Home » Kelas VII » Menceritakan Kembali Isi Fabel
Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binantang. Karakter binatang dalam cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia dan diceritakan mampu bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter binatangnya. Tokoh fabel adalah binatang. Fabel bertema kehidupan binatang. Biasanya, berlatar di hutan, sungai, atau alam bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau sekolah. Tokoh dalam fabel biasanya adalah hewan jinak dan hewan liar. Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat berakhir sengsara atau mendapatkan akibat dari perbuatannnya. Menceritakan kembali merupakan salah satu sub bagian dari Model Pembelajaran Berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Langkah-langkah agar bisa menceritakan kembali isi fabel antara lain : Pertama, membaca secara berulang-ulang teks fabel yang akan diceritakan. Kedua, mencatat nama-nama pelaku dalam teks fabel. Ketiga, mencatat hal-hal penting (gagasan pokok) dalam teks fabel. Keempat, menulis/melisankan kembali teks fabel yang dibaca, sedapat mungkin menggu- nakan kata-kata sendiri. Berikut ini salah satu contoh teks fabel.
Bacalah fabel berikut!
Semua Istimewa Ulu, seekor katak hijau, sedang berdiri di pinggir kolam. Hari itu langit sangat gelap dan hari seperti itulah yang Ulu sukai. Tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa. “Hujan telah tiba!” Ulu berteriak dengan girang. Ulu pun mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Ia melihat semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari. “Wahai semut, hujan telah tiba jangan bersembunyi!” seru Ulu kepada semut yang sedang berusaha keras menghindari tetesan air hujan. Semut menghela napas dan menatap Ulu dalam-dalam. “Ulu, aku tidak suka dengan hujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak bisa berenang sepertimu, makanya aku berteduh,” sahut Semut.
Sumber : Harian Kompas
1. Menentukan Tokoh dan Watak Tokoh Tokoh adalah orang/ hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh protagonis, atau antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu). Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau komentar/ narasi penulis terhadap tokoh.
Ulu | Sombong |
|
Ikan | Ramah dan rendah hati | “Aku tidak dapat merasakan hujan Ulu. Lihatlah, aku tinggal bersama air. Bagaimana caranya aku dapat menikmati hujan seperti kamu Ulu?” |
Semut | Baik dan ramah | “Ulu, aku tidak suka dengan hujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak bisa berenang sepertimu, makanya aku berteduh,” sahut Semut. |
Burung | Bijaksana | “Ulu, tidakkah kamu tahu bahwa Sang Pencipta membuat kita dengan keunikan yang berbeda-beda? Aku tidak bisa berenang sepertimu dan ikan, tetapi aku bisa terbang mengitari angkasa. Burung kembali berkata dengan bijak, “Itulah yang kumaksud Ulu, kita masing-masing memiliki kelebihan sendiri. Semut tidak bisa berenang sepertimu, tetapi ia bisa menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak dapat kau lewati. Ikan tidak dapat melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!” |
2. Menentukan Rangkaian Peristiwa Uraikan isi fabel di atas menggunakan bahasamu sendiri dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Urutkan kejadian yang dialami oleh Ulu di atas dalam tabel di bawah
- Awalnya langit sangat gelap dan tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa. Ulu pun mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam.
- Tiba-tiba Ulu melihat semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari. semut tersebut sangat sedih karena tidak bisa berenang dikarenakan tubuhnya yang sangat kecil.
- Lalu Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ulu berkata bertapa menyedihkannya hidup ikan yang hanya dapat hidup di air. kata-kata Ulu telah menyakitkan hati ikan.
- Selanjutnya Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger di dahan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama seperti Semut dan Ikan yang tidak dapat menikmati hujan.
- Kemudian Burung menantang Ulu untuk naik ke atas pohon. Tetapi Ulu tidak bisa karena kakinya yang pendek dan tidak bisa terbang.
- Akhirnya Ulu menyadari kalau tindakannya salah. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina teman-temannya. Dan Ulu meminta maaf kepada Semut dan Ikan, serta Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya kembali.
Ulu berteriak dengan girang dan bersenandung | Hewan katak tidak bisa berteriak dan bersenandung. |
Ulu berbicara kepada Ikan | Hewan katak tidak bisa berbicara |
Ulu tertawa kencang-kencang | Hewan katak tidak bisa tertawa |
Ulu meminta maaf pada Burung, Semut, dan Ikan | Hewan katak tidak bisa meminta maaf |
3. Menceritakan Kembali Isi Fabel
Semua Istimewa Awalnya langit sangat gelap dan tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa. Ulu seekor katak hijau pun mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Tiba-tiba Ulu melihat semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari. semut tersebut sangat sedih karena tidak bisa berenang dikarenakan tubuhnya yang sangat kecil. Menurut ulu berenang itu sangat mudah tinggal menjulurkan kaki saja. Semut hanya bisa menatap Ulu dengan kesal. Semut tidak dapat berenang karena ia memiliki kaki yang pendek. Lalu Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ulu berkata bertapa menyedihkannya hidup ikan yang hanya dapat hidup di air. kata-kata Ulu telah menyakitkan hati ikan karena ikan tinggal bersama air sehingga tidak dapat menikmati hujan. Selanjutnya Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger di dahan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama seperti Semut dan Ikan yang tidak dapat menikmati hujan. Ulu mengatakan bahwa Burung tidak dapat menikmati hujan karena takut bulunya basah. Kemudian Burung menantang Ulu untuk naik ke atas pohon. Tetapi Ulu tidak bisa karena kakinya yang pendek dan tidak bisa terbang. Burung mengatakan bahwa Sang Pencipta membuat hewan dengan keunikan yang berbeda-beda. Burung menasehati Ulu agar tidak menghina hewan yang lain.
Akhirnya Ulu menyadari kalau tindakannya salah. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina teman-temannya. Dan Ulu meminta maaf kepada Semut dan Ikan, serta Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya kembali.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:06 PM