Jelaskan bagaimana cara meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri

Diunggah pada : 23 Juni 2014 15:05:58 688

Jelaskan bagaimana cara meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri

Salah satu bentuk jiwa rasa nasionalisme adalah mengembangkann kultur muatan lokal dan mencintai, membeli serta bangga memakai produk dalam negeri. Dalam sehari-hari nasionalisme bisa dicerminkan dengan memakai baju, sepatu dan barang-barang produk lokal.

Sekretaris Badan Diklat Prov Jawa Timur Budi Santosa saat menutup Diklat Prajabatan Golongan II angkatan 687, 688 dan 689 di Bidang Diklat Prov Jawa Timur, Senin (23/6) mengatakan, dengan mencintai produk, budaya dan muatan lokal merupakan salah satu bentuk rasa nasionalisme terhadap Indonesia. Masyarakat Jawa Timur khususnya dan Indonesia umumnya ayo mencintai, membeli dan memakai produk-produk dalam negeri.

 Kesadaran mencintai, membeli dan memakai produk dalam negeri merupakan salah satu kesiapan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Pemberlakukan AEC sudah didepan mata maka mau-tidak mau semua elemen masyarakat baik PNS dan lainnya harus siap.

Kata Budi untuk mempersiapkan dan menyongsong pasar tunggal AEC yang akan dimulai pada 2015 para aparatur harus bisa mengubah pola pikirnya menjadi pegawai yang berkarakter, disiplin dan mempunyai daya saing yang tinggi. Kerena diprediksi Indonesia pada 2030 daya saing ekonominya nomer 7 di dunia setelah India. Dan saat ini baru menempati urutan yang ke 38.

 Untuk menyongsong AEC 2015 Indonesia harus mempersiapkan birokrasinya yang berkelas dunia. Karena kesuksesan daya saing Indonesia taruhannya ada pada birokrasi yang andal profesiaonal berkarakter.

Selain itu untuk membentuk aparatur berkelas dunia harus mempunyai integritas jati diri kebangsaan yang tinggi dan berjiwa nasionalisme. Berjiwa nasionalisme adalah selalu mencintai, membeli dan memakai prodak-prodak dalam negeri. Dengan integritas jati diri bangsa yang tinggi Indonesia akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di kawasan ASEAN khususnya dan dunia pada umumnya.

Indonesia tidak boleh tidak siap dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN karena negara-negara ASEAN lainnya sudah jauh-jauh hari mempersiapkan rakyatnya untuk siap bersaing dan bertarung pada AEC. Seperi di Malaysia para dokter dan perawat sudah mempersiapkan dengan mendidik para medisnya dengan pelayanan jemput bola.

Sementara di Thailand telah mendidik 5.000 orang lebih warganya untuk belajar memasak makanan khas Indonesia. Para calon koki nantinya kalau AEC sudah dilaksananakan tugasnya adalah para koki muda untuk menyambut para turis Indonesia yang berwisata ke Thailand.

Diharapkan Indonesia jangan sampai kalah dengan Malaysia dan Thailand maka harus menciptakan tenaga-tenaga yang profesional sesuai bidangnya agar bisa bertarung dan bersaing dalam kepariwisataan global di tingkat ASEAN.

Kasubid Diklat Kepemimpinan Badan Diklat Jawa Timur Djumiati mengatakan, jumlah peserta diklat golongan II angtakan 687, 688 dan 689 diikuti oleh 226 orang CPNS laki-laki 90 orang dan perempuan 136 orang.

Para peserta berasal dari Kota Surabaya 53 orang, Kabupaten Sidoarjo 29 orang, Jember 17 orang, Jombang 10 orang, Madiun 5 orang sisanya dari Kabupaten Nunukan Kaltim, Minahasa Sulut serta Provinsi Kalimantan Utara.

 Berdasarkan evaluasi semuanya peserta dinyatakan lulus dengan nilai baik sekali 61 orang dan baik 165 orang. Setelah lulus mereka mendapat Surat Tandaa Tamat Pendidikan dari Badan Diklat yang kemudian sebagai syarat untuk diangkat menjadi PNS penuh. (ryo)

Selasa, 30 Oktober 2018

Jelaskan bagaimana cara meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri

Kementerian Perindustrian terus gencar mengajak kepada seluruh masyarakat untuk semakin mencintai, menggunakan dan mempromosikan produk industri dalam negeri. Langkah strategis ini akan mendorong pertumbuhan industri nasional karena adanya peningkatan pada produktivitas dan permintaan, bahkan juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

Pemerintah telah menekankan terhadap penggunaan produk-produk dalam negeri, khususnya mengisi untuk pengadaan barang yang dilakukan oleh pemerintah. Kalau bukan mulai dari kita, siapa lagi yang akan menggunakan,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Senin (29/10).

Untuk itu, Kemenperin mendukung penuh kegiatan diskusi nasional bertajuk “Made in Indonesia: Cintai Produk Lokal Indonesia” yang diinisiasi oleh para mahasiswa Program Vokasi Komunikasi (Vokom) UI. Tujuannya guna meningkatkan kesadaran dan kecintaan dari para pemuda-pemudi Indonesia terhadap penggunaan dan promosi produk dalam negeri.

“Jadi, memang penting acara ini dalam rangka menyosialisasikan dan mencintai produk yang dihasilkan oleh bangsa sendiri,” tutur Ngakan. Kegiatan diskusi nasional ini dihadiri lebih dari 300 peserta, yang datang dari berbagai kalangan baik itu lingkungan mahasiswa maupun karyawan.

Ngakan menegaskan, sejumlah industri manufaktur nasional telah mampu menunjukkan kemampuan kompetitifnya di pasar global. Capaian ini membuat Indonesia menjadi basis produksi dan eksportir yang diperhitungkan sehingga dapat dikategorikan sebagai negara industri.

Misalnya, Indonesia memiliki perusahaan mainan yang telah menguasai pasar global, yakni PT Mattel Indonesia. Untuk boneka merek Barbie, enam dari 10 yang beredar di dunia itu dihasilkan dari perusahaan tersebut. Selain itu, mobil mainan Hot Wheels, dua dari 10 produk yang ada di dunia merupakan buatan anak bangsa.

Di sektor lainnya, seperti industri otomotif juga memiliki keunggulan. “Daihatsu Indonesia adalah pabrik otomotif terbesar milik Daihatsu di Jepang. Produksinya yang di Karawang sebanyak 500 ribu unit per tahun, jauh lebih banyak dibanding produksi dari Jepang yang maksimal 200 ribu unit per tahun,” paparnya. Bahkan, Daihatsu Indonesia telah mengekspor produksinya ke lebih dari 60 negara.

Di industri telepon seluler (ponsel), Indonesia telah menjadi lokasi produksi bagi 42 merek ponsel yang ada di seluruh dunia, dengan total produksi mencapai 68 juta unit per tahun. Dengan peningkatan kapasitas tersebut, impor ponsel yang awalnya sebesar 62 juta unit pada tahun 2013, turun drastis menjadi 11 juta unit di tahun 2017.

“Jadi, selain mengajak masyarakat untuk semakin mencintai produk dalam negeri, kami juga aktif mendorong tumbuhnya wirausaha industru baru,” ujar Ngakan. Selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, telah tejadi penambahan populasi industri besar dan sedang. Dari tahun 2014 sebanyak 25.094 unit usaha, naik menjadi 30.992 unit usaha di tahun 2017, sehingga tumbuh 5.898 unit usaha.

“Sedangkan, di sektor industri kecil juga mengalami penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha pada tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970 ribu industri kecil selama empat tahun belakangan ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, daya saing industri nasional yang semakin mengglobal, terlihat dari adanya peningkatan pada nilai tambah industri. Selain itu, kenaikan indeks daya saing global, peringkat manufacturing value added (MVA), serta pangsa pasar industri nasional terhadap manufaktur global.

“Nilai tambah Industri nasional meningkat hingga USD34 miliar, dari tahun 2014 yang mencapai USD202, 82 miliar menjadi USD236,69 miliar saat ini. Sementara itu, apabila melihat indeks daya saing global, yang sekarang diperkenalkan metode baru dengan indikator penerapan revolusi industri 4.0, peringkat Indonesia naik dari posisi 47 tahun 2017 menjadi level ke-45 di 2018,” ujarnya.

Bahkan, merujuk data The United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), indeks MVA untuk industri di Indonesia naik tiga peringkat dari posisi 12 pada tahun 2014 menjadi level ke-9 di 2018. “Selain itu, pangsa pasar industri manufaktur Indonesia di kancah global pun ikut meningkat menjadi 1,84 persen pada tahun 2018,” lanjutnya.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Share:
Jelaskan bagaimana cara meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri
Jelaskan bagaimana cara meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri

Jelaskan bagaimana cara meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri

Jelaskan bagaimana cara meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri
Lihat Foto

Dokumentasi Humas Kemenko Marves

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi salah satu tenant pameran Beli Kreatif Produk Danau Toba yang juga dihelat di Serpong, Tangerang, Sabtu (20/2/2021)

KOMPAS.com - Mencintai produk dalam negeri berarti menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau kelompok usaha di negaranya sendiri.

Sikap mencintai produk dalam negeri meliputi pemikiran dan perbuatan yang menunjukkan kesetiaan serta kepedulian tinggi terhadap produk yang dihasilkan di dalam negeri.

Menurut Vina Budiarti Mustika Sari dalam jurnal Pengembangan Pembelajaran untuk Menanamkan Cinta Produk dalam Negeri (2018), sikap mencintai produk dalam negeri harus ditanamkan sejak dini karena bisa berdampak besar bagi perekonomian negara.

Penggunaan produk dalam negeri menunjukkan kemampuan serta kemandirian perekonomian bangsa. Dengan begitu, sikap ketergantungan dengan negara lain dapat dikurangi.

Mengutip dari jurnal Mencintai Produk dalam Negri sebagai Bentuk Nasionalisme terhadap Indonesia (2021) karya Indriana Wijayanti, mencintai produk dalam negeri termasuk sikap bela negara atau nasionalisme.

Karena sikap mencintai produk dalam negeri berarti masyarakat bangga dengan apa yang dihasilkan di negaranya sendiri.

Baca juga: Manfaat Membeli dan Memakai Produk dalam Negeri

Dampak tidak mencintai produk dalam negeri

Arti mencintai produk dalam negeri adalah sikap bangga menggunakan produk yang dihasilkan di negaranya sendiri. Sikap bangga ini bisa ditunjukkan lewat pemikiran serta perbuatan yang memperlihatkan kesetiaan terhadap produk dalam negeri.

Sebaliknya, sikap tidak mencintai produk dalam negeri berarti tidak menggunakan produk yang dihasilkan di negaranya sendiri. Produk yang digunakan biasanya merupakan barang impor atau dari luar negeri.

Berikut beberapa dampak tidak mencintai produk dalam negeri:

  1. Berkurangnya lapangan pekerjaan.
  2. Kegiatan usaha dalam negeri menjadi terganggu atau bisa tergerus oleh barang impor.
  3. Meningkatnya angka pengangguran karena kegiatan usaha lokal tergerus oleh produk luar negeri.
  4. Produk lokal menjadi kurang diminati.
  5. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat karena kegiatan produksi dalam negeri terganggu, sehingga banyak masyarakat yang tidak mendapat upah atau gaji.

Baca juga: Peran Listrik di Era Global dan Contoh Produk Globalnya

Dampak positif mencintai produk dalam negeri

Kita harus mencintai produk dalam negeri, karena sikap ini memiliki sejumlah dampak positif, yakni:

  1. Membantu perekonomian suatu negara.
  2. Membantu mengembangkan kelompok usaha lokal.
  3. Membuka lapangan pekerjaan untuk menghasilkan banyak produk lokal.
  4. Membuat produk lokal semakin dikenal.
  5. Menumbuhkan sikap nasionalisme.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya