Jelaskan apa yang dimaksud dengan puasa Arafah dan jelaskan keutamaannya?

Jakarta -

Jelang memasuki hari-hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat amalan-amalan yang dianjurkan bagi umat muslim di bulan tersebut, seperti puasa tarwiyah dan puasa arafah. Lantas, apa saja keutamaan dari puasa tarwiyah dan puasa arafah ini?

Puasa tarwiyah merupakan puasa yang dilaksanakan pada hari Arafah, yaitu hari kedelapan pada bulan Dzulhijah. Sementara itu, hari kesembilan pada bulan Dzulhijjah adalah waktunya pelaksanaan puasa arafah. Kedua puasa sunnah ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak menunaikan haji.

Mengutip dari buku yang bertajuk Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa karya Ustadz Ali Amrin al-Qurawy, baik puasa tarwiyah maupun puasa arafah ini sama-sama ditujukan untuk memperingati kisah ketaatan Nabi Ibrahim AS saat beliau bermimpi menyembelih anaknya.

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

1. Seperti Puasa Setahun

Terkait anjuran khusus mengenai pelaksanaan puasa tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah dan puasa arafah pada hari setelahnya, dalam suatu riwayat hadits disebutkan seperti melaksanakan puasa selama setahun. Hadits tersebut berbunyi:

"Barangsiapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti sebulan. Dan untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah seperti puasa dua tahun," (HR. Ali Al-Muairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas).

2. Amalan yang Dicintai Allah

Salah satu keutamaan puasa tarwiyah dan puasa arafah adalah amalan ini merupakan amalan yang dicintai Allah.

Disebutkan dalam salah satu hadits riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas seperti dikutip dari Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al Ghazali, Rasulullah SAW bersabda:

"Tiada hari di mana amal sholeh, lebih dicintai Allah selain hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).' Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya membandingi puasa satu tahun. Melakukan sholat malam di dalamnya membandingi sholat malam pada malam Lailatul Qadar. Salah seorang sahabat bertanya 'Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?' Beliau (Rasulullah) bersabda, 'Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).'" (HR. Bukhari)

3. Menghapus Dosa yang Lalu

Keutamaan lainnya adalah menghapus dosa kita yang lalu. Suatu waktu, Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabatnya terkait puasa hari Arafah. Kemudian Rasulullah SAW menjawab dengan sangat singkat, namun maknanya mudah dipahami.

Rasululullah SAW bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim).

Kemudian, dalam suatu riwayat hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:

"Aku berharap kepada Allah agar puasa hari Arafah dapat menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya," (HR. Muslim)

4. Membebaskan dari Api Neraka

Masih mengutip dari sumber buku yang sama, puasa arafah menjadi hari yang akan membebaskan hamba dari siksa api neraka. Berikut bunyi hadits Rasulullah SAW tersebut:

"Tidak ada hari yang di dalamnya Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada di hari Arafah," (HR. Muslim).

Itulah beberapa keutamaan dari puasa arafah dan puasa tarwiyah. Jadi, jangan lupa puasa di awal bulan Dzulhijjah nanti ya, sahabat hikmah!

(nwy/nwy)

Jakarta -

Ada sejumlah hadits keutamaan Puasa Arafah yang menjelaskan tentang betapa besar manfaat puasa di tanggal 9 Dzulhijjah tersebut. Awalnya sejumlah sahabat pernah bertanya langsung kepada Rasulullah SAW tentang keutamaan Puasa Arafah.

Kepada para sahabat tersebut kemudian Rasulullah SAW menjelaskan tentang keutamaan Puasa Arafah. Sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Imam Muslim, salah satu keutamaan Puasa Arafah adalah menghapus dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

Rasululullah SAW bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)


Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin mengutip hadits riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Abbas.

Rasulullah SAW bersabda:

"'Tiada ada hari yang amal sholeh, lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).' Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya membandingi berpuasa satu tahun. Melakukan Sholat malam di dalamnya membandingi sholat malam pada malam Lailatul Qadar. Salah seorang sahabat bertanya 'Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?' Beliau bersabda, 'Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid)'".


Hadits keutamaan Puasa Arafah di atas dengan redaksi hampir sama juga diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Puasa Arafah merupakan salah satu amalan utama dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah

Imam Bukhari juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dawud tentang puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ


Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis."

Puasa Arafah bulan ini sesuai hasil sidang Isbat Kementerian Agama jatuh pada tanggal 30 Juli 2020. Sebagian ulama berpandangan bahwa ibadah meski sunah harus diawali dengan membaca niat.

Niat Puasa Arafah

Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Latin: Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya : Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala.

(erd/erd)

Oleh:

Ilustrasi berdoa

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang lebaran Iduladha, umat muslim biasanya melaksanakan puasa sunah arafah pada 9  Djulhijah.

Untuk tahun ini, 9 Djulhidjah jatuh pada Senin, 19 Juli 2021.

Puasa Arafah termasuk salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan. Puasa sunnah Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu hari ketika jamaah haji reguler dan haji plus sedang melaksanakan wuquf di Arafah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Baca Juga : JELANG IDULADHA : Pasar Hewan Terjepit PPKM Darurat

Dikutip dari Nu.or.id, puasa Arafah 9 Dzulhijjah memiliki keutamaan begitu besar. Oleh karenanya para ulama memasukkan puasa Arafah ini ke dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan (muakkad).

Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim bahwa Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).

Mereka yang ingin berpuasa Arafah 9 Dzulhijjah dianjurkan untuk melafalkan niat puasa sunnah Arafah di malam harinya.

Berikut ini lafal niat puasa Arafah: 

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Orang yang ingin berpuasa sunnah Arafah di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan memasang niat sunnah puasa Arafah seketika itu juga.

Kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh hingga gelincir matahari atau Zuhur.

Berikut ini lafal niat puasa sunnah Arafah di siang hari :

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Mia Chitra Dinisari

Puasa Arafah adalah puasa umat Islam pada Hari Arafah, yaitu hari kesembilan dari bulan Zulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak pergi haji, sebagaimana terdapat dalam riwayat Nabi Muhammad ﷺ tentang puasa Arafah:

Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata),” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka dia menjawab, “ Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang)

Di dalam hadis ini terdapat dalil dan hujjah yang sangat kuat tentang waktu puasa Arafah, yaitu pada hari Arafah ketika manusia wuquf di Arafah. Karena puasa Arafah ini terkait dengan waktu dan tempat, bukan dengan waktu saja seperti umumnya puasa-puasa yang lain. Karena puasa Arafah terkait dengan tempat, maka waktu puasa Arafah adalah ketika kaum muslimin wukuf di Arafah.

  • Iduladha
 

Artikel bertopik Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puasa_Arafah&oldid=18714514"