Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada di daerah yang terkena bayangan

Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada di daerah yang terkena bayangan

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada di daerah yang terkena bayangan

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. penumbra
  2. perpanjangan penumbra
  3. umbra
  4. perpanjangan umbra
Klik Disini Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada di daerah yang terkena bayangan

Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada di daerah yang terkena bayangan
Lihat Foto

NASA VIA BBC INDONESIA

Ilustrasi selama gerhana bulan total, sinar matahari disaring oleh atmosfer bumi dan bulan berwarna oranye. [NASA VIA BBC INDONESIA]

KOMPAS.com - Fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada Minggu (15/5/2022) hingga Senin (16/5/2022). Ini merupakan fenomena Gerhana Bulan Total pertama yang terjadi di tahun 2022.

Gerhana Bulan Total sendiri adalah sebuah fenomena astronomi yang terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus, dan Bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi. Akibat dari fenomena GBT adalah sinar Matahari tidak dapat dipantulkan ke permukaan Bulan.

Gerhana Bulan Total 15 Mei 2022 akan dimulai sekitar pukul 22:28 EDT (Eastern Daylight Time) atau 09.00 WIB. Kemudian, puncak dari Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 16 Mei 2022, pukul 04.11 UT (Universal Time) atau 11.11 WIB.

Bulan diperkirakan membutuhkan waktu 3 jam, 27 menit dan 58 detik untuk melewati umbra sepenuhnya.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Akan Terjadi pada 15-16 Mei 2022, Bisakah Dilihat dari Indonesia?

Gerhana Bulan Total menjadi fenomena astronomi yang cukup ditunggu-tunggu. Tidak sedikit orang yang penasaran dan ingin mengamatinya secara langsung.

Bagi Anda yang ingin mengamati Gerhana Bulan, tidak perlu khawatir sebab Gerhana Bulan bisa diamati secara langsung dengan mata telanjang. Berbeda dengan Gerhana Matahari yang perlu pengamanan khusus seperti kacamata.

Meski begitu, agar terlihat jelas, Gerhana Bulan sebaiknya diamati dengan menggunakan teropong atau teleskop.

Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada di daerah yang terkena bayangan

Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada di daerah yang terkena bayangan
Lihat Foto

KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA

Ilustrasi pengamatan gerhana bulan total. (FOTO: Dok. Itera Lampung)

Wilayah yang bisa mengamati Gerhana Bulan Total 15-16 Mei 2022

Menjadi Gerhana Bulan Total pertama di tahun 2022, apakah Gerhana Bulan Total 15-16 Mei besok bisa diamati dari wilayah Indonesia? Sayangnya, jawabannya adalah tidak.

Menurut profesor astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, GBT kali ini cukup terbatas wilayah yang dapat mengamatinya.

"(Gerhana Bulan Total) tidak terlihat di Indonesia. Hanya wilayah Benua Amerika dan Afrika yang bisa menyaksikan," terang Thomas saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/5/2022).

Jakarta -

Gerhana bulan adalah peristiwa antariksa saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Fenomena ini dibagi menjadi gerhana bulan total, sebagian dan penumbra.

Tahun ini terjadi gerhana bulan total pada 15-16 Mei 2022 yang bisa disaksikan sebagian masyarakat dunia. Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan total, saat satelit alami bumi tertutup bayangan bumi?

Proses Gerhana Bulan Total

Mengutip laman Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud RI, gerhana bulan total 2022 terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi dan bulan berada tepat di satu garis yang sama. Berikut prosesnya:

1. Proses gerhana bulan ini diawali dengan posisi bulan berada di sisi yang berlawanan dengan sisi bumi yang mengalami siang hari.

2. Sinar matahari akan menempuh lintasan yang lebih panjang dibandingkan dari sisi bumi yang mengalami siang hari.

3. Kemudian sinar matahari yang sampai ke bulan akan dibiaskan ke panjang gelombang yang lebih panjang dalam spektrum cahaya tampak yaitu spektrum merah.

Gerhana bulan total cenderung memiliki warna kemerahan karena efek pembiasan Rayleigh, yaitu pembiasan sinar matahari secara selektif oleh atmosfer bumi. Namun, gerhana bulan total juga dapat berwarna jingga kemerahan jika terdapat debu dan kualitas udara yang buruk di lokasi pengamatan.

Fenomena Gerhana Bulan Total 2022

Menurut keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peristiwa gerhana bulan 2022 terjadi pada tanggal 15-16 Mei 2022.

"Gerhana ini puncaknya akan terjadi pada 16 Mei 2022 pukul 04.11.33 UT atau 11.11.33 WIB. Bagi beberapa wilayah di benua Amerika, puncak gerhana kali ini terjadi pada 15 Mei 2022," tulis LAPAN, dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa, Minggu (15/5/2022).

Gerhana bulan total 2022 tidak dapat dilihat secara langsung di Indonesia karena bulan sudah di bawah ufuk. Namun masyarakat yang berada di belahan bumi lain dapat menyaksikan fenomena ini.

Beberapa wilayah yang bisa menyaksikan gerhana bulan total 2022 adalah] Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Afrika, Timur Tengah (kecuali Iran bagian Timur), Selandia Baru, hingga Sebagian besar Oseania.

Simak Video "Ilmuwan Ungkap Temuan Menarik Tentang Bintang di Galaksi Bima Sakti"



(faz/row)

Jakarta -

Setelah 80 tahun, gerhana bulan sebagian akan terjadi pada tahun ini. Tepatnya pada 19 November 2021 mendatang. Bahkan, dikabarkan menjadi gerhana bulan sebagian terlama dan masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fenomena langka ini.

"Gerhana bulan sebagian kali ini merupakan gerhana Bulan Sebagian yang terlama, setidaknya untuk Indonesia sejak 80 tahun terakhir," kata peneliti Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN Andi Pangerang, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (17/11/2021).

Gerhana bulan sebagian yang akan terjadi minggu ini disebut sebagai gerhana bulan terlama pada abad ini. Pasalnya, melansir dari BBC Indonesia, umumnya fenomena gerhana bulan sebagian hanya berlangsung selama kurang dari dua jam.

Sementara itu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan, diprediksikan bayangan bumi akan menutupi bulan selama 3 jam dan 28 menit pada gerhana bulan sebagian ini.

Lalu, bagaimana proses terjadinya gerhana bulan tersebut?

Gerhana bulan dapat terjadi saat bayangan bumi menghalangi cahaya matahari menuju ke bulan. Peristiwa ini mengakibatkan bulan menjadi gelap karena tidak ada cahaya matahari yang dipantulkan.

"Gerhana bulan terjadi jika posisi matahari, bumi, dan bulan dalam satu garis lurus. Posisi bumi terletak di antara matahari dan bulan," tulis buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Alam karya Tim Tunas Guru.

Menurut NASA, siklus maksimal gerhana bulan dalam setahun hanyalah terjadi sebanyak tiga kali. Gerhana bulan tidak terjadi dua kali dalam sebulan dikarenakan orbit bulan di sekitar bumi, miring tergantung dengan orbit bumi di sekitar matahari.

Berdasarkan jenisnya, gerhana bulan terbagi menjadi tiga, yaitu total, parsial, dan penumbra.

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi, dan bulan berada tepat di satu garis yang sama. Peristiwa ini hanya berlangsung selama beberapa menit.

Kemudian, gerhana bulan penumbra terjadi apabila seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra bumi. Pada peristiwa ini, bulan masih terlihat meskipun tidak terlalu terang. Peristiwa ini bisa berlangsung selama beberapa jam.

Sementara itu, peristiwa yang akan terjadi pada 19 November mendatang adalah gerhana bulan sebagian. Fenomena ini terjadi bila sebagian permukaan bulan masuk ke dalam bayangan umbra (bayangan inti) bumi dan sisanya dalam penumbra (bayangan kabur) bumi.

Meskipun dapat disaksikan dari Indonesia, menurut situs BMKG, gerhana bulan sebagian pada minggu ini tidak bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.

Masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fase puncak dan fase akhir pada fenomena langka ini. Fase puncak hanya dapat disaksikan di Provinsi Papua Barat selain Kab. Kepulauan Raja Ampat dan sebagian Provinsi Maluku.

Sementara itu, berikut ini daerah-daerah yang bisa menyaksikan fase akhir gerhana bulan sebagian di antaranya, Pulau Papua, Kep. Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Pulau Madura, Bali, Jawa (kecuali Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Sukabumi, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kab. Bandung Barat).

Kemudian Provinsi Kep. Riau (Kep. Natuna dan Kep. Anambas) dan Provinsi Bangka Belitung (kecuali Bangka Barat) juga dapat menyaksikan fase akhir dari gerhana bulan sebagian ini.

Simak Video "NASA Bakal Bangun PLTN di Bulan"



(rah/pay)