Jelaskan kenapa terdapat perbedaan manifestasi klinik gagal jantung kanan dan kiri?

Halodoc, Jakarta - Selama ini orang-orang mengira jika gagal jantung merupakan kondisi ketika jantung seseorang berhenti bekerja atau berhenti berdetak. Nyatanya, gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah atau ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kuantitas darah normal yang dibutuhkan oleh tubuh. Kondisi ini juga disebut dengan gagal jantung kongestif. Yuk, kenalan dengan tanda dan gejala dari gagal jantung kongestif di bawah ini!

Baca juga: 3 Pengobatan Gagal Jantung

Gagal Jantung Kongestif, Berbahayakah?

Gagal jantung kongestif merupakan kondisi saat otot jantung melemah, sehingga tidak bisa memompa cukup darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Ada empat jenis gagal jantung, yaitu:

Terjadinya gagal jantung kongestif biasanya dipicu oleh beberapa masalah kesehatan, seperti:

Baca juga: Ini Faktor Risiko Gagal Jantung Kongestif

Perhatikan Tanda dan Gejala Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung terbagi menjadi dua berdasarkan waktu perkembangan gejalanya, yaitu kronis dan akut. Pada gagal jantung kronis, gejala berkembang secara bertahap dalam waktu yang lama. Sedangkan pada gagal jantung akut, gejala berkembang secara cepat. Gejala utama dari gagal jantung, yaitu:

Jika gejala di atas terus-menerus terjadi, akan muncul gejala seperti napas berbunyi, batuk-batuk karena adanya pembengkakan pada paru-paru, denyut jantung tidak teratur, tubuh akan menjadi semakin cepat lelah, dan sesak napas karena paru-paru dipenuhi oleh cairan.

Gagal jantung kongestif bisa dikatakan parah, apabila pengidap kondisi ini sudah mengalami gejala berupa kulit berwarna kebiru-biruan karena paru-paru kekurangan oksigen, tarikan napas yang pendek dan cepat, menjalar rasa nyeri di dada melalui bagian tubuh atas yang menandai adanya serangan jantung, dan pingsan.

Baca juga: Beda Gagal Jantung dan Gagal Jantung Kongestif

Enggak Mau Mengidap Gagal Jantung? Ini Langkah Pencegahannya!

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kondisi ini, yaitu menjaga berat badan agar tetap ideal dengan berolahraga secara rutin, berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol, menjaga kolesterol dalam darah pada batas sehat, dan batasi asupan garam, lemak, dan gula.

Kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc melalui Chat atau Voice/Video Call mengenai masalah kesehatan yang kamu alami. Enggak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan. Tanpa perlu repot, pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

Gagal jantung kongestif bukan berarti jantung berhenti bekerja, melainkan kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Hal ini terjadi karena adanya kelainan pada otot-otot jantung, sehingga jantung tidak bisa bekerja secara normal.

Selama ini, gagal jantung atau congestive heart failure (CHF) digambarkan sebagai kondisi ketika jantung berhenti berdetak. Padahal, gagal jantung menandakan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah atau ketidakmampuan jantung memenuhi kuota darah normal yang dibutuhkan tubuh.

Jelaskan kenapa terdapat perbedaan manifestasi klinik gagal jantung kanan dan kiri?

Gagal jantung kongestif dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berkembang secara perlahan karena kondisi jantung yang melemah (kronis). Keduanya termasuk kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis darurat.

Proses Terjadinya Gagal Jantung Kongestif

Jantung memiliki empat ruang yang memiliki tugas masing-masing, yaitu serambi kanan dan kiri yang berada di bagian atas, serta bilik kanan dan kiri yang ada di bagian bawah.

Berdasarkan letak ruang jantung tersebut, gagal jantung kongestif bisa dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:

Gagal jantung kongestif sebelah kiri

Pada penderita gagal jantung kongestif sebelah kiri, bilik kiri jantung tidak berfungsi dengan baik. Bagian ini seharusnya mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian diteruskan ke pembuluh darah arteri.

Karena fungsi bilik kiri tidak berjalan secara optimal, terjadilah peningkatan tekanan pada serambi kiri dan pembuluh darah di sekitarnya. Kondisi ini menciptakan penumpukan cairan di paru-paru, rongga perut, serta kaki, dan bahkan memengaruhi fungsi ginjal dalam membuang natrium dan air.

Pada beberapa kasus, ketidakmampuan bilik kiri jantung dalam melakukan relaksasi juga dapat menjadi penyebab gagal jantung kongestif sebelah kiri. Karena tidak mampu melakukan relaksasi, terjadilah penumpukan darah saat jantung melakukan tekanan balik untuk mengisi ruang jantung.

Gagal jantung kongestif sebelah kanan

Gagal jantung kongestif tipe ini terjadi ketika bilik kanan jantung kesulitan memompa darah ke paru-paru. Akibatnya, darah kembali ke pembuluh darah balik atau vena hingga menyebabkan penumpukan cairan di perut dan bagian tubuh lain, misalnya kaki.

Gagal jantung kongestif kanan sering kali diawali dari gagal jantung kongestif kiri, di mana terjadi tekanan berlebih pada paru-paru. Tekanan berlebih ini membuat kemampuan sisi kanan jantung untuk memompa darah ke paru-paru menjadi ikut terganggu.Namun, gagal jantung kongestif kanan juga bisa terjadi akibat hipertensi pulmonal yang tidak disertai dengan gagal jantung kiri.

Gagal jantung kongestif campuran

Kondisi ini terjadi saat seseorang mengalami gagal jantung kongestif sebelah kiri dan sebelah kanan secara bersamaan. Biasanya, gagal jantung kongestif dimulai dari sebelah kiri, lalu menyebar ke sebelah kanan jika tidak mendapatkan pengobatan.

Gejala Gagal Jantung Kongestif

Ada beberapa gejala yang dapat dialami seseorang yang menderita gagal jantung kongestif. Pada tahap awal, gejalanya mungkin tidak akan berdampak pada kondisi kesehatan secara umum. Namun, seiring memburuknya kondisi yang diderita, gejalanya akan kian nyata.

Setidaknya ada tiga tahapan gejala yang bisa dialami seorang penderita gagal jantung kongestif, yaitu:

Gejala tahap awal

Pada tahap ini, pasien mengalami beberapa gejala berikut:

  • Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
  • Mudah lelah, terutama setelah melakukan aktivitas fisik
  • Kenaikan berat badan yang signifikan
  • Sering buang air kecil, terutama saat malam hari

Gejala saat kondisi semakin buruk

Jika kondisi penderita terus memburuk, akan muncul beberapa gejala berikut ini:

  • Denyut jantung tidak teratur
  • Batuk-batuk karena pembengkakan paru
  • Napas berbunyi atau mengi
  • Sesak napas saat melakukan aktivitas fisik ringan atau ketika sedang berbaring
  • Sulit beraktivitas karena tubuh akan cepat merasa lelah

Gejala gagal jantung kongestif yang parah

Bila penanganan tidak segera dilakukan, gagal jantung kongestif bisa menjadi parah. Apabila sudah parah, ada beberapa gejala yang dapat dialami penderitanya, yaitu:

  • Rasa nyeri di dada yang menjalar hingga tubuh bagian atas. Kondisi ini bisa juga menandakan adanya serangan jantung
  • Sianosis atau kulit menjadi kebiruan, karena paru-paru mengalami kekurangan oksigen
  • Tarikan napas menjadi pendek dan cepat
  • Pingsan

Pada kondisi gagal jantung kongestif berat, gejala akan dirasakan ketika tubuh sedang beristirahat. Pada tahap ini, penderita gagal jantung kongestif akan mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Kondisi yang Dapat Disebabkan Gagal Jantung Kongestif

Seseorang yang mengalami gagal jantung kongestif perlu waspada terhadap keselamatan hidupnya. Penderita harus segera menjalani pengobatan atau akan dihadapkan dengan beberapa risiko komplikasi, yaitu:

1. Kegagalan organ tubuh lain

Salah satu organ yang akan mengalami kegagalan fungsi saat terjadinya gagal jantung kongestif adalah ginjal. Hal ini terjadi karena berkurangnya aliran darah ke ginjal. Jika tidak diobati, penderitanya akan mengalami kerusakan organ ginjal atau gagal ginjal.

Selain ginjal, organ tubuh lain yang dapat mengalami gangguan fungsi karena gagal ginjal kongestif adalah hati.

2. Gangguan katup jantung

Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan jantung membesar atau peningkatan tekanan aliran darah jantung. Kondisi ini lama-kelamaan dapat menyebabkan gangguan katup jantung.

3. Aritmia

Aritmia terjadi karena adanya gangguan aliran listrik jantung yang berfungsi mengatur irama dan detak jantung. Saat penderita gagal jantung kongestif menderita aritmia, maka berisiko tinggi terkena stroke. Penderita juga rentan mengalami penyumbatan pembuluh darah akibat terbentuknya bekuan darah.

4. Henti jantung mendadak

Salah satu komplikasi berbahaya yang perlu diwaspadai pada gagal jantung kongestif adalah henti jantung mendadak. Ketika fungsi jantung terganggu dan tidak segera ditangani, kinerja jantung pun akan mengalami penurunan drastis dan berisiko mengalami henti jantung mendadak.

Bahkan, pasien dengan gagal jantung kongestif 6–9 kali lebih berisiko mengalami henti jantung mendadak dibandingkan pasien aritmia.

Tidak ada pengobatan khusus yang dapat dilakukan untuk mengatasi gagal jantung kongestif. Namun, beberapa jenis pengobatan dapat membantu penderitanya menjalani aktivitas sehari-hari dengan gejala yang lebih sedikit.

Pengobatan tersebut nantinya akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan keparahan gagal jantung kongestif yang dialami. Selain itu, pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang juga perlu dilakukan guna menjaga kesehatan jantung Anda.

Jika Anda merasakan gejala gangguan jantung, apalagi yang mengarah pada gagal jantung kongestif, segera periksakan diri ke dokter agar dapat segera ditangani dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.