Jelaskan mengenai tank schneider ca1

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 2

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 3

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 4

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 5

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 6

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 7

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 8

Artikel ini tentang sejarah tank.

Replika kendaraan perang yang didesain Leonardo da Vinci.

Masalah maju menyerang sambil ditembaki musuh sudah benar semenjak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda mengadakan kampanye untuk melindungi dari proyektil juga sudah muncul semenjak dahulu saat. Yunani kuno menggunakan menara serbu yang dinamakan Helepolis. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult. Pada Masa zaman Menengah, Polandia dan Ceko telah menciptakan kereta perang yang dilapisi baja. Dan Leonardo da Vinci pernah merancang kendaraan perang beroda.

Konsep-konsep lama di atas semakin fokus ke penyerbuan kastil, dimana taktik dan formasi tidak dibutuhkan. Tetapi perkembangan teknologi pada Revolusi Industri menciptakan perang menjadi suatu penyerbuan raksasa; adalah perang parit.

Perang Dunia I

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Tank Schneider CA1 buatan Perancis.

Keadaan pertempuran Perang Dunia I di Front Barat menciptakan Tingkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototip tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915. Pada awal mulanya, kendaraan ini diberi nama "kapal darat" (ground ship), tetapi untuk menjaga rahasia, tank versi awal dikata sebagai "pengangkut air" yang kesudahan dipendekkan sebagai "tank" (tangki cairan dalam bahasa Inggris). Istilah tank digunakan supaya pekerja yang menciptakannya mengira bahwa mereka masih menciptakan kendaraan pengangkut cairan untuk tentara Inggris di Mesopotamia (Iraq sekarang). Istilah tank ini hasilnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Dan kesudahan tank bisa sukses dipakai pada Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan parit Jerman dengan pertolongan kendaraan lapis baja tersebut. Peran tank pada hasilnya akan menciptakan konsep perang parit usang, dengan dibuatnya ribuan tank oleh Perancis dan Inggris.

Pada awal mulanya, pemakaian tank memiliki hasil yang bervariasi. Masalah-masalah seperti kinerja tank yang tidak dapat diandalkan. Dan tank-tank pertama memiliki daya yang rendah, baik senjata maupun kemampuan mesin, serta lapisan baja yang lemah. Pemakaian tank dalam grup kecil juga mengurangi dampak yang dihasilkan tank. Pasukan Jerman sempat terkejut dan tidak memilik senjata yang dapat memberhentikan tank, tetapi hasilnya mereka berhasil menemukan tembakan anti-tank, dan penggalian parit yang semakin panjang juga berhasil memberhentikan laju tank-tank Inggris.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melalui parit-parit yang lebar sekalipun.

Masa selang dua perang

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan absen jalur produksi, tetapi memengaruhi desain jumlah tank lain.

Dengan terbentuknya konsep tank, pada masa di selang perang dunia sejumlah negara mulai mengembangkan dan memproduksi tank masing-masing. Tank buatan Inggris adalah yang sangat canggih, dikarenakan harapan Inggris menciptakan pasukan lapis baja semenjak tahun 1920-an. Perancis dan Jerman tidak begitu mengejar pengembangan tank pada masa ini, mengingat keadaan ekonomi yang buruk, dan Akad Versailles yang membatasi Jerman. Amerika Serikat juga tidak jumlah mengembangkan kendaraan lapis baja mereka, sebab dana yang tersedia semakin jumlah dipakai untuk pengembangan kavaleri.

Pada masa ini, dikembangkan beragam jenis kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank masih atau tank cruiser, semakin berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berlanjut lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat menciptakannya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank masih akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini hasilnya dikembangankan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.

Perang Dunia II

Tank M4 Sherman buatan Amerika Serikat.

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur sangat penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan semakin lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada belakang perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank sangat berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada belakang perang, tank masih standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh semakin baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi mutu suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan berakibat getaran yang akbar yang dirasakan pengendara, ini akan berakibat sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan menciptakan penembakan sambil berlanjut menajdi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.

Pada masa ini nyaris semua tank sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur. Semua negara utama peserta perang telah mengembangkan meriam gerak-sendiri: artileri, penghancur tank, dan meriam serbu. Meriam serbu Jerman dan Soviet, semakin murah dan ringan dari tank, menggunakan meriam-meriam yang sangat berat. Sementara penghancur tank milik Amerika Serikat dan Inggris sudah sulit dibedakan dari tank biasa.

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, sah diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan jumlah meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

Perang Dingin dst

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan daya tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang menciptakan tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya menciptakan tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank yang juga hasil pengembangan dari bazoka Jerman pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan tingkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

Lihat pula

Page 9

Page 10

Page 11

Page 12

Page 13

Page 14

Page 15

Page 16

Page 17

Page 18

Page 19

Page 20

Page 21

Page 22

Page 23

Page 24

Page 25

Page 26