Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Di bidang ekonomi, Break Even Point atau BEP adalah komponen penting dari keberlanjutan perusahaan. Salah satu fungsi BEP adalah meramalkan dampak perubahan biaya dan efisiensi terhadap profitabilitas. Baik bagi pemilik bisnis maupun investor, data dari BEP bisnis yang beroperasi sangat penting. Memahami cara menghitung dan menganalisis BEP adalah penting bagi pemilik bisnis untuk mempertahankan kendali atas operasi keuangan perusahaan dan di kemudian hari. Untuk membantu kamu memahami BEP, yuk ketahui pengertian, konsep, tujuan, komponen, dan cara menghitung BEP di bawah ini.

Baca juga: 8 Contoh monkey business yang merugikan dan perlu dihindari

Apa itu BEP (Break Event Point)?

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

BEP adalah perhitungan untuk menentukan jumlah penjualan agar kembali modal. (Sumber: iStock)

BEP adalah perhitungan bisnis yang digunakan untuk menentukan jumlah penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau mengembalikan modal, pada titik mana bisnis mulai mengharapkan keuntungan. Untuk setiap pengusaha, memahami titik impas sangat penting. Tanpa menghitung BEP, pemilik bisnis akan menghadapi banyak kesulitan, mulai dari menentukan margin keuntungan hingga memperkirakan kapan perusahaan mereka akan mengembalikan modal.

Dalam posisi BEP, tidak ada kerugian atau keuntungan yang dialami perusahaan, itulah mengapa disebut titik impas. Dengan demikian, referensi BEP menjadi penting bagi pemilik bisnis untuk mengkonfigurasi beberapa item untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Mengenal bussiness intelligence dan manfaatnya

Konsep BEP (Break Event Point)

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Salah satu konsep BEP adalah penggolongan biaya harus dalam biaya tetap dan variabel. (Sumber: iStock)

Sangat penting untuk memahami nilai BEP suatu produk. Dengan menentukan BEP, suatu bisnis dapat meramalkan kinerja keuangannya pada periode-periode berikutnya. Menurut Susan Irawati, dalam buku “Manajemen Keuangan”, asumsi dasar BEP adalah sebagai berikut:

  • Penggolongan biaya yang dikeluarkan dalam suatu perusahaan harus dalam biaya tetap dan biaya variabel.
  • Biaya variabel berubah secara total sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak berubah secara total.
  • Besarnya jumlah biaya tetap tidak berubah meskipun terjadi perubahan aktivitas, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah-ubah.
  • Saat menganalisis periode, harga jual per unit adalah konstan.
  • Asumsi bahwa jumlah produk dari setiap produksi dianggap selalu habis terjual.
  • Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk. Jika perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk, maka saldo hasil penjualan masing-masing produk tetap ada.

Asumsi dasar ini akan membantu dalam memodifikasi rumus untuk menghitung BEP. Secara umum, dasar-dasar ini merupakan aturan tetap untuk menghitung BEP yang benar. Jika kamu mengabaikan ini, perhitungan nilai BEP sangat mungkin untuk gagal.

Baca juga: 9 Segmen business model canvas untuk merancang bisnis startup

Tujuan analisis BEP (Break Event Point)

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Tujuan analisis BEP adalah untuk menentukan langkah-langkah efisien perusahaan. (Sumber: iStock)

BEP bertanggung jawab atas beberapa fungsi yang berbeda dalam perusahaan. Tujuan analisis BEP adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui nilai BEP memungkinkan pengusaha untuk memperkirakan volume kapasitas produksi yang akan tersisa setelah BEP tercapai. Dengan menentukan nilai BEP, maka dapat memilih proyeksi keuntungan maksimum yang mungkin terjadi.
  2. Nilai BEP memungkinkan untuk menentukan langkah-langkah efisiensi yang dapat dilakukan perusahaan. Ketika manufaktur berjalan secara otomatis, biaya tetap dan variabel berubah. Ini karena biaya variabel yang terkait dengan tenaga kerja diganti dengan biaya tetap yang terkait dengan mesin.
  3. Nilai BEP membantu pengusaha mengetahui perubahan nilai keuntungan jika terjadi perubahan harga produk. Hubungan antara nilai BEP, biaya produk, dan keuntungan adalah paralel, sehingga jika nilai salah satu elemen meningkat, elemen lainnya juga akan meningkat, dan sebaliknya.
  4. Karena BEP berfungsi untuk menentukan perubahan laba, BEP juga dapat menentukan kerugian. Bagi pengusaha, dengan mengetahui nilai BEP, pengusaha dapat mengantisipasi nilai kerugian ketika terjadi penurunan penjualan.

Baca juga: Rasio profitabilitas: Pengertian, fungsi, 8 jenis hingga contoh kasusnya

Komponen penghitungan dasar BEP (Break Event Point)

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Komponen penghitungan BEP adalah fixed cost, variable cost, dan laba. (Sumber: iStock)

Terdapat beberapa komponen yang berkontribusi terhadap penghitungan dasar nilai BEP yaitu fixed cost, variable cost, dan laba/profit. Penjelasan dari masing-masing komponen yang berkontribusi terhadap terbentuknya BEP adalah sebagai berikut.

1. Fixed cost

Komponen pertama dalam penghitungan dasar BEP adalah biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang tetap konstan terlepas dari perubahan proses produksi. Perubahan yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dari waktu ke waktu. Contoh biaya tetap adalah penyusutan, tenaga kerja, bangunan, atau sewa gudang.

2. Variable cost

Komponen yang selanjutnya dalam penghitungan dasar BEP adalah biaya variabel (variable cost). Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang berubah secara proporsional dengan seberapa banyak perusahaan memproduksi atau menjual. Biaya variabel meningkat atau menurun tergantung pada produksi atau volume penjualan perusahaan, biaya tersebut naik saat produksi meningkat dan turun saat produksi menurun. Beberapa hal termasuk ke dalam variable cost adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, peralatan sekali pakai, dan sebagainya.

3. Laba atau profit

Komponen yang selanjutnya dalam penghitungan dasar BEP adalah margin laba, sesuatu yang wajib ditambahkan pada harga produk begitu BEP-nya terhitung. Besarnya margin laba merupakan kekuasaan pemilik bisnis sehingga pemilik bisnis bisa menetapkan margin laba dengan nominal berapapun.

Baca juga: Begini cara membuat visi misi perusahaan dan contohnya

Cara perhitungan BEP (Break Event Point)

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Cara menghitung BEP adalah dalam jumlah unit dan mata uang. (Sumber: iStock)

Setelah mengetahui apa saja komponen dasar dalam BEP, maka selanjutnya kamu perlu mengetahui bagaimana cara menghitung BEP. Ada dua cara untuk menghitung BEP, yang pertama didasarkan pada unit dan yang lainnya didasarkan pada mata uang, misalnya rupiah.

Untuk menghitung BEP dalam satuan atau unit, maka rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

BEP = Fixed costs / (revenue per unit – variable cost per unit)

Sementara untuk menghitung BEP dalam mata uang, maka rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

BEP = BEP in units x sales price per unit

Demikian beberapa penjelasan mengenai pengertian, konsep, tujuan, komponen, hingga cara menghitung BEP. BEP adalah cara yang tepat untuk menganalisis bagaimana perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga semua keputusan yang diambil adalah hal yang tepat.

Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, kalau kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk, sign up di EKRUT sekarang juga karena banyak peluang kerja dari perusahaan dan startup ternama menantimu!

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Sumber:

  • Investopedia
  • Corporate Finance Institute
  • Freshbooks

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Di dalam ilmu ekonomi, sering ditemui istilah BEP atau Break Even Point. Kamu pasti sering menemukan istilah ini di artikel bisnis yang mengulas tentang keadaan yang terjadi di suatu perusahaan. Tak jarang BEP menjadi sebuah indikator para investor untuk menginvestasikan modalnya ke suatu perusahaan.

BEP ini berbeda halnya dengan balik modal, banyak orang salah mengartikan keduanya. Di dalam ilmu akuntansi, balik modal adalah ROI (Return of Investment). ROI adalah modal yang dikeluarkan saat menjalankan bisnis dan sudah memberikan profit dalam periode tertentu.

Namun, bagi kamu pebisnis pemula yang masih awam, tentu menjadi sebuah kendala untuk memahami sebuah berita keuangan dan bisnis terkait BEP ini.

Berikut ini penjelasan lebih dalam mengenai pengertian BEP, manfaat, cara menghitung, dan contoh BEP.

Pengertian BEP (Break Even Point) Secara Umum

BEP adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang dikeluarkan, sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan.

Total keuntungan dan kerugian yang dihasilkan pada posisi 0 (titik break even point) dapat diartikan bahwa di titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan.

Break Even Point adalah operasional perusahaan menggunakan biaya tetap (fixed cost dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel (variable cost).

Jika suatu perusahaan mengalami kerugian, hal ini terjadi ketika penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap.

Begitu juga sebaliknya, ketika perusahaan memperoleh profit atau keuntungan maka penjualan ini melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan.

Perhitungan saham yang dibuat dengan menggunakan metode BEP dapat membuat seorang investor untuk melakukan kegiatan jual beli saham, kapan saat yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjual (put).

Baca Juga: Rumus Harga Jual: Inilah 5 Cara Menentukan Harga Jual Produk

Pengertian BEP (Break Even Point) Menurut Para Ahli

Dalam Buku Analisa Atas Laporan Keuangan bahwa arti dari Break Even Point adalah sebuah kondisi perusahaan tidak mendapatkan profit dan tidak menderita kerugian. Biaya yang dikeluarkan perusahaan saat proses produksi sudah ditutupi oleh pendapatan yang didapatkan dari penjualan produk.

Berikut ini pengertian BEP menurut para ahli.

1. Garrison dan Noreen

Menurut Garrison dan Noreen arti dari BEP adalah jumlah penjualan yang akan dicapai untuk menutupi keseluruhan biaya operasional yang sudah dikeluarkan perusahaan.

Pencapaian BEP ini bisa dilihat dari pengumpulan nilai jual produk, maksudnya perusahaan mendapatkan profit dari laba bersih yang nilainya sebanding dengan biaya yang sudah dikeluarkan untuk proses produksi.

Menurut Garrison dan Noreen, Break Even Point adalah earning before tax and interest, yaitu nilai penjualan sebelum kena pajak dan bunganya. Hal tersebut perlu diperhitungkan dengan detail seperti melihat biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi.

2. Abdullah

Abdulllah yang seorang ahli manajemen bisnis mengatakan bahwa BEP adalah salah satu indikator tolok ukur dari cost volume profit analysis, manajemen suatu perusahaan baru dapat memutuskan harga jual tergantung dari kondisi keuangan perusahaan tersebut. Keputusan harga jual ini tentu setelah mengkaji beberapa hal terkait Break Even Point, seperti:

  • Penentuan berapa angka minimal produksi ini dilakukan supaya harga jual yang ditentukan perusahaan tidak menyebabkan kerugian, terlebih lagi ketika kondisi permintaan di pasar tidak lebih tinggi dari angka penawaran.
  • Dalam pencapain profit atau laba tertentu, perusahaan perlu menentukan berapa jumlah produk atau jasa yang harus terjual di market.
  • Agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang signifikan, perusahaan akan menentukan berapa persentase penurunan penjualan yang masih bisa ditoleransi. 

3. Henry Simamora, Bambang Riyanto, dan Rony

Menurut Henry Simamora, Bambang Riyanto, dan Rony, pengertian Break Even Point adalah jumlah pendapatan dari volume penjualan yang memiliki nilai nominal yang sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Jadi perusahaan tidak mengalami laba atau rugi.

4. Mulyadi, Sigit, dan PS. Djarwanto

Menurut Mulyadi, Sigit, dan PS. Djarwanto, para praktisi pendidikan ekonomi bisnis, arti dari BEP adalah cara yang dipakai oleh para pebisnis pemula atau profesional mengenai pencapaian volume penjualan minimum supaya bisnis tidak menderita kerugian atau profit di angka nol. Orang awam mengatakan bahwa titik 0 ini merupakan titik impas yang mana perusahaan atau bisnis tidak mengalami rugi atau laba.

5. Zulian Yamit dan S. Munawir

Pengertian BEP menurut Zulian Yamit dan S. Munawir adalah total pendapatan yang didapat sama dengan total biaya produksi yang sudah digunakan, baik biaya variabel (variable cost) ataupun biaya tetap (fixed cost).

Baca Juga: Pahami! Perbedaan Biaya (Cost) dan Beban (Expense)

Jelaskan apa yang dimaksud dengan break even point

Dasar-Dasar BEP (Break Even Point)

Perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangannya untuk periode selanjutnya dengan melihat hasil BEP yang dihasilkan dari penjualan. Oleh karena itu, para pengusaha perlu konsep dasar dalam penentuan Break Even Point ini, seperti berikut:

  • Elemen utama perhitungan BEP adalah biaya tetap dan biaya variabel.
  • Bila terjadi perubahan aktivitas produksi, nilai biaya tetap (fixed cost) akan tetap konstan.
  • Perubahan volume kapasitas produksi akan mempengaruhi nilai biaya variabel secara keseluruhan.
  • Harga jual per unit akan tetap, selama periode analisis berlangsung, sehingga tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.
  • Menurut perhitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap telah habis terjual.
  • Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk. Bila perusahaan memproduksi banyak produk, diperlukan persamaan hasil penjualan pada setiap produk.

Dasar-dasar BEP di atas akan membantu kamu dalam mengimplementasikan rumus dan cara menghitung BEP. Dasar-dasar ini adalah aturan tetap untuk menghitung BEP yang benar dan akurat. Bila kamu abai, tentunya akan terdapat kesalahan dalam menghitung nilai BEP.

Elemen-Elemen Dalam BEP

Setelah membahas dasar-dasar BEP, berikut ini terdapat beberapa elemen-elemen penyusun Break Even Point, seperti:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Elemen yang pertama BEP adalah biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah biaya pokok yang selalu dikeluarkan perusahaan, walaupun perusahaan tidak memproduksi barang sekalipun. Contoh dari biaya tetap ini, seperti  biaya sewa gedung, biaya perawatan mesin, kendaraan, dan lainnya.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Kebalikan dari biaya tetap, nilai dari variable cost akan mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan. Contoh dari variable cost, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, peralatan sekali pakai, dan lainnya.

3. Biaya Campuran (Mixed Cost)

Mixed cost adalah biaya gabungan antara biaya tetap dan variabel. Mixed cost memiliki nilai default yang wajib dibayarkan walaupun tidak ada aktivitas produksi. Akan tetapi, pada saat produksi dilakukan, jumlahnya akan terus meningkat mengikuti output produksi. Contoh dari mixed cost, seperti tagihan listrik, tagihan air, biaya bensin kendaraan, dan lainnya.

4. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Terbentuknya elemen HPP (Harga Pokok Penjualan) ini setelah semua biaya dijumlahkan. HPP merupakan harga murni yang nominalnya sama dengan BEP. Nilai laba di dalam HPP sama dengan nol.

5. Margin Laba

Margin laba adalah elemen yang wajib ditambahkan pada harga produk begitu BEP-nya sudah terhitung. Kamu dapat menetapkan margin laba dengan nominal berapapun, sesuai harga jual produk yang kamu inginkan.

Baca Juga: Studi Kelayakan Bisnis: Pengertian, Contoh dan Tujuannya

Manfaat Break Even Point

Break Even Point juga memiliki manfaat yang bisa diimplementasikan untuk bisnis kecil maupun besar. Manfaat BEP ini antara lain:

1. Mengetahui Biaya Total Produksi

Manfaat BEP yang pertama untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi sejumlah barang. Ketika kamu menghitung Break Even Point, otomatis akan menghitung semua biaya produksi, mulai dari biaya tetap hingga biaya variabel.

2. Sebagai Dasar Perhitungan Laba

Untuk mendapatkan harga jual produk yang menghasilkan laba, tentu kamu perlu menghitung BEP ditambah dengan margin profit. Margin profit merupakan tolak ukur keuntungan atas setiap produk yang akan dijual.

3. Estimasi Waktu Balik Modal

Pada umumnya suatu bisnis mengalami kerugian di awal berjalan, hal ini karena brand awareness belum sepenuhnya terbangun.

Maka dari itu, untuk mengetahui kapan kerugian ini terjadi, para pebisnis harus mengetahui banyaknya produk harus terjual sekaligus dalam periode tertentu. Bila kamu tidak menghitung BEP, estimasi jumlah produk terjual tidak akan bisa dihitung, sehingga waktu penjualan produk tidak dapat diperkirakan.

4. Analisa Profitabilitas Bisnis

Manfaat Break Even Point/BEP yang terakhir untuk menganalisis bisnis apakah benar-benar dapat menghasilkan laba. Perhitungan BEP ini menjadi dasar penentuan profitabilitas bisnis.

Cara Menghitung BEP

Setelah membahas pengertian, dasar-dasar, elemen, dan manfaat, di bawah ini akan dijelaskan lagi lebih dalam tentang cara menghitung BEP.

1. Metode BEP Per Unit

Metode ini merupakan tolak ukur dari nominal biaya tetap, yang kemudian dibagi dengan harga per unit setelah dikurangi biaya variabel. Metode BEP ini tepat digunakan untuk mengetahui kontribusi produk per unit terhadap pencapaian keuntungan atas penjualan produk.

Rumus BEP Per Unit

BEP Per Unit = Fixed Cost / (Harga Per Unit - Variable Cost Per Unit)

2. Metode BEP Per Penjualan

Metode BEP ini dihitung berdasarkan fixed cost dibagi dengan selisih antara harga jual dan perbandingan variable cost dengan harga total.

Rumus BEP Per Penjualan

BEP Per Penjualan = Fixed Cost / [1 - (Total Variable Cost/Harga Total)]

3. Metode BEP Per Biaya

Dengan menggunakan metode ini, BEP dihitung berdasarkan biaya pokok, dikurangi margin laba atau harga jual. Metode perhitungan ini paling sering digunakan, karena rumusnya jauh lebih mudah.

Rumus BEP Per Biaya

BEP Per Biaya =

= (Total Fixed Cost + Total Variable Cost) / Total Unit

Contoh BEP

Setelah mengetahui cara menghitung BEP, kamu bisa melihat contoh BEP berikut untuk memahami titik impasnya.

1. Contoh BEP Per Unit

Per Bulan Juni 2021, operasional PT. Lingkar Senja menghabiskan biaya tetap sebesar Rp150.000.000 untuk memproduksi 100.000 produk. Variable cost per unit adalah Rp60.000 dan harga per unit produk sebesar Rp100.000. Berapa BEP per unit-nya?

BEP Per Unit =

= Rp150.000.000 / (Rp100.000 - Rp60.000)

= Rp150.000.000 / Rp40.000

= Rp3.750

Maka BEP Per Unit PT. Lingkar Senja per bulan Juni 2021 sebesar Rp3.750.

2. Contoh BEP Per Penjualan

Per Juli 2022, Pak Rizal berhasil mendapatkan omzet sebesar Rp100.000.000. Pengeluaran biaya tetap sebesar Rp20.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp40.000.000. Berapa BEP per penjualan Pak Rizal?

BEP Per Penjualan =

=Rp20.000.000/[1(Rp40.000.000/Rp100.000.000)]

= Rp20.000.000 / (1 – 0,4)

= Rp20.000.000 / 0.6

= Rp33.333.333

Maka BEP Per Penjualan Pak Rizal bulan Juli 2021 sebesar Rp33.333.333.

3. Contoh BEP Per Biaya

PT Lingkar Senja di bulan Agustus 2022 memproduksi 500 unit semen, dengan biaya tetap sebesar Rp15.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp60.000 per unit semen. Berapa BEP per biaya yang didapat PT Lingkar Senja?

Total Variable Cost = Rp60.000 x 500 unit = Rp30.000.000

BEP Per Biaya =

= (Total Fixed Cost + Total Variable Cost) / Total Unit

= (Rp15.000.000 + Rp30.000.000) / 500

= Rp45.000.000 / 500

= Rp90.000

Maka BEP per biaya PT Lingkar Senja pada bulan Agustus 2021 adalah Rp90.000/unit. Jika Bila PT Lingkar Senja ingin mendapatkan profit, harga semen persaknya harus lebih tinggi dari BEP yang dihasilkan.

Baca Juga: COGS adalah: Penjelasan Lengkap Mengenai Cost of Goods Sold

Faktor yang Meningkatkan Break Even Point (BEP) Perusahaan

Suatu perusahaan atau bisnis harus menghitung BEP demi mengetahui target minimum produk terjual untuk menutupi biaya produksi. BEP dapat meningkat atau menurun, tergantung dari faktor-faktor berikut ini.

1. Peningkatan Penjualan Pelanggan

Adanya peningkatan penjualan ke konsumen, membuat permintaan menjadi tinggi. Kemudian perusahaan perlu memproduksi lebih banyak produk untuk memenuhi tambahan permintaan konsumen ini, sehingga perusahaan akan menaikkan BEP untuk menutupi biaya tambahan tersebut.

2. Kenaikan Biaya Produksi

Dalam menjalankan bisnis, bagian tersulit adalah permintaan produk tetap sama padahal biaya variabel meningkat. Hal ini seperti harga bahan baku.

Ketika terjadi kejadian seperti itu, BEP akan naik karena adanya biaya tambahan tersebut. Selain biaya produksi, cost yang akan naik antara lain kenaikan gaji karyawan dan sewa gudang.

3. Perbaikan Peralatan Produksi

Proses produksi akan terputus ketika jalur produksi ada yang tidak bekerja, seperti adanya peralatan produksi yang rusak. Maka imbasnya adalah BEP akan meningkat. Hal ini karena adanya jumlah target unit yang tidak diproduksi dalam periode waktu tertentu. 

Cara Mengurangi Break Even Point

Agar bisnis atau perusahaan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi, nilai BEP harus diturunkan. Berikut ini cara paling efektif untuk mengurangi nilai BEP.

1. Menaikkan Harga Produk

Langkah ini sebenarnya jarang dilakukan karena para pebisnis takut kehilangan customer-nya. Namun, untuk mengurangi nilai BEP guna meningkatkan laba, sebaiknya perlu pertimbangan lebih dalam mengenai menaikkan harga jual produk ini ke masyarakat.

2. Melakukan Outsourcing

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit dalam periode tertentu dengan tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas dapat meningkat ketika perusahaan memilih untuk melakukan outsourcing, yang mana cara ini dapat membantu mengurangi biaya produksi ketika volume produksi meningkat.

Kesimpulan

Break Even Point adalah titik keseimbangan dari hasil total pendapatan yang diterima dengan modal yang dikeluarkan perusahaan, sehingga tidak terjadi untung ataupun rugi.

Manfaat Break Even Point mengambil langkah-langkah dalam aktivitas penjualan mulai dari inovasi bisnis, variasi produk, hingga hal-hal yang bersifat operasional agar perusahaan mampu mencapai profit yang optimal. Orang awam menyebut BEP ini adalah titik impas.

Ketika kamu mempunyai bisnis atau usaha, tentunya menghitung BEP sangatlah penting. Hasil dari BEP akan menentukan harga jual produk sehingga nantinya perusahaan akan memperoleh laba ketika menambahkan nilai BEP ini dengan margin profit.

Apakah kamu selama memiliki bisnis kesusahan dalam menghitung biaya tetap, biaya operasional, dan total biaya produksi?

Nah, saat ini kamu bisa menggunakan aplikasi majoo. Aplikasi kasir online yang memudahkanmu dalam mengatur segala operasional bisnis yang kamu jalankan.

Aplikasi majoo memiliki fitur yang lengkap, seperti fitur akuntansi, inventory, analisis bisnis, dan lain-lain. Menggunakan aplikasi kasir online majoo membuatmu mudah dalam membuat laporan secara otomatis.

Tunggu apalagi, ikuti #langkahmajoo untuk membangun bisnismu agar lebih maju dan berkembang.