Identitas individu yang berbenturan dengan nilai dan budaya dalam masyarakat

You're Reading a Free Preview
Pages 9 to 16 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 23 to 25 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Page 30 is not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 40 to 52 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 59 to 61 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 74 to 109 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 116 to 134 are not shown in this preview.

A. Hakikat Peradaban

Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.

Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual.

B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku manusiawi. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal).Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat beradab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis. Istilah masyarakat beradab dikenal dengan kata lain yaitu, masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani. Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat, Ibrahim (mantan wakil perdana menteri malaysia) yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagai istilah lain dari civil society. Nurcholish Majid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan berbagai istilh antara lain : 1. Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan society artinya masyarakat. 2. Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini merupakan terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang tidak beradab(uncivilzet society) 3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata madinah, kota tempat kelahiran nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati peradaban 4. Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini dikarnakan madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita kepada polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota sebagai model masyarakat beradab.

5. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan. Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negaa

Nurcholis Majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berperadaban memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah.
Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

C. EVOLUSI BUDAYA DAN WUJUD PERADABAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi. Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.

Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan konsep.

Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu: 1. Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.

2. Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.

Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu: 1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum) 2. Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas: – Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik). – Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.

– Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.

Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu: 1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi. 2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi. 3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.

4. Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai.

Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban. Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain. Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia. Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.

Pengertian Adab dan Peradaban

Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.

• Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species. • Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti. • Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. • Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.

• Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: 1. Pendidikan 2. Kemajuan teknologi

3. Ilmu pengetahuan.

Wujud Peradaban Moral : 1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan. 2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk. 3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun. 4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast). Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41) menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and attainments of a particular society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the culture evolutionary scale. Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized usage would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly and less highly civilized peoples, the determinative characteristic being intellectual, aesthetic technological, and spiritual attainments.

The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14) gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi digital.

D. Dinamika Peradaban Global

Menurut Arnold Y.Toynbee, seorang sejarawab asal Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidup. Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam menangggapi alam tersebut, begitu pun sebaliknya.
Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup berat untuk ditaklukkan. Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan. Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu: 1. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM–1500 M. 2. Gelombang II, peradaban teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap, berlangsung mulai 1500 M-1970 M.

3. Gelombang III, peradaban informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai 1970 M-sekarang.

Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pada awalnya, manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan. Selanjutnya, mereka berpindah ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.
Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang kedua adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira tahun 1500-1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712. Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban jalan. Mesin-mesin tersebut tidak hanya menggantikan otot-otot manusia, tetapi peradaban industri juga memberi mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam daripada indra manusia, dan dapat menghasilkan/melahirkan bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin pemintal dalam industri garmen dan industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.

Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang: 1. Komunikasi dan data prosesing. 2. Penerbangan dan angkasa luar. 3. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.

4. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.

Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang. John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah: 1. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. 2. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih. 3. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia. 4. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang. 5. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi. 6. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri. 7. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori. 8. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja. 9. Perubahan dari utara ke selatan.

10. Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.

Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam perubahan di era global, yaitu: 1. Abad biologi. 2. Bangunan sosialisme pasar bebas. 3. Cara hidup global dan nasionalisme budaya. 4. Dawarsa kepemimpinan wanita. 5. Kebangkitan agama dan milenium baru. 6. Kebangkitan dalam kesenian. 7. Kemenangan individu. 8. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an. 9. Berkembangnya wilayah pasifik.

10. Privatisasi/swastanisasi atas negara kesahjetraan.

E. Problematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia

Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia: 1. Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia diseluruh dunia. 2. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan massa semacam turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. 3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). 4. Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, serta transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

5. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi regional, dan lain-lain.

1. Pengaruh Globalisasi Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, dan pertahanan. Pengaruh Globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara. Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara. Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapatalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa. Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai social budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, Internet sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku, dan kelembagaan masyarakat. Menghadapi perkembangan ini diperlukan suatu upaya yang mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa.

Globalisasi juga memberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri diseluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan yang dapat mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara Amat perlu menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti latihan perang bersama, perjanjian pertahanan, dan pendidikan militer antarpersonel negara. Hal ini dikarenakan, saat ini ancaman bukan lagi bersifat kovensional tetapi juga kompleks dan semakin canggih. Misalnya, ancaman terorisme, ancaman pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, illegal logging, dan sebagainya.

2. Efek Globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara Indone¬sia. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Proses saling memengaruhi sesungguhnya adalah gejala yang wajar dalam interaksi antarmasyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni nusantara (sebelum bangsa Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Pada hakikatnya, bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pengaruh dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.

Aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut: 1. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi. 2. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.

3. Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efesiensi.

Aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut: 1. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa. 2. Ekspolitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin besar. 3. Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan invidual yang menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.

4. Terjadinya Dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

3. Sikap Terhadap Globalisasi Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respon atau tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Sebagian bangsa menyambut positif karena dianggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia. 2. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena di anggap sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.

3. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat negatif globalisasi.

SUMBER
Agustina, Ema. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban. Diambil dari http://pendidikan-emaagustina.blogspot.com/2011/04/c-evolusi-budaya-dan-wujud-peradaban.html. Pada tanggal 24 september 2012. Dwiningrum, Siti Irene. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Yogyakarta: UNY Herimanto, dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hilma. 2010. Manusia dan Peradaban. Diambil dari http://hilma-binggris-2a-34.blogspot.com/2010/12/manusia-dan-peradaban.html. Pada tanggal 24 September 2012


Setiadi, Elly M.,dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

TEORI ANTROPOLOGI TENTANG PERSONALITY DARI KOENTJARANINGRAT

A.  Definisi Kepribadian (personality)

Kepribadian (personality) adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu. Kepribadian juga berarti “ciri-ciri watak yang konsisten”, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita mengatakan bahwa seseorang memiliki kepribadian, yang dimaksudkan ialah bahwa individu  tersebut memiliki beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen, yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang berbeda dari individu-individu lainnya.
Adapun pengertian kepribadian menurut  Prof. Dr. Koentjraningrat dalam bukunya “Pengantar Antropologi I” adalah “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.”

B.     Unsur-unsur Kepribadian

Adapun unsur-unsur dari kepribadian dijelaskan sebagaimana berikut :

1.      Pengetahuan
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Di otak, berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi. Hal tersebut menyebabkan berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi. Ini lah yang disebut dengan ‘persepsi’. Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur-unsur ‘pengetahuan’ bagi individu yang sadar.

2. Perasaan Ternyata selain segala macam pengetahuan, “Perasaan” juga mengisi penuh alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau negatif.

Suatu perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi, biasanya menimbulkan suatu “kehendak” dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa juga positif (individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan) atau bisa juga negatif (individu tersebut hendak menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak nikmat). Suatu kehendak dapat menjadi lebih besar dan sangat keras, perasaan ini disebut “emosi”.

3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengetahuannya, tetapi karena sudah terkandung dalam organnya. Kemauan tersebut umumnya disebut ‘dorongan’ (drive). Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu: Dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan seks, dorongan untuk upaya mencari makan, dorongan untuk bergaul atu berinteraksi sesama manusia, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, dorongan untuk berbakti, serta dorongan akan keindahan.

C.  Materi dari Unsur-unsur Kepribadian

Seorang ahli Etnopsikologi bernama A. F. C. Wallace membuat suatu kerangka yang memuat tiga hal tentang seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran usur-unsur kepribadian manusia secara sistematis, yaitu: 1.      Beragam kebutuhan biologi, dorongan psikologis, maupun kebutuhan dan dorongan akan keduanya dapat dipenuhi (bernilai positif) ataupun tidak dapat dipenuhi (bernilai negatif). 2.      Beragam kebutuhan akan identitas diri sendiri baik fisik maupun psikologis, dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuhan, benda, zat, kekuatan, dan gejala alam.

3.      Berbagai cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau mempergunakan beragam kebutuhan tersebut, sehingga tercapai keadaan yang memuaskan dalam kesadaran individu yang bersangkutan.

D.  Macam-macam Kepribadian

1.      Macam-macam Kepribadian Individu
Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan pribadi, serta perbedaan hubungan menyababkan keragaman struktur kepribadian pada setiap manusia.

2.      Kepribadian Umum
      Metode penelitian kepribadian umum dengan cara mempelajari adat istiadat pengasuhan anak-anak dalam suatu kebudayaan, terutama dikembangkan oleh Margaret Mead dan dimuat dalam buku-bukunya berjudul “Growing Up in New Guinea, Children and Ritual in Bali.”

3.      Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
     Pandangan hidup manusia yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan Eropa Barat  disebut Kepribadian Barat. Ketika para pengarang Eropa berkenalan dengan kebudayaan-kebudayaan lain di Asia seperti kebudayaan Parsi, kebudayaan Thai, kebudayaan  Jepang, atau kebudayaan Indonesia (semua kebudayaan bukan Eropa Barat), maka pandangan hidup dan kepribadian manusia  yang hidup di dalam kebudayaan-kebudayaan tersebut dinamakan kepribadian Timur. 
    Kepribadian Timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan sosial. Sebaliknya kepribadian Barat mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan material, pikiran logis, hubungan berdasarkan asas guna, dan individualisme. Namun sebenarnya, kontras antara kedua konsep tersebut bersifat relatif.

  1. Manusia sebagai Makhluk Individual

Kata “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat. Dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

http://irvanpmc.blogspot.com/2011/11/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html

Wikipedia Manusia Sebagai Makhluk Individu

2. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Pengertian Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.

Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:

  1. Dorongan untuk makan
  2. Dorongan untuk mempertahankan diri
  3. Dorongan untuk melangsungkan jenis

Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.

Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :

  1. Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
  2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.

Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :

  1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
  2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
  3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:

  1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
  2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
  3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
  4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Daftar Pustaka

Aabied. 2002. Hakikat Manusia. Nusantara Sentosa.

Abu Hamdani. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Rineka Cipta

Harwantiyoko dan Neltje F. Katuk. 1997. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Gunadarma.

Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. Refika Aditama.

Sumarno. 2001. Kaindahan Sosialisasi. Matahari Karunia

  1. Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

Menurut Winardi, manusia ekonomi (homo economicus) adalah manusia yang dalam melakukan tindakan ekonomi didorong oleh kepentingan sendiri dan bertindak berdasarkan asas atau prinsip ekonomi.
Berdasarkan pengertian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manusia ekonomi atau homo economicus adalah seseorang atau sekelompok orang yang dalam melakukan tindakan ekonominya dilakukan secara efisien. Kata efisien menunjukkan perbandingan yang optimal antara pengorbanan dengan hasil, artinya manusia selalu ingin mencapai hasil yang sebanyak mungkin dengan pengorbanan yang sekecil mungkin.

Istilah ekonomi berasal dan bahasa Yunani, Oikonomia, yang terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Secara sederhana, kata ekonomi dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga. Adapun pengertian ekonomi dalam arti yang lebih luas adalah ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan dengan sumber daya yang langka. Langka di sini bukan berarti “jarang” atau “kurang”, namun jumlahnya tidak dapat mencukupi kebutuhan manusia.

Ilmu ekonomi merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk kita pelajari, karena banyak manfaat yang dapat kita ambil di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Membantu menemukan cara memanfaatkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan.
  2. Membantu memilth alat pemuas kebutuhan secara optimal.
  3. Membantu membuat prioritas kebutuhàn.

Mengapa kita perlu belajar ilmu ekonomi?

Ilmu ekonomi perlu kita pelajari sehubungan dengan beberapa hal sebagai berikut.

Jumlah kebutuhan manusia tidak terbatas, meskipun demikian kebutuhan tersebut bisa dibuat daftar prioritasnya.

Sumber daya yang ada jumlahnya terbatas, begitu juga kekayaan kita. Misalnya, uang yang kita miliki hanya dapat untuk membeli permen atau minuman. Jika uang tersebut kita digunakan untuk membeli permen, maka kita tidak dapat membeli minuman. Itulah yang disebut sebagai pilihan alternatif.

Adapun ciri-ciri makhluk ekonomi (homo economicus), antara lain sebagai berikut.

  1. Melakukan tindakan ekonomi secara efisien.
    Contohnya, Ibu Sri lebih memilih untuk berbelanja ke pasar tradisional karena harganya lebih murah dibandingkan dengan berbelanja ke supermarket yang harganya lebih mahal. Keputusan Ibu Sri untuk berbelanja ke pasar tradisional tersebut dilakukan agar lebih efisien (hemat).
  2. Tindakan ekonomi yang dilakukan berdasarkan dorongan kepentingan sendiri untuk memperoleh pendapatan. Contohnya, Wulan menjual peralatan sekolah kepada teman-temannya. Alasan utama Wulan melakukan hal tersebut adalah untuk membantu ibunya dalam memperoleh penghasilan tambahan. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa pendapatan masyarakat akan meningkat apabila setiap orang dalam melakukan

    tindakan ekonomi didasarkan pada prinsip ekonomi.

  1. Manusia sebagai Makhluk Hukum

Manusia dan hukum adalah dua etnis yang tidak bisa di pisahkan, karena manusia hidup bermasyarakat dan dalam setiap pembentukan masyarakat, akan selalu di butuhkan hukum sebagai segmen perekat atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat. Masyarakat memiliki kepentingan masing-masing, hal ini akan mendorong manusia untuk saling berkompetisi dan mengalahkan antar sesamanya yang dapat menimbulkan kekacauan seperti terciptanya suatu tatanan masyarakat namun terdapat satu pemerintahan yang sewenang-wenang sehingga etiap individu merasa terancam ekistensinya, Hukum berfungsi untuk menciptakan keteraturan dengan mencegah atau mengatasi kekacauan di atas. Hukum menciptakan norma equality yaitu mengatasi kepentingan-kepentingan yang saling berhadapan agar dapat bertemu secara seimbang dan agar proses tawar menawar di antara kepentingan-kepentingan yang saling berhadapan tersebut berjalan seimbang. Penyeimbanggan kedudukan kepentingan tersebut antara lain: 1. Bagi mereka yang di pihak lemah secara sumber daya kekuatan sosial-ekonomisnya mendapat perlindungan atas hak-hak mereka. 2. Bagi mereka yang di pihak kuat dayanya di batasi kekuasaannya dengan cara penciptaan norma-norma interatif yang bersifat implisit seperti pembebanan kewajiban-kewajiban tertentu.

3. Diciptakan norma penyeimbang hak dan kewajiban di dalam masing-masing kepentingan di namakan istilah keadilan.

Sumber : http://www.facebook.com (Grup Facebook, ISBD utk Matematika)

  1. Manusia sebagai Makhluk Politik

Manusia adalah zoon politicon, kata Plato dalam bukunya Republica. Sebagai bagian dari zoon politicon, manusia secara individual merupakan elemen terkecil dari sebuah negara. Kumpulan individu-individu yang menempati daerah tertentu membentuk kesatuan masyarakat. Himpunan masyarakat yang menempati daerah atau wilayah yang lebih luas membentuk sebuah negara. Sebagai makhluk politik, eksistensi manusia tidak terpisahkan dengan konsepsi negara.
Bagi Plato, kumpulan individu yang membentuk masyarakat dan akhirnya memunculkan entitas negara adalah tujuan sempurna zoon politicon sehingga mencapai kebaikan bersama. Politik, dalam arti kata kesalinghubungan (interrelation) antarmanusia merupakan salah satu dimensi terpenting dari manusia. Politik dalam pengertian yang ideal berusaha memanifestasikan nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat.

Sumber : http://www.google.com

  1. Manusia sebagai Makhluk Budaya

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.      Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Manusia sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan di muka bumi ini.

Manusia dan budaya tidak dapat dipisahkan. Budaya merupakan perwujudan dari ide dan gagasan manusia. Sedangkan kebudayaan adalah kristalisasi dari berbagai pemikiran manusia. Sehingga tingkat kebudayaan suatu bangsa akan berbanding lurus dengan tingkat pemikiran dan peradaban bangsa tersebut. Karena manusia juga merupakan khalifah (pemimpin) dimuka bumi ini, manusia harus menguasai segala sesuatu untuk memimpin bumi ini kearah yang lebih baik. Di sinilah peran kebudayaan sebagai hasil atau perwujudan  dari berbagai gagasan manusia di bumi ini dalam tugasnya sebagai seorang pemimpin.

Sumber :

http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html

http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

 http://looking4funny.blogspot.com/2012/06/makalah-manusia-sebagai-makhluk-yang.html

7. Manusia sebagai Makhluk Psikologis

Manusia sebagai makhluk psikologis adalah makhluk yang bisa berfikir, berperasaan dan berkehendak. Perilakunya dipengaruhi oleh fikiran dan perasaannya. Contohnya saja dalam kasus terorisme bom di Indonesia bukan menilai dari ukuran besar kecilnya bom, tetapi apa yang melatar belakangi pengeboman itu, perilaku itu di sebut Psikologi. Meski sering diterjemahkan dengan Ilmu Jiwa, bukanlah ilmu yang berbicara tentang jiwa, tetapi ilmu yang membicarakan perilaku manusia dengan asumsi bahwa perilaku manusia itu merupakan gejala dari jiwanya.

Manusia Sebagai makhluk psikologis, memiliki sifat bawaan universal. Dalam al Qur’an manusia disebut sebagai basyar dan sebagai insan. Basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah, sedangkan nama insan menunjuk manusia sebagai makhluk psikologis. Kata insan dalam bahasa Arab mempunyai asal kata yang mengandung arti sifat-sifat psikologis. Pertama dari kata ‘uns yang berarti jinak, mesra, harmoni dan tampak, kedua dari kata nasiya yansa yang berarti lupa, dan ketiga dari kata nasa yanusu yang berarti berguncang. Jadi dalam kata insan terkandung makna bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kejinakan, kemesraan, suka lupa dan suka bergejolak. Fitrah manusia dibahas lebih menunjuk kepada keinsanan manusia dibanding kebasyariahannnya.

ISBD SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SOSIAL DAN BUDAYA Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd

Disusun oleh : R. Aulia Utami H Jurusan : Bahasa Inggris Kelas : 2C

Nim : 13223002

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2015

KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Allah Swt, karena atas limpahan dan curahan kasih sayang-Nya, penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd.

Makalah ini adalah hasil karya terbaik penulis saat ini. Akan tetapi dibutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menghasil karya yang lebih baik. Semoga Makalah ini berguna bagi penulis dan pembaca.

Garut,Februari 2015
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian ISBD B. Masalah-masalah manusia. C. Penyebab manusia memiliki masalah.

D. ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana ISBD adalah pengetahuan yang diharapakan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD pertama kali dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitism yang berasal dari istilah bahasa inggris “the humanities.” Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Program pendidikan ISBD bersifat mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan individu untuk menempatkan diri sebagai anggota masyarakat, manusia yang memiliki tanggung jawab, serta mampu memecahkan masalah dalam lingkungan kemasyarakatannya sesuai dengan ilmu ISBD. Ilmu Sosial Budaya Dasar sebagai integerasi dari ISD dan IBD juga memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan kosep-konsep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.

Berdasarkan paparan tersebut di atas,penulis memandang perlu untuk mengkaji lebih jauh tentang keberagaman budaya, karena informasi yang didapat akan dapat memberikan nilai tambah yang positif secara signifikan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal bagi siswa dan guru sebagai pengajar, maka penulis membuat makalah ini dengan judul “ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya”.

A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah mengenai ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya. Adapun rumusan masalah itu adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian ISBD? 2. Apa sajakah masalah-masalah manusia? 3. Apa yang yang menyebabkan manusia memiliki masalah?

4. Apakah peran ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya?

B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian ISBD. 2. Untuk mengetahui masalah-masalah manusia. 3. Untuk mengetahui penyebab manusia memiliki masalah.

4. Untuk mengetahui peran ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya.

C. Manfaat Penyusunan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai : 1. Pengertian ISBD. 2. Masalah-masalah manusia. 3. Penyebab manusia memiliki masalah.

4. ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Sosial Budaya Dasar Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan – permasalahan yang bersifat ada . Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi. Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya. Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan makhluk lainnya.

Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.

B. Masalah-masalah Manusia Setiap manusia memiliki masalah dan yang membedakan nya adalah volume dan jenis masalahnya. Manusia dapat dikatakan dewasa jika mampu menyikapi masalah – masalahnya. Manusia memiliki masalah sosial, masalah sosial adalah suatu kondisi dimana terganggunya sebagian besar kehidupan masyarakat dan perlu dicari jalan pemecahannya.Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selama dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dan hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya. Disiplin – disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong ke dalam ilmu sosial telah mempelajari hakikat masyarakat dengan perspektif yang berbeda – beda, maka terhadap keanekaragaman dalam melihat dan mempelajarinya. Masalah – masalah sosial merupakan hambatan dalam usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Pemecahannya menggunakan cara yang diketahuinya dan yang berlaku, tetapi aplikasinya menghadapi kenyataan, hal yang biasanya berlaku telah berubah, atau terhambat pelaksanaanya. Masalah – masalah tersebut dapat terwujud sebagai masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, atau masalah – masalah lainnya. Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai – nilai moral dan pranata – pranata sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan – hubungan manusia itu terwujud ( nisbet, 1961 ). Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian, yang pertama itu adalah menurut umum atau warga masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial, dan yang kedua yaitu menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulakan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.

Salah satu contoh masalah adalah seorang pedagang kaki lima. Menurut defenisi umum pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayanan bagi warga masyarakat pada taraf ekonomi tertentu sebaliknya para ahli perencanaan kota masyarakat pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan.

C. Penyebab manusia memiliki masalah Perkembangan budaya, budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal, moral, sopan, tata krama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan jasmani/ kekuatan/ kemampuan untuk cipta, rasa, karya, karsa. Jadi perkembangan budaya adalah perkembangan akal, moral, kesopanan , tata krama dalam perbuatan jasmani agar mampu menciptakan, merasakan, membuat karya yang mampu digunakan oleh manusia itu sendiri. Budaya dibagi menjadi : 1.Fisik Semua budaya yang berbentuk benda. 2.Non fisik

Berupa aturan, norma, adat – istiadat, sistem sosial. Proses terjadinya aturan, norma, adat – istiadat atas dasar kesepakatan masyarakat setempat dan tidak bersifat universal. Akal yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.

D. ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya ISBD memberikan alternatif sudut pandang atas pemecahan masalah sosial budaya. Pendekatan dalam ISBD lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial. Pendekatan dalam ISBD bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial dan budaya yang bersifat integrasi. ISBD digunakan untuk mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu soaial lebih bersifat subject oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial tersebut. Misalnya, ilmu Ekonomi melihat suatu masalah melalui perspektif Ekonomi serta pemecahan masalah melalui sudut pandang Ekonomi pula. Sedangkan pendekatan yang mendalam dalam ISBD dibebankan pada ilmu sosial dan budaya yang lebih bersifat toritis, baik menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematikanya. Harus dipahami bahwa manusia tidak terlepas dari gejala-gejala alam dan kehidupan lingkungan. Alam dan manusia akan saling mempengaruhi, namun sebagai subject kehidupan manusia perlu memperlakukan alam secara baik sehingga akan memberikan manfaat bagi kesejehteraan hidupnya. Berdasarkan hal tersebut, beberapa perguruan tinggi memberlakukan ISBD sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa dari program ilmu alam atau ekstata. Dengan demikian, mahasiswa sebagai calon ilmuwan dan profesional harapan bangsa mampu bertindak secara arif dan bijaksana.. Dalam ISBD juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial adalah seperangkat aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan budaya. Benturan budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan budaya/ norma orang lain. Selain itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi itu bersifat menyakitkan. Sanksi terbagi menjadi : 1.Moral Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa. 2.Sosial Sanksi dikucilkan masyarakat. 3.Hukum / fisik

Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).

BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar penulis menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling melengkapi saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama bersosialisasi di ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang berbudaya atau homo humanis yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense, manusia juga dapat mengembangkan budaya yang iya miliki dengan cara berbaur atau bergaul dengan suatu kelompok atau di dalam kehidupan berkeluarga.

Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku itu semua disebabkan akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah sosial disebabkan karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan sekitarnya sehngga kita harus menempatkan diri dengan sebaik – baiknya berbaur dengan yang baik agar dapat berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.

B. Saran
Sesuai dengan paparan tersebut diatas, penulis memberi saran bahwa kita sebagai manusia memang tidak akan pernah terlepas dari masalah. Namun, masalah yang kita hadapi merupakan peroses pendewasaan diri agar menjadi manusia seutuhnya. Hadapilah setiap masalah dengan positif dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://cantikapinter.blogspot.com/2013/05/isbd-sebagai-alternatif-pemecahan.html
http://msurah.blogspot.com/2010/06/isbd-sebagai-alternatif-pemecahan.html
http://yanhy23.blogspot.com/2010/04/makalah-isbd.html
http://zulkifliizoel69.blogspot.com/2012/10/isbd-sebagai-alternatif-pemecahan.html

KERAGAMAN SEBAGAI SUMBER ASET BUDAYA BANGSA DAN SUMBER KONFLIK

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd

Disusun oleh : R. Aulia Utami H Jurusan : Bahasa Inggris Kelas : 2C

Nim : 13223002

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2015

KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Allah Swt, karena atas limpahan dan curahan kasih sayang-Nya, penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd.

Makalah ini adalah hasil karya terbaik penulis saat ini. Akan tetapi dibutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menghasil karya yang lebih baik. Semoga Makalah ini berguna bagi penulis dan pembaca.

Garut,Februari 2015
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Keragaman B. Keragaman Sebagai Sumber Aset

C. Keragaman Sebagai Sumber Konflik

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya mulai mendapat perhatian serius pada pergantian abad ini. Namun makna sesungguhnya dari terminologi yang luas ini sering diartikan bermacam-macam dan juga berubah-ubah. Sebagian memandang keanekaragaman budaya sebagai sesuatu hal yang positif karena bertujuan untuk berbagi kekayaan yang dikandung dalam tiap budaya di dunia dan, oleh karenanya, menyatukan kita semua melalui berbagai proses pertukaran dan dialog.Sebagian yang lain menganggap perbedaan budaya mengakibatkan hilangnya rasa kemanusiaan yang kita miliki sehingga menjadi akar dari berbagai konflik. Anggapan kedua tersebut sekarang ini menjadi semakin terbukti sejak globalisasi mengakibatkan peningkatan interaksi dan gesekan antarbudaya yang menyebabkan meningkatnya berbagai ketegangan, tarikan dan klaim yang terkait identitas, khususnya masalah agama yang dapat menjadi sumber perdebatan potensial. Selain itu, sebagai masyarakat dunia kita seharusnya menjadikan keragaman tersebut menjadi aset budaya yang akan menyatukan setiap perbedaan-perbedaan menjadi suatu keindahan yang dapat dinikmati. Sejak awal UNESCO telah diyakinkan akan pentingnya keanekaragaman budaya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam Konstitusi UNESCO (1945) tertulis ‘keanekaragaman budaya dunia yang saling memberi manfaat’ (‘fruitful diversity of the world’s cultures’). Pendapat ini masih sangat relevan di masa kini dan selamanya, meskipun definisi budaya telah menjadi semakin luas dan pengaruh globalisasi telah mengubah banyak hal, dibandingkan pada saat Konstitusi tersebut disahkan pada tahun 1945 pada akhir Perang Dunia Kedua. Berdasarkan paparan tersebut di atas,penulis memandang perlu untuk mengkaji lebih jauh tentang keberagaman budaya, karena informasi yang didapat akan dapat memberikan nilai tambah yang positif secara signifikan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal bagi siswa dan guru sebagai pengajar, maka penulis membuat makalah ini dengan judul “Keragaman sebagai sumber aset budaya bangsa dan sumber konflik”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah mengenai Keragaman sebagai sumber aset budaya bangsa dan sumber konflik. Adapun rumusan masalah itu adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian keragaman dan keragaman budaya? 2. Apa yang dimaksud keragaman sebagai sumber aset?

3. Apa yang dimaksud keragaman sebagai sumber konflik?

C. Maksud dan Tujuan Penyusunan Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian keragaman dan keragaman budaya. 2. Untuk mengetahui maksud keragaman sebagai sumber aset.

3. Untuk mengetahui maksud keragaman sebagai sumber konflik.

D. Manfaat Penyusunan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai : 1. Pengertian keragaman dan keragaman budaya. 2. Keragaman sebagai sumber aset.

3. Keragaman sebagai sumber konflik.

BAB II Pembahasan A. Keragaman dan Keragaman Budaya Keragaman berasal dari kata ragam. Dalam kamus besar bahasa indonesia ragam berarti: 1) Tingkah, laku, ulah 2) Macam, jenis 3) Lagu, musik langgam 4) Warna, corak, ragi Sedangkan keragaman sendiri berarti : 1) Perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam, 2) Keadaan beragam-ragam. Yang dimaksud adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa dan ras, budaya, agama dan keyakinan, ideologi, adat, kesopanan, serta situasi ekonomi.

Keanekaragaman budaya tak lain merupakan suatu fakta tentang keberadaan begitu banyak ragam budaya yang berbeda satu sama lain, yang dapat dibedakan berdasarkan pengamatan etnografis.Kesadaran adanya keanekaragaman tersebut semakin terasa di masa kini berkat komunikasi global dan meningkatnya kontak antarbudaya. Walaupun kesadaran yang semakin besar bukan merupakan jaminan atas kelestarian keanekaragaman budaya, namun hal tersebut menjadikan topik ini semakin mengemuka.

B. Keragaman sebagai sumber aset. Indonesia merupakan suatu negara yang sangat kaya akan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dimana masing-masing suku bangsa tersebut memiliki perbedaan dan keunikan baik dari segi bahasa daerah, adat istiadat, kebiasaan, dan berbagai hal lain yang memperkaya keanekaragaman dari budaya Indonesia itu sendiri. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan. Keanekaragaman budaya daerah tersebut merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Di samping itu, keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap eksistensinya. Hal ini perlu dicermati karena warisan budaya dan nilai-nilai tradisional tersebut mengandung banyak kearifan lokal yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini, dan seharusnya dilestarikan, diadaptasi atau bahkan dikembangkan lebih jauh. Nilai-nilai budaya lokal manusia adalah makhluk yang berbudaya. Budaya lahir dan dikembangkan oleh manusia, melalui akal dan pikiran, kebiasaan, dan tradisi. Kebudayaan merupakan hasil belajar yang sangat bergantung pada pengembangan kemampuan manusia yang unik yang memanfaatkan simbol, tanda-tanda, atau isyarat yang tidak ada paksaan atau hubungan alamiah dengan hal-hal yang mereka pertahankan. Maka setiap manusia baik individu atau atau kelompok dapat mengembangkan kebudayaan sesuai dengan cipta, rasa, dan karsa masing-masing. Menurut Gidden, kebanyakan apa yang dianggap tradisi di masa kini, telah melewati batas waktu dengan mengalami penyesuaian dengan perkembangan-perkembangan baru. Artinya, bahwa budaya masa lalu dapat direvitalisasi untuk memperkuat identitas suatu kelompok sosial, sekalipun budaya itu tidak lagi asli sebagaimana budaya itu hidup dan dimaknai di masa lalu. Artinya, perkembangan pengetahuan dan pengalaman manusia pendukung budaya akan mampu mendukung eksistensi budaya dan mereduksi nilai-nilai artifisial sehingga ada kebudayaan yang bersifat mendalam dan ada yang hanya bersifat nampak dipermukaan dan akan bertahan C. Keragaman sebagai sumber konflik Keanekaragaman budaya semakin menjadi masalah sosial yang besar, terkait dengan semakin tumbuhnya keanekaragaman aturan sosial di dalam dan di antara masyarakat (yang berbeda). Ketika berhadapan dengan keanekaragaman aturan dan tampilan tersebut, Negara terkadang bingung dalam bagaimana menyikapi atau menempatkan keanekaragaman budaya sebagai kepentingan bersama. Untuk dapat menanggapi secara spesifik situasi seperti ini, laporan ini berupaya menyediakan suatu kerangka kerja berdasarkan pemahaman terkini akan berbagai tantangan yang terkandung dalam keanekaragaman budaya, dengan mengidentifikasi beberapa kendala teoretis dan politis yang tak terpisahkan darinya.

Satu kesulitan yang pertama adalah terkait dengan sifat khusus budaya dalam bentuk keanekaragaman ini. Banyak kalangan yang meninjau keanekaragaman melalui beragam bentuk representasi budaya, khususnya karakterisasi etnis dan bahasa, untuk memahami budaya mereka yang heterogen. Kesulitan yang lain adalah terkait pengidentifikasian bagian-bagian dari keanekaragaman budaya. Terkait dengan hal ini, terminologi ‘budaya’, ‘peradaban’, dan ‘masyarakat’ memiliki konotasi yang berbeda tergantung dari konteks, contohnya konteks ilmu pengetahuan atau politik.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan mengenai Keragaman sebagai sumber aset budaya bangsa dan sumber konflik, disimpulkan hal- hal sebagai berikut: 1. Keragaman budaya adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa dan ras, budaya, agama dan keyakinan, ideologi, adat, kesopanan, serta situasi ekonomi. 2. Keragaman sebagai aset merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah.

3. Keragaman sebagai konflik semakin menjadi masalah sosial yang besar, terkait dengan semakin tumbuhnya keanekaragaman aturan sosial di dalam dan di antara masyarakat (yang berbeda) di era globalisasi ini.

B. Saran Dilihat dari keseluruhan pembahasan diatas, penulis menuliskan beberapa saran : 1. Berbahagilah kita dilahirkan di negara yang penuh keragaman. 2. Jadikanlah keragaman di negara kita tercinta ini sebagai potensi yang akan meningkatkan kualitas negara kita di mata dunia. 3. Jangan jadikan keragaman sebagai dasar masalah atau konflik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

4. Belajarlah dari setiap keragaman dan jadilah manusia yang dapat menggali potensi dari setiap keragaman yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
http://pariwisata.rejanglebongkab.go.id/melestarikan-budaya-lokal-sebagai-aset-kekayaan-nasional/

Klik untuk mengakses indonesie.pdf

Kamus Besar Bahasa Indonesia