Membangun Bisnis bisa dibilang mudah bisa dibilang susah, tergantung karakter dan kemauan, banyak yang gagal dalam berwirausaha, ada yang baru mulai sudah merasa gagal, ada yang bisnisnya baru tumbuh tapi ada halangan sedikit sudah menyerah. Apa sajakah yang menjadi penyebab seseorang gagal dalam ber wirausaha atau bisnis ? Show
#1 INGIN INSTAN Memang ada mie instan direndam 5 menit, masukan bumbu, diaduk sudah bisa dimakan. Tetapi tidak semua masalah dan persoalan bisa diselesaikan secara instan. Manusia tidak langsung berlari, melewati beberapa tahapan dulu, mulai merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan, baru mulai berlari. Begitu juga wirausaha, Pengusaha yang tangguh tidak diciptakan secara instan, yang baru sekali ikut seminar-seminar wirausaha, langsung jadi. Perlu waktu, di mulai dari ide, keberanian memulai, menghadapi dan memecahkan masalah, menimba pengalaman, masuk pada lingkungan dan komunitas bisnis. Kalau sudah melewati hal-hal tersebut, keberhasilan adalah akibat. #2 MUDAH MENYERAH & BERHENTI BELAJAR Ini adalah penyakit wirausaha mental lembek, yaitu tidak konsisten, semangat tinggi diawal tapi loyo dikemudian hari, mood-moodtan alias suasana hati mudah berubah yang berakibat pada jalannya bisnis, merasa sudah pintar tidak perlu belajar tapi action lemah. Semua hal diatas perlu di charge seperti batere HP, agar terus semangat dalam menghadapi tantangan masalah, beri motivasi diri Anda dengan memposisikan diri Anda seperti “kalau usaha bisnis tidak berjalan atau menghasilkan, anak istriku mau makan apa atau seandainya modal usahanya pinjaman, kredit atau angsuran kalau bisnis tidak berjalan mau dibayar dengan apa, atau hal-hal lain yang bisa menjadi cambuk semangat Anda”. #3 SUKA INGKAR JANJI & LARI DARI MASALAH Salah satu ciri-ciri seseorang gagal atau sulit sukses adalah suka ingkat janji dan lari dari masalah, seperti suka lepas janji dalam menyelesaikan atau mengantarkan pesanan konsumen, konsumen akan kapok pesan atau berbisnis dengan Anda. Suka menunda-nunda membayar gaji karyawan, karyawan akan tidak hormat lagi pada Anda. Mangkir saat tagihan suplier tiba saatnya, mereka akhirnya tidak mau mengirim barang lagi pada Anda. Jadi kalaupun Anda harus menghadapi janji yang tidak tepat karena sesuatu dan lain hal yang tidak bisa Anda hindari, usahakan ada solusi atau pengganti yang bisa diterima. Jangan lari dari masalah dan melalaikan tanggung jawab, semua akan kapok berbisnis dengan Anda. #4 TIDAK DISIPLIN Seperti uang modal dipakai untuk keperluan Konsuntif yang tidak penting atau suka mengabaikan kepentingan orang lain, seperti janji temu bisnis atau rapat. Itu merupakan faktor terbesar dalam kegagalan. Kunci kesuksesan jangka panjang adalah mampu menghadapi faktor-faktor penyebab kegagalan wirausaha atau bisnis diatas. Dan ikhlas dalam melaksanakan bisnis. Sekian dulu tulisan ini saya akhiri, mungkin dari kawan-kawan ada masukan atau faktor-faktor lain, silahkan diisi di coment ya. Salam. Related Posts :
Sumber : bisnismoo.com Kegagalan dan KeberhasilanApa makna kegagalan? Jawaban paling sederhana adalah ketidakberhasilan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gagal adalah tidak berhasil, tidak tercapai maksudnya (KBBI, 2014). Kegagalan berkebalikan dengan keberhasilan. Tidak berhasil berarti pula tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Karena adanya target untuk dapat dipakai sebagai pengukur suatu keberhasilan. Maka dari itu selalu ada kriteria-kriteria sebagai parameter guna menentukan, apakah suatu target telah tercapai atau belum tercapai. Dari logika ini dapatlah ditarik suatu pengertian, kegagalan adalah tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Itu berarti, ketiadaan target akan meniadakan pula kegagalan. Maksudnya, tidaklah dapat seseorang itu dinyatakan gagal tentang sesuatu bilamana seseorang tersebut tidak memiliki target yang diharapkan (Mono, 2013). Gagal adalah sebuah kemenangan yang tertunda atau keinginan yang belum tercapai. Biasanya kegagalan disebabkan karena kita tidak mengetahui definisi atau arti dari belajar. Sesungguhnya kegagalan tidak jauh berbeda dengan “belum berhasil“. Kita tidak akan pernah tahu kita berhasil kalau kita tdk pernah gagal. yang terpenting bukanlah berapa sering kita gagal atau jatuh, tapi seberapa seringkah ktia bangkit setiap kita gagal atau jatuh. Kegagalan adalah hal yang lumrah dalam berusaha. Statistik membuktikan hampir 50% usaha pemula mengalami kegagalan, terutama di lima tahun pertama memutar roda usaha.Namun demikian kegagalan bisa menjadi tonggak awal menuju sukses. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan apabila seseorang menyerah dari kegagalan berarti dia tidak tahu bahwa kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa menyadarkan kita untuk tidak pernah menyerah. Dengan kegagalan, kita dapat belajar dari kesalahan dan lebih mapan pengalaman sehingga keberhasilan dapat tercapai. Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan usaha menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik/unggul dari pada masa sebelumnya. Keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada lainnya yang sederajat atau sekelasnya. Menurut Suyanto keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan (Chamdan, 2010). Menurut Sony Heru Priyanto Seseorang yangmemiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya (Priyanto, 2009). Selain itu, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang dibuat oleh pengusaha. Hal ini seperti yang terungkap oleh Dalimunthe dalam Edi Noersasongko yang menyatakan bahwa kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Kinerja perusahaan adalah output dari berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat penting untuk mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya. Kinerja usaha perlu dihubungkan dengan target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha. Apapun targetnya, kinerja usaha merupakan tolok ukur untuk menilai seberapa besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha (Noersasongko, 2005). Menurut Ina Primiana mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi” (Primiana, 2009). Henry Faizal Noor mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis” (Noor, 2007). Untuk mencapai keberhasilan seseorang/usaha membutuhkan manajemen, atau tatanan tindakan sebagai langkah-langkah strategik agar target yang diharapkan tersebut tercapai. Dengan demikian manajemen bagi seseorang yang memiliki target sasaran menjadi sangat urgen. Itu berarti kemampuan di bidang manajemen tidak dapat lagi dipandang sebagai kebutuhan nomor dua, lebih dari itu ketrampilan ini justru menempati prioritas utama bagi setiap sosok manusia yang ingin berhasil. Singkatnya, dalam kerangka mencapai suatu keberhasilan, disyaratkan adanya ketrampilan manajemen yang sesuai dengan target sasaran atau gol yang diharapkan. Tidak terpenuhinya persyaratan yang disebut terakhir ini, dapat dipastikan bakal mengakibatkan kegagalan. Kegagalan yang seringkali diterjemahkan sebagai wujud musibah, ternyata dalam wujudnya tidak sebagai peristiwa tunggal. Disebabkan adanya kegagalan, maka pada diri manusia yang tertimpa kegagalan itu dapat tertimpa pula bentukbentuk kegagalan-kegagalan yang lain sebagai efek domino. Dengan kata lain, dikarenakan adanya kegagalan timbullah masalah-masalah lain yang membutuhkan penyelesaian. Bilamana situasi yang membutuhkan penyelesaian tersebut ternyata mengalami hambatan-hambatan dalam upayanya mencari solusi, maka muncullah frustasi. Yakni, situasi terhambat pada kejiwaan seseorang dalam upayanya untuk pemuasan kebutuhan personal maupun karena tuntutan lingkungan. Faktor Penyebab Kegagalan UsahaAda berbagai faktor yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan, diantaranya adalah faktor ekonomi, kesalahan manajemen, dan bencana alam. Perusahaan yang mengalami kegagalan dalam operasinya akan berdampak pada kesulitan keuangan perusahaan (Sudana, 2011). Zimmerer mengemukakan ada beberapa faktor penyebab kegagalan dalam menjalankan usaha, yaitu : 1. Ketidakmampuan ManajemenDalam bisnis kecil, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemilik usaha kurang memiliki kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan agar bisnis bisa berjalan. 2. Kurang PengalamanManajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman dalam bidang usaha yang akan dimasukinya. Idealnya, calon wirausahawan harus memilki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai konsep pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi), kemampuan mengkoordinasi berbagai kegiatan bisnis, serta keterampilan untuk mengelola orang-orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan kinerja. 3. Lemahnya Kendali KeuanganKunci dari keberhasilan bisnis adalah adanya kendali keuangan yang baik. Sementara itu, perusahaan kecil seringkali melakukan dua kesalahan keuangan, yakni kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan. 4. Gagal Mengembangkan Perencanaan yang StrategisTanpa memiliki suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar. 5. Pertumbuhan Tidak TerkendaliPertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan. Namun demikian, pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Hal itu dikarenakan cenderung meningkatnya berbagai masalah dengan berkembangnya perusahaan sehingga manajer harus belajar menangani masalah-masalah tersebut. 6. Lokasi yang BurukPemilihan lokasi yang tepat harus dipilih berdasarkan penelitian, pengamatan, dan perencanaan. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan besarnya biaya sewa yang harus dibayar. Beberapa pemilik bisnis seringkali memilih lokasi hanya dikarenakan adanya tempat yang kosong. 7. Pengendalian Persediaan yang Kurang BaikPada umunya, investasi terbesar yang harus dilakukan oleh manajer bisnis kecil adalah salah satu tanggung jawab menajerial yang penting. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok sehingga pelanggan merasa kecewa dan pergi. 8. Ketidakmampuan Membuat Transisi UsahaSetelah berdiri dan berkembang, biasanya diperlukan adanya perubahan gaya manajemen yang secara drastis berbeda (Zimmerer, 2009). Sumber : incomediary.com Faktor lain yang menjadi penyebab kegagalan usaha adalah :
Menurut Ipan Pranashakti, ada 7 hal penyebab kegagalan usaha/ bisnis secara umum, yaitu :
Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.
Secara umum masyarakat sebagai pelaku usaha, mampu dan giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan, layanan jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun mendatang. Rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai. Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak menimbulkan ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan dan pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing yang memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana walaupun harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.
Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui.
Dengan kata lain, ketika anda mengajukan kredit ke bank, tentu andapun juga harus hati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak, lalu tentukan sikap skala prioritasnya. Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/ kebutuhan pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/ toko terlalu sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/ toko/ usaha.
SDM yang berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia telah berhasil sebagai wirausahawan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasa secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode harmonisasinya antara divisi. Kekurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.
Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing. Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan (Pranashakti, 2014). Oleh : Muklishotul Jannah REFERENSIAkhlis, Faktor Penyebab Kegagalan Bisnis, www.ciputraentrepreneurship.com. Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti, Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian, Jakarta : Grasindo, 2003. Edi Noersasongko, Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Batik di Jawa Tengah, Skripsi, Malang : Program Pascasarjana Universitas Merdeka Malang, 2005. Henry Faizal, Noor, Ekonomi manajerial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Jannah, Mukhlishotul. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Usaha. Jurnal Islamiconomic. 6(1) Mono, Henny, Kegagalan dan Keberhasilan Manusia, http://sosbud.kompasiana.com. Nitisusastro, Mulyadi, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Bandung : Alfabeta, 2012. Pranashakti, Ipan, 7 Penyebab Kegagalan Usaha Bisnis Secara Rata-Rata, http://ipan.web.id. Primiana, Ina, Menggerakkan Sektor Riil UKM & Industri, Bandung :Alfabeta, 2009. Sony Heru, Priyanto, Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di Masyarakat. Jurnal PNFI, 1(1), 2009. Sudana, I Made, Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik, Jakarta : Erlangga, 2011. Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi 3, Jakarta : Salemba empat : 2011. Suyatno Purnama, Chamdan. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2010. Zimmerer, Thomas W, dan Scarborough, Norman M., Essential of Entrepreneurship and Small Bisiness Management : Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5, Penerjemah : Deny Arnos Kwary, (Jakarta : Salemba Empat : 2009) ………, gagal, http://kbbi.web.id. |