Meluruskan pemahaman keliru terhadap maksud dari hadits belajar Al-Qur’an: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” Show Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah,amma ba’du : Pemahaman yang salah!Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : خيركم من تعلم القرآن وعلمه “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhori). Di antara pemahaman yang salah dalam memahami hadis di atas adalah membatasi golongan manusia yang layak disebut sebagai orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya hanyalah sebatas orang yang mempelajari dan mengajarkan huruf dan lafadz Al-Qur’an, Tajwid dan ilmu Qiro`ahnya semata! Ini adalah sebuah keyakinan yang salah! Akibat dari meyakini pemahaman yang salah tersebutKetika seseorang meyakini keyakinan yang salah ini, maka sangat memungkinkan ia akan merasa cukup bila sudah menguasai ilmu Tajwid dan Qiro`ah atau sudah hafal Al-Qur’an, maka bisa jadi ia akan berhenti ataupun malas dari melanjutkan mempelajari tafsir Al-Qur’an, memahami makna dan penjelasan kandungannya, baik berupa aqidah yang shohihah, ibadah, akhlak karimah serta hukum-hukum Syari’at. Karena ia merasa sudah mengamalkan hadits belajar Al-Qur’an ini, guna meraih derajat yang terbaik! Tujuan Al-Qur’an diturunkanSyaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan : فالقرآن الكريم نزل لأمور ثلاثة: التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به “Al-Qur’an itu diturunkan untuk tiga tujuan : beribadah dengan membacanya, memahami makna dan mengamalkannya” Lihatlah, di sini Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menunjukkan tiga perkara yang menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur’an, tentunya ketiga perkara ini sama-sama pentingnya, sama-sama baiknya, sama-sama menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur’an! Pertama dari tujuan tersebut adalah beribadah kepada Allah dengan membacanya, tentunya membacanya dengan tajwid dan ilmu Qiro`ah, Kedua, memahami makna atau tafsirnya, Ketiga, mengamalkannya. Maka -misalnya- ketika seseorang baru meraih salah satu dari tiga perkara itu dengan baik, berarti baru meraih sepertiga dari tujuan diturunkannya Al-Qur’an! Janganlah berhenti sampai di situ saja, teruskan meraih dua perkara yang lainnya. Makna yang benar dari hadits belajar Al-Qur’anImam Ibnul Qoyyim rahimahullahu setelah membawakan hadits di atas, lalu menjelaskan maknanya: وتعلم القرآن وتعليمه يتناول تعلم حروفه وتعليمها , وتعلم معانيه وتعليمها Mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya mencakup:
وهو أشرف قسمي تعلمه وتعليمه , فإن المعنى هو المقصود , واللفظ وسيلة إليه , Yang terakhir inilah (yaitu no.2, pent.) merupakan jenis mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya yang paling mulia, karena makna Al-Qur’an itulah yang menjadi tujuan yang dimaksud, sedangkan lafadz Al-Qur’an adalah sarana untuk mencapai maknanya. فتعلم المعنى وتعليمه تعلم الغاية وتعليمها Maka mempelajari dan mengajarkan makna-maknanya (hakekatnya) adalah mempelajari dan mengajarkan tujuan. وتعلم اللفظ المجرد وتعليمه تعلم الوسائل وتعليمها sedangkan mempelajari dan mengajarkan lafadz semata (hakekatnya) adalah mempelajari dan mengajarkan sarana وبينهما كما بين الغايات والوسائل “ Dan (perbandingan) diantara keduanya seperti perbandingan antara tujuan dan sarana. Kesimpulan
Oleh karena itu, pantaslah jika dua orang yang masyhur disebut sebagai pakar Tafsir di kalangan Sahabat, yaitu: Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dan selain keduanya, berpandangan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil dan mentadabburi (merenungi) maknanya -walaupun sedikit jumlah Ayat Al-Qur’an yang dibacanya- lebih utama daripada orang yang cepat dalam membaca Al-Qur’an, sehingga banyak jumlah Ayat Al-Qur’an yang dibacanya, namun tanpa mentadabburi maknanya. Di zaman Al-Fudhail rahimahullah pun sudah dijumpai adanya orang yang di dalam mengamalkan Al-Qur’an lebih kepada “sebatas membacanya semata”, padahal sesungguhnya mengamalkan Al-Qur’an lebih luas daripada sekedar membacanya saja, karena dalam Al-Qur’an terdapat aqidah, ibadah, mu’amalah dan hukum-hukum Islam yang tertuntut untuk kita amalkan. Berkata Al-Fudhail rahimahullah menuturkan fenomena yang beliau lihat di masanya : إنما نزل القرآن ليعمل به ، فاتخذ الناس قراءته عملا “Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan untuk diamalkan, namun ternyata ada saja orang yang menjadikan (sebatas) membacanya sebagai sebuah bentuk pengamalannya”, Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah setelah membawakan perkataan Al-Fudhail di atas, bertutur : فأهل القرآن هم العالمون به والعاملون بما فيه، لا بمجرد إقامة الحروف “Ahlul Qur’an, mereka adalah orang-orang yang mengetahui maknanya dan mengamalkan isinya, bukan hanya sekedar melafadzkan huruf-hurufnya dengan benar.” Catatan Penting!
Semoga Allah menjadikan kita termasuk kedalam barisan orang-orang yang terbaik di masyarakat kita, Aamiin. Wallahu a’lam.
— Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim Artikel: Muslim.or.id 🔍 Hukum Puasa Syawal, Ya'juz Dan Ma'juz, Ridho Ibu Adalah Ridho Allah, Cara Menyunat Perempuan, Umroh Tanpa Mahram Surat adalah alat komunikasi antara seseorang dengan seseorang yang di kehendakinya, yang berisi tulisan, pernyataan , suatu kabar, harapan, dan tanggapan yang sesuai dengan keinginan dari penulis surat tersebut. Surat di atas termasuk salah satu jenis surat resmi, yaitu sebuah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi, misalnya undangan, surat edaran dan surat pemberitahuan. Bagian pembuka pada isi surat merupakan salah satu struktur dalam surat yang berisikan kalimat pengantar untuk mengetahui isi atau informasi yang akan disampaikan oleh pengirim surat. Pokok masalah atau berita sudah dicantumkan dalam bagian pembuka ini dan akan dijelaskan lebih dalam lagi pada bagian inti. Kalimat rumpang itu sendiri adalah bentuk kalimat yang di dalamnya perlu ditambahi, bisa karena sengaja dihapus maupun tidak lengkap karena dihilangkan. Kegunaan dari kalimat rumpang itu sendiri adalah untuk mengetes, melatih, menguji dan menilai keahlian peserta didik dalam berbahasa. Berdasarkan penjelasan di atas, kalimat pembuka yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang isi surat tersebut adalah kalimat pilihan D yang berbunyi “sehubungan dengan peringatan ulang tahun SMA ZAHA 1” karena pada kalimat tersebut berisikan kalimat pengantar yang memberitahukan isi atau infomrasi yang akan disampaikan. Sedangkan pada kalimat pilihan A, B, C, dan E bukan berisikan kalimatt pengantar bagian isi melainkan bagian pokok pada isi surat.
|