Apakah tujuan dilakukan Evaluasi Aksi PEMBERDAYAAN masyarakat dalam bidang ekonomi

Dalam meningkatkan kualitas masyarakat, pemerintah terus berupaya untuk memberdayakan masyarakat melalui beberapa programnya. Hal ini dianggap penting karena dapat meningkatkan mutu hidup masyarakat di berbagai bidang seperti salah satunya adalah bidang ekonomi. Lalu apa sebenarnya tujuan pemberdayaan masyarakat lainnya? Berikut ulasannya untuk Anda pahami.

Dalam pendapatnya, Mardikanto menuliskan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) bagi masyarakat. Upaya tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan individu yang berintegrasi dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat.

Dari situ diharapkan akan muncul tujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan masyarakat. Suharto(2005:60) juga menjelaskan hal yang senada bahwa pemberdayaan masyarakat dapat dimaknai sebagai suatu proses dan jug tujuan. Menurut pandangannya, pemberdayaan masyarakat dapat dijabarkan sebagai berikut:

Artinya disini pemberdayaan masyarakat merupakan serangkaian kegiatan untuk memperkuat kelompok lemah dalam masyarakat tak terkecuali masyarakat yang mengalami masalah kemiskinan.

Pemberdayaan masyarakat yang diartikan sebagai tujuan adalah keadaan yang ingin dicapai baik dari suatu perubahan sosial yang mana menjadi masyarakat yang lebih berdaya, memiliki kekuasaan juga pengetahuan dan kemampuan untuk dapay memenuhi kebutuhan hidupnya lebih baik lagi. Baik di sisi ekonomi maupun bersifat sosial seperti kepercayaan diri, dan sebagainya.

Fahrudin (2012:96-97) dalam bukunya menjelaskan bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat memampukan dan memandirikan masyarakat, yakni sebagai berikut ini:

Pemberdayaan masyarakat dapat memungkinkan atau menciptakan suasana atau iklim yang memberi kesempatan potensi masyarakat untuk berkembang. Dengan adanya upaya pemberdayaan ini, diharapkan dapat mendorong (encourage), memotivasi dan membangkitkan kesadaran (awareness) masyarakat akan potensi yang dimiliki dan berkelanjutan untuk dapat mengembangkannya.

Kedua, dengan adanya pemberdayaan masyarakat nantinya dapat meningkatkan kapasitas dengan cara memperkuat potensi atau daya yang dimiliki dengan  langkah-langkah nyata seperti menyerap berbagai masukan atau input hingga serta membuka akses kepada berbagai peluang yang dapat semakin memberdayakan masyarakat.

Melengkapi dua poin diatas, poin selanjutnya adalah protecting atau melindungi yang dimana disini adalah mengembangkan perlindungan untuk masyarakat yang menjadi subjek pengembangan melalui pemberdayaan ini. Sebagai contohnya adalah melindungi agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat atau bahkan adanya eksploitasi dari yang kuat pada yang lemah.

Baca Juga  Alur dan Peran dalam Penyusunan APBDesa

Dengan pengertian diatas, maka dapat dijabarkan apa tujuan dari pemberdayaan masyaraat seperti yang disampaikan oleh Mardikanto dalam bukunya. Beliau berpendapat bahwa tujuan pemberdayaan untuk masyarakat tersebut mencakup enam tujuan sebagai berikut:

Yang pertama adalah perbaikan kelembagaan melalui perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan pada akhirnya juga akan berimbas pada pengembangan jejaring kemitraan usaha di tengah masyarakat.

Sebagai dampak dari poin pertama, pemberdayaan masyarakat juga diharapkan berimbas pada perbaikan usaha. Upaya yang dapat dilakukan untuk tujuan ini adalah seperti perbaikan pendidikan dengan meningkatkan semangat belajar, perbaikan terhadap akses bisnisl, termasuk perbaikan kegiatan dan juga perbaikan kelembagaan yang diharapkan dapat memperbaiki bisnis masyarakat.

Tujuan selanjutnya juga masih berkaitan yakni perbaikan pendadpatan atau better income sebagai dampak positif adanya perbaikan bisnis. Dengan adanya perbaikan usaha atau bisnis, diharapkan pendapatan keluarga dan masyarakat dapat meningkat.

Meski tidak berkaitan langsung dengan tujuan sebelumnya, namun diharapkan dengan adanya perbaikan pendapatan dan juga pendidikan nantinya juga dapat memperbaiki keadaan lingkungan  baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Alasannya karena kerusakan lingkungan kadangkala disebabkan oleh kemiskinan karena rendahnya pendadpatan.

Tahapan selanjutnya dari tujuan pemberdayaan masyarakat setelah dapat meningkatkan tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik adalah dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.

Tingkatan terakhir dari tujuan pemberdayaan adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih baik karena didukung oleh kehidupan yang lebih baik sebagai dampak dari keberhasilan dalam pemberdayaan lingkungan baik fisik maupun sosial.

Baca Juga  Sedu Sedan Kewenangan Desa

Dalam mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat tersebut, ada prinsip-prinsip yang wajib untuk dipenuhi. Ada empat prinsip dalam pemberdayaan masyarakat tersebut menurut Najiati (2005:54) yakni prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau kemandirian, dan berkelanjutan. Beriikut penjelasan dari keempat prinsip tersebut.

Prinsip kesetaraan adalah prinsip utama dalam proses pemberdayaan masyarakat. Alasannya adalah dengan adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan baik antara masyarakat dengan lembaga ataupun laki-laki dengan perempuan dapat mengembangkan mekanisme berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain.

Adanya kesetaraan ini pula memungkinkan untuk masing-masing pihak dapat saling mengakui kelebihan dan kekurangan yang diharapkan juga akan terjadi proses saling belajar yang semakin mengembangkan kedewasaan masyarakat.

Pelaksanaan program pemberdayaan dapat dirasakan apabila mendapat partisipasi dari masyarakat itu sendiri. Program pemberdayaan masyarakat yang akan menstimulasi kemandirian masyarakat memiliki sifat yang partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Prosesnya membutuhkan waktu dan pendampingan yang tidak singkat.

Selain itu, perlu juga adanya keterlibatan pendamping dengan komitmen tinggi untuk bersama mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat tersebut.

Prinsip selanjutnya yang penting untuk diterapkan adalah prinsip keswadayaan. Prinsip ini penting karena dalam pelaksanaan programnya sangat penting untuk mengargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat itu sendiri ketimbang menerima bantuan pihak lain. Konsep ini memberikan pandangan bahwa orang miskin bukanlah objek yang tidak berkemampuan.

Baca Juga  Jurus Pendamping Desa

Prinsip ini malah memberikan pandangan bahwa masyarakat yang menjadi subjek yang memiliki kemampuan sedikit namun dapat dikembangkan.

Prinsip terakhir dari pelaksanaan program pemberdayaan adalah berkelanjutan. Artinya dalam perancangan program perlu dipikirkan bagaimana program tersebut dapat terus berlanjut meskipun mungkin pada awalnya peran pendamping lebih dominan daripada masyarakat sendiri. Namun dengan perlahan dan pasti, peran masyarakat akan tumbuh dan peran pendamping akan berkurang.

Hingga akhirnya masyarakat dapat secara mandiri mengelola programnya dan pendampingan tersebut pada akhirnya dihapus.

Dalam mencapai tujuan dari pemberdayaan masyarakat itu sendiri, perlu juga dibangun strategi. Menurut Hikmat pada bukunya yng berjudul Srategi Pemberdayaan Masyarakat, ada 3 strategi yang dapat digunakan yakni sebagai berikut:

Untuk strategi tradisional lebih bertujuan agar masyarakat mengetahui serta dapat memilih kepentingan terbaik bagi dirinya sendiri secara bebas dalam keadaan apapun. Artinya, semua pihak dapat secara bebas menentukan kepentingan bagi diri mereka sendiri. Strategi ini juga memandang jika tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan dalam memilih pilihannya.

Yang kedua adalah strategi direct action atau aksi langsung. Untuk menggunankan strategi ini, ada dominasi kepentingan yang dipandang oleh semua pihak yang nantinya akan ikut serta. Keputusan nantinya diambil tidak bebas ditentukan oleh pihak masing-masing melainkan hanya oleh pihak yang sangat berpengaruh.

Terakhir adalah strategi transformatif. Pelalsanaan strategi ini membutuhkan pendidikan dan pengertian bagi masyarakat dalam jangka panjang hingga akhirnya muncul pemahaman pengindentifikasian kepentingannya.

Itulah beberapa hal yang perlu dipahami dalam pemberdayaan masyarakat mulai dari tujuannya hingga berbagai prinsip serta strategi dalam pelaksanaannya. Semoga artikel ini bermanfaat. (siapbisnis.net)

Apakah tujuan dilakukan Evaluasi Aksi PEMBERDAYAAN masyarakat dalam bidang ekonomi
Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas

Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat: 1. Mengevaluasi aksi pemberdayaan komunitas sebagai bentuk kemandirian dalam menyikapi ketimpangan sosial

2. Memaparkan inisiatif, usulan, alternatif, dan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi aksi pemberdayaan komunitas.


Apakah tujuan dilakukan Evaluasi Aksi PEMBERDAYAAN masyarakat dalam bidang ekonomi
Peta Konsep Materi Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas

A. Konsep-Konsep Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas 1. Pengertian Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

Kata evaluasi dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari penilaian, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu objek, keadaan, peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati (Hornby dan Parnwell, 1972). Pokok-pokok pengertian tentang evaluasi.

a. Evaluasi adalah kegiatan pengamatan dan analisis terhadap suatu keadaan, peristiwa, gejala alam, atau sesuatu objek


b. Membandingkan segala sesuatu yang kita amati dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah kita ketahui dan atau miliki
 

c. Melakukan penilaian, atas segala sesuatu yang diamati, berdasarkan hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan Kegiatan evaluasi selalu mencakup kegiatan berikut. a. Observasi (pengamatan) b. Membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman yang ada atau telah ditetapkan lebih dahulu c. Pengambilan keputusan atau penilaian atas objek yang diamati Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan sistematis yang meliputi hal-hal berikut. a. Pengamatan untuk pengumpulan data atau fakta

b. Penggunaan pedoman yang telah ditetapkan

c. Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedoman-pedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu d. Penilaian dan pengambilan keputusan

Evaluasi harus objektif, dalam arti harus dilakukan berdasarkan data atau fakta, bukan berdasarkan praduga atau intuisi seseorang. Evaluasi juga harus menggunakan pedoman-pedoman tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

2. Ragam Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas a. Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan terhadap program atau kegiatan yang telah dirumuskan, sebelum program atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Sedangkan evaluasi sumatif merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.

b. On-Going Evaluation dan Ex-Post Evaluation


On-going evaluation adalah evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan, yang dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan pelaksanaan kegiatan dibanding program atau rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan ex-post evaluation sebenarnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan. c. Evaluasi Intern dan Evaluasi Ekstern

Ditinjau dari pelaksana kegiatan evaluasi, kegiatan evaluasi dibedakan antara evaluasi intern dan evaluasi ekstern. Pada evaluasi intern, pengambilan inisiatif diadakannya evaluasi maupun pelaksanaan kegiatan evaluasi adalah orang-orang atau aparat yang terlibat langsung dengan program yang bersangkutan. Sementara itu, evaluasi ekstern adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak luar (di luar organisasi pemilik/pelaksana program) meskipun inisiatif dilakukannya evaluasi dapat muncul dari kalangan orang luar, atau justru diminta oleh organisasi pemilik/pelaksana program yang bersangkutan.

d. Evaluasi Teknis dan Evaluasi Ekonomi

Dilihat dari aspek kegiatan yang dievaluasi, dikenal adanya evaluasi teknis (fisik). Evaluasi teknis (fisik) adalah kegiatan evaluasi yang penerima manfaat dan ukurannya menggunakan ukuran-ukuran teknis (fisik). Sementara itu, evaluasi ekonomi atau keuangan, penerima manfaatnya adalah pengelolaan keuangan dan penerima ini menggunakan ukuran-ukuran ekonomi.

e. Evaluasi Program, Pemantauan Program, dan Evaluasi Dampak Program 1) Evaluasi Program, dalam evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji kembali draft/usulan program yang sudah dirumuskan sebelum program itu dilaksanakan.


2) Pemantauan Program, diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data dan fakta) dan pengambilan keputusan-keputusan yang terjadi selama proses pelaksanaan program.
 

3) Evaluasi Dampak Program, sebagian besar kegiatan evaluasi umumnya diarahkan untuk mengevaluasi tujuan program atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksanaan program yang telah direncanakan. f. Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil 1) Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilaksanakan itu sesuai (dalam arti kuantitatif ataupun kualitatif) dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan sesuai yang dirumuskan dalam programnya.


2) Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif. 3. Tujuan Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas Pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang telah ditetapkan. 4. Kegunaan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas a. Kegunaan operasional

1) Dengan evaluasi kita dapat mengetahui cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan sekaligus dapat mengidentifikasi faktor-faktor kritis (critical factors) yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan (pemberdayaan) yang dilakukan.


 


2) Melalui evaluasi, dapat kita lakukan perubahan-perubahan, modifikasi dan supervise terhadap kegiatan yang dilaksanakan
 

3) Melalui evaluasi akan dapat dikembangkan tujuan-tujuan serta analisis informasi yang bermanfaat bagi pelaporan kegiatan b. Kegunaan analitis bagi pengembangan program 1) Untuk mengembangkan dan mempertajam tujuan program dan perumusannya 2) Untuk menguji asumsi-asumsi yang digunakan, dan untuk lebih menegaskannya lagi secara eksplisit 3) Untuk membantu dalam mengkaji ulang proses kegiatan demi tercapainya tujuan akhir yang dikehendaki c. Kegunaan kebijakan 1) Berlandaskan hasil evaluasi dapat dirumuskan kembali, strategi pembangunan, pendekatan yang digunakan, serta asumsi-asumsi dan hipotesis-hipotesis yang akan diuji


2) Untuk menggali dan meningkatkan kemampuan pengetahuan tentang hubungan antarkegiatan pembangunan, yang sangat bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan di masa-masa mendatang 5. Landasan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas a. Evaluasi dilandasi oleh keinginan untuk mengetahui sesuatu b. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran c. Objektif

B. Prinsip-Prinsip Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas

1) Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program artinya tujuan evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya. 2) Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan berikut a. Objektif

b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standarized)

c. Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat dan teliti

d. Menggunakan alat ukur yang tepat (valid, sahih) dan dapat dipercaya (teliti, reliable)

3) Setiap evaluasi harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula. 4) Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk data kuantitatif dan uraian kualitatif 5) Evaluasi harus efektif dan efisien

C. Kualifikasi Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik, setiap evaluasi harus dilaksanakan agar memenuhi persyaratan berikut ini. 1) Memiliki tujuan jelas dan spesifik 2) Menggunakan instrumen yang tepat dan teliti 3) Memberikan gambaran jelas tentang perubahan perilaku penerima manfaat 4) Evaluasi harus praktis 5) Objektif

D. Pendekatan dalam Pelaksanaan Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas

1. Pendekatan Kebutuhan, artinya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat penerima manfaat

2. Pendekatan Informan Kunci (Key Informan), pengumpulan data dibatasi pada informan kunci yang biasanya terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat setempat yang menguasai tentang kebutuhan dan hal-hal yang dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat

3. Pendekatan Forum Masyarakat 4. Pendekatan Indikator, dengan membatasi pada sejumlah indikator-indikator yang strategis 5. Survei dan Sensus

E. Pendekatan Sistem dalam Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

Mengacu pada pengertian tentang pemberdayaan dan analisis tentang pendidikan sebagai suatu sistem, kegiatan pemberdayaan dapat dipandang sebagai suatu sistem pendidikan, yang terdiri atas,

1. Raw input atau bahan baku yang berupa penerima manfaat didik atau masyarakat yang menjadi penerima manfaat pemberdayaan


2. Instrumen input, atau perlengkapan yang berupa: fasilitator, materi pemberdayaan, metode pemberdayaan, dan keadaan kegiatan pemberdayaan
3. Environment input, atau lingkungan (sosial, ekonomi, budaya) asal masyarakat yang menjadi penerima manfaat pemberdayaan 4. Proses pemberdayaan itu sendiri

5. Output atau hasil pemberdayaan yang berupa hasil langsung (perubahan perilaku) dan hasil akhir (peningkatan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat penerima manfaat)

Oleh karenanya diperlukan adanya evaluasi yang diarahkan untuk mengevaluasi keseluruhan unsur (sub sistem) dari sistem pemberdayaan itu, a. Evaluasi kebijaksanaan (tujuan) program b. Evaluasi proses (belajar-mengajar) yang diprogramkan c. Evaluasi logistik yang diperlukan d. Evaluasi sistem pengawasan

F. Pendekatan dalam Pelaksanaan Pemantauan Aksi Pemberdayaan Komunitas

Beberapa pendekatan yang dapat diterapkan untuk melaksanakan pemantauan, yaitu 1. Penggunaan catatan-catatan atau rekaman data, yaitu kegiatan pemantauan yang dilakukan dengan membandingkan catatan jadwal kegiatan (termasuk target-targetnya), dengan informasi yang dapat dikumpulkan selama pelaksanaan program. 2. Survei terhadap peserta program atau penerima manfaat dan pemangku kepentingan yang lain. 3. Survei terhadap seluruh warga masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam program pemberdayaan.

G. Pendekatan dalam Evaluasi Dampak Program Aksi Pemberdayaan Komunitas

Pelaksanaan evaluasi terhadap dampak program bertujuan untuk menilai seberapa jauh tingkat efektivitas program dan dampaknya terhadap masyarakat penerima manfaat, baik yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program maupun tidak. Ada beberapa pendekatan dalam evaluasi dampak program aksi pemberdayaan komunitas, yaitu

1. Pendekatan Eksperimental, dengan merancang kegiatan evaluasi sebagai suatu riset eksperimental


 


2. Pendekatan yang Berorientasi pada Tujuan (Goal Orientation Approach), dilakukan dalam evaluasi keberhasilan atau ketercapaian tujuan kegiatan, yang memfokuskan kepada indikator-indikator ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
 

3. Pendekatan yang Berfokus pada Keputusan (The Decision Focused Approach), ditujukan untuk pengelola program, bagi pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan keberlanjutan program (perbaikan, pengembangan penghentian, dan lain-lain)
 

4. Pendekatan yang Berorientasi pada Pemakai (The User Focused Approach), mengutamakan pada penilaian tentang seberapa jauh tingkat korbanan dan atau kemanfaatan program bagi penerima manfaat, baik dilihat yang terkait dengan proses, hasil, maupun dampak kegiatannya
 

5. Pendekatan yang Responsive (The Responsive Approach), sangat unik, karena evaluator harus mendengar informasi dari semua pemangku kepentingan untuk kemudian melakukan analisis dan sintesis melalui beragam sudut pandang yang dilatarbelakangi beragam kepentingan
 

6. Pendekatan yang Bebas Tujuan (Goal Free Approach), pendekatan ini memberikan kebebasan untuk merumuskan tujuan dan metode evaluasinya.

H. Model-Model Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

Model adalah abstraksi suatu entitas di mana abstraksi adalah penyederhanaan bentuk asli, dan entitas adalah suatu kenyataan atau keadaan keseluruhan suatu benda, proses, ataupun kejadian (Yaya dan Nandang, 2009). Dalam hubungan ini terdapat beragam model, yaitu 1. Model fisik yaitu menggambarkan entitas dalam bentuk tiga dimensi 2. Model naratif yaitu menggambarkan entitas dalam bentuk lisan dan atau tulisan 3. Model grafik menggambarkan entitas dalam bentuk garis dan simbol 4. Model matematik yaitu menggambarkan entitas dengan menggunakan rumus-rumus persamaan tentang keterkaitan variabel 5. Model deskriptif, model ini menggambarkan situasi sebuah sistem tanpa rekomendasi dan peramalan 6. Model prediktif, model ini menunjukkan apa yang akan terjadi, bila sesuatu terjadi 7. Model normatif, model ini menyediakan jawaban terbaik terhadap satu persoalan. Model ini memberi rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu diambil 8. Model ikonik, adalah model yang menirukan sistem aslinya, tetapi dalam suatu skala tertentu 9. Model analog, adalah suatu model yang menirukan sistem aslinya dengan hanya mengambil beberapa karakteristik utama dan menggambarkannya dengan benda atau sistem lain secara analog

10. Model simbolis, adalah suatu model yang menggambarkan sistem yang ditinjau dengan simbol-simbol biasanya dengan simbol-simbol matematis.

Ket. klik warna biru untuk link

Sumber
Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi SMA Kelas XII. Yudhistira. Jakarta

Soal-Soal Klik di Sini


Download Materi di Sini 

Lihat Juga


1. Video Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas (Youtube Chanel. https://youtu.be/Y0gNHAncb2M ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
2. Video Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Youtube Chanel. https://youtu.be/xk0-bS8ATCs ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah..

Media


1. Power Point 1
2. Power Point 2
3. Video Penunjang
4. Materi Pengayaan Sosiologi. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas

Kamus


Kamus Sosiologi 

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi


1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi