Untuk mengatasi masalah dan kondisi perekonomian di Indonesia, pemerintah melakukan dua jenis kebijakan, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Dua kebijakan tersebut dilakukan dengan langkah yang berbeda dan tujuan yang berbeda pula. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui bank sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dalam masyarakat untuk mengendalikan kondisi perekonomian negara. Sementara itu, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diatur oleh pemerintah dengan mengurangi atau menambah pendapatan atau belanja negara. Dari definisi di atas, kita bisa menangkap bahwa kebijakan moneter berkaitan dengan bank dan uang yang beredar, sementara kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengatur pendapatan dan belanja negara. (Baca juga: Kebijakan Moneter: Jenis, Peranan, dan Instrumen) Selain itu, apa lagi ya perbedaan antara keduanya? Ayo kita bahas sama-sama di artikel berikut ini. Berdasarkan Jenisnya Dari jenisnya, kebijakan moneter dibagi menjadi dua, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kontraktif. Kebijakan ekspansif bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat ketika terjadi resesi atau depresi. Sementara itu, kebijakan kontraktif justru sebaliknya. Bank sentral mengurangi peredaran jumlah uang ketika inflasi. Dari jenis-jenisnya, kita bisa menyimpulkan kalau kebijakan ini bertujuan untuk mengontrol jumlah uang yang beredar. Sementara itu, kebijakan fiskal memiliki lebih banyak jenisnya. Menurut Tim Adiwiyata, jenis-jenis kebijakan fiskal adalah sebagai berikut.
Berdasarkan Peranan Kedua jenis kebijakan memiliki peranannya masing-masing. Kebijakan moneter mengacu kepada Undang-Undang No. 3 tahun 2004 pasal 7 yang menyebutkan bahwa dilakukannya kebijakan moneter adalah untuk menciptakan kestabilan nilai uang yang beredar di masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita bisa menjabarkan beberapa peran kebijakan ini, antara lain untuk menjaga stabilitas ekonomi, menjaga stabilitas harga, meningkatkan kesempatan kerja, dan memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. (Baca juga: Kebijakan Fiskal: Jenis, Peranan, Instrumen, dan Fungsi) Di sisi lain, kebijakan fiskal memiliki peranan yang berbeda. Di antaranya adalah untuk menurunkan tingkat inflasi, meningkatkan produk domestik bruto, mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan stabilitas perekonomian, dan menyejahterakan masyarakat. Berdasarkan Instrumen Dengan jenis dan peranan yang berbeda, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pun memiliki instrumen yang berbeda pula. Instrumen yang dimaksud adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai kebijakan tertentu. Pada kebijakan moneter, terdapat lima instrumen, yaitu operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, cadangan kas minimum, kebijakan kredit selektif, dan imbauan moral. Di sisi lain, instrumen dari kebijakan fiskal termasuk anggaran belanja seimbang, stabilitas anggaran otomatis, pengelolaan anggaran, dan pembiayaan fungsional. "Kebijakan mengenai pajak, penerimaan lain, utang-piutang dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu, seperti menunjang kestabilan ekonomi, keseimbangan moneter, peningkatan pembangunan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja (fiscal policy)." Otoritas Jasa Keuangan Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah untuk mengarahkan perekonomian dengan perubahan pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Instrumen utama yang digunakan dalam Kebijakan Fiskal adalah pengeluaran pemerintah/belanja negara dan pajak. Pajak merupakan instrumen fiskal yang digunakan untuk membiayai pembangunan. Pajak bersifat memaksa dan tercantum dalam undang-undang, di mana semua wajib pajak yang berupa badan usaha ataupun perorangan wajib membayarkan pajak pada negara. Sedangkan pengeluaran/belanja negara sendiri ada banyak jenisnya, seperti biaya untuk perbaikan kualitas pendidikan, pembangunan infrastruktur, pembiayaan operasional, dan seterusnya. Semua pengeluaran ini disusun di dalam APBN (Anggaran Pembelanjaan Negara). Kebijakan Fiskal memiliki sejumlah tujuan, yaitu:
Kebijakan fiskal terbagi menjadi 3:
Berdasarkan jumlah penerimaan dan pengeluaranBerikut adalah jenis kebijakan fiskal berdasarkan jumlah penerimaan dan pengeluaran:
Berdasarkan penggolongannya, kebijakan fiskal dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
Berikut instrumen - instrumen pada kebijakan fiskal:
Budgeting: kebijakan ini juga dikenal sebagai kebijakan anggaran. Hal ini dikarenakan kebijakan fiskal beroperasi melalui anggaran atau budgeting. Anggaran yang dimiliki suatu negara berfungsi untuk menilai fluktuasi ekonomi.. Berikut kelebihan yang dimiliki oleh Kebijakan Fiskal:
Sementara, kebijakan fiskal juga memiliki sejumlah kelemahan seperti di bawah ini:
|