Jenis komoditas yang berpotensi di daerah anda apa saja daya dukungnya jelaskan

Abstract

Jumlah penduduk yang terus bertambah mendorong meningkatnya kebutuhan pangan, sandang dan papan. Peningkatan kebutuhan tersebut mendorong terjadinya eksploitasi lahan yang berlebihan tanpa memperhatikan daya dukung lahan dan pada akhirnya akan memperbesar penurunan produktivitas lahan. Penurunan pendapatan dari hasil perkebunan petanikarena adanya penurunan produktivitas menyebabkan pendapatan petani tidak lagi cukup untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, secara perlahan sebagian petani mulai merambah areal lain tanpa memperhatikan kemampuan lahannya. Pemanfaatan lahan yang melampaui kemampuan lahannya dapat mengakibatkan degradasilahan. Oleh karena itu, pertimbangan aspek daya dukung lahan dalam perencanaan pemanfaatan ruang menjadi penting, mengingat keterbatasan sumberdaya lahan yang perlu dipertahankan kelestariannya sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi manusia. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majene dan bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi komoditas unggulan; (2) mengidentifikasi penggunaan lahan aktual; (3) mengevaluasi daya dukung lahan berbasis kemampuan lahan, meliputi: a)mengevaluasi kemampuan lahan, b) mengevaluasi konsistensi antara penggunaan lahan aktual dengan kemampuan lahan, c) mengevaluasi konsistensi antara penggunaan lahan aktual dengan RTRW; (4) merumuskan arahan pengembangan komoditas perkebunan sesuai daya dukung dan strategi yang sebaiknya dilakukan agar produktivitas perkebunan memberikan nilai lebih kepada masyarakat. Berdasarkan tujuan tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share; (2) interpretasi citra; (3) evaluasi daya dukung lahan berupa : evaluasi kemampuan lahan, evaluasi penggunaan lahan berbasis kemampuan lahan dan evaluasi penggunaan lahan dibandingkan dengan RTRW; (4) penyusunan strategidengan rumusan AHP dan kompilasi dari semua analisis untuk menentukan arahan pengambangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Majene terdapat13 jenis komoditas unggulan yaitu kelapa hibrida, sagu, kelapa dalam, pala, kapuk, aren, jambu mete, cengkeh, lada, kemiri, panili, kakao dan kopi robusta. Dari 12 penggunaan lahan yang di analisa, penggunaan lahan berupa kebun (26.836 ha atau 29,4%) merupakan penggunaan lahan kedua terbesar setelah hutan sekunder. Hasil evaluasi kemampuan lahan menghasilkan empat kelas kemampuan lahan, yaitu kelas III, IV, VI dan VII dengan 12 sub kelas kemampuan lahan. Tiga sub kelas terbesar adalah sub kelas IV (l, b, k) dengan faktor pembatas berupa lereng, batuan dan kedalaman tanah seluas 38.196 ha (41,9%) yang kemudian diikuti oleh kelas VI (l) dengan faktor pembatas lereng seluas 24.871 ha (27,2%) dan selanjutnya kelas IV (l, b) dengan faktor pembatas lereng dan batuan sebesar 15.304 ha (16,8%). Hasil analisis konsistensi penggunaan lahan aktual terhadap iii kemampuan lahan menunjukkan kondisi inkonsistensi sebesar 28% (25.680 ha), sedangkan inkonsistensi penggunaan lahan aktual terhadap RTRW sebesar 31% (28.419 ha). Penentuan arahan pengembangan disusun berdasarkan asumsi bahwa komoditas unggulan dapat diarahkan pada lahan dengan kelas kemampuan III dan IV, komoditas unggulan dapat diarahkan pada lahan dengan penggunaan aktual berupa kebun, tegalan/ladang, semak belukar dan padang rumput serta menurut RTRW arahan lokasinya berupa perkebunan dan pertanian lahan kering untuk tanaman semusim. Untuk meningkatkan hasil produksi komoditas perkebunan maka disusunlah strategi menggunakan AHP sehingga menghasilkan dua strategi prioritas, yaitu pengembangan sumber daya petani dan pengembangan peran penyuluh. Dua strategi prioritas tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.