, Hubungan antara Allah dan umatNya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.
  • Ketiga, Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah Terjanji.
  • Kita masing-masing secara pribadi dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa kita harus MENGUMAT. 3 dasar dari Gereja yang mengumat adalah…. (jelaskan)
  • Pertama, hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, yaitu persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan jemaat perdana (KIS 2:41-47).
  • Kedua, dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk kekayaan Gereja (1Kor 12:7-10)
  • Ketiga, dalam hidup mengumat, semua orang akan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja (Ef 4:11-13; 1Kor 12:12-18; 26-27.
  • Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Gereja sebagai Umat Allah. Penegasan ini membawa konsekuensi-konsekuensi bagi hierarki, setiap anggota umat, dan hubungan umat dengan hierarki. Konsekuensi-konsekuensi yang dimaksud adalah…. (jelaskan)
  • Pertama, konsekuensi bagi pimpinan Gereja: Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan berada di tengah umat. Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat.
  • Kedua, konsekuensi bagi setiap anggota umat:  Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain.  Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat.
  • Ketiga, konsekuensi bagi hubungan awam dan hierarki: Kaum awam bukan lagi pelengkap penyerta atau pelengkap penderita, melainkan partner hierarki. Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda fungsi.
  • Gereja institusional, sangat menonjol dalam hal (1) organisasi yang berstruktur piramidal, (2) kepemimpinan tertahbis atau hierarki, (3) hukum dan peraturan, (4) sikap yang agak triumfalistik dan tertutup. Gereja institusional adalah pandangan Gereja yang hidup pada masa sebelum Konsili Vatikan II. Sekarang kita memiliki pandangan tentang Gereja sebagai persekutuan umat. 4 ciri menonjol dari Gereja sebagai persekutuan umat yang membedakannya dengan model Gereja institusional adalah… (jelaskan)
  • Pertama, hidup persaudaraan karena iman dan harapan yang sama: persaudaraan kasih.
  • Kedua, Keikutsertaan semua umat dalam hidup bergereja.
  • Ketiga, hukum dan peraturan memang perlu, tetapi dibutuhkan pula peranan hati nurani dan tanggungjawab.
  • Keempat, Sikap miskin, sederhana, dan terbuka. Rela berdialog dengan pihak manapun.
  • Gereja adalah persekutuan Umat Allah untuk membangun Kerajaan Allah di bumi ini. Dalam persekutuan umat ini, semua anggota mempunyai martabat yang sama, namun dari segi fungsinya dapat berbeda. Keanggotaan dalam Gereja sebagai persekutuan umat terdiri dari golongan hierarki, biarawan-biarawati, dan kaum awam. siapakah biarawan-biarawati itu dan apa fungsinya dalam Gereja? (jelaskan)
  • Biarawan dan biarawati adalah anggota umat yang dengan mengucapkan kaul kemiskinan, ketaatan, dan keperawanan selalu bersatu dengan Kristus dan menerima pola nasih hidup Yesus Kristus secara radikal. Dengan demikian mereka menjadi tanda nyata dari hidup dalam Kerajaan Allah.
  • Fungsinya, dengan menghayati kaul-kaul tersebut mereka menjadi tanda bahwa: pertama, kekayaan, kekuasaan dan hidup berkeluarga walaupun bernilai, tetapi tidaklah absolut dan abadi. Maka, kita tidak boleh mendewa-dewakannya. Kedua, kaul kebiaraan itu mengarahkan kita pada Kerajaan Allah dalam kepenuhannya kelak. Kita adalah umat musafir.
  • Kis. 4:32-37 menceritakan tentang cara hidup jemaat perdana. Mereka sehati dan sejiwa, dan tidak ada seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Apakah cara hidup Jemaat Perdana itu dapat kita tiru secara harafiah? Mengapa? (jelaskan)
  • Cara hidup Jemaat Perdana tersebut tetap relevan bagi kita hingga sekarang. Kebersamaan dan menganggap semua adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal pada waktu itu. Yang pokok ialah bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya dan tidak seorang pun menyimpan kekayaan bagi dirinya sendiri sementara yang lain berkekurangan.
  • Mungkin kita tidak dapat menirunya secara harafiah, sebab situasi sosial-ekonomi kita sudah sangat berbeda. Namun, semangat dasarnya dapat kita tiru, yaitu kepekaan terhadap situasi sosial-ekonomis sesama saudara dalam persekutuan umat.
  • Kebersamaan kita dalam hidup menggereja tidak boleh terbatas pada hal-hal rohani seperti doa, perayaan ibadah, kegiatan-kegiatan pembinaan iman, tetapi harus juga menyentuh kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya seperti yang sekarang digalakkan dalam Komunitas Basis Gereja.
  • Gereja hadir di dunia ini bukan untuk dirinya sendiri. Gereja harus menjadi sakramen (tanda) keselamatan bagi dunia! Apa yang kiranya harus dilakukan Gereja untuk menunjukkan keterbukaannya? Pasti ada banyak cara. Sebutkan dan jelaskanlah!
  • Pertama, Gereja harus selalu siap untuk berdialog dengan agama dan budaya mana pun juga. Dialog pengalaman iman lintas agama dapat sangat memperkaya. Sebab, ciri kehidupan bersama sehari-hari dalam masyarakat majemuk yang paling umum dan mendasar ialah ciri dialogis.
  • Kerjasama atau dialog karya. Gereja harus membangun kerja sama yang lebih intens dan mendalam dengan para pengikut agama-agama lain. Contohnya (1), Kerja sama mempromosikan perdamaian internasional dan pengembangan umat manusia yang lebih manusiawi. (2), Kerja sama menangani pengungsi, korban perang, bencana kelaparan, dsbnya.
  • Paus Yohanes XXIII adalah Paus yang membuat banyak kejutan dalam Gereja. Beliau dikenal sebagai Paus yang membaharuhi kehidupan menggereja. Dialah yang melahirkan motto aggiornamento. Apa arti motto tersebut? dan bagaimana ia membaharui kehidupan menggereja? (jelaskan)
  • Aggiornamento berarti Gereja harus senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan zaman.
  • Secara simbolis paus menyuruh supaya semua jendela di Vatikan dibuka selebar-lebarnya. Gereja harus terbuka kepada dunia, supaya udara segar dapat masuk dan pandangan jauh ke depan tidak terhalang. Salah satu keputusan yang paling menggemparkan di zamannya ialah ketika beliau mengumumkan akan diadakan Konsili, yaitu sidang agung uskup-uskup sedunia.
  • Seluruh umat Allah mengambil bagian di dalam tugas Kristus sebagai nabi, imam, dan raja. Tetapi umat itu tidak bersifat homogen (seragam/sejenis), maka Gereja mengenal pembagian tugas, tiap komponen umat menjalankan tugas dengan cara yang berbeda. Secara umum ada 2 fungsi khusus hierarki, yaitu…. (jelaskan)
  • Pertama, menjalankan tugas gerejani, yakni tugas-tugas yang secara langsung dan eksplisit menyangkut kehidupan beriman Gereja, seperti melayani sakramen-sakramen, mengajar agama, dan sebagainya.
  • Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi ima. Hierarki mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk, nasihat, dan teladan.
  • Kepemimpinan dalam Gereja pada dasarnya diserahkan kepada hierarki. Menurut ajaran resmi Gereja, hierarki dan struktur hierarkis berasal dari Kristus. Adapun secara struktural kepemimpinan dalam Gereja sekarang dapat diurutkan sebagai berikut: Dewan para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya, Paus, Uskup, Pembantu Uskup: Imam dan Diakon. Jelaskanlah tiap-tiap komponen tersebut!
  • Dewan Para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya. Dewan para uskup menggantikan dewan para rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja adalah dewan para uskup. Ketika Kristus mengangkat kedua belas rasul, Ia membentuk mereka menjadi semacam dewan atau badan yang tetap. Sebagai ketua dewan, Yesus mengangkat Petrus yang dipilihNya dari antara para rasul itu. Seperti santo Petrus dan para rasul lainnya, atas penetapan Tuhan merupakan satu dewan para rasul. Begitu pula Paus, pengganti Petrus bersama para uskup, pengganti rasul, merupakan suatu himpunan yang serupa.
  • Paus. Konsili Vatikan II menegaskan: “Adapun dewan atau badan para uskup hanyalah berwibawa, bila bersatu dengan imam agung di Roma, pengganti Petrus, sebagai kepalanya dan selama kekuasaan primatnya terhada semua, baik para gembala maupun kaum beriman, tetap berlaku seutuhnya.” Sebab Imam Agung di Roma berdasarkan tugasnya, yakni sebagai wakil Kristus dan gembala Gereja semesta, mempunyai kuasa penuh, tertingi dan universal terhadap Gereja, dan kuasa itu selalu dapat dijalankannya dengan bebas.
  • Uskup. Tugas pokok uskup adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas pemersatu itu selanjutnya dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan Gereja, yaitu tugas pewartaan, perayaan, dan pelayanan di mana dimungkinkan komunikasi iman dalam Gereja. Tugas utama dan terpenting bagi para uskup adalah pewartaan iman (LG, Art. 25).
  • Pembantu Uskup: Imam dan Diakon.
    • Para Imam adalah wakil uskup. Di setiap jemaat setempat dalam arti tertentu, para imam menghadirkan uskup. Tugas konkret mereka sama seperti uskup. Mereka ditahbiskan untuk mewartakan Injil dan menggemabalakan umat beriman.
    • Para Diakon sebagai tingkat hierarki yang paling rendah. Mereka ditumpangi tangan bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan (LG, Art. 29). Para diakon adalah pembantuk khusus uskup di bidang materi sedangkan imam pembantu umum.
  • Definisi “Awam” dalam praktek dan dalam dokumen-dokumen resmi Gereja ada 2 macam, yakni definisi teologis dan definisi tipologis. Jelaskanlah kedua definisi awam tersebut!
  • Definisi teologis: Awam adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan. Jadi, awam meliputi biarawan seperti suster dan bruder yang tidak menerima tahbisan suci.
  • Definisi tipologis: Awam adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan dan juga bukan biarawan/biarawati. Maka dari itu, awam tidak mencakup para bruder dan suster.
  • Pada zaman ini orang sering berbicara tentang tugas atau kerasulan internal dan eksternal dari kaum awam. Kerasulan internal menunjuk pada kerasulan di dalam Gereja. Sedangkan kerasulan eksternal adalah kerasulan dalam tata dunia. Apa yang dimaksud dengan kerasulan dalam tata dunia?
  • Awam bertugas mencari Kerajaan Allah dengan mengusahakan hal-hal duniawi dan mengaturnya sesuai kehendak Allah. Awam hidup di dalam dunia, yakni dalam semua dan tiap jabatan serta kegiatan dunia. Kaum awam dapat menjalankan kerasulannya dengan kegiatan penginjilan dan pengudusan manusia serta meresapkan dan memantapkan semangat Injil ke dalam Tata Dunia sedemikian rupa sehingga kegiatan mereka sungguh-sunggu memberikan kesaksian tentang Kristus dan melayani keselamatan manusia. Dengan kata lain, Tata Dunia adalah medan bakti khas kaum awam. Hidup keluarga dan masyarakat yang bergumul dengan bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan nasional (ipoleksosbudhankamnas).
  • Tidak lama lagi kita akan memilih Presiden dan wakilnya. Biasanya setiap pasangan calon Presiden dan Wapres akan berkampanye menarik perhatian dan simpati rakyat agar bisa terpilih menjadi pemimpin negara. Model pemilihan pemimpin negara tidak dapat kita terapkan pada pemilihan hierarki (Paus, Uskup, Imam dan Diakon), karena kepemimpinan dalam Gereja memiliki corak khusus. Jelaskan corak kepemimpinan yang dimaksud itu!
  • Pertama, kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus, di mana campur tangan Tuhan merupakan unsur yang dominan. Oleh sebab itu, kepemimpinan dalam Gereja tidak diangkat oleh manusia berdasarkan suatu bakat, kecakapan, atau prestasi tertentu.
  • Kedua, kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya, walaupun ia sungguh mempunyai wewenang yang berasal dari Kristus sendiri. Kepemimpan dalam Gereja adalah kepemimpinan yang melayani bukan dilayani.
  • Ketiga, kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapus oleh manusia. Kepemimpinan masyarakat dapat diturunkan oleh manusia, karena memang diangkat dan diteguhkan oleh manusia. Tetapi kepemimpinan hierarki tidak seperti itu.
  • Keterlibatan awam dalam tugas membangun Gereja bukanlah karena perpanjangan tangan dari hierarki, tetapi oleh pembaptisan ia mendapat tugas itu dari Kristus. Oleh karena itu awam hendaknya berpartisipasi dalam tri-tugas Kristus dan Gereja (nabi, imam dan raja) Jelaskanlah tritugas awam dalam membangun Gereja!
  • Pertama, tugas nabiah, pewartaan sabda, seorang awam dapat mengajar agama, sebagai katekis atau guru agama, memimpin kegiatan pendalaman Kitab Suci atau pendalaman iman, dsbnya.
  • Kedua, tugas imamiah, menguduskan, seorang awam dapat memimpin doa dalam pertemuan-pertemuan umat, memimpin koor atau nyanyian dalam ibadah, membagi komuni sebagai prodiakon, menjadi pelayan altar, dsbnya.
  • Ketigas, tugas rajawi, memimpin atau melayani seorang awam dapat menjadi anggota dewan paroki, menjadi ketua seksi, ketua lingkungan atau wilayah, dsbnya.
  • Kosakata! Apa arti dari istilah-istilah berikut ini:
    • Konklaf, sidang pemilihan Paus.
    • Konsili, sidang agung para uskup sedunia.
    • Nuncio, duta besar Vatikan
    • Papabilis, calon Paus.
    • Extra eclesiam nulla salus, di luar Gereja tidak ada keselamatan.
    • Aggiornamento, Gereja harus senantiasa membaharui dirinya sesuai perkembangan zaman.
    • Prodiakon, seorang awam yang dilantik oleh Uskup untuk jangka waktu tertentu bertugas membantu pelayanan komuni.
    • Kardinal, penasihat utama Paus dan membantu Paus terutama dalam reksa harian seluruh Gereja.
    • Servus Servorum Dei, hamba dari hamba-hamba Allah.

//

//