Jelaskan cara perhitungan biaya produksi makanan Khas Daerah

Berikut adalah soal mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan kelas XI SMA materi Perhitungan Break Even Point (BEP) Makanan Internasional lengkap dengan kunci jawaban.


Soal Essay:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan break even point?2. Identifikasi manfaat analisa BEP!3. Sebutkan faktor apa saja yang perlu kita ketahui sebelum menentukan harga jual!4. Mengapa kita harus memperhatikan pesaing bisnis kita dalam menentukan harga?5. Mengapa dalam usaha kita harus memperhatikan penjualan minimum per hari nya?6. Jelaskan yang dimaksud dengan Fixed Cost!7. Jelaskan yang dimaksud dengan Variable Cost!8. Tuliskan rumus dari biaya total (Total Cost)!9. Sebuah perusahaan makanan memproduksi dengan biaya variabel sebesar Rp.2.000/bungkus dan biaya tetap sebesar Rp.60.000.000. Jika penjualan sosis sebesar 20.000 bungkus, tentukan harga pokok produksi sosis tersebut!10. Berdasarkan contoh no.4, maka jika perusahaan menghendaki laba usaha/keuntungan sebesar 20%, berapakah perhitungan harga jualnya?11. Jelaskan perbedaan antara BEP Unit dengan BEP Rupiah!12. Bagaimana ketentuan yang harus dipenuhi dalam menghitung BEP?13. Diketahui:- Total Biaya Tetap (FC) bernilai Rp 400 juta- Total Biaya Variabel (VC) per unit bernilai Rp 50 ribu- Harga jual barang per unit bernilai Rp 100 ribu. Berapakah BEP unit ?14. Diketahui biaya tetap yang harus dikeluarkan setiap bulan Rp.250.000. Biaya variabel sebesar Rp.3.000/unit. Harga Jual Rp.5.000/gelas. Berapakah Titik impas atau BEP dalam Rupiah nya ?15. Mengapa semua biaya besarn produksi diukur nyata/fakta?

Kunci Jawaban

1. Break Even Point (BEP) adalah posisi suatu perusahaan atau bisnis baik dalam bisnis lokal maupun internasional belum memperoleh keuntungan namun tidak juga merugi.

2. Manfaat analisis BEP

  • Dapat mengetahui berapa jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  • Dapat menentukan berapa jumlah penjualan yang sebaiknya diperoleh agar mendapatkan keuntungan yang direncanakan.
  • Dapat menaksir seberapa tingkat produksi yang harusnya ditetapkan agar mendapat keuntungan.
  • Dapat menjaga dan mengukur penjualan serta tingkat produksi yang tidak lebih rendah dari BEP.
  • Dapat menganalisis perubahan harga pokok, harga jual, dan besarnya tingkat produksi hasil penjualan.
  • Sebagai alat perencanaan tingkat produksi dan sekaligus penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

3. Faktor apa saja yang perlu kita ketahui sebelum menentukan harga jual, antara lain: 

a. Pelanggan

b. Pesaing

c. Biaya

d. Kemanfaatan untuk usaha

4. Kita harus memperhatikan pesaing bisnis kita dalam menentukan harga karena sebelum menentukan harga, pastikan bahwa harga jual produk dapat bersaing dengan harga jual produk pesaing. Perhatikan tingkat keuntungan. Jangan mengambil keuntungan yang terlalu besar karena akan menyebabkan harga jual terlalu mahal. Ada baiknya menurunkan tingkat keuntungan sehingga harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan harga yang ditetapkan dengan pesaing.

5. Dalam usaha kita harus memperhatikan penjualan minimum per harinya karena Jumlah penjualan minimum artinya adalah jumlah produksi paling rendah yang harus dibuat oleh dunia usaha atau industri. Jika target penjualan minimum tidak tercapai, maka perusahaan akan mengalami kerugian.

6. Fixed Cost (Biaya yang bersifat statis (tetap)) adalah biaya tidak berubah jika barang yang diproduksi mengalami perubahan dalam kapasitas tertentu.

7. Variable Cost (Biaya yang bersifat dinamis) adalah mengikuti jumlah barang diproduksi. Semakin banyak kapasitas produksi maka biaya variabel juga akan meningkat.

8. Rumus dari biaya total (Total Cost)

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Biaya Total TFC = Biaya Tetap

TVC = Biaya Tidak Tetap

9. Harga Pokok = Rp. 2.000,00 + Rp.60.000.000/Rp.10.000

= Rp.2.000,00 + Rp.6.000

= Rp.8.000/bungkus

10. Jawab:

Harga Jual = Rp. 8.000/(1-0,2)

= Rp. 8.000/0,8

= Rp. 10.000

Dari penghitungan harga pokok dan taksiran keuntungan 20%, dapat ditentukan harga jual per bungkus sosis yaitu sebesar Rp. 10.000

Dengan demikian dapat disimpulkan perkiraan keuntungan per bungkus adalah harga jual-harga pokok = Rp. 10.000 - Rp. 8.000 = Rp.2.000

Keuntungan per produksi adalah laba/bungkus  x total produksi = Rp. 2.000 x

20.000 bungkus = Rp. 40.000.000.

11. Perbedaan antara BEP Unit dengan BEP Rupiah yaitu

BEP Unit adalah Data jumlah unit produk yang harus dicapai pada titik impas. Sedangkan BEP Rupiah adalah Data jumlah penjualan yang harus dicapai pada titik impas

12. Ketentuan yang harus dipenuhi dalam menghitung BEP antara lain sebagai berikut:

  • Harga jual produk harus tetap
  • Hanya amenggunakan satu jenis produk, jika lebih dari satu jenis maka dapat menggunakan analisis BEP tersendiri untuk produknya.
  • Produksi harus stabil
  • Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara nyata / fakta dan data yang realistik.

13. 10.000 unit

Cara:

BEP = FC : (P-VC) = 200 juta : (100.000-80.000) = 10.000 unit

14. BEP dalam Rupiah = FC : (1-VC)/P = 250.000 : (1 – (3000:5000)) = Rp. 625.000

15. Semua biaya besaran produksi diukur nyata/fakta karena perkiraan perhitungan BEP harus berdasarkan harga yang ada, bukan harga yang dibuat, agar tidak terjadi kekeliruaan perhitungan.

Berikut adalah soal mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (Pengelolaan) kelas XI SMA materi Perhitungan Break Even Point (BEP) Usaha Makanan Khas Daerah lengkap dengan kunci jawaban.

Soal Essay:

  1. Apa yang dimaksud break even point (BEP)?
  2. Sebutkan manfaat dari menghitung BEP!
  3. Jelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum menentukan harga jual!
  4. Apa yang dimaksud Fixed Cost (biaya tetap) dan sebutkan 2 contoh yang termasuk biaya tetap?
  5. Apa yang dimaksud biaya variabel dan sebutkan 2 contoh yang termasuk biaya variabel?
  6. Jelaskan tentang rumus perhitungan BEP!
  7. Apa yang akan terjadi saat garis total revenue di atas garis total cost dalam sebuah grafik titik impas suatu usaha?
Kunci Jawaban

1. Break even point (BEP) adalah suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.

2. Manfaat dari menghitung BEP adalah sebagai berikut:

  • Alat perencanaan untuk menghasilkan laba
  • Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volum penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
  • Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
  • Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti

3. Hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan harga jual diantaranya adalah

  • Pelanggan. Pelanggan merupakan prioritas utama dalam usaha makanan khas daerah, jadi pastikan bahwa harga jual yang ditetapkan akan dapat di terima oleh pelanggan.
  • Pesaing. Pastikan bahwa harga jual produk dapat bersaing dengan harga jual produk pesaing.
  • Biaya. Pastikan harga jual produk yang di tetapkan dapat menutup biaya- biaya yang telah terjadi.
  • Kemanfaatan untuk usaha. Harga jual yang ditetapkan di nilai pantas jika harga dapat memberikan keuntungan yang di harapkan seehingga mempermudah dalam mengembangkan usaha yang dirintis.

4. Fixed Cost (biaya tetap) adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi berubah. Contoh Fixed Cost (biaya tetap): Biaya penyusutan alat, biaya tenaga kerja.

5. Variabel Cost (biaya variabel) adalah biaya yang berubah-ubah sebanding dengan volume atau jumlah produk yang dihasilkan. Contoh Variabel Cost (biaya variabel): Biaya bahan baku, kemasan.

6. Rumus perhitungan BEP, dapat dihitung dengan dua cara:

a. Break Even Point (BEP) Penjualan dalam Unit

Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan pada perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Rumus perhitungan BEP unit seperti berikut.

Jelaskan cara perhitungan biaya produksi makanan Khas Daerah

Keterangan:

BEP= Break Even Point (Titik Impas) Q = Quantity (jumlah produk)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

P = Harga Produk

b. Break Even Point (BEP) Rupiah

Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat BEP

Jelaskan cara perhitungan biaya produksi makanan Khas Daerah


Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas) TR = Total Revenue (Penerimaan)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

7. Saat garis total revenue di atas garis total cost dalam sebuah grafik titik impas suatu usaha maka semakin besar laba bersih atau keuntungan investasi yang akan didapatkan.

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan untuk Bisnis Kuliner – Bisnis kuliner menjadi salah satu bidang bisnis yang sepertinya tak akan pernah sepi. Akan tetapi, untuk memulai bisnis kuliner, Anda harus memperhatikan biaya-biaya yang dibutuhkan. Salah satunya adalah harga pokok produksi.

Lalu, bagaimana cara menghitung harga pokok produksi makanan dan apa saja komponennya? Anda bisa simak ulasannya di bawah ini.

Apa Itu Harga Pokok Produksi?

Jelaskan cara perhitungan biaya produksi makanan Khas Daerah

Secara umum, harga pokok produksi dapat diartikan sebagai besaran biaya untuk produksi yang harus dikeluarkan pelaku usaha atau perusahaan dalam periode waktu tertentu. Hal itu biasanya berkaitan dengan biaya-biaya pengadaan barang untuk bahan baku, peralatan produksi, ataupun pendukung lainnya.

Ketika pelaku usaha atau perusahaan menemukan besaran harga pokok produksi, maka nantinya juga akan mudah untuk menentukan besaran harga produk yang akan dijual. Termasuk prediksi laba atau rugi dalam pembukuan usaha nantinya.

Pentingnya Harga Pokok Produksi

Jelaskan cara perhitungan biaya produksi makanan Khas Daerah

Lalu, mengapa harga pokok produksi sangat penting untuk sebuah usaha kuliner? Jawabannya adalah karena harga pokok produksi akan berdampak pada pembukuan bisnis.

Terlebih bila usaha kuliner Anda tergolong cukup besar, maka pembukuan yang baik dan benar menjadi hal penting untuk melihat pergerakan arus keuangan.

Harga pokok penjualan yang dihitung dengan tepat dapat membantu Anda menentukan harga jual yang tepat untuk produk kuliner. Jadi, Anda tidak hanya sekadar mengira-ngira.

Anda pun bisa menghindari harga jual yang terlalu rendah atau tinggi. Pasalnya, harga jual terlalu rendah tak akan mendatangkan keuntungan maksimal.

Di sisi lain, harga jual terlalu tinggi bisa-bisa dinilai terlalu mahal oleh konsumen sehingga berdampak negatif pada penjualan produk.

3 Komponen Penting Harga pokok Produksi Makanan

Jelaskan cara perhitungan biaya produksi makanan Khas Daerah

Agar memudahkan Anda memahami cara menghitung harga pokok produksi makanan yang mudah dan mendetail, sebaiknya ketahui pula unsur-unsur atau komponen apa saja yang wajib ada.

Sebab, komponen atau unsur inilah yang menjadi pembentuk dari harga pokok produksi dalam sebuah bisnis kuliner. Komponen tersebut terdiri atas tiga jenis, yaitu:

1. Komponen Biaya untuk Bahan Baku

Komponen yang pertama adalah biaya untuk bahan baku. Bisa dibilang, poin inilah yang paling penting. Sebab, dari menghitung besaran biaya bahan baku, nantinya akan berdampak pada perhitungan biaya lain yang menjadi pembentuk harga pokok dalam produksi usaha kuliner.

Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah merinci biaya bahan baku yang akan dibeli, termasuk menghitung total bahan baku pada saat akhir periode. Jangan lupa mengecek bahan yang tersedia dan bagaimana Anda akan menghabiskannya.

2. Komponen Biaya Terkait Tenaga Kerja atau Karyawan

Bila usaha kuliner Anda cukup besar, maka komponen cara menghitung harga pokok produksi makanan yang tak boleh terlewat adalah biaya untuk tenaga kerja atau karyawan.

Misalnya saja mengenai gaji karyawan setiap bulan dan biaya manfaat lainnya yang berkaitan dengan karyawan ataupun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi.

3. Biaya Tidak Langsung atau Biaya Lain-lain

Terakhir, jangan lupakan biaya tidak langsung atau disebut biaya lain-lain. Salah satunya adalah biaya  untuk perawatan peralatan yang digunakan.

Meskipun peralatan dalam kondisi baik, tetap saja Anda harus memperhitungkan biaya overhead ini. Tujuannya agar jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan, Anda punya biaya untuk memperbaikinya.

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan

Jelaskan cara perhitungan biaya produksi makanan Khas Daerah

Kini, setelah Anda mengetahui definisi, manfaat, dan komponen dalam harga pokok produksi, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya. Sebenarnya, cara menghitung harga pokok produksi makanan tidak begitu rumit. Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:

Total Biaya Produksi + Saldo Awal Persediaan Barang untuk Proses Produksi – Saldo Akhir Persediaan Barang dalam Proses Produksi

Agar lebih mudah memahami, berikut contoh penghitungannya: Pak Tono memiliki bisnis kuliner dengan total biaya produksi sebesar Rp281.500.000. Sedangkan saldo awalnya adalah Rp75 juta dan sisa saldo akhir adalah Rp6 juta. Berapa harga pokok produksinya?”

Jawabannya:

HPP = Total Biaya Produksi + SaldoAwal Persediaan Barang Proses Produksi – Saldo Akhir Persediaan Barang dalam Proses Produksi

Maka:

281.500.000 + 75.000.000 – 6.000.000 = Rp350.500.000

Jadi, harga pokok produksinya adalah Rp Rp350.500.000.

Nah, itu dia cara menghitung harga pokok produksi makanan untuk usaha kuliner yang bisa Anda gunakan. Kini Anda dapat menentukan harga jual secara tepat dan sesuai dengan kemampuan beli target pelanggan.

Jika sudah, saatnya jangan lupa untuk perluas jangkauan usaha kuliner dengan cara daftar Gofood. Dengan GoFood, Anda bisa memudahkan pelanggan untuk memesan makanan dan minuman dari usaha Anda, meningkatkan transaksi penjualan dan omzet, serta membuat usaha Anda semakin dikenal secara luas!

Semakin banyak orang yang tahu usaha kuliner Anda, semakin besar juga peluang mendapat pemasukan! Yuk, daftar GoFood sekarang!

Jika Anda menyukai artikel ini silakan tinggalkan komentar dengan pilihan dibawah!

Read more about: