Jelaskan 4 nilai sumpah pemuda yang Dapat mencegah disintegrasi bangsa

Jelaskan 4 nilai sumpah pemuda yang Dapat mencegah disintegrasi bangsa

Jawaban:

Beberapa Nilai-Nilai luhur yang terkandung dalam sumpah pemuda untuk mencegah disintegrasi bangsa :

1. Cinta bangsa dan tanah air.

2. Persatuan.

3. Sikap rela berkorban.

4. Semangat persaudaraan.

5. Sikap gotong royong.

6. Dapat menerima dan menghargai perbedaan.

7. Sikap kerja sama.

Penjelasan:

insyaallah

treasure makers~~


#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Tue, 05 Jul 2022 02:07:23 +0700 dengan Kategori IPS dan Sudah Dilihat ### kali

Jawaban:

6 nilai luhur yang terkandung dalam sumpah pemuda guna mencegah disintegrasi bangsa antara lain nilai persatuan, nilai akan dapat menerima dan menghargai perbedaan, nilai semangat persaudaraan, nilai akan mengutamakan kepentingan bangsa, nilai cinta bangsa dan tanah air, nilai sikap rela berkorban

Penjelasan:

Persatuan adalah perserikatan, ikatan, atau gabungan beberapa bagian yang sudah bersatu, sedangkan kesatuan ialah perihal satu keesaan ataupun sifat tunggal.persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh tidak terpecah belah. Persatuan mengandung makna terikatnya suatu bagian/kelompok rakyat yang memiliki jiwa nasionalisme (cinta tanah air) menjadi suatu kesatuan dan kesatuan sendiri ialah suatu keadaan yang dimana seluruh lapisan masyarakatnya mempunyai jiwa nasionalisme dan patriotisme (rela berkorban) sehingga membentuk suatu keutuhan. Beberapa bentuk sikap persatuan dan kesatuan sebagai berikut :

a.       Membina keserasian dan keseimbangan.

b.      Saling mengasihi, saling membina dan saling memberi.

c.       Tidak menonjolkan suatu perbedaan melainkan mencari kesamaan yang ada

d.      Menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi/golongan.

e.       Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

Tiga makna penting mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yakni sebagai berikut :

a.       Rasa persatuan dan kestauan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi antara satu sama lain.

b.      Menjalin rasa kemanuasiaan dan sikap toleransi serta rasa harmonis untuk hidup berdampingan.

c.       Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong antar sesama serta sikap nasionalisme.

Faktor pendorong persatuan dan kesatuan bangsa :

a.       Adanya rasa senasib dan seperjuangan  

Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda maupun Jepang membuat masyarakat Indonesia mengalami nasib yang sama, yakni menerima tindakan diskriminasi dan pelanggaran HAM. Kejadian ini menimbulkan semangat untuk merebut kembali Indonesia dari tangan penjajah, sehingga para pahlawan kita berjuang untuk memerdekakan negara Indonesia kembali. Mengingat perjuangan para pendahulu kita, semestinya bangsa Indonesia dapat menjaga persatuan dan kesatuan negara.

b.      Keinginan untuk bersatu  

Keinginan untuk bersatu ini telah muncul sejak dahulu lalu para pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke berkumpul dan mempelopori keinginan untuk bersatu ini melalui sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Semangat ini harus kita miliki guna mendorong persatuan dan kesatuan di Indonesia.

c.       Rasa cinta tanah air

Rasa cinta tanah air merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, dan negara.

d.      Rela berkorban demi bangsa dan Negara  

Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme kita patutnya memiliki rasa rela berkorban demi bangsa dan negara yang kita cintai ini. Kita dapat melakukan apapun demi kepentingan negara, dan meninggalkan kepentingan pribadi  diatas kepentingan bangsa dan negara.

e. Proklamasi kemerdekaan, pancasila dan UUD 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, serta bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

Pelajari lebih lanjut  

1. Pengertian persatuan dan kesatuan bangsa brainly.co.id/tugas/151432

2. Makna persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia   brainly.co.id/tugas/200575

3. Cara memelihara persatuan dan kesatuan brainly.co.id/tugas/3726193

Detail jawaban  

Kelas : 5

Mapel : PPKn

Bab : Keutuhan Negara Kesatuan Republic Indonesia

Kode : 5.9.1

Kata kunci : persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia  

Baca Juga: Siapakah nama penemu mikroskop​


ef.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Tue, 05 Jul 2022 02:07:23 +0700 dengan Kategori IPS dan Sudah Dilihat ### kali

Beberapa Nilai-Nilai luhur yang terkandung dalam sumpah pemuda untuk mencegah disintegrasi bangsa :1. Cinta bangsa dan tanah air.2. Persatuan.3. Sikap rela berkorban.4. Semangat persaudaraan.5. Sikap gotong royong6. Dapat menerima dan menghargai perbedaan.7. Sikap kerja sama.

Baca Juga: Sebutkan nama alat yg berfungsi untuk memindai suatu dokumen atau teks dan gambar,foto dan lain lain


st.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

"Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncang dunia". Begitulah ucapan Bung Karno dengan penuh keyakinan dan sangat agitatif. Tentu yang dimaksud oleh Sang Proklamator tersebut adalah pemuda yang terdidik, berkarakter, berkualitas, kreatif, inovatif, dan produktif.

Ucapan tersebut juga mengandung keyakinan yang sangat bermakna dan tetap aktual sampai saat ini, yaitu keyakinan akan  potensi dan peran pemuda dalam memelopori  perubahan dan kemajuan bangsa. Di tangan pemuda, masa depan bangsa ini akan ditentukan keberlangsungannya.

Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tahunnya seharusnya bisa menjadi tonggak baru para pemuda dalam kerangka memantapkan dan mengonsolidasikan langkah-langkah terbaik dan nyata dalam membumikan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme. Peringatan hari Sumpah Pemuda hari ini, mengingatkan kita kembali akan 'sejarah kesadaran' anak-anak bangsa pada 92 tahun silam.

Wujud keberanian

Pada waktu itu, hari Sumpah Pemuda merupakan perwujudan dari  keberanian. Totalitas keberanian kaum muda yang memperjuangkan gagasan dan kebaikan hidup  kebangsaan. Kaum muda yang berasal dari beragam etnik, ras, suku, dan agama bisa  saling berinteraksi, berkomitmen, dan mempunyai tekad kuat untuk  satu usaha pencarian identitas kolektif atas nama bangsa.

Dalam perjalanannya, para kaum muda dari Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Pemuda Kaum Betawi, dan lain sebagainya telah menemukan  kode identitas kolektif baru bernama 'Kebangsaan Indonesia'.

Di bawah identitas tersebut, segala perbedaan dan keragaman dipersatukan  ke dalam bait keindonesiaan dengan ikrar yang sangat fenomenal dan legendaris melampaui zamannya yaitu mengaku bertumpah darah satu, bangsa satu, dan bahasa persatuan.  

Generasi Sumpah Pemuda memiliki titik temu nyaris di semua butir matriks moral. Mereka sama-sama peduli terhadap bahaya penjajahan. Mereka sama-sama memperjuangkan keadilan dan kesetaraan. Mereka sama-sama mendambakan kemerdekaan dari penindasan dan represi. Mereka sama-sama punya kesetiaan pada bangsa dan Tanah Air. Mereka sama-sama memimpikan otoritas baru yang berbeda dari feodal dan kolonial. Mereka juga sama-sama menyucikan satu nilai yang dijunjung bersama, yakni nilai-nilai spiritualitas kegotongroyongan; bahwa persatuan harus diutamakan di atas perbedaan. 

Bagi generasi Sumpah Pemuda, usaha mempertautkan kebhinekaan ke dalam persatuan itu dilakukan lewat pengakuan akan aspek-aspek kesamaan (similarity):kesamaan tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan. Persatuan juga ditumbuhkan dengan mengupayakan keterpaduan (synchrony), dengan jalan menumbuhkan afeksi publik lewat pe­ngibaran bendera dan lagu kebangsaan yang sama. Lagu Indonesia Raya yang semula disepelekan pemerintahan kolonial sebagai lagu keroncong yang tak menggugah, terus-menerus dinyanyikan di berbagai kesempatan sehingga lambat laun menjadi pembangkit emosi kebangsaan yang sama (Yudi Latif, 2019).

Membawa  ancaman

Setelah 92 tahun Sumpah Pemuda, bagaimana sebenarnya eksistensi nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila generasi milenial ini? Pertanyaan semacam ini perlu dilontarkan mengingat  nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila sudah mulai tergerus dan tereduksi oleh dinamika perubahan zaman. 

Saat ini kita hidup di era disrupsi yang ditandai dengan kecepatan dan kemudahan arus informasi dan komunikasi. Lompatan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah menembus batas-batas kedaulatan negara. Apa yang terjadi di belahan dunia di manapun dengan seketika dapat kita ketahui.

Arus informasi dan komunikasi yang semakin mudah dan terbuka memberikan banyak peluang bagi kemajuan bangsa. Tetapi pada saat yang bersamaan kemudahan arus informasi dan komunikasi juga membawa ancaman: ancaman terhadap ideology Pancasila, ancaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa, ancaman terhadap adab sopan santun, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya , serta ancaman terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa kita.

Dengan membonceng fenomena globalisasi, nilai-nilai individualisme, liberalisme, dan ekstrimisme telah ditransformasikan secara terstruktur, sistematis dan masif, seolah harus diterima sebagai standar nilai baru yang terbaik dalam pembangunan sistem politik, ekonomi, dan budaya di Indonesia.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda  untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing. Namun pada sisi lain perkembangan ini mempunyai dampak negatif. Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari ponografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya apabila pemuda tidak dapat membendung dengan filter ilmu pengetahuan dan karakter positif dalam berbangsa dan bernegara. 

Revitalisasi nilai kebangsaan

Dari berbagai fenomena yang berkembang di publik belakangan ini yang juga melibatkan generasi milenial, kiranya diperlukan langkah-langkah merevitalisasi nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari ideologi yang kita miliki, yakni Pancasila. Dalam konteks nasionalisme, kesadaran bersama  perlu digugah, dibangkitkan, dan dimotivasi kembali, bahwa eksistensi sebuah bangsa  sesungguhnya karena  adanya konsensus dan komitmen bersama. 

Proses meng-Indonesia adalah bagian memberikan pemahaman  bahwa meskipun bangsa ini sudah merdeka dalam kurun waktu cukup lama, proses untuk menjadikan lebih baik dan solid masih membutuhkan waktu panjang. Proses panjang menjadikan ke-Indonesiaan tersebut adalah tugas semua komponen bangsa. 

Dari perspektif yang lebih luas, sekalipun kaum muda  muncul dengan segala karakteristik baru, tentu nasionalisme juga harus diperkuat. Mereka perlu mendapatkan ekosistem digital yang tetap mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila. Tanpa dilandasi peneguhan nilai nasionalisme dan Pancasila, generasi milenial ini akan terjajah pada arus teknologi yang tidak disadari akan menggerus identitas kolektif yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu bangsa ini dengan taruhan nyawa. 

Oleh karena itu, negara harus mengambil peran dengan pendekatan yang kontekstual dan lebih kekinian, agar nilai-nilai nasionalisme, Pancasila, dan rasa memiliki maupun menjaga Indonesia melekat pada kaum muda sampai kedalamannya. Pada tataran praksisnya dapat memberikan contoh tindakan keteladanan para penyelenggara negara, memberikan kesempatan kaum muda untuk memberikan kontribusi pemikirannya dalam ruang dialogis, atau melibatkan kaum muda secara lebih intensif dalam pengambilan keputusan. 

Di tengah situasi negara dalam cobaan berat akibat Covid-19 ini, kiranya pemikiran-pemikiran kaum muda untuk negara sangat dibutuhkan ide kreatifnya. Harapan itu akan dapat terwujud dengan  dengan tekad satu yakni bersatu dan terus bangkit menghadapi tantangan-tantangan bangsa ini ke depan. Karena dengan bangkitnya nilai persatuan merupakan kekuatan besar yang dapat menjadi banteng pertahanan untuk mempertahankan dan mengelaborasikan  identitas kolektif bangsa yang telah diikrarkan 92 tahun lalu.

Selamat hari Sumpah Pemuda ke-92

Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd.

Guru Seni Budaya 

SMK Wiyasa Magelang