Pada teks petunjuk harus menggunakan jenis kata yang bermakna

1. Menggunakan kalimat perintah halus

Jenis kalimat yang digunakan pada bahasa petunjuk adalah kalimat perintah namun kalimat perintah halus. Salah satu ciri kalimat perintah halus adalah tidak menggunakan tanda seru

pada akhir kalimat.

Misalnya:

a. Panaskan air sebanyak 3 gelas.

b. Kupas buah nanas dan potong tipis-tipis.

2. Menggunakan kata dengan makna lugas

Kata-kata yang digunakan dalam bahasa petunjuk adalah kata-kata dengan makna lugas, yaitu makna yang tidak dipengaruhi nilai rasa. Bandingkan penggunaan bahasa seperti berikut ini.

No. Bermakna Lugas Bermakna Kias
1. Panaskan air sebanyak

3 gelas.

Hatiku panas mendengar

ejekannya.

2. Rebus sampai airnya

berwarna merah.

Bicaranya memerahkan

telinga.

3. Kupas buah dan

potonglah.

Ibu membawa buah tangan.

3. Tidak menimbulkan keraguan

Jika petunjuk itu menyangkut ukuran misalnya, jangan sampai menimbulkan keraguan bagi pembaca

No. Jelas Kurang Jelas
1. Tuangkan satu sendok

teh garam dapur.

Tuangkan sedikit garam

dapur lembut.

2. Rebuslah adonan selama

5 menit.

 

Rebuslah adonan sebentar.

4. Menggunakan kalimat yang singkat, padat, namun jelas

Jika sebuh kalimat yang pendek mampu mengutarakan sebuh informasi, mengapa harus menggunakan kalimat yang panjang. Namun demikian, jika sebuah kalimat terpaksa harus

disajikan dalam kalimat yang panjang demi kejelasan informasi maka bukan berarti harus dipendekkan juga.

Grace Eirin Rabu, 8 September 2021 | 10:30 WIB

Inilah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membuat teks petunjuk atau teks prosedur. (Photo by olia danilevich from Pexels)

Bobo.id - Apa yang kamu ketahui mengenai teks petunjuk? Teks petunjuk merupakan sebutan lain dari teks prosedur. 

Sedangkan, teks prosedur adalah teks yang memuat cara untuk melakukan sesuatu dengan runtutan langkah-langkah. 

Jika kamu pernah melihat teks resep, itulah salah satu contoh teks prosedur. 

Teks petunjuk atau teks prosedur harus mengandung langkah-langkah kerja, menggunakan kalimat perintah, dan terdapat panduan atau penjelasan yang detail. 

Nah, pada buku tematik kelas 4 SD tema 2 halaman 137, kamu akan menemukan pertanyaan yang berbunyi "apa yang perlu diperhatikan ketika membuat teks petunjuk? Jelaskan".

Baca Juga: Penjelasan Teks Eksplanasi, dari Ciri-ciri, Struktur, dan Contohnya

Yuk, simak penjelasan berikut ini untuk menemukan kunci jawaban pertanyaan tersebut!

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat teks petunjuk adalah dengan memahami ciri-ciri, struktur, dan kaidah teks prosedur. 

1. Ciri-Ciri Teks Prosedur

Perhatikan ciri-ciri teks prosedur di bawah ini: 

a. Menggunakan kalimat perintah

b. Terdapat panduan 

Page 2

Page 3

Photo by olia danilevich from Pexels

Inilah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membuat teks petunjuk atau teks prosedur.

Bobo.id - Apa yang kamu ketahui mengenai teks petunjuk? Teks petunjuk merupakan sebutan lain dari teks prosedur. 

Sedangkan, teks prosedur adalah teks yang memuat cara untuk melakukan sesuatu dengan runtutan langkah-langkah. 

Jika kamu pernah melihat teks resep, itulah salah satu contoh teks prosedur. 

Teks petunjuk atau teks prosedur harus mengandung langkah-langkah kerja, menggunakan kalimat perintah, dan terdapat panduan atau penjelasan yang detail. 

Nah, pada buku tematik kelas 4 SD tema 2 halaman 137, kamu akan menemukan pertanyaan yang berbunyi "apa yang perlu diperhatikan ketika membuat teks petunjuk? Jelaskan".

Baca Juga: Penjelasan Teks Eksplanasi, dari Ciri-ciri, Struktur, dan Contohnya

Yuk, simak penjelasan berikut ini untuk menemukan kunci jawaban pertanyaan tersebut!

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat teks petunjuk adalah dengan memahami ciri-ciri, struktur, dan kaidah teks prosedur. 

1. Ciri-Ciri Teks Prosedur

Perhatikan ciri-ciri teks prosedur di bawah ini: 

a. Menggunakan kalimat perintah

b. Terdapat panduan 

ABSTRAK

Rahayu, Sri Endang. 2015. Keefektifan Kalimat dalam Teks Petunjuk Karya Siswa Kelas VIII SMP YBPK Peniwen. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Sumadi, M.Pd.,(II) Dr.Imam Agus Basuki, M.Pd.

Kata kunci: kalimat efektif, teks petunjuk

Kalimat yang digunakan ketika menulis tidak boleh sembarangan atau asal, tetapi penulis harus memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku. Hal pertama yang harus diperhatikan ketika menulis adalah keefektifan kalimat. Kalimat yang efektif mempunyai satu ide pokok yang dipahami oleh pembaca. Kalimat efektif tidak menggunakan kata atau bentukan kata secara berlebihan dan tidak berbelit-belit sehingga maksud yang disampaikan dapat ditangkap secara tepat oleh pembaca. Kalimat efektif diperlukan dalam teks petunjuk agar petunjuk yang dibuat mudah dipahami oleh pembaca. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu (1) kelogisan, (2) kehematan, (3) kegramatikalan, (4) kesatuan gagasan, dan (5) ketidakambiguan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP YBPK Peniwen.Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang terdapat pada teks petunjuk yang dihasilkan oleh siswa SMP YBPK Peniwen pada tahun ajaran 2014/2015.Penelitian ini menggunakan prosedur pengumpulan data dengan penugasan menulis teks petunjuk. Secara rinci prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah (1) memberikan tugas menulis teks petunjuk yang dikerjakan pada LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah dibuat oleh peneliti, (2) mengidentifikasi sumber data yang sesuai dengan kriteria, (3) mengelompokkan data dengan berpedoman pada panduan analisis keefektifan kalimat, (4) memberi kode pada masing-masing data, (5) memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam tabel pengumpul data, dan (6) melakukan penyajian data berdasarkan kajian teori yang menjadi landasan penelitian.

Hasil penelitian tentang keefektifan kalimat menunjukkan bahwa dalam teks karya siswa terdapat kalimat efektif dan kalimat tidak efektif. Pertama, kalimat logis ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Unsur-unsur kalimat karya siswa mempunyai hubungan yang bernalar dan ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kedua, kalimat hemat ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai oleh unsur-unsur kalimat tidak mubazir, tidak ada pemakaian subjek ganda, tidak ada pemakaian sinonim dalam kalimat yang mubazir, dan tidak ada pemakaian preposisi yang tidak perlu.Ketiga, kalimat gramatikal ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai kalimat siswa menghadirkan unsur wajib, urutan fungsi sintaksis membentuk kalimat yang tepat, dan afiksasi yang tepat.Keempat, kalimat yang memiliki kesatuan gagasan ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai oleh kejelasan S dan P, S kalimat hanya satu, dan kata hubung digunakan dengan tepat.Kelima, kalimat tidak ambigu ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai oleh tidak ada kata yang mengambigukan, konjungsi atau preposisi hadir dalam kalimat.

Berdasarkan hasil penelitian keefektifan kalimat dalam teks petunjuk siswa kelas VIII SMP YBPK Peniwen terdapat lima simpulan. Pertama, kalimat logis dan tidak logis ditemukan dalam teks petunjuk karya siswa. Kalimat logis mempunyai hubungan antarunsur kalimat yang logis dan ide kalimat dapat diterima oleh akal, sedangkan kalimat tidak logis mempunyai hubungan antarunsur yang tidak masuk akal.Kedua, kalimat hemat dan tidak hemat ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Kalimat hemat ditandai dengan tidak ada unsur yang mubazir seperti tidak ada subjek ganda, tidak menggunakan sinonim dalam satu kalimat, tidak menjamakkan kata bermakna jamak, dan tidak menggunakan preposisi yang tidak perlu. Kalimat tidak hemat ditandai ada unsur kalimat yang mubazir seperti menggunakan subjek ganda, menggunakan sinonim dalam satu kalimat, dan menggunakan preposisi yang tidak perlu. Ketiga, kalimat gramatikal dan tidak gramatikal terdapat dalam teks petunjuk siswa. Kalimat gramatikal ditandai ada unsur wajib kalimat, ketepatan urutan sintaksis, dan ketepatan penggunaan afiks. Kalimat tidak gramatikal ditandai tidak ada unsur wajib kalimat, urutan sintaksis tidak tepat, dan afiksasi tidak tepat. Keempat, kesatuan gagasan dan gagasan yang kabur ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Kesatuan gagasan ditandai kejelasan kedudukan S dan P, tidak ada subjek ganda, dan penggunaan kata hubung dengan tepat. Gagasan yang kabur disebabkan kedudukan S dan P tidak jelas, penggunaan kata hubung yang salah, dan penggunaan subjek ganda dalam kalimat tunggal.Kelima, kalimat tidak ambigu dan ambigu ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Kalimat tidak ambigu ditandai tidak ada kata mengambigukan dan konjungsi atau preposisi hadir dalam kalimat. Kalimatambigu ditandai ada kata mengambigukan dan konjungsi atau preposisi tidak hadir dalam kalimat. Berdasarkan kesimpulan tersebut, dikemukan dua saran. Pertama, guru diharapkan melatih siswa agar menulis kalimat dengan menggunakan penalaran yang baik, unsur-unsur kalimat tidak ada yang mubazir, pembentukan kata dalam kalimat tepat, urutan sintaksis yang tepat, unsur kalimat jelas kedudukannya, konjungsi atau preposisi yang tepat dan kata yang tidak mengambigukan. Kedua, peneliti selanjutnya dapat meneliti aspek lain dengan lebih mendalam.

ABSTRAK

Rahayu, Sri Endang. 2015. Keefektifan Kalimat dalam Teks Petunjuk Karya Siswa Kelas VIII SMP YBPK Peniwen. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Sumadi, M.Pd.,(II) Dr.Imam Agus Basuki, M.Pd.

Kata kunci: kalimat efektif, teks petunjuk

Kalimat yang digunakan ketika menulis tidak boleh sembarangan atau asal, tetapi penulis harus memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku. Hal pertama yang harus diperhatikan ketika menulis adalah keefektifan kalimat. Kalimat yang efektif mempunyai satu ide pokok yang dipahami oleh pembaca. Kalimat efektif tidak menggunakan kata atau bentukan kata secara berlebihan dan tidak berbelit-belit sehingga maksud yang disampaikan dapat ditangkap secara tepat oleh pembaca. Kalimat efektif diperlukan dalam teks petunjuk agar petunjuk yang dibuat mudah dipahami oleh pembaca. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu (1) kelogisan, (2) kehematan, (3) kegramatikalan, (4) kesatuan gagasan, dan (5) ketidakambiguan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP YBPK Peniwen.Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang terdapat pada teks petunjuk yang dihasilkan oleh siswa SMP YBPK Peniwen pada tahun ajaran 2014/2015.Penelitian ini menggunakan prosedur pengumpulan data dengan penugasan menulis teks petunjuk. Secara rinci prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah (1) memberikan tugas menulis teks petunjuk yang dikerjakan pada LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah dibuat oleh peneliti, (2) mengidentifikasi sumber data yang sesuai dengan kriteria, (3) mengelompokkan data dengan berpedoman pada panduan analisis keefektifan kalimat, (4) memberi kode pada masing-masing data, (5) memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam tabel pengumpul data, dan (6) melakukan penyajian data berdasarkan kajian teori yang menjadi landasan penelitian.

Hasil penelitian tentang keefektifan kalimat menunjukkan bahwa dalam teks karya siswa terdapat kalimat efektif dan kalimat tidak efektif. Pertama, kalimat logis ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Unsur-unsur kalimat karya siswa mempunyai hubungan yang bernalar dan ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kedua, kalimat hemat ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai oleh unsur-unsur kalimat tidak mubazir, tidak ada pemakaian subjek ganda, tidak ada pemakaian sinonim dalam kalimat yang mubazir, dan tidak ada pemakaian preposisi yang tidak perlu. Ketiga, kalimat gramatikal ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai kalimat siswa menghadirkan unsur wajib, urutan fungsi sintaksis membentuk kalimat yang tepat, dan afiksasi yang tepat. Keempat, kalimat yang memiliki kesatuan gagasan ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai oleh kejelasan S dan P, S kalimat hanya satu, dan kata hubung digunakan dengan tepat. Kelima, kalimat tidak ambigu ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Hal tersebut ditandai oleh tidak ada kata yang mengambigukan, konjungsi atau preposisi hadir dalam kalimat.

Berdasarkan hasil penelitian keefektifan kalimat dalam teks petunjuk siswa kelas VIII SMP YBPK Peniwen terdapat lima simpulan. Pertama, kalimat logis dan tidak logis ditemukan dalam teks petunjuk karya siswa. Kalimat logis mempunyai hubungan antarunsur kalimat yang logis dan ide kalimat dapat diterima oleh akal, sedangkan kalimat tidak logis mempunyai hubungan antarunsur yang tidak masuk akal. Kedua, kalimat hemat dan tidak hemat ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Kalimat hemat ditandai dengan tidak ada unsur yang mubazir seperti tidak ada subjek ganda, tidak menggunakan sinonim dalam satu kalimat, tidak menjamakkan kata bermakna jamak, dan tidak menggunakan preposisi yang tidak perlu. Kalimat tidak hemat ditandai ada unsur kalimat yang mubazir seperti menggunakan subjek ganda, menggunakan sinonim dalam satu kalimat, dan menggunakan preposisi yang tidak perlu. Ketiga, kalimat gramatikal dan tidak gramatikal terdapat dalam teks petunjuk siswa. Kalimat gramatikal ditandai ada unsur wajib kalimat, ketepatan urutan sintaksis, dan ketepatan penggunaan afiks. Kalimat tidak gramatikal ditandai tidak ada unsur wajib kalimat, urutan sintaksis tidak tepat, dan afiksasi tidak tepat. Keempat, kesatuan gagasan dan gagasan yang kabur ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Kesatuan gagasan ditandai kejelasan kedudukan S dan P, tidak ada subjek ganda, dan penggunaan kata hubung dengan tepat. Gagasan yang kabur disebabkan kedudukan S dan P tidak jelas, penggunaan kata hubung yang salah, dan penggunaan subjek ganda dalam kalimat tunggal. Kelima, kalimat tidak ambigu dan ambigu ditemukan dalam teks petunjuk siswa. Kalimat tidak ambigu ditandai tidak ada kata mengambigukan dan konjungsi atau preposisi hadir dalam kalimat. Kalimat ambigu ditandai ada kata mengambigukan dan konjungsi atau preposisi tidak hadir dalam kalimat. Berdasarkan kesimpulan tersebut, dikemukan dua saran. Pertama, guru diharapkan melatih siswa agar menulis kalimat dengan menggunakan penalaran yang baik, unsur-unsur kalimat tidak ada yang mubazir, pembentukan kata dalam kalimat tepat, urutan sintaksis yang tepat, unsur kalimat jelas kedudukannya, konjungsi atau preposisi yang tepat dan kata yang tidak mengambigukan. Kedua, peneliti selanjutnya dapat meneliti aspek lain dengan lebih mendalam.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA