Unsur-unsur geografi yang tidak dapat digambarkan pada peta dengan simbol titik adalah

Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan bentuk wilayah beserta kenampakan fenomena alam atau budaya (buatan manusia). Misalnya; sungai, gunung, danau, rawa-rawa, laut, batas wilayah, perkampungan, kota, jalan raya, penduduk, dan lainlain. Fenomena alam dan budaya tidak mungkin digambarkan pada peta sama persis dengan keadaan sebenarnya di permukaan bumi. Untuk memberi tandafenomena yang terdapat pada suatu wilayah, dipergunakan lambang tertentu yang memiliki makna dan mudah dipahami oleh banyak orang (pengguna peta). Lambang tersebut dinamakan simbol peta. Penggunaan simbol-simbol pada peta bersifat konvensional, artinya; sesuai dengan kelaziman umum atau dapat dimengerti secara umum. Pemakaian simbol berlaku menurut skala peta. Pada peta tematik yang bertujuan untuk menampilkan fenomena tertentu maka pemakaian simbol akan menonjolkan bagian tertentu tersebut. Misalnya pada peta jalan maka simbol jalan digambar lebih hitam atau lebih tebal daripada biasanya.

Simbol yang dapat ditemukan pada sebuah peta, secara garis besar dapat kita golongkan menjadi empat jenis, yakni: simbol warna, simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah. Adapun wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan atas wujud piktorial, geometrik, dan huruf.

Sebelum kita membahas jenis-jenis simbol peta, simaklah gambar di bawah ini.


a. Simbol warna Penggunaan simbol warna untuk kenampakan geografis pada peta memiliki makna tertentu. Misalnya, penggunaan warna hijau pada peta rupa bumi berbedamaknanya jika digunakan pada peta iklim. Berikut ini dijelaskan secara singkat penggunaan warna pada peta:

1) Kenampakan hipsografi atau relief muka bumi, menggunakan warna dasar coklat, dari coklat muda sampai coklat tua. Makin tua warna coklat makin tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut. Lihat pada contoh peta di atas, warna coklat tua digunakan untuk daerah pegunungan.

2) Kenampakan hidrografi atau wilayah perairan (sungai, danau, laut), menggunakan warna dasar biru, dari biru muda (hampir putih) sampai biru tua (kehitaman). Makin tua warna biru makin dalam letak suatu tempat dari permukaan air laut. Perhatikan contoh peta, warna biru muda digunakan untuk laut dangkal dan warna biru tua untuk laut dalam.

3) Kenampakan vegetasi (hutan, perkebunan), menggunakan warna dasar hijau. Warna hijau juga digunakan untuk menggambarkan wilayah dataran rendah.

4) Kenampakan hasil budaya manusia (misal; jalan, kota, pemukiman, batas wilayah, pelabuhan udara), menggunakan warna merah dan hitam. Jalan raya dan kota biasanya digambarkan dengan simbol berwarna merah. Jalan kereta api, batas wilayah dan pemukiman, biasanya digambarkan dengan simbol berwarna hitam. 5) Warna putih pada peta juga digunakan untuk menggambarkan kenampakan es di permukaan bumi, misalnya es di kutub utara dan selatan pada Peta Dunia. Penggunaan simbol warna pada peta akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi, penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.

Contohnya: untuk laut atau danau digunakan warna biru; untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat; untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau; daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 - 3000 meter) digunakan warna coklat tua; Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 – 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau.

b. Simbol titik

Pada peta umum, simbol titik biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang mengutamakan aspek letak. Kenampakan-kenampakan tersebut misalnya; gunung api, kota, danau, pelabuhan udara, dan lain-lain. Pada peta khusus (tematik), penggunaan simbol titik dapat menggambarkan nilai (kuantitas) persebaran kenampakan geografis. Misalnya, pada peta persebaran penduduk. Besar-kecilnya dan kerapatan simbol titik pada peta tersebut dapat menggambarkan kepadatan penduduk di suatu wilayah.

Simbol titik pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni: simbol piktorial dan simbol geometrik.

1) Simbol piktorial adalah simbol yang menggambarkan kenampakan geografis, khususnya kenampakan budaya (buatan manusia) yang mirip dengan keadaan sebenarnya. Misalnya dipergunakan untuk menggambarkan pelabuhan laut (gambar jangkar), pelabuhan udara (gambar pesawat terbang), mesjid (gambar bulan bintang), rel kereta api, taman, dan lain-lain.



2) Simbol geometrik adalah simbol yang menggunakan gambar-gambar bangun geometrik pada peta, seperti lingkaran, segitiga, persegi panjang, atau gabungannya.


c. Simbol huruf Simbol huruf dipergunakan bersama-sama dengan simbol lain dan sifatnya melengkapi. Simbol huruf, biasanya menggunakan huruf awal atau inisial dari kata yang akan ditampilkan, bahkan terkadang menggunakan angka.


d. Simbol garis Pada peta umum, simbol garis dipergunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang bentuknya memanjang, seperti; sungai, garis pantai, jalan raya, jalan kereta api, dan batas wilayah.

Pada peta tematik, simbol garis digunakan pula untuk menggambarkan kuantitas (jumlah) suatu kenampakan atau gejala geografis. Pada simbol garis, ada yang diberi angka untuk menunjukkan nilai tertentu, misalnya pada garis kontur untuk menunjukkan ketinggian. Simbol garis yang digunakan untuk menyatakan kuantitas, dikenal dengan istilah isolines. Isolines adalah garisgaris di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kesamaan dalam gejala geografis yang ditonjolkannya. Ada pula yang dinamakan Isopleth, yaitu garis-garis di peta yang menghubungkan tempat dengan nilai distribusi yang sama. Isopleth dapat berupa sebagai berikut:

1) Isohipse, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama dari permukaan laut.

2) Isobar, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama.

3) Isotherm, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki suhu udara yang sama.

4) Isohyet, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama.

5) Isoseista, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kerusakan fisik yang sama akibat gempa bumi.

e. Simbol wilayah

Simbol wilayah disebut juga simbol bidang atau simbol area. Simbol ini dipergunakan untuk menggambarkan kenampakan geografis berbentuk area, seperti: kawasan pemukiman, areal persawahan, areal perkebunan, pulau, benua, dan lain-lain.

Jakarta -

Peta merupakan gambaran berskala pada medium yang datar. Peta menampilkan kenampakan alam dan budaya melalui berbagai simbol, seperti simbol segitiga.

Kata peta atau map dalam bahasa Inggris, berasal dari kata mappa. Dalam bahasa Yunani mappa diartikan sebagai kain penutup atau taplak. Beberapa ahli mendefinisikan peta sebagai gambaran bentuk muka bumi dalam bidang datar dengan skala kecil.

Ada banyak komponen yang terdapat dalam peta. Sebuah peta paling tidak berisikan judul, lettering atau penulisan, orientasi atau penunjuk arah, skala peta, inset, garis-garis astronomis, legenda, tahun pembuatan peta dan pembuat peta, dan simbol peta.

Simbol pada peta menampilkan bentuk bentang alam dan bentang budaya. Salah satu contohnya adalah simbol segitiga pada peta menggambarkan kenampakan alam berupa gunung. Dikutip dari buku Geografi dan Sosiologi oleh Umasih, berikut 9 kenampakan alam pada peta:

1. Daratan

Kenampakan alam berupa daratan disimbolkan dengan garis tak berujung tetapi bertemu dan berbatasan dengan laut. Daratan juga digambarkan dengan simbol warna hitam. Nama benua dan pulau biasanya ditulis dengan huruf besar dan tegak.

2. Laut

Kenampakan laut pada peta disimbolkan dengan gradasi warna biru. Warna ini juga dibagi ke dalam tiga kategori sesuai kedalaman laut. Laut dangkal (0-200 meter) disimbolkan dengan warna biru sangat muda, laut dengan kedalaman 200-500 meter disimbolkan dengan warna biru muda, dan laut dengan kedalaman lebih dari 500 meter menggunakan warna biru tua.

Nama laut atau samudra ditulis dengan huruf besar dan miring. Sedangkan untuk nama teluk, jazirah, dan selat ditulis dengan huruf kecil dan miring.

3. Dataran rendah

Dataran rendah dalam peta digambarkan dengan simbol warna hijau. Ketinggian dataran sekitar 0-200 mdpl.

4. Pegunungan atau Perbukitan

Pegunungan atau perbukitan disimbolkan dengan warna kuning atau coklat muda hingga coklat tua.

5. Gunung

Kenampakan alam gunung disimbolkan dengan segitiga sama kaki. Segitiga juga akan diberi warna sesuai dengan kondisi gunung. Gunung berapi aktif disimbolkan dengan warna merah. Sedangkan gunung berapi yang sudah tidak aktif akan diberi warna hitam. Selain itu, di dekat simbol gunung juga akan diberikan informasi mengenai ketinggian gunung tersebut.

6. Hutan

Hutan digambarkan dengan simbol warna hitam atau hijau. Simbol ini digambar dengan pola tertentu.

7. Sungai

Sungai digambarkan dengan simbol garis memanjang, sesuai dengan daerah aliran sungai dari hulu ke hilir. Bentuk sungai biasanya memanjang dan berkelok-kelok sampai bermuara ke pantai. Nama sungai ditulis dengan huruf miring mengikuti alur sungai.

8. Danau

Danau pada peta digambarkan dengan simbol sesuai bentuk alamiahnya dengan warna biru. Nama danau ditulis dengan huruf miring yang menyentuh salah satu batas danau.

9. Rawa

Kenampakan alam rawa pada peta digambarkan dengan simbol garis putus-putus sejajar berwarna hitam dengan biru muda sebagai warna dasarnya. Rawa digambar dengan pola tertentu. Rawa terdapat pada muara-muara sungai besar atau sekitar pantai.

Nah, itulah 9 simbol kenampakan alam pada peta. Deskripsi dari masing-masing simbol biasanya ditulis dalam sebuah legenda peta.

Simak Video "Sebaran Kasus Corona 18 Mei 2022, DKI Tertinggi"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/lus)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA