Contoh Kemasan Show
Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi kepada menyiapkan barang diproduksi bentuk sebagai siap kepada ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Keadaan wadah atau pembungkus bisa membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang mempunyai di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi kepada menempatkan sebuah hasil pengolahan atau produk industri supaya mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sbg perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diamati dalam perencanaannya. [1] Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam sebuah wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di segi pascapanen, telah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser cara pengemasan tradisional yang telah mempunyai sejak lama di Indonesia.[2] Pengemasan tradisionalRagam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan memanfaatkan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu cairan dan daun jati. Cara pengemasannyapun diterapkan dengan berbagai jenis cara seperti bisa diamati dalam Tabel berikut
Pengemasan, disamping bertujuan kepada melindungi makanan tradisional dari kerusakan, juga adalah daya pikat-bagi orang supaya tergiur menikmatinya.[2] Persyaratan Bahan KemasDalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk saat mencapai konsumen tergantung pada keadaan bahan mentah, metoda pengolahan dan keadaan penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sbg berikut:
Dengan keadaan persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kekeliruan dalam hal menentukan bahan baku kemasan, kekeliruan menentukan desain kemasan dan kekeliruan dalam menentukan jenis kemasan, bisa diminimalisasi. Kepada memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
Penggolongan KemasanCara-cara pengemasan sangat ketat berkomunikasi dengan keadaan komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan sebuah keadaan yang sesuai dan memerankan sbg pelindung untuk probabilitas perubahan situasi yang bisa memengaruhi mutu konten kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan bisa digolongkan sesuai beberapa hal selang lain: 1. Frekuensi Pemakaian
Kemasan FleksibelDi samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah dijadikan bertambah sempurna pesat sistem pengemasan secara fleksibel, adalah sistem pengemasan yang bisa melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films, film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti buah-buahan (manisan, pisang sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk ikan, ikan teri goreng), makanan komplit (mie, bihun, sambal goreng), bumbu komplit (gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol, coklat). Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel bisa diterapkan dengan cara:
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini diproduksi bentuk sebagai populer kepada mengemas berbagai produk tidak berat sebelah padat maupun cair. Dipakai sbg pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis keadaan mudah dalam penanganan.[5][6] Referensi
edunitas.com Page 2Contoh Kemasan Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi kepada menyiapkan barang diproduksi bentuk sebagai siap kepada ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Keadaan wadah atau pembungkus bisa membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang mempunyai di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi kepada menempatkan sebuah hasil pengolahan atau produk industri supaya mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sbg perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diamati dalam perencanaannya. [1] Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam sebuah wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di segi pascapanen, telah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser cara pengemasan tradisional yang telah mempunyai sejak lama di Indonesia.[2] Pengemasan tradisionalRagam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan memanfaatkan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu cairan dan daun jati. Cara pengemasannyapun diterapkan dengan berbagai jenis cara seperti bisa diamati dalam Tabel berikut
Pengemasan, disamping bertujuan kepada melindungi makanan tradisional dari kerusakan, juga adalah daya pikat-bagi orang supaya tergiur menikmatinya.[2] Persyaratan Bahan KemasDalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk saat mencapai konsumen tergantung pada keadaan bahan mentah, metoda pengolahan dan keadaan penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sbg berikut:
Dengan keadaan persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kekeliruan dalam hal menentukan bahan baku kemasan, kekeliruan menentukan desain kemasan dan kekeliruan dalam menentukan jenis kemasan, bisa diminimalisasi. Kepada memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
Penggolongan KemasanCara-cara pengemasan sangat ketat berkomunikasi dengan keadaan komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan sebuah keadaan yang sesuai dan memerankan sbg pelindung untuk probabilitas perubahan situasi yang bisa memengaruhi mutu konten kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan bisa digolongkan sesuai beberapa hal selang lain: 1. Frekuensi Pemakaian
Kemasan FleksibelDi samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah dijadikan bertambah sempurna pesat sistem pengemasan secara fleksibel, adalah sistem pengemasan yang bisa melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films, film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti buah-buahan (manisan, pisang sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk ikan, ikan teri goreng), makanan komplit (mie, bihun, sambal goreng), bumbu komplit (gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol, coklat). Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel bisa diterapkan dengan cara:
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini diproduksi bentuk sebagai populer kepada mengemas berbagai produk tidak berat sebelah padat maupun cair. Dipakai sbg pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis keadaan mudah dalam penanganan.[5][6] Referensi
edunitas.com Page 3Contoh Kemasan Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi kepada menyiapkan barang diproduksi bentuk sebagai siap kepada ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Keadaan wadah atau pembungkus bisa membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang mempunyai di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi kepada menempatkan sebuah hasil pengolahan atau produk industri supaya mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sbg perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diamati dalam perencanaannya. [1] Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam sebuah wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di segi pascapanen, telah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser cara pengemasan tradisional yang telah mempunyai sejak lama di Indonesia.[2] Pengemasan tradisionalRagam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan memanfaatkan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu cairan dan daun jati. Cara pengemasannyapun diterapkan dengan berbagai jenis cara seperti bisa diamati dalam Tabel berikut
Pengemasan, disamping bertujuan kepada melindungi makanan tradisional dari kerusakan, juga adalah daya pikat-bagi orang supaya tergiur menikmatinya.[2] Persyaratan Bahan KemasDalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk saat mencapai konsumen tergantung pada keadaan bahan mentah, metoda pengolahan dan keadaan penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sbg berikut:
Dengan keadaan persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kekeliruan dalam hal menentukan bahan baku kemasan, kekeliruan menentukan desain kemasan dan kekeliruan dalam menentukan jenis kemasan, bisa diminimalisasi. Kepada memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
Penggolongan KemasanCara-cara pengemasan sangat ketat berkomunikasi dengan keadaan komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan sebuah keadaan yang sesuai dan memerankan sbg pelindung untuk probabilitas perubahan situasi yang bisa memengaruhi mutu konten kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan bisa digolongkan sesuai beberapa hal selang lain: 1. Frekuensi Pemakaian
Kemasan FleksibelDi samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah dijadikan bertambah sempurna pesat sistem pengemasan secara fleksibel, adalah sistem pengemasan yang bisa melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films, film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti buah-buahan (manisan, pisang sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk ikan, ikan teri goreng), makanan komplit (mie, bihun, sambal goreng), bumbu komplit (gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol, coklat). Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel bisa diterapkan dengan cara:
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini diproduksi bentuk sebagai populer kepada mengemas berbagai produk tidak berat sebelah padat maupun cair. Dipakai sbg pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis keadaan mudah dalam penanganan.[5][6] Referensi
edunitas.com Page 4Contoh Kemasan Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi kepada menyiapkan barang diproduksi bentuk sebagai siap kepada ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Keadaan wadah atau pembungkus bisa membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang mempunyai di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi kepada menempatkan sebuah hasil pengolahan atau produk industri supaya mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sbg perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diamati dalam perencanaannya. [1] Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam sebuah wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di segi pascapanen, telah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser cara pengemasan tradisional yang telah mempunyai sejak lama di Indonesia.[2] Pengemasan tradisionalRagam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan memanfaatkan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu cairan dan daun jati. Cara pengemasannyapun diterapkan dengan berbagai jenis cara seperti bisa diamati dalam Tabel berikut
Pengemasan, disamping bertujuan kepada melindungi makanan tradisional dari kerusakan, juga adalah daya pikat-bagi orang supaya tergiur menikmatinya.[2] Persyaratan Bahan KemasDalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk saat mencapai konsumen tergantung pada keadaan bahan mentah, metoda pengolahan dan keadaan penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sbg berikut:
Dengan keadaan persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kekeliruan dalam hal menentukan bahan baku kemasan, kekeliruan menentukan desain kemasan dan kekeliruan dalam menentukan jenis kemasan, bisa diminimalisasi. Kepada memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
Penggolongan KemasanCara-cara pengemasan sangat ketat berkomunikasi dengan keadaan komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan sebuah keadaan yang sesuai dan memerankan sbg pelindung untuk probabilitas perubahan situasi yang bisa memengaruhi mutu konten kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan bisa digolongkan sesuai beberapa hal selang lain: 1. Frekuensi Pemakaian
Kemasan FleksibelDi samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah dijadikan bertambah sempurna pesat sistem pengemasan secara fleksibel, adalah sistem pengemasan yang bisa melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films, film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti buah-buahan (manisan, pisang sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk ikan, ikan teri goreng), makanan komplit (mie, bihun, sambal goreng), bumbu komplit (gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol, coklat). Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel bisa diterapkan dengan cara:
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini diproduksi bentuk sebagai populer kepada mengemas berbagai produk tidak berat sebelah padat maupun cair. Dipakai sbg pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis keadaan mudah dalam penanganan.[5][6] Referensi
edunitas.com |