Jelaskan dan sebutkan contoh produk yang dihasilkan pengrajin dan toko cenderamata

Cendera mata adalah sesuatu yang dibawa oleh seorang wisatawan ke rumahnya untuk kenagan yang terkait dengan benda itu. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini kadang disinonimkan dengan oleh-oleh, suvenir, tanda mata, atau kenang-kenangan.

Cendera mata di London.

Menara Eiffel mini dari Paris.

Cendera mata bisa berupa pakaian seperti kaos atau topi, dan peralatan rumah tangga seperti cangkir atau mangkok, asbak, sendok, jam pasir, maupun buku tulis. Benda-benda tersebut bisa ditulisi untuk menandai asalnya. Wisatawan bisa pula membeli cendera mata sebagai kenang-kenangan bagi orang lain.

Di Jepang, cendera mata dikenal sebagai meibutsu (produk yang dikaitkan dengan kawasan tertentu), dan omiyage, permen atau benda lain yang bisa dibagi bersama mitra seseorang. Penjualan omiyage menjadi bisnis besar di berbagai tempat pariwisata yang ada di Jepang.

  • Cendera mata dari Belanda: kincir angin atau keramik Delft
  • Cendera mata dari Belgia: Manneken Pis
  • Cendera mata dari Paris: Menara Eiffel mini
  • Cendera mata dari Indonesia: Monas atau Candi Borobudur mini
  • Cendra mata [1] dan Paper Bag Custom[pranala nonaktif permanen]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Souvenirs.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cendera_mata&oldid=19358485"

Artikel () 25 November 2016 14:56:37 WIB

Kerajinan dan Cindera Mata Sumatera Barat

Oleh : Teguh Gunung Anggun

Bordir

Sumatera Barat sangat terkenal dengan bordirnya, terutama pada mukena, jilbab, baju kurung, baju koko, dan lain – lain. Bukittinggi adalah sentral industri bordir di wilayah ini. Bordiran daerah ini telah dipasarkan diberbagai daerah di Indonesia umumnua, Jakarta khususnya, terutama di Pasar Tanah Abang.

Yang paling terkenal yaitu Bordir Kerancang halus khas Bukittinggi adalah bordiran halus dengan “ lubang – lubang” yang terbentuk jalinan benang bordir. Lubang – lubang inilah yang disebut dengan kerancang. Pembuatan kerancang ini adalah suatu proses yang rumit serta menyita waktu. Seorang pembordir harus memperhitungkan “tarikan” benang ke kain (bahan dasar).

Apa bila tarikan benang terlalu tegang, maka kain disekitar kerancang akan “mengkerut”. Bordiran Kerancang. Apabila tarikan benang kurang tegang, maka jalinan kerancang akan tidak “padat” dan “rapat”, serta mudah putus karena ketegangan benang bordir tidak sama. Karena kerumitan pembuatan bordir kerancang halus khas Bukittinggi ini, maka disebut orang bukan sekedar bordiran biasa tapi sebagai karya seni (piece of art), yang sangat layak pakai dan bisa juga dipakai sebagai hiasan rumah.

Sulaman

Sulaman sebagai salah satu kerajinan tangan Minang sudah diakui dan diminati di negara ini bahkan luar negeri. Setiap orang yang datang ke Sumatera Barat memimpikan bisa membawa pulang buah tangan berupa kain sulaman. Mulai dari hiasan dinding, taplak meja, sampul bantal, sendal, jilbab, mukenah dan berbagai jenis serta motif pakaian muslim/ muslimah.

Diantara sekian banyak sulaman di Sumatera Barat, masih bisa kita temukan sulaman tradisional Ampek Angkek, sebuah Kecamatan di Kota Bukittinggi. Sulaman ini merupakan sulaman tradisonal yang dibawa masuk ke         Ampek Angkek pada era 1880 – an oleh pedagang Arab yang bernama Khadijah dan Maryam.

Sulaman ini kemudian diajarkan pada masyarakat setempat. Tak seperti sulaman lainnya, sulaman Ampek Angkek tidak bisa dilakukan dengan mesin, karena rumitnya motif yang dibutuhkan. Hal tersebut telah diakui oleh Pemerintah Jepang di Istana Gubernur yang menawarkan bantuan teknologi untuk membuat sulaman ini. Bahkan Jepang menyerah, akibat belum ada teknologi mesin yang mampu menggantikan kerja manusia pembuat sulaman.

Tenunan Pantai Singkek

Pantai Sikek adalah daerah pengerajin tenunan buatan tangan di Sumatera Barat. Benang Katun dan Emas ditenun dengan tangan diatas alat yang disebut panta, menghasilkan kain balapak atau kain bacatua yang biasa dipakai sat Pai Baralek, yaitu pada pesta perkawinan dan pada setiap upacara adat. Dengan kata – kata adat Minang Kabau diabadikan dalam nama – nama motifnya, dahulu kain tenun ini merupakan pakaian raja – raja, datuk – datuk dan puti – puti.

Kepandaian menenun masyarakat daerah Pandai Sikek terus dikembangkan turun menurun hingga saat ini. Motif – motif tenunan ratusan tahun lalu tetap dipertahankan pembuatannya hingga sekarang, sehingga membuat tenunan daerah ini sangat diminati oleh berbagai kalangan dalam dan luar negeri walaupun harganya relatif mahal.

Songket Pandai Sikek jika dicermati, didalam juga mengandung nilai – nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan berbagai acuan dalam kehidupan sehari – hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai – nilai itu antara lain : kesakralan, ke indahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.

Tenun Silungkang

Selain Pandai Singkek, Silungkang juga dikenal sebagai penghasil tenunan songket yang bagus. Tenunan Silungkang mempunyai kelebihan pada Motif. Keistimewa lainnya terdapat pada ragamnya dan tentu karena masih buatan tangan (hand-made). Ada songket ikat, songket batabua, penuh, benang dua, dan songket selendang lebar. Keunikan itulah yang membuat songket Silungkang diminati pembeli dari Malaysia dan Singapura.

Kemahiran menenun ini tetap dipertahankan di Silungkang turun temurun dan dewasa ini pengerajin tenun songket Silungkang tidak hanya memproduksi satu jenis songket tertentu, seperti sarung dan kain saja. Akan tetapi, sudah merambah ke produk jenis lain, seperti : gambar dinding, taplak meja, permadani bergambar, baju wanita, sprey, baju kursi, bantal permadani, selendang, serbet, kain lap, sapu tangan dan sebagainnya.

Pada tahun 1910 songket Silungkang telah berkiprah di gelanggang Internasional pada Pekan Raya Ekonomi yang berlansung di Brusell Ibu Kota Belgia. Yang mendemotrasikan cara bertenun pada waktu itu yaitu Ande Baensah dari Kampung Melayu, dan dikala itu hanya dua daerah penghasil songket dari Indonesia yang ikut didalam Pekan Raya Ekonomi tersebut yaitu Silungkang dan Bali.

Kerajinan Perak dan Songket Koto Gadang

Selain alam yang indah dan tantanan adat yang unik, Koto Gadang terkenal dengan karya seninya yang variatif. Jika anda berkunjung ke Sumatera Barat, ini biasa terlihat dari pelaminan masyarakat setempat, selain ukiran kayu dan kain songket, aksesories emas dan perak selalu dipakai kedua mempelai.

Konon, Koto Gadang merupakan pusat budayawan dan sastrawan. Tokoh Pers Roehana Koedoes, politikus dan tokoh pergerakan Haji Agus Salim, ahli ekonomi dan mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim dan seniman lukis oesman Effendi.

Tak heran jika kerajinan peraknya pun memiliki brand image yang mendunia sejak 1911. Keunikan lainnya, Perak Koto Gadang warnanya tidak mengkilaty dalam nuansa putih susu yang elegan. Sangat sesuai jika diseragamkan pakaian songket untuk acara resmi terutama pernikahan. Selain kerajinan perak, songket dan sulaman merupakan karya seni yang berasal dari Koto Gadang dan merupakan songket tenunan tangan terhalus di dunia. Motif songket dan sulaman yang berasal dari Koto Gadang memang terlihat lebih indah dan menawan.(TGA)

POT BUNGA - Pemuda Rw 016, Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, sedang membuat kreasi pot bunga dari barang bekas, Kamis (30/9/2021). Mereka memanfaatkan baju bekas dan kain perca didaur untuk dibuat pot bunga. WARTA KOTA/NUR ICHSAN

TRIBUNNEWS.COM - Berikut pembahasan mengenai pengrajin cenderamata dari barang-barang bekas dan cara mengolah sampah.

Ada berbagai macam pekerjaan di masyarakat.

Ada pekerjaan yang menghasilkan barang dan ada pekerjaan yang menghasilkan jasa.

Pekerjaan yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang menghasilkan sesuatu barang yang bisa digunakan oleh orang lain.

Misalnya, pembuat makanan, petani, nelayan, peternak, dan pengrajin.

Baca juga: Mengenal Tanaman Teh dan Tanaman Bakau, Tanaman yang Bermanfaat untuk Menjaga Lingkungan

Kemudian, pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah suatu pekerjaan yang pelayanannya bisa dinikmati oleh orang lain.

Pekerjaan ini tidak menghasilkan barang, misalnya guru, petugas kebersihan, dokter, tukang cukur rambut, polisi, dan sopir.

Salah satu pekerjaan yang sering dijumpai di sekitar adalah pengrajin cenderamata dari barang-barang bekas.

Berikut pembahasan mengenai pengrajin cenderamata dari barang-barang bekas dan cara mengolah sampah, dikutip dari Buku Siswa Kelas 4 Tema 4 Berbagai Pekerjaan:

Pengrajin cendera mata dari barang-barang bekas adalah salah satu pekerjaan yang juga menghasilkan barang.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA