Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekompakan anggota kelompok tani di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekompakan anggota kelompok tani adalah kepemimpinan kelompok tani, homogenitas anggota kelompok tani, dukungan dan pengakuan dari pemerintah, dan dukungan dan pengakuan dari tokoh masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana ( Simple Random Sampling). Data yang di peroleh dari responden terlebih dahulu disederhanakan secara tabulasi kemudian di analisis secara deskriptif kuantitatif. Skoring digunakan untuk kuantitatifkan data kualitatif. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kekompakan anggota kelompok tani dilakukan dengan Uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keikutsertaan anggota kelompok tani dalam kegiatan di dalam kelompok tani relatif baik dimana ada 92,1 % anggota aktif dalam kelompok. Keikutsertaan anggota kelompok dalam kegiatan-kegiatan di dalam kelompok tani di pengaruhi oleh faktor kepemimpinan kelompok tani, homogenitas anggota kelompok tani, dukungan dan pengakuan dari pemerintah, dukungan dan pengakuan dari tokoh masyarakat. Pada tingkat kepercayaan 95% terdapat hubungan yannng sangat nyata antara kepemimpinan kelompok tani, homogenitas anggota kelompok tani, dukungan dan pengakuan dari pemerintah,dukungandan pengakuan dari tokoh masyarakat di Kecamatan Sungai Bahar. Kata kunci : faktor, pengaruh, kekompakan kelompok.
2018-05-20 — Updated on 2018-05-20
Vol. 19 No. 2 (2016): Jurnal Sosioekonomika Bisnis tolong di bantu ya ka memahami Auguste comte istilah sosiologi berasal dari gabungan bahasa Romawi jelaskan Para pedagang kaki lima (PKL) banyak yang berjalan di pinggir jalan untuk meelihara ketertiban pemerintah daerah merelokasi para pedagang kaki lima te … Politik luar negeri indonesia merupakan serangkaian kebijakan pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam upaya untuk mencapa … perilaku seseorang baik atau buruk dipengaruhi atas sikap yang telah dilakukan b. Hal-hal apa saja yang kamu temukan dalam Kitab Suci tetap belum tampak dalam kehidupan umat di lingkungan/stasi/komunitas basis seperti yang sudah … Istilah sosiologi di gunakan pertama kali oleh seorang filosof dan Perancis yang bernama 2 :aku ditenggarai pilot lajuku kencang dan warnaku biru dan aku bisa dimakan. Judul: Identitas Diri dan Identitas SosialTujuan: Mengidentifikasi identitas diri dan identitas sosial yang dimiliki.Sebagai makhluk individu, manusia … yg follow w kasi poin
Januari 27, 2020 Kohesivitas kelompok adalah proses kesatuan, kelekatan atau daya tarik individu terhadap kelompok dalam rangka pemenuhan tujuan dan motivasi untuk bersama di dalamnya yang memiliki tingkat ketertarikan dan keyakinan untuk bersama dalam keberhasilan kelompok. Kohesivitas kelompok kerja merupakan daya tarik emosional sesama anggota kelompok kerja dimana adanya rasa saling menyukai, membantu, dan secara bersama-sama saling mendukung untuk tetap bertahan dalam kelompok kerja dalam mencapai satu tujuan. Kohesivitas kelompok bukan hanya merupakan kesatuan unit atau hubungan pertemanan antar anggota, melainkan sebuah proses yang sangat kompleks yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal antar anggota ataupun proses dalam kelompok tersebut. Kohesivitas kelompok meningkatkan produktivitas dan kinerja kelompok, konformitas terhadap norma kelompok, memperbaiki semangat dan kepuasan kerja, mempermudah komunikasi dalam kelompok, mengurangi permusuhan dalam kelompok, meningkatkan rasa aman dan harga diri. Kohesivitas kelompok adalah kekuatan kelompok untuk tetap tinggal di dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Kohesivitas kelompok merupakan tingkat solidaritas dan perasaan positif dari anggota kelompok terhadap kelompoknya. Semakin tinggi kohesivitas, semakin solid sebuah tim, dan anggotanya akan semakin loyal pada kelompok. Berikut definisi dan pengertian kohesivitas kelompok dari beberapa sumber buku:
Suatu kelompok dapat terjalin ketika dalam sebuah kelompok tersebut ada ketertarikan dari setiap individu. Faktor yang mempengaruhi pembentukan kelompok selain ketertarikan diantaranya seperti kedekatan, frekuensi interaksi, kesamaan, kelengkapan, timbal balik, dan saling memberikan penghargaan dapat mendorong terbentuknya suatu kelompok. Dengan demikian juga mereka dapat membentuk kelompok yang belum sempurna menjadi kelompok yang sangat kompak. Stabilitas anggota dapat dilihat dari lamanya anggota berada pada suatu kelompok. Suatu kelompok yang keanggotaannya sering berganti cenderung memiliki kohesivitas yang rendah dan berbanding terbalik dengan kelompok yang keanggotaannya cenderung lama. Ukuran kelompok bisa mempengaruhi kohesivitas kelompok. Konsekuensi yang ditimbulkan yaitu semakin besar sebuah kelompok maka kebutuhan akan antar anggota kelompok semakin besar juga. Kelompok yang besar memungkinkan adanya reaksi-reaksi antar anggota kelompok yang meningkat dengan cepat sehingga banyak anggota tidak bisa lagi memelihara hubungan yang positif dengan anggota kelompok lainnya. Kelompok yang kohesif cenderung terjadi secara relatif karena mereka lebih tersusun dan struktur-struktur kelompok dihubungkan dengan tingkat kohesi yang lebih tinggi dibanding dengan yang lain. Seorang individu yang memiliki ketertarikan untuk masuk dalam suatu kelompok, pada umumnya melakukan serangkaian tes untuk mendapatkan keanggotaan dari kelompok, seperti tim olahraga yang melakukan tes kepada pemain baru dengan berbagai cara, baik secara fisik maupun mental, terkadang seperti dilakukan seperti tentara. Dengan adanya tahapan-tahapan yang dilakukan seseorang sebelum bergabung dalam suatu kelompok akan membuat sebuah ikatan yang kuat antar setiap anggota dengan kelompoknya. Sedangkan menurut Rachmawati (2009), kohesivitas kelompok dapat dipengaruhi banyak hal, ada yang tercipta secara alami, beberapa lainnya terbentuk akibat pengaruh tujuan organisasi, struktur dan strategi yang digunakan. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kohevisitas suatu kelompok, yaitu:
|