Bangsa Indonesia merupakan bangsa besar yang memiliki karakteristik menonjol, yaitu terletak pada kemajemukan masyarakatnya. Karakteristik tersebut menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang istimewa, bangsa yang berbeda dengan bangsa lainnya di dunia. Bangsa Indonesia merupakan kesatuan dari lebih seribu suku atau etnik yang tersebar lebih dari 17.000 pulau. Dalam hal ini menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang plural dan multietnik. Kemajemukan masyarakat Indonesia tersebut menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang multietnik, sama halnya dengan Amerika Serikat (USA). Namun perbedaannya adalah bangsa Indonesia merupakan bangsa multietnik yang terjalin karena unsur masyaraktnya yang sudah mengembangkan peradabannya sejak ratusan ribu tahun yang lalu. Hal tersebut yang membedakannya dengan bangsa majemuk lainnya di dunia, seperti Amerika. Amerika merupakan salah satu negara multietnik terbesar di dunia sama halnya seperti Indonesia, namun masyarakat multietnik yang berada disana merupakan masyarakat pendatang dari benua atau bangsa di luar Amerika. Masyarakat yang majemuk merupakan keistimewaan tersendiri untuk suatu bangsa dikarenakan disana terdapat keanekaragaman kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman ideologi bertindak, berpikir dan bersosial-budaya. Masyarakat yang majemuk atau multietnik terdiri dari berbagai macam kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut menjadikan masyarakat majemuk yang multietnik memiliki pola pikir yang berbeda dikarenakan karakter prinsip sosial-budaya mereka yang berbeda. Menurut Furnivall, masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang sangat sulit untuk berintegrasi, karena masyarakat majemuk tersebut sadar bahwa setiap kelompok memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Furnivall menjelaskan lebih lanjut bahwa bangsa yang memiliki karakter masyarakat majemuk sangat sulit untuk menuju common well. Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang kemajemukannya diwariskan sejak awal peradaban dunia mulai berkembang. Kemajemukan tersebut menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Kemajemukan yang beraneka ragam tersebut terbentuk dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah dikarenakan letak geografis bangsa Indonesia yang terdiri dari pulau – pulau yang saling terpisah antara satu dan lainnya. Furnivall berpendapat bahwa negara majemuk adalah negara yang akan sulit untuk berintegrasi, namun hal tersebut menjadi tidak mungkin ketika bangsa Indonesia yang masyarakatnya majemuk menjadi satu kesatuan dibawah bendera merah putih. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya media pemersatu bangsa. Media pemersatu bangsa tersebut salah satunya adalah karena adanya satu pandangan hidup atau motivasi yang terberikan oleh satu kisah mengenai cita – cita seorang tokoh besar yang hendak menyatukan Nusantara pada saat itu. Cerita tersebut terbalut dalam kisah Sumpah Pallawa, dimana tokoh besar tersebut adalah Gajah Mada seorang tokoh besar kerajaan Majapahit. Motivasi yang terberi oleh kisah tersebutlah akhirnya menjadikan satu kelompok besar memiliki keseragaman dalam pandangan berpikir untuk menyatukan bangsa ini. Motivasi yang akhirnya terkristalisasi sebagai pandangan hidup bangsa yang pada saat itu dalam tekanan yang sama dalam penjajahan kolonialisme. Tekanan yang terus terjadi selama bertahun – tahun membuat masyarakat bangsa Indonesia memiliki rasa yang sama mengenai kehidupan yang lebih selaras dan damai. Motivasi yang berkonvegensi dengan tekanan kolonialisme tersebutlah membuat masyarakat Indonesia terbalut dalam sebuah cita – cita seorang tokoh besar yang pada saat itu menjadi tonggak berdiri gagahnya peradaban Nusantara atas nama kerajaan besar. Selain dari pengaruh motivasi yang terberi oleh peradaban hebat bangsa ini, media pemersatu lainnya yang dapat menjadikan masyarakat majemuk yang berada di Indonesia bisa berintegrasi adalah Pancasila. Pancasila yang digali dari kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kristalisasi dari nilai – nilai luhur yang sudah terjalin dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila memberi corak yang khas kepada bangsa Indonesia, maka dari itu Pancasila tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. Pancasila bersifat universal yang dapat menampung dan tidak membatasi nilai – nilai dari kemajemukan yang ada. Pancasila merupakan satu kesatuan utuh lima elemen yang tidak dapat dipisahkan. Pancasila yang bulat dan utuh itulah menjadi kepribadian dari bangsa Indonesia yang majemuk atau multietnik. Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup dan kepribadian bangsa akan mempunyai arti dan menjadi kenyataan bagi manusia Indonesia dalam hubungan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang memberi semangat reformasi dengan harapan menuju kearah yang lebih baik. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki keistimewaan sendiri dibandingkan dengan konsep pandangan dari bangsa lainnya. Konsep pandangan hidup bangsa Barat contohnya, pada pandangan hidup mereka menekankan kebebasan individu yang seluas-luasnya. Selain itu konsep Pancasila pun berbeda dengan konsep Sosialisme – Komunisme yang menekankan pada kepentingan komunal atau bersama. Dalam konsep Pancasila, disana menekankan kepada kepentingan individu dan kepentingan nasional dengan memberikan keikutsertaan bangsa dalam melakukan perlindungan, pertanggungjawaban dan pengelolaan agar terciptanya tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan prinsip – prinsip Pancasila dan nilai luhur bangsa Indonesia. Kemajemukan masyarakat Indonesia merupakan sebuah keistimewaan dan merupakan hasil dari peradaban bangsa yang sudah berjalan sejak lama. Hasil dari peradaban itulah yang kini membentuk karakteristik bangsa Indonesia yang majemuk atau multietnik dengan rasa pluralisme tinggi dalam berkehidupan. Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat berintegrasi karena bangsa ini dibentengi oleh ideologi yang anti proliferasi, dimana ideologi tersebut tercipta melalui hasil cipta rasa dan karsa dari nilai – nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila merupakan kristalisasi dari kebudayaan bangsa yang dapat menampung dan menjembatani segala perbedaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Selayaknya kita terus menjaga dan menjunjung tinggi Pancasila dalam bersosial – budaya dan melibatkan Pancasila sebagai pedoman tujuan kehidupan bernegara dan berbangsa.
You're Reading a Free Preview Masyarakat majemuk adalah suatu kondisi dengan masyarakatnya terbagi menjadi beberapa kelompok dan menciptakan keberagaman pola, perilaku, adat, dan budaya. Oleh karena itu, contoh yang sesuai adalah keragaman suku di Indonesia. Suku di Indonesia yang cukup beragam dan berbeda menunjukkan Indonesia sebagai negara majemuk. Jawaban yang tepat adalah A. Bangsa Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari berbagai macam agama, suku bangsa, budaya, dan ras. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia disebut masyarakat majemuk atau multikultur. Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat menimbulkan konflik sosial, tetapi jika berjalan secara selaras, serasi dan harmonis akan tercipta integrasi nasional.
Akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan tentang konsep pluralisme. Seolah-olah konsep tersebut dianggap sebagai hal baru. Akhirnya banyak orang tertarik dan mempelajarinya. Bahkan ada yang menjadikan konsep pluralisme sebagai sesuatu yang membanggakan, sehingga sampai disebutlah misalnya, identitas perguruan tinggi sebagai pluralis. Lebih dari itu, ada perguruan tinggi yang membuka program studi pluralisme segala. Padahal keadaan masyarakat plural, bagi bangsa Indonesia, sudah bukan barang baru lagi. Bangsa Indonesia sejak lama disebut bhineka, artinya adalah bermacam-macam atau juga plural. Kemajemukan bagi bangsa Indonesia bukan sesuatu yang baru dan apalagi aneh. Sejak lama bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, adat istiadat, bahasa daerah, warna kulit, bentuk rambut, agama, dan lain-lain yang berbeda-beda. Masing-maisng suku yang berbeda menggunakan bahasa daerah, adat istiadat, dan juga bahan makanan yang berbeda-beda. Agamanya juga berbeda tetapi mereka bisa hidup berdampingan. Antar pemeluk agama yang berbeda tidak menjadi masalah. Bahkan di daerah tertentu, pemeluk agama yang berbeda dapat bergotong royong dalam membangun tempat ibadah. Bagi bangsa Indonesia sejak dahulu perbedaan itu tidak dianggap sebagai suatu masalah. Orang Barat ada yang berkulit hitam atau berkulit putih. Perbedaan itu dalam sejarahnya melahirkan masalah serius yang tidak mudah diselesaikan. Berbeda dengan orang barat, orang Timur Tengah penampakkan fisiknya mirip atau bahkan sama. Akan tetapi, di antara mereka terdiri atas berbagai suku atau kabilah yang tidak mudah disatukan. Sering terdengar bahwa antar kabilah saling bermusuhan dan bahkan juga perang. Menyatukannya bukan perkara mudah. Bangsa Indonesia dikenal dan diakui sebagai bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu menyangkut berbagai aspek, baik yang bersifat fisik sehingga kelihatan maupun yang bersifat non fisik sehingga tidak kelihatan, misalnya adat istiadat, bahasa yang digunakan, dan lainnya. Dari aspek fisik saja ada yang berkulit agak keputih-putihan, sawo matang, dan ada juga yang gelap atau kehitam-hitaman. Bentuk tubuhnya juga berlainan, dan begitu pula rambutnya. Perbedaan itu dalam hal-hal tertentu kadang sedemikian jauh, misalnya antara orang Kalimantan, Sumatera, Jawa dibandingkan dengan orang NTT dan atau Orang Papua. Bagi bangsa Indonesia sendiri, perbedaan itu sudah dirasakan sebagai hal biasa. Akan tetapi, bagi orang lain yang baru mengenalnya, mungkin saja akan dirasakan sebagai hal aneh. Perbedaan itu kelihatan sedemikian mencolok. Bentuk rambutnya saja, di antara suku yang berbeda ada yang lurus, bergelombang, keriting, dan bahkan ada juga yang amat keriting hingga sulit disisir. Perbedaan fisik itu tidak pernah melahirkan persoalan yang sulit diselesaikan. Oleh karena sudah menjadi hal biasa maka perbedaan tersebut juga tidak pernah menjadi isu yang harus diperbincangkan. Adanya bermacam-macam suku, warna kulit, adat istiadat, dan bahkan juga agama tersebut diakui dan berhasil dirumuskan dalam kata yang sedemikian mudah dipahami, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian kehidupan berbhinaka atau disebut plural itu sebenarnya sudah terbiasa. Di dalam satu kantor, sekolah, kampus atau lainnya terdapat berbagai jenis suku, bahasa daerah, adat istiadat dan lain-lain adalah dianggap lazim. Perbedaan tersebut tidak menjadi halangan dalam mendapatkan rasa keadilan. Memahami kenyataan tersebut maka konsep pluralisme bagi bangsa Indonesia sebenarnya bukan sesuatu yang baru dan aneh. Memang konsep itu tidak disebut plural melainkan bhineka. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tidak perlu belajar konsep pluralisme ke negara atau bangsa lain, tetapi seharusnya justru sebaliknya, yaitu menjadi guru tentang kehidupan yang majemuk, bhineka, atau plural. Hal demikian itu oleh karena bangsa ini sudah lama menjalankan konsep dimaksud dan pada kenyataannya tidak ada hal yang tidak terselesaikan dari adanya perbedaan sebagaimana dimaksudkan itu. Wallahu a'lam |