Karakteristik dan KEBUTUHAN PESERTA DIDIK Usia SEKOLAH MENENGAH ppt


MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Karakteristik dan KEBUTUHAN PESERTA DIDIK Usia SEKOLAH MENENGAH ppt



MODUL 3
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
USIA SEKOLAH MENENGAH
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 3 (TIGA)

1. SUGIARTI ( 856691216 )
2. SUMIATI ( 856691223 )
3. SUPARMAN ( 856691248 )
4. TRI AGUSTINA ( 856692296 )

TUTOR:ZAIDAN JAUHARI, S.Pd, MT


PROGRAM STUDI PGSD
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
2019



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahualaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dengan Judul : KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH karena sesuai dengan bidang mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik,.Oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  • Dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Di SD
  • Semua anggota kelompok kerja pembuatan makalah ini yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mkalah ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.


Sekayu, Oktober 2019


Penyusun











DAFTAR ISI


Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . 1
B. Rumusan Masalah .... 1
C. Tujuan Pembelajaran 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pertumbuahan Fisik Serta Perkembangan Intelektual dan Emosional
1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani. 2
2. Perkembangan Intelektual... 3
3. Perkembangan Emosional .. 3
B. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap
1. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap . 4
2. Perkembangan Pemikiran Politik.. 4
3. Perkembangan Agama dan Keyakinan . 5
C. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah
1. Perbedaan kemampuan.. 6
2. Perbedaan dalam Intelegensi 6
3. Perbedaan dalam Kepribadian . 8

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .. 10
B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11






BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang
Pada usia sekolah menengah, penampilan siswa berubah sebagai akibat perubahan hormon. Cara hidup mereka berubah sesuai dengan perkembangannya untuk mulai berfikir abstak. Perasaannya tentang banyak hal yang berubah.
Di usia ini, siswa mengalami masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Pada umurnya dimulai pada usi 12 atau 13 than dan berakhir menjelang usia 20 tahun.
Perubahan pertumbuhan fisik yang dramatis pada tahap perkembangan siswa sekolah menengah. Kemudian kita lihat bagaimana siswa berkembang intelektualnya setelah mereka mampu berfikir abstrak. Proses berfikir mereka bukan hanya mempengaruhi sikap dan moralnya, tetapi juga erat kaitannya dengan pendidikan dan karier yang dipilihnya. Kematangan intelektual pada umumnya dianggap ada kaitannya dengan kemampuan berfikir abstrak. Kematangan emosional bergantung kepada ditemukannya identitas diri, ketidaktergantungan kepada orangtua, berkembangnya sistem nilai dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang matang dalam persahabatan dan cinta.

B. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan permasalahannya adalah :
1. Bagimana pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan emosional anak usia sekolah menengah?
2. Bagaimana perkembangan, sosial, moral dan sikap anak usia sekolah menengah?
3. Apa saja perbedaan individu anak usia sekolah menengah?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
2. Menjelaskan kaitan antara perkembangan intelektual dan emosional
3. Menjelaskan kaitan antara perkembangan sosial, nilai-nilai moral, dan sikap
4. Menjelaskan perbedaan individu anak usia sekolah menengah
5. Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah menengah





BAB II
PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1
PERTUMBUHAN FISIK SERTA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL
Pada usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa kanak-kanak tengah dewasa perkembangan aspek-aspek kepribadian telah di awali pada masamasa sebelumnya.. Aspek perkembangan anak usia sekolah
(Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19 tahun).
A. PERTUMBUHAN FISIK / JASMANI
Pada masa remaja perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya anak-anak ini akan Nampak. Postur tubuhnya tinggi tetapi kurus, lengan kaki dan leher mereka panjang panjang, baru kemudian berat badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja proporsi tinggi dan berat badan mereka seimbang. Pada usia ini (11-12 tahun) tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda. Pada usia 12 13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat pada masa ini remaja berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula. Muncul ciri-cirinya kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-alat produksi baik pada pria maupun wanita.
Pada anak masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah, pengalaman ini menandakan memasuki kematangan seksual. Ciri-ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya buku-buku pada seluruh badan, perubahan suara menjadi semakin rendah besar (lebih lebih pada pria).
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat
Laju perkembangan secara umum menurun, sangat lambat
2.
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa
3.
Munculnya ciri-ciri sekunder
Siap berfungsinya organ-organ reproduksi
4.
Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan
Gerak-geriknya mulai mantap
5.
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya
Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif
B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Berfikir abstrak adalah berfikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai berpikir formal operasional. Perkembangan kemampuan berpikir normal operasional pada remaja ditandai dengan tiga hal penting pertama anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan kemungkinan kalau pada usia sekolah dasar hanya mampu melihat kenyataan kedua anak, mampu berpikir ilmiah remaja telah mampu mengikuti ilmiah, merumuskan masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data. Pada usia sekolah dasar anak sudah memiliki kemampuan mengingat informasi dan ketrampilan memproses informasi tersebut.
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat generalisasi
2.
Kecakapan dasar umum menjalani laju perkembangan yang terpesat
Tercapainya titik puncak
3.
Kecapakan dasar khusus mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan lebih jelas
Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya

C. PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang tuanya karena memiliki nilai-nilai yang sama dalam banyak hal dan masih memerlukan orang tua untuk melakukan hal hal tertentu sebagian remaja memiliki ketegangan antara dua hal yang yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari orang tua dan adanya ketergantungan kepada orang tua pun ada halnya berada dalam persimpangan antara melepas anak untuk mandiri atau tetap melindunginya.
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya daripada dengan ayahnya, hal ini disebabkan karena ibu lebih dekat hubungannya dengan anak dan merasa sakit untuk melepas anak.
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya.Konflik remaja akan hilang dengan sendirinya pada usia 18 th.Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).






KEGIATAN BELAJAR 2
PERKEMBANGAN SOSIAL MORAL DAN SIKAP
A. PERKEMBANGAN SOSIAL, MORALITAS DAN SIKAP
Keterampilan berpikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran sosial, pemikiran sosial ini berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang masalah-masalah hubungan pribadi dan sosial.Secara berangsur-angsur remaja mengurangi sifat egosentrisme-nya dalam hubungan pribadinya berkembang etika pribadi mereka berkenaan dengan pengetahuan dan penghayatan tentang apa yang baik dan yang jahat.
Dalam perkembangan nilai-nilai keadilan dan kejujuran remaja kurang oportunistik dibandingkan dengan masa sebelumnya. Pada masa remaja rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang lain cukup besar tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme mereka belum bisa membedakan kebahagiaan atau kesenangan yang besar (hakiki) dengan yang sesaat.
Perbedaan profil perkembangan
pemikiran sosial dan moralitas antarasiswa SLTP dengan siswa SLTA

No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak orang tetapi bersifat temporer
Bergaul dengan jumlah teman yang terbatas dan selektif
2.
Adanya ketergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi
Ketergantungan kepada kelompok sebaya berangsung fleksibel
3.
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruhorang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tuanya
Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya
4.
Dengan sikapnya dan cara berpikinya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya
Sudah dapat memisahkan antara nilai-nilai dengan kaidah-kaidah normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan

B. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN POLITIK
Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena memang keduanya berkaitan erat. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya atau tidak sama sekali, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus.

C.PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEYAKINAN
Perkembangan kemampuan berpikir remaja mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan tentang agama kalau pada tahap usia sekolahd asar pemikiran agama ini bersifat dogmatis masih dipengaruhi oleh pemikiran yang bersifat konkret dan berkenaan dengan sekitar kehidupannya.

Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan
antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis
Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahami dan dihayati
2.
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya
Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan petimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
3.
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidupnya
Mulai menemukan pegangan hidup yang definitif

Thomas Hobbes (1588 1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995 : 29) berpendapat bahwa anak-anak secara alamiah adalah berperilaku nakal pengganggu dan sebagainya, menjadi tugas masyarakatlah untuk mengontrol perilaku anak dan mengajar mereka berperilaku baik.
Jacques Rousseau (1712 1778) berpendapat bahwa anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir secara naluriah anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk.
Filosof dari Inggris John Locke (1932-1740) terkenal dengan teori terbuka rasa anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulis melalui pengalamannya.
Locke menyangkah bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh saat ini, pandangan ini dikenal dengan mazhab ampirisme.
Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds 1992:9) terdapat empat tingkatan pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang sangat global ke empat tingkatan pengaruh lingkungan tersebut mencukup sistem mikro (micro system), sistem meso (messosystem) sistem exo (exosystem) dan sistem makro (macrosystem).
1. Pengaruh lingkungan sistem mikro yaitu lingkungan kehidupan sehari-hari seperti lingkungan sekolah, rumah.
2. Pengaruh lingkungan sistem meso yaitu keterkaitan antar variasi, tingkatan sistem yang melibatkan individu didalamnya.
3. Pengaruh lingkungan sistem exo adalah pengaruh institusi lingkungan yang lebih besar seperti pengaruh, sekolah, media massa, lingkungan pemerintah.
Pengaruh lingkungan yang paling luas adalah pengaruh sistem makro ada keterkaitan erat pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu. Pada usia remaja lingkungan yang sangat berpengaruh adalah kelompok dari pergaulan dengan kelompok sebaya anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi.

Dalam pandangan yang konvensional terdapat 3 faktor dominanyang mempengaruhi proses perkembangan anak usia sekolah menengah,yaitu:
1. Faktor pembawaan (heredity): yang bersifat alamiah (nature)
2. Faktor lingkungan (environment):yang memungkinkan proses pengembangan (nurture)
P = f (H, E, T)
3. Faktor waktu (time) : saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation)
`
KEGIATAN BELAJAR 3
PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH
A. PERBEDAAN KEMAMPUAN
Perbedaan secara fisik dapat diamati langsung oleh guru dengan memperhatikan postur tubuh dari siswa, perbedaan tersebut meliputi perbedaan dalam tinggi badan dan berat badan.
Perbedaan secara psikis atau psikologis meliputi perbedaan dalam tingkat kecerdasan atau lebih dikenal dengan intelegensi perbedaan dalam kepribadian, minat, sikap dan kebiasaan belajar.
Dalam pendekatan lain perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata.
Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandung dalam diri siswa yang diperolehnya secara pembawaan sehingga memiliki peluang untuk berkembang menjadi kemampuan nyata. Kemampuan nyataadalah kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji,karena merupakan hasil usaha atau belaja yang bersangkutan. Kermampuan nyata sering disebut juga prestasi belajar(achievment)

B.PERBEDAAN DALAM INTELEGENSI
Intelegensiadalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan mudah.Heimmemberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping the essentials in given situationand responding appropriately to them and we are all well aware that some ca cope with certain situations better than others (Dennis Child, 1993:206). Seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding dengan yang lain. Indikator perilaku inteligen menurutWhiterington(Abin Syamsuddin M, 1996), antara lain:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisiensi dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemudahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi

Vernonmencoba menjelaskan tentang intelegensi dalam tiga kategori yaitu :
1. Biologis (kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan, dalam arti menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-terangan (overtly behavior) maupun tersamar (covertly) sebagai hasil dari pengalaman),
2. Psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam menggunakan bahasa simbol) dan
3. Operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih rinci dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain,Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner. Spearmanmemperkenalkan teori 2 faktor yaitu:kemampuan guru (general factor) dan bakat (specific factor). Guilfordmengetengahkan teori multi faktor atau lebih dikenal dengan Guilford'sStructur of intellect yang memberikan ga,barantentang adanya 150 faktor kemampuan pada manusia. Howardmemperkenalkan teori Multiple intelegences yaitu bahwa manusia terdiri dari 8 intelegensi (bahasa,logis-matematika,tilikan ruang,bodily konesthic,musik,antar pribadi,intra pribadi,natralist)
Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)

IQ
Persentase dari Populasi
Klasifikasi
140 ke atas
1
Genius (jenius)
130-139
2
Very superior (sangat
120-129
8
Unggul
110-119
16
Superior (unggul
100-109
23
Average
90-99
23
Normal
80-89
16
Dull average (mendekati normal)
70-79
8
Borderline (lambat)
60-69
2
Mentally defficient
Dibawah 60
1`
Terbelakang

C. PERBEDAAN DALAM KEPRIBADIAN
Kepribadian menurutAllport(Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam pandanganErikson (Gage Berliner)masa remaja adalah masaSturm und Drang(masa angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam pengintegrasian unsur-unsur kepribadian.
Murraymengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1. Kebutuhan viscerogenisadalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan hidup.
2. Kebutuhan psychogenicadalah kebutuhan sosial atau social motives.
Murraymemilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan:
1. Abasement Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain.
2. Needs for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhanuntuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin.
3. Needs for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman sebaya, setia kawan.
4. Needs for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya.
5. Autonomy Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara mandiri
6. Counteraction, kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
7. Defendance needss, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.
8. Deference needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain.
9. Needs for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi,yaitu kebutuhan ingin menguasai lingkungan manusia
10. Exhibition (n Exh), kebutuhan pamer diri.
11. Harmovoidance, kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan
12. Infavoidance, kebutuhan untuk menghindari kegagalan
13. Nurturance, kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan
14. Order, kebutuhan teratur.
15. Play, kebutuhan untuk bermain, mencari kesenangan
16. Rejection, kebutuhan untuk menolak orang lain
17. Sentience, kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
18. Sex, kebutuhan membangun hubungan yang bersifat erotis
19. Succorance, kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila mendapat kesulitan
20. Understanding, kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban sementara/hipotesis
Dari 20 kebutuhan menurut Murray ,kebutuhan yang dominan pada usia sekolah menengah adalah:
1. Need for affiliation
2. Need for aggression
3. Autonomy Needs
4. Counteraction
5. Need for dominance
6. Exhibition
7. Sex



















BAB III
PENUTUP




A. KESIMPULAN
1. Pada usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen.
2. Aspek perkembangan anak usia sekolah (Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19 tahun).
v Pertumbuhan fisik / jasmani
v Perkembangan intelektual
v Perkembangan emosional
3. Keterampilan berpikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran sosial, politik, agama dan keyakinan
4. Dalam pendekatan lain perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata.
Perbedaan individu anak usia menegah di antaranya: kemampuan, intelegensi dan kepribadian


B. SARAN
Disarankan kepada orang tua dan guru untuk selalu kerja sama, sebagai guru kita dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis, merencanakan pembelajaran yang bervariasi serta mengadakan hubungan atau komunikasi dengan menggunakan pendekatan pribadi.






















DAFTAR PUSTAKA




Herlin Mayalina. 2015. Perkembangan Peserta Didik Modul 3
http://rangkumanherlinmayalina.blogspot.com/2015/06/perkembangan-peserta-didik-modul-3.html

Masum Roni. 2014. Tugas Karakteristik dan Kebutuhan
https://masumroni.blogspot.com/2014/06/tugas-karakteristik-dan-kebutuhan.html?

Sumantri, Mulyadi. 2019. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka

Vievaladieda. 2015. Rangkuman Mata Kuliah Perkembangan
http://vievalavieda.blogspot.com/2015/06/rangkuman-mata-kuliah-perkembangan.html

Yusuf.. 2016. Resume Materi MKDK 4002. Perkembangan Peserta Didik.
http://catatanyusufjabung.blogspot.com/2016/04/resume-materi-mkdk4002-perkembangan. Peserta Didik html