Gejala sosial akibat heterogenitas sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi

Suatu masyarakat terbentuk karena adanya perbedaan, sementara perbedaan sendiri menjadikan kehidupan dalam bermasyarakat menjadi lebih beragam. Dalam ilmu sosiologi, konsep ini dikenal dengan heterogenitas sosial. Apa sih ini?

Heterogenitas sosial atau keberagaman masyarakat merupakan pengelompokan di masyarakat yang didasarkan pada perbedaan peran dan fungsi yang dimiliki individu maupun kelompk. Perbedaan tersebut meliputi suku bangsa, ras, agama, dan antargolongan.

Di Indonesia misalnya, keberagaman itu ada berkat banyaknya suku, bahasa, juga agama yang dianut warga negaranya. Hal yang sama bisa kita temukan di negara seperti Australia. Dimana kita bisa menemukan orang kulit putih, orang kulit hitam, orang Asia, dan lainnya, dengan berbagai macam agama, seperti Kristen, Islam, bahkan Atheis.

Tak sampai disitu, tak jarang bahkan kita juga akan menemui orang berbicara dalam banyak bahasa di negeri Kangguru ini, dari yang berbicara dalam bahasa Inggirs, bahasa Indonesia, bahasa Spanyol, bahasa India, dan sebagainya. Meski tetap, bahasa Inggris menjadi bahasa utama.

Pemandangan yang kontras kita temukan di negara seperti Jepang atau Korea, yang mayoritas berkulit putih, dengan asal moyang yang sama, dan bahasa yang sama pula.

(Baca juga: Apa yang Dimaksud Harmoni Sosial?)

Di masyarakat, heterogenitas sosial dibagi menjadi dua, termasuk heterogenitas profesi dan heterogenitas jenis kelamin. Apa yang membedakan?

Heterogenitas profesi merupakan heterogenitas masyarakat berdasarkan profesi/pekerjaan di masyarakat. Keberagaman Indonesia mulai dari penduduk, letak geografis memunculkan berbagai macam profesi dan pekerjaan, dimana profesi/pekerjaan yang ada memiliki berbagai fungsi masing-masing di dalam masyarakat.

Sementara itu, heterogenitas jenis kelamin adalah keberagaman masyarakat berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Heterogenitas jenis kelamin menakankan pada peran di masyarakat. Dimana laki-laki dan perempuan memiliki perannya masing-masing dan mempunyai kedudukan yang sama di dalam masyarakat.

Gejala sosial akibat heterogenitas sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi
Kehidupan Masyarakat Indonesia
Dalam masyarakat modern, keanekaragam masyarakat atau heterogenas merupakan suatu kenisacayaan. Hal ini terbentuk karena adanya perbedden tungsi dan ciri dalam kehidupan bermasyarakat. Maksud perbedaan Tungsi yang dimiliki individu dan kelompok dalam masyarakat yaitu berkaitan dengan kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa kontribusi mereka, sistem tidak akan berjalan dengan baik. Apabila kita ibaratkan masyarakat sebagai sebuah sistem maka peran atau fungsi individu atau kelompok menjadi elemen atau unsur-unsurnya. Ibarat sebuah mobil adalah suatu sistem, tanpa adanya roda, bahan bakar, kemudi, rem, dan lain sebagainya, semuanya harus berfungsi dengan baik apabila kita menginginkan mobil tersebut dapat melaju dengan baik.

Dalam kehidupan masyarakat, terdapat dua macam heterogenitas, yaitu sebagai berikut.


  1. Heterogenitas berdasarkan profesi atau pekerjaan. Indonesia memiliki penduduk yang banyak dan tempat tinggal mereka terpisah-pisah. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai jenis pekerjaan atau profesi yang disandangnya dalam masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat yang semakin modern juga menjadi faktor beragamnya profesi. Profesi atau pekerjaan yang terdapat dalam masyarakat, antara lain buruh, pendidik, pedagang, petani, nelayan, pegawai negeri, pegawai swasta, teknisi, dan lain sebagainya. Suatu profesi atau pekerjaan agar dapat dikatakan berhasil jika dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, setiap profesi dituntut memiliki keahlian atau profesionalisme. Dengan demikian, untuk mememuhi tuntutan tersebut, tiap orang harus memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang profesi yang disandangnya. Dalam kehidupan masyarakat, heterogenitas profesi ini memiliki fungsi masing-masing. Meskipun demikian, apapun profesinya, seseorang akan dihargai
  2. Heterogenitas berdasarkan jenis kelamin. Secara konstitusional, di Indonesia tidak ada diskriminasi sosial atas dasar jenis kelamin. Meskipun demikian, pandangan diskriminasi "gender" masih melekat dalam masyarakat Indonesia. Penyebabnya, adanya faktor agama dan kebudayaan masyarakat Indonesia. Jika kita melihat kemajuan Indonesia sekarang ini, sebenarnya sudah tidak selayaknya perbedaan jenis kelamin di masukkan dalam diskriminasi gender. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa di dalam pembangunan Indonesia, peran dan kontribusi perempuan tidak bisa kita abaikan. Untuk itu, diperlukan hubungan kesejajaran antara laki-laki dan perempuan, yaitu saling menghargai, saling membutuhkan, dan saling melengkapi.
Kedua macam heterogenitas di atas, dapat kita masukkan ke dalam hubungan horizontal atau diferensiasi karena keduanya memiliki fungsi (peran) di dalam masyarakat.

Gejala-gejala sosial akibat pengaruh heterogenitas pekerjaan

Peradaban semakin berkembang, baik di kota maupun di desa. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ditunjang oleh kemajuan transportasi dan komunikasi. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka semakin beragam jenis pekerjaan yang ada di masyarakat. Suatu pekerjaan yang dulunya tidak ada menjadi ada dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Setiap pekerjaan tentu memerlukan keahlian atau profesionalitas. Untuk itu, lembaga pendidikan yang mengakomodasi kebutuhan tersebut harus disiapkan. Dengan kata lain, pemenuhan kebutuhan dan sarana penunjangnya harus sejalan. Apabila hal itu tidak sejalan, kadang kala muncul suatu kondisi yang kurang kondusif sehingga muncul berbagai hal yang tidak dikehendaki, seperti adanya pengangguran, urbanisasi, kriminalitas, korupsi, dan ketimpangan sosial.

Gejala-gejala sosial akibat heterogenitas jenis kelamin

Pada masyarakat modern, gejala-gejala sosial akibat heterogenitas jenis kelamin lebih ditekankan pada semakin luasnya fungsi dan peran perempuan dan laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini tercermin dari banyaknya pekerjaan laki-laki yang dikerjakan oleh perempuan, begitu sebaliknya pekerjaan perempuan juga dikerjakan oleh laki-laki sehingga batas pekerjaan antara laki-laki dan perempuan kian menipis. Hal demikian ditunjang dengan berkembangnya paham demokrasi yang memberi ruang bekerja bagi seluruh jenis kelamin yang menuntut profesionalitas.

Sejak abad ke-20, mulailah muncul laki-laki bekerja sebagai designer, juru masak, dan lain sebagainya yang sebelumnya merupakan profesi perempuan. Begitu pula sebaliknya, banyak perempuan bekerja sebagai pilot, dokter, peniliti, bahkan menjadi kepala eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang dulu merupakan pekerjaan laki-laki sudah menjadi profesi perempuan.

Gejala sosial akibat heterogenitas sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi

Gejala sosial menjadi salah satu bahasan penting dalam ilmu sosial, khususnya di dalam ilmu sosiologi. Gejala sosial bahkan menjadi objek kajian sosiologi secara utuh. Hal ini karena realitasnya sangat dipengaruhi  dengan pergerakan yang ada dalam masyarakat yang bergerak dinamis dan berubah-ubah.

Oleh karena itulah gejala sosial memang ada setiap terjadi jenis interaksi sosial, meski dapat dikendalikan apabila sama-sama memiliki kesadaran yang tinggi akan suatu permasalahan yang ditimbulkan akan tetapi terkadang tidak dapat dikendalikan dengan mudah.

Gejala Sosial

Gejala sosial dalam arti asyarakat bisa dikatakan sebagai hasil interaksi sosial antar manusia dalam masyarakat sehingga bsia saja sesuai harapan masyarakat dan tidak sèsuai harapan masyarakat.

Oleh karena itu, setiap gejala sosial menurut Auguste Comte sebagai sosiolog pertama mengemukakan bahwa arti sosiologi akan senantiasa tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah

Pengertian Gejala Sosial

Gejala sosial adalah serangkaian bentuk realitas sosial yang dialami oleh manusia, baik secara individu dan kelompok yang terjadi karena adanya proses interaksi sosial sehingga menimbulkan akibat yang positif dan juga negataif.

Pengertian Gejala Sosial Menurut Para Ahli

Gejala sosial akibat heterogenitas sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi
Pengertian Gejala Sosial Menurut Para Ahli

Definisi gejala sosial menurut para ahali, antara lain;

Definisi gejala sosial adalah hubungan timbal balik gejala sosial dan gejala nonsosial yang terjadi karena hubungan yang ada di dalam masyarakat. Gejala sosial ini menurutnya terbagi menjadi 4, yaitu gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral.

Ciri Gejala Sosial

Ada berbagai karakteristik yang melengkapi dalam gejala sosial. Antara lain;

  1. Kompleks
  2. Beranekaragam
  3. Selalu berubah-ubah (dinamis)
  4. Tidak universal
  5. Tidak mudah dimengerti
  6. Kurang obyektif
  7. Bersifat kualitatif
  8. Fenomenanya sangat sulit untuk diprediksi

Faktor Penyebab Gejala Sosial

Adapun faktor yang menjadi pendorong dalam gejala sosial. Antara lain;

  1. Pengaruh Heterogenitas Sosial

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat heterogen. Heterogenitas dalam masyarakat ditandai adanya perbedaan, balk secara horizontal maupun vertikal. Oleh karena itu, muncul gejala sosial seperti stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial.

Stratifikasi sosial adalah penggolongan warga masyarakat dalam kelompok kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarki) menurut dimensi kekuasaan, kehormatan, dan prestise. Sementara itu, diferensiasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat secara horizontal atau memiliki kedudukan sejajar.

Sebagai bentuk gejala sosial akibat pengaruh heterogenitas sosial adalah tentang ras, agama, suku bangsa, dan profesi.

  1. Pengaruh Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial merupakan perbuatan yang melanggar aturan dan norma sosial dalam masyarakat. Penyimpangan sosial dapat memunculkan berbagal gejala sosial di antaranya pergeseran peran, contoh kenakalan remaja, kriminalitas, dan penyimpangan seksual. Akan tetapi, tidak semua penyimpangan bersifat negatif

Ada pula penyimpangan sosial yang bersifat positif, misalnya pergeseran peran yang banyak dilakukan dala lembaga sosial, tujuannya pergeseran peran adalah untuk mengganti atau meregenerasi kepemimpinan baru dalam upaya mewujudkan cita-cita dan keinginan bersama.

  1. Pengaruh Perubahan SossiaI

Perubahan sosial dalam masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku, nilai, dan norma yang menjadi pedoman masyarakat. Oeh karena itu, muncul gejala sosial dalam masyarakat seperti globalisasi, westernalisasi, modernisasi, contoh hedonisme, culture shock, culture lag, konsumerisme, industrialisasi, dan dekadensi moral.

Perubahan sosial dapat terjadi ketika unsur materiel memberikan pengaruh lebih besar pada unsur imateriel. Misalnya, penggunaan teknologin mesin dalam industrialisasi. Penggunaan teknologi mesin dalam industrialisasi merupakan unsur materiel.

Sementara itu, bentuk imateriel menekankan pada perubahan sikap akibat keberadaan penemuan baru atau pengaruh materiel.  Oleh karena itu, segala bentuk perubahan sosial dalam masyarakat harus disikapi secara bijak agar tidak berdampak negatif.

Dampak Gelaja Sosial

Adapun untuk dampak yang diakibatkan dalam gelaja sosial ini. Antara lain;

Penjelasan mengenai dampak negatif dalam gelaja sosial adalah sebagai berikut;

  1. Terjadi ketidakteraturan sosial dalam masyarakat
  2. Penyimpangan sosial semakin meningkat
  3. Terjadi kerusakan lingkungan alam
  4. Terjadi masalah kependudukan
  5. Konflik sosial meningkat
  6. Dekadensi moral

Adapun dampak positif yang ada di dalam gejala sosial masyarakat sebagai berikut;

  1. Kualitas pendidikan masyarakat meningkat.
  2. Masyarakat semakin maju dan produktif.
  3. Timbulnya rasa toleransi.
  4. Kesetaraan gender.

Contoh Gejala Sosial

Adapun untuk beberapa contoh mengenai gelaja sosial yang terjadi dalam masyarakat, antara lain;

Misalnya saja adalah perkembangan teknologi yang semakin maju pada akhirnya mampu mengubah cara berkomunikasi masyarakat. Sebagai contohya di dalam masyarakat cenderung menggunakan telepon seluler dan media sosial untuk menghubungi kerabat dekat walaupun jarak yang harus ditempuh relatif dekat. Kondisi tersebut terjadi karena hampir setiàp orang memiliki telepon seluler dan media sosial.

Contoh mengenai fenomena gelaja sosial diatas, dapat dikatakan sebagai gejala sosial yang dapat mengurangi interaksi sosial langsung alasannya karena perubahan cara berkomunikasi manusia dengan menggunakan perantara seperti telepon seluler menjadi sebuah tanda bahwa masyarakat telah mengalami perubahan sosial.

Dahulu masyarakat berkomunikasi dengan mendatangi orang lain secara langsung walaupun jarak yang harus ditempuh sangat jauh. Akan tetapi, saat ini masyarakat cenderung berkomunikasi menggunakan telepon seluler.

Perubahan tersebut dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif perubahan tersebut yaitu mempermudah manusia menjalin komunikasi dengan orang lain di tempat yang jauh. Adapun dampak negatif gejala sosial akibat perubahan sosial tersebut yaitu mengurangi interaksi sosial antarmanusia secara langsung. Akibatnya. manusia menjadi kurang peka terhadap orang lain.

Penyebab adanya sebuah gejolak apabila masyarakat lapisan paling bawah sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan primernya, sementara para konglomerat semakin kaya dan tidak memperdulikan keadaan orang disekitarnya. Sehingga dampak kesenjangan ekonomi ini menimbulkan tingginya angka kriminalitas yang tinggi.

Tingkah laku remaja pada saat ini terkadang diluar bentuk tindakan sosial yang wajar, sehingga kondisi ini menimbulkan kecemasan masyarakat sekitar. Hal ini jelas membuat orang tua merasa khawatir akan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Pada bidang ekonomi maupun ruang lingkup pekerjaan. Perwujutan atas bentuk gejala sosial misalnya saja tercermin atas status sosial kita yang bekerja sebagai sekertaris pimpinan dan merangkap sebagai humas kantor. Dimana dalam kasus ini seorang pimpinan di kantor anda memiliki pandangan yang begitu tajam serta ekstrim dalam memandang hitam dan putih, hal tersebut menyebabkan pecah belahnya tim karena tidak semua memiliki pandangan yang sama. Apalabila dibirakan akan memberikan akibat negatif lantaran mampu menunrunkan performa semua kariawan.

Prihal kasus ini untuk menangani gejala sosial yang ada maka diperlukan cara agar pandangan berkembang menjadi pandangan bersama sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial.

Penggambaran lainnya yang bergubungan dengan adanya gejala sosial di masyarakat ialah munculnya pinjaman online yang disatu sisi membantu masyarakat ketika kesulitan dalam perekonomian, namun disisi lainnya kadangkala membuat masyarakat harus membayar lebih dari apa yang sudah di atur oleh pemerintah. Prihal inilah menjadi penggambaran atas adanya gejala sosial pada masyarakat digital.

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat berdampak positif dan negatif. Akibat tersebut bergantung pada sikap masyarakat dalam menghadapinya. Masyarakat hendaknya menyikapi gejala sosial secara bijak agar berdampak positif bagi diri dan kehidupannya. Jika tidak disikapi secara bijak, gejala sosial dapat berdampak negatif.

Disisi lainnya faktor penyebab gejala sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gejala sosial akibat pengaruh heterogenitas sosial, penyimpangan sosial, dan perubahan sosial.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian gejala sosial menurut para ahli, ciri, faktor, jenis, dampak, dan contohnya. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan referensi dan pemahaman mendalam bagi pembaca sekalian.