HARTA YANG WAJIB DIKELUARKAN ZAKATNYA Oleh Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah emas dan perak, tanaman, buah-buahan, binatang ternak, dan harta karun. Pertama : Zakat Emas dan Perak Nishab Dan Ukuran Yang Wajib Dikeluarkan Nisab emas sebanyak 20 dinar, sedangkan perak 200 dirham, zakat keduanya sebanyak seperempatpuluh, sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: إِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيْهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَئٌ -يَعْنَى فِي الذَّهَبِ- حَتَّى يَكُوْنَ لَكَ عِشْرُوْنَ دِيْنَارًا, فَإِذَا كَانَتْ لَكَ عِشْرُوْنَ دِيْنَارٍ وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيْهَا نِصْفُ دِيْنَارٍ. “Apabila engkau memiliki 200 dirham dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya sebanyak 5 dirham. Tidak wajib atasmu zakat (emas) kecuali engkau memiliki 20 dinar, jika engkau memiliki 20 dinar dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya setengah dinar.” [1] Kedua :Zakat Perhiasan Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Aku mengenakan perhiasan dari perak, lalu aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, apakah ini termasuk harta simpanan?” Beliau menjawab: مَا بَلَغَ أَنْ تُؤَدِّيَ زَكَاتَهُ فَزُكِّيَ فَلَيْسَ بِكَنْزٍ. “Harta yang sudah sampai batas untuk dikeluarkan zakatnya, lalu dikeluarkan zakatnya, maka bukan lagi termasuk harta simpanan.” [2] Juga dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangiku dan beliau melihat di tanganku ada cincin tak bermata yang terbuat dari perak, kemudian beliau berkata, ‘Apa ini, wahai ‘Aisyah ?’ Aku menjawab, ‘Aku sengaja membuatnya agar aku bisa berhias untukmu wahai Rasulullah.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apakah engkau tunaikan zakatnya?’ Aku menjawab, ‘Tidak atau maasya Allah.’ Lalu beliau berkata, ‘Hal ini cukup untuk memasukkanmu ke dalam Neraka.’” [3] Ketiga : Zakat Tanaman dan Buah-Buahan وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ جَنَّاتٍ مَّعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۚ كُلُوا مِن ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ “Dan Dia-lah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-An’aam: 141] Jenis-Jenis Tanaman Dan Buah-Buahan Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya: Nishabnya: Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: لَيْسَ فيِمَا دُونَ خَمْسِِ ذَوْدٍ مِنَ اْلإِبِلِ صَدَقَةٌ, وَلَيْسَ فِيْمَا دُوْنَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ, وَلَيْسَ فِيْمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ. “Tidak ada zakat pada unta yang jumlahnya kurang dari 5 ekor, juga pada perak yang kurang dari 5 awaq [5] , dan tidak pula pada kurma yang kurang dari 5 ausuq .” [6][7] Ukuran Yang Wajib Dikeluarkan: فِيْمَا سَقَتِ اْلأَنْهَارُ وَالْغَيْمُ الْعُشُوْرُ, وَفِيْمَا سُقِيَ بِالسَّانِيَّةِ نِصْفُ الْعُشُورِ. “Pada (perkebunan) yang disirami dari sungai dan hujan ada kewajiban zakat sepersepuluh, dan yang disirami dengan alat seperduapuluh.”[8] Juga diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: فيِمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالْعُيُوْنُ أَوْ كَانَ عَثَرِيًا الْعُشْرُ, وَفِيْمَا سُقِيَ بِالنُضْحِ نِصْفُ الْعُشُرِ. “Tanaman yang disiram dengan air hujan atau dengan sumber air atau dengan pengisapan air dari tanah, zakatnya sepersepuluh, dan tanaman yang disiram dengan tenaga manusia, zakatnya seperduapuluh.” [9] Menaksir (Khirshu an-Nakhiil)* Kurma dan Anggur Dan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus ‘Abdullah bin Rawahah untuk menaksir buah kurma ketika sudah mulai matang sebelum dikonsumsi, kemudian beliau memberikan pilihan kepada orang-orang Yahudi apakah jumlah taksiran tersebut akan diambil oleh amil zakat atau mereka yang nantinya menyerahkannya langsung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar zakatnya dihitung sebelum kurma tersebut dikonsumsi dan dipilah-pilah.” [11] Keempat : Zakat Hewan Ternak 1. Zakat Unta Baca Juga Golongan Yang Berhak Menerima Zakat لَيْسَ فيِمَا دُوْنَ خَمْسِ ذَوْدٍ مِنَ اْلإِبِلِ صَدَقَةٌ. “Tidak ada zakat pada unta yang jumlahnya kurang dari 5 ekor.” [12] Jumlah Zakat Yang Wajib Dikeluarkan: Barangsiapa Yang Wajib Mengeluarkan Zakat Berupa Hewan Dengan Umur Tertentu Tetapi Dia Tidak Memilikinya 2. Zakat Sapi 3. Zakat Kambing Syarat-Syarat Wajibnya Zakat Hewan Ternak 2. Telah berlalu haul (satu tahun), berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : لاَ زَكَاةَ فِي مَالٍ حَتَّى يَحُوْلَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ. “Tidak wajib zakat pada harta yang belum sampai haulnya (satu tahun).” [17] 3. Hendaklah hewan ternak tersebut selama setahun lebih sering digembalakan dengan cara mencari rumput sendiri, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Zakat kambing yang dilepas mencari makan sendiri, jika telah mencapai jumlah 40 hingga 120 ekor, zakatnya seekor kambing…” [18] Dan juga sabdanya: فِي كُلِّ إِبِلٍ سَائِمَةٍ فِي كُلِّ أَرْبَعِيْنَ ابْنَةُ لَبُوْنٍ. “Pada setiap 40 ekor unta yang dilepas mencari makan sendiri, zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya memasuki tahun ketiga.” [19] Jenis Harta Yang Tidak Boleh Diambil Sebagai Zakat Baca Juga Kedudukan Zakat Dalam Agama Islam وَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ. “Dan janganlah engkau mengambil harta-harta mereka yang mulia (sebagai zakat)…” [20] Dari Anas Radhiyallahu anhu bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu anhu telah menulis surat untuknya yang berisi kewajiban zakat yang telah diwajibkan Allah dan Rasul-Nya, yang berbunyi, “Tidak boleh dikeluarkan untuk zakat hewan, hewan yang tua dan yang cacat, dan tidak bo-leh dikeluarkan yang jantan kecuali jika pemiliknya menghendaki.” [21] Hukum Harta Yang Terkumpul Padanya Dua Hak Dari Anas Radhiyallahu anhu bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu anhu telah menulis surat untuknya yang berisi kewajiban zakat yang telah diwajibkan Allah dan Rasul-Nya, yang di antaranya berbunyi, “Tidak boleh dikumpulkan antara hewan-hewan ternak yang terpisah dan tidak boleh dipisahkan antara hewan-hewan ternak yang terkumpul karena takut mengeluarkan zakat. Hewan ternak kumpulan dari dua orang, pada waktu zakat harus kembali dibagi rata antar keduanya.” [22] Kelima : Zakat Harta Karun (Rikaz) Diwajibkan untuk segera mengeluarkan zakatnya tanpa ada syarat harus sampai nishab dan haul. Hal ini berdasarkan keumuman sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: وَ فِي الرِّكَازِ الْخُمُسُ. “Zakat rikaz adalah seperlima.” [23] [Disalin dari kitab Al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil Aziiz, Penulis Syaikh Abdul Azhim bin Badawai al-Khalafi, Edisi Indonesia Panduan Fiqih Lengkap, Penerjemah Team Tashfiyah LIPIA – Jakarta, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, Cetakan Pertama Ramadhan 1428 – September 2007M] _______ Footnote [1]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1391)], Sunan Abi Dawud (IV/447, no. 1558). [2]. Hasan: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir, (no. 5582)], [Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 559)], Sunan Abi Dawud (IV/426, no. 1549), Ad-Daraquthni (II/105). [3]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1384)], Sunan Abi Dawud (IV/427, no. 1550), ad-Daraquthni (II/105). [4]. Shahih: [ Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah 879], Mustadrak al-Hakim (I/401), al-Baihaqi (IV/125). [5]. Awaaq: bentuk jamak dari auqiyah, Ibnu Hajar berkata, “Telah disepakati bahwa ukuran auqiyah dalam hadits ini sama dengan 40 dirham yang ter-buat dari perak murni.” [6]. Ausuq: bentuk jamak dari wasaq -dengan huruf wawu difat-hahkan atau boleh juga dikasrahkan- yaitu 60 sha’, lihat Fat-hul Baari (III/364), cet. Daar ar-Rayyan. [7]. Muttafaq ‘alaihi: [Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/310, no. 1447) ini adalah lafazhnya, Shahiih Muslim (II/673, no. 979), Sunan at-Tirmidzi (II/69, no. 622), Sunan an-Nasa-i (V/17), Sunan Ibni Majah (I/571, no. 1793). [8]. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 4271)], Shahiih Muslim (II/675, no. 981) ini adalah lafazhnya, Sunan Abi Dawud (IV/486, no. 1582), Sunan an-Nasa-i (V/42). [9]. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 427)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/347, no. 1483) dan ini adalah lafazhnya, Sunan Abi Dawud (IV/485, no. 1581), Sunan at-Tirmidzi (II/76, no. 635), Sunan an-Nasa-i (V/41), Sunan Ibni Majah (I/581, no. 1817). * Khirsh an-Nakhiil: Memperkirakan berapa jumlah buah kurma kering yang akan diperoleh dari buah kurma basah yang terdapat di sebuah pohon. At-Tirmidzi menceritakan dari sebagian ahli ilmu bahwa yang dimaksud di sini adalah jika terdapat buah kurma basah (ruthab) dan anggur yang wajib untuk dikeluarkan zakatnya, maka pemerintah setempat mengutus sese-orang yang ahli untuk menaksirkan berapa jumlah zakat yang harus dike-luarkan, kemudian dia memperhatikan pohon tersebut lalu berkata: Dari pohon ini akan menghasilkan sejumlah sekian dari kurma kering (tamr), lalu dia menghitungnya dan menghitung zakatnya sebanyak sepersepuluh dari jumlah yang diperkirakan, kemudian meninggalkannya bersama pemiliknya, manakala datang waktu panen diambil darinya zakat sebanyak sepersepuluh. (Fat-hul Baari III/403, cet. Dar ar-Rayyan) [10]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 2643)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari (III/343, no. 1481, 3079). [11]. Hasan lighairihi (hadits yang dha’if tetapi karena banyak jalur sanadnya, maka ia naik menjadi hasan): [Irwaa-ul Ghaliil (no. 805)], Sunan Abi Dawud (IX/276, no. 3396). [12]. Telah berlalu takhrijnya [13]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1375)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/317, no. 1454), (III/316, no. 1453), Sunan Abi Dawud (IV/431, no. 1552), Sunan an-Nasa-i (V/18), Sunan Ibni Majah (I/575/1800) hadits yang kedua saja. [14]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1375)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari (III/317, no. 1454, III/316, no. 1453)), Sunan Abi Dawud (IV/431, no. 1552), Sunan an-Nasa-i (V/18), Sunan Ibni Majah (I/575, no. 1800) pada hadits yang kedua saja. [15]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1394)], Sunan at-Tirmidzi (II/68, no. 619), Sunan Abi Dawud (IV/457, no. 1561), Sunan an-Nasa-i (V/26), Sunan Ibni Majah (I/576, no. 1803) dan lafazh ini adalah miliknya, sedangkan da-lam riwayat yang lainnya ada tambahan pada akhir hadits ini. [16]. Telah berlalu takhrijnya. [17]. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7497)], Sunan Ibni Majah (I/571, no. 1792), ad-Daraquthni (II/90, no. 3), al-Baihaqi (IV/103). [18]. Penggalan hadits Abu Bakar yang telah berlalu takhrijnya. [19]. Telah berlalu takhrijnya. [20]. Muttafaq ‘alaihi: Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/357, no. 1496), Sha-hiih Muslim (I/50, no. 19), Sunan at-Tirmidzi (II/69, no. 621), Sunan Abi Dawud (IV/467, no. 1569), Sunan an-Nasa-i (V/55). [21]. Telah berlalu takhrijnya [22]. Telah berlalu takhrijnya. [23]. Muttafaq ‘alaihi: Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari (III/364, no. 1499)), Sha-hiih Muslim (III/1334, no. 1710), Sunan at-Tirmidzi (II/77, no. 637), Sunan an-Nasa-i (V/45), Sunan Ibni Majah (II/839, no. 2509), Sunan Abi Dawud (VIII/341, no. 3069), hadits ini dalam riwayat dua kitab, yang pertama diriwayatkan secara panjang, adapun dalam kitab yang lainnya tidaklah disebutkan kecuali seperti lafazh di atas.
🔍 Yaumul Mahfudz, Halal Bi Halal Adalah, Asmaul Husna Al Matin, Pembunuhan Dalam Islam, Al Quran Salam |