Hewan lain yang memanfaatkan medan magnet bumi lainnya adalah ikan paus Tahukah kamu mengapa paus dapat terdampar?

Show

  • , aktif

Hewan lain yang memanfaatkan medan magnet bumi lainnya adalah ikan paus Tahukah kamu mengapa paus dapat terdampar?

Salah satu alasan paus sering terdampar adalah karena ia sakit. Foto: ibtimes.co.uk (Aisha Safira)

Sudah banyak kasus paus yang terdampar di pantai. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di dunia. Mengapa ya paus sering terdampar?

1. Terganggunya sistem navigasi paus

Paus mempunyai sistem navigasi yang dapat menunjukan ke arah mana ia berenang. Kalau penunjuk arah ini terganggu paus akan merasa bingung. Akhirnya ia pun akan tersesat dan bisa terdampar ke perairan yang dangkal. Sistem nagivasi ini bisa terganggu karena bermacam-macam hal. Salah satunya adalah aktivitas kapal perang atau pengukur kedalaman yang mengeluarkan suara tinggi. Suara ini disebut juga sonar. Selain itu bisa juga karena cuaca atau bentuk dasar laut yang tidak mereka kenal.

2. Terjadinya bencana alam

Bencana alam yang dimaksud di sini adalah gempa bumi yang disebabkan oleh gunung meletus. Fenomena alam ini disebut juga gempa bawah laut atau undersea quake. Seperti hewan lainnya, paus juga mempunyai naluri terhadap bencana atau gejala alam yang akan terjadi. Lalu, mereka akan mencari tempat untuk berlindung. Hal ini juga bisa menyebabkan mereka tersesat dan terdampar.

3. Sakit atau luka

Ketika paus sedang diburu oleh pemangsa atau berkelahi, mereka bisa terluka atau sakit. Dalam kondisi ini mereka juga akan mencari tempat berlindung. Biasanya mereka akan mencari tempat yang aman, yaitu menuju pesisir yang dangkal. Mereka dapat terdampar karena terbawa arus dan air yang pasang surut.

4. Terpisah dari kawanan

Paus biasanya berenang dalam bersama kawan-kawannya. Ia bisa terpisah jika sedang berburu mencari makanan. Kalau sudah begitu, paus yang sendirian bisa tersesat ke perairan yang dangkal dan terdampar. Tapi biasanya paus selalu bersama-sama karena ia adalah hewan yang setia. Oleh karena itu, paus sering terdampar secara massal.

5. Perubahan iklim

Iklim yang berubah membuat suhu air laut meningkat. Peningkatan ini menyebabkan suhu di lapisan dalam laut juga berubah. Perubahan ini membuat jalur berenang paus berubah. Paus bisa terbawa ke perairan yang lebih dangkal dengan jalur baru tersebut. Ada kemungkinan paus kemudai terdampar.

Baru-baru ini, 10 ekor paus sperma terdampar di perairan kawasan Ujong Batee, Kabupaten Aceh Besar. Enam dari 10 paus itu berhasil diselamatkan, tetapi empat sisanya mati.

Sementara itu, awal tahun ini, 600 paus pilot terdampar di Selandia Baru. Sekitar 400 di antaranya mati sebelum para relawan bisa mengembalikan mereka ke laut.

Terdamparnya kawanan paus seperti ini telah terjadi sejak dimulainya catatan manusia, dan hingga sekarang masih terjadi secara reguler.

Pada penghujung 2015, misalnya, 337 paus sei mati di fjord di Cile. Pada Februari 2016, 29 paus sperma ditemukan terdampar di pantai di Jerman, Belanda, Inggris bagian timur, dan Prancis bagian utara, sebuah rekor untuk spesies ini di Laut Utara.

Join 175,000 people who subscribe to free evidence-based news.

Mengapa hewan-hewan ini, yang amat menguasai seluk-beluk kehidupan di perairan, justru bergerak memasuki lingkungan daratan yang tidak ramah—sehingga berujung kematian?

Terdampar beramai-ramai terjadi pada hampir semua spesies paus di samudra. Paus pilot sirip panjang dan sirip pendek cenderung menjadi korban yang paling sering. Spesies lain misalnya paus pembunuh palsu, paus kepala melon, paus berparuh Cuvier dan paus sperma.

Mereka biasa hidup di kedalaman 1.000 meter lebih dan merupakan makhluk sosial. Mereka membentuk kelompok yang bisa terdiri dari ratusan ekor.

Spesies paus yang paling sering terdampar adalah mereka yang hidup di laut dalam, dan di lokasi yang sama, sehingga alam lebih berperan sebagai penyebab dibandingkan manusia. Paus kerap terdampar di area yang sangat dangkal, dengan lantai laut yang melandai perlahan dan sering kali berpasir.

Dengan situasi seperti itu, tidak heran jika hewan-hewan ini, yang terbiasa berenang di laut dalam, bisa kesulitan dan bahkan kembali terdampar bila mereka berhasil mengambang lagi.

Kemampuan ekolokasi yang mereka gunakan untuk membantu navigasi juga tidak berfungsi baik di lingkungan yang demikian. Jadi cukup mungkin bila mayoritas paus terdampar akibat kesalahan navigasi, misalnya ketika mereka memburu mangsa hingga ke daerah asing dan berbahaya.

Hewan lain yang memanfaatkan medan magnet bumi lainnya adalah ikan paus Tahukah kamu mengapa paus dapat terdampar?
Konsekuensi yang mematikan. Remko de Waal/EPA

Di bagian selatan Laut Utara, kawanan paus pernah tercatat terdampar setidaknya sejak tahun 1577.

Selain itu, terdampar secara massal tidak hanya disebabkan oleh tersesat atau kesalahan menentukan kedalaman air. Bisa saja ada satu ekor atau lebih paus yang memang sakit, dan ketika mereka makin lemah, mencari perairan yang lebih dangkal sehingga lebih mudah bernafas ke permukaan.

Baca juga: Wallacea: laboratorium hidup evolusi

Namun ketika tubuh mereka beristirahat pada permukaan keras untuk waktu yang lama, rongga dada mereka akan tertekan dan organ-organ dalam mereka pun rusak.

Efek sonar

Terkadang, kegiatan manusia dapat menyebabkan paus terdampar, khususnya kegiatan militer yang melibatkan penggunaan sonar. Hubungan ini pertama kali diungkapkan pada 1996 setelah latihan militer NATO di lepas pantai Yunani berlangsung bersamaan dengan terdamparnya 12 paus berparuh Cuvier. Sayangnya, hewan-hewan ini tidak sempat diperiksa dokter hewan.

Pada Mei 2000, kasus paus terdampar terjadi di Bahama bersamaan dengan aktivitas angkatan laut (AL) yang menggunakan sonar serupa. Ditemukan perdarahan pada sejumlah paus yang diperiksa, khususnya di telinga bagian dalam. Ini menandakan adanya trauma akustik.

Setelah kejadian serupa di Kepulauan Canary pada September 2002, dokter hewan juga mengidentifikasi gejala penyakit dekompresi yang artinya paus-paus itu tidak selalu mati karena terdampar, tapi mungkin saja terluka atau sudah mati lebih dulu di laut.

Banyak peneliti meyakini gelombang sonar mungkin memicu perilaku tertentu pada paus, yang mengganggu mereka dalam mengelola gas di dalam tubuh mereka. Akibatnya, kemampuan mereka menyelam dan timbul ke permukaan dengan aman pun terganggu.

Kebisingan dalam laut adalah masalah besar, yang muncul sebagai dampak kegiatan manusia memasukkan suara (dengan beragam intensitas dan frekuensi) ke dalam laut, yang berasal dari berbagai teknologi bahkan peledakan.

Gempa laut juga merupakan sumber kebisingan di bawah laut, yang juga bisa menyebabkan kerusakan fisik atau perilaku yang mengakibatkan paus terdampar, meski belum seorang pun yang membuat hubungan statistik di antara keduanya.

Ikatan sosial

Kasus terdamparnya paus di Aceh dan Selandia Baru, dengan keberhasilan menyelamatkan paus dalam jumlah signifikan, juga menimbulkan pertanyaan apakah beberapa hewan yang sehat hanya mengikuti yang sakit ke daerah berbahaya.

Bertahun-tahun lalu, saya ikut membantu lumba-lumba paruh pendek biasa yang terdampar hidup-hidup di Teifi Estuary, Inggris. Satu paus mati dengan cepat dan hasil otopsi menunjukkan, hewan itu memiliki infeksi parasit paru berat, yang diperkirakan mempersulit bernafas. Individu lainnya tetap berada di dekat temannya yang sekarat dan tampak sangat tertekan, terus saja bersiul.

Kami berhasil mengambangkan kembali lumba-lumba ini dan akhirnya ia pun berenang pergi. Bagi saya, kejadian itu menunjukkan kuatnya ikatan sosial yang terjadi di antara mereka. Ketika kita melihat sejumlah besar paus atau lumba-lumba seolah-olah melakukan bunuh diri massal, kemungkinannya adalah mereka saling merespon satu sama lain secara vokal, mencerminkan hubungan sosial mereka yang kuat.

Riset menunjukkan, paus yang terdampar massal bahkan belum tentu saling terkait satu sama lain. Jadi mungkin kasus terdampar beramai-ramai adalah cerminan dari betapa kuatnya ikatan sosial di antara paus.

If so, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. With the latest scientific discoveries, thoughtful analysis on political issues and research-based life tips, each email is filled with articles that will inform you and often intrigue you.

Editor and General Manager

Find peace of mind, and the facts, with experts. Add evidence-based articles to your news digest. No uninformed commentariat. Just experts. 90,000 of them have written for us. They trust us. Give it a go.

If you found the article you just read to be insightful, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. Each newsletter has articles that will inform and intrigue you.

Komentari artikel ini