Kenapa Indonesia tidak masuk negara PERSEMAKMURAN Inggris

Apa pandangan warga Persemakmuran tentang ratu?

Keterangan gambar,

Ratu Elizabeth II dalam kunjungan ke Tasmania, Autralia akhir Maret 2000.

Seorang akademisi di Australia berpendapat negara itu lebih baik memiliki kepala negara tersendiri dan bukan Ratu Elizabeth, sementara di Malaysia, seorang pengamat mengatakan ikatan kedua negara terletak pada tradisi kerajaan.

Negara Persemakmuran yang didirikan tahun 1949, terdiri dari 54 negara anggota, termasuk 52 bekas koloni Kerajaan Inggris.

Sekitar dua miliar penduduk tinggal di negara-negara Persemakmuran yang digambarkan Ratu Elizabeth II dalam perayaan tahunan Hari Persemakmuran Maret lalu sebagai negara-negara yang "makmur dalam keragaman."

Ratu juga mengatakan organisasi ini memberikan "pengertian besar" atas perbedaan budaya.

Saat merayakan ulang tahun yang ke-21, Ratu Elizabeth II berjanji mengabdikan hidupnya untuk memberikan jasa kepada Persemakmuran .

Inilah pandangan beberapa warga sejumlah negara anggota Persemakmuran .

Menginginkan Australia memiliki kepala negara sendiri

Keterangan gambar,

Gregory Fealy ingin Australia punya kepala negara sendiri.

Gregory Fealy, profesor bidang ilmu politik Indonesia, di Australian National University, Canberra, mengatakan Ratu Elizabeth memiliki pengaruh positif di salah satu negara anggota Persemakmuran itu, namun ia tetap berpandangan, Australia lebih baik memiliki kepala negara sendiri. Inilah penuturannya kepada BBC Indonesia:

"Saya sendiri mungkin salah satu kasus yang menarik, karena saya sejak lama mendukung gerakan republik. Jadi saya mendukung usaha untuk mengganti kerajaan Inggris dengan sistem presidensial. Namun walaupun begitu, saya menganggap baik, pretasi Ratu Elizabeth.

Saya kira, banyak warga Australia yang punya sikap yang hampir sama. Dalam 10-15 tahun terakhir sikap mereka sangat positif. Mereka menghargai usaha dan prestasinya sebagai kepala Persemakmuran .

Namun saya tetap menganggap sebaiknya orang Australia memilih kepala negara sendiri daripada mengambil ratu Inggris sebagai kepala negara Australia.

Melihat dari jauh

Sumber gambar, AP

Keterangan gambar,

Ratu Elizabeth II disambut saat berkunjung ke Australia bulan Maret tahun 2000.

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Ada unsur sejarah di sini karena tahun 1975, gubernur jenderal yang diangkat oleh Ratu Elizabeth, memecat pemerintah yang dipilih secara demokrasi oleh rakyat Australia. Dua puluh sampai 30 tahun setelah itu, masih ada ingatan yang agak pahit, dan mereka menganggap itu kurang demokratis kalau masih ada kerajaan di sini, dan mereka merasa lebih baik kalau mereka bisa memilih kepala negara sendiri.

Tetapi dalam 10-15 tahun terakahir, ada kesadaran bahwa kepribadian Ratu Elizabeth punya banyak hal yang dapat dipuji dan dia juga bisa diterima oleh hampir semua kalangan di Australia. Jadi kadang-kadang juga ada manfaat kalau Ratu Elizabeth tetap ada sebagai kepala negara Australia.

Saya masih ingat ketika saya siswa di SD, Ratu Inggris mengunjungi Australia tahun 1960-an.

Saya masih ingat menunggu berdiri di pinggir jalan, dan pawai ratu Inggris lewat dan dia melambai kepada para siswa.

Kemudian 10 tahun lalu ratu datang ke Canberra dan saya ajak anak saya ke gereja dekat rumah, dan kami bisa cukup dekat dia. Ratu tidak bicara langsung kepada saya, namun ada beberapa teman yang dekat dia dan dia ngomong sedikit dan mereka sangat senang.

Kesan saya waktu itu, sebagian besar warga Australia sangat antusias menyambut Ratu Elizabeth selama kunjungannya."

Kaitan kerajaan dengan Malaysia

Keterangan gambar,

Nizammudin Sulaiman mengangkat sisi kerajaan.

Ahmad Nizamuddin Sulaiman, dari Pusat Kajian Etnik di Malaysia, Universitas Kebangsaan, di Kuala Lumpur, melihat kaitan antara kedua negara ini hanya terbatas pada tradisi kerajaan dan sistem parlementer di pemerintahan. Berikut penuturannya:

"Hubungan antara Malaysia dan Inggris, punya tradisi yang kuat. Malaysia di bawah jajahan (Inggris) begitu lama dan begitu banyak hal termasuk sistem politik, dan budaya yang ditanamkan oleh penjajah dahulu dan masih diamalkan (diterapkan) di negara ini.

Jadi hubungan tradisi ini masih kuat, dan orang Malaysia sering sekali berkunjung ke Inggris, termasuk untuk sekolah. Dari segi itu, hubungan kedua negara memang baik.

Hanya dalam diplomasi, semasa (Perdana Menteri) Mahathir Mohammad, sampai baru-baru ini, hubungan agak renggang sedikit karena perkembangan ekonomi dan politik. Namun baru-baru Perdana Menteri David Cameron datang berkunjung dan mengatakan Malaysia dan Inggris patut meneruskan hubungan yang baik, dan saya lihat Perdana Menteri (Najib Razak) juga menyambut seruan itu.

Namun saya bisa katakan, hubungan antara kedua negara tidak begitu rapat seperti halnya Inggris dengan Australia, Selandia Baru dan Kanada.

Tapi yang istiwewa, Malaysia atau mungkin juga Brunei punya sistem monarki konstitusional yang dikembangkan pada masa penjajahan dahulu.

Keluarga kerajaan Malaysia meneruskan tradisi Inggris, hanya struktur yang berbeda. Hubungan inilah yang mengikat antara dua negara ini."

Menyambut Ratu di Zambia

Sumber gambar, BBC World Service

Keterangan gambar,

Stuart Penny pada tahun 1979 (kiri) dan saat ini.

Stuart Penny, yang saat ini berusia 47 tahun dan tinggal di Dunfermline, Skotlandia menyatakan sangat senang pernah menyambut Ratu Elizabeth yang berkunjung ke Zambia pada akhir tahun 1970-an. Berikut ceritanya kepada BBC News:

"Ayah saya bekerja di Zambia sebagai guru dan memberikan pelatihan terkait masalah perdagangan.

Pada bulan Juli 1979, saat saya berusia 15 tahun dan sedang menikmati liburan, Ratu Inggris datang ke Zambia untuk mengadakan kunjungan kenegaraan.

Kami berasal dari Skotlandia dan kami menggunakan baju kotak-kotak tartan (khas Skotlandia) diizinkan untuk menunggu di landasan bandara internasional Lusaka untuk menanti ratu.

Posisi kami sangat menyenangkan karena pesawat ratu akan tiba tak jauh dari tempat kami berdiri.

Sejumlah menteri Zambia tiba dan berdiri tepat di depan kami untuk menyambut Ratu Elizabeth.

Para siswa sekolah berdiri di sepanjang jalan ke bandara dan sejumlah di antaranya berteriak "Ratu".

Bagi saya, yang dibesarkan di negara Persemakmuran, menyambut kedatangan ratu yang tengah berkunjung ke salah satu negara anggota organisasi ini, rasanya luar biasa.

Bagi kami semua, antusiasme kami datang ke bandara adalah untuk bertemu dengan ratu kami."

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA