Gangguan yang terjadi karena kekurangan vitamin A tampak pada gangguan sistem

Diagnosis Defisiensi Vitamin A general_alomedika 2021-09-09T17:15:16+07:00 2021-09-09T17:15:16+07:00

Diagnosis defisiensi vitamin A ditegakkan berdasarkan penemuan khas pada pemeriksaan fisik dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium. Tanda patognomonik yang dapat ditemukan pada defisiensi vitamin A adalah xerophthalmia.[1,2]

Anamnesis

Kecurigaan terhadap defisiensi vitamin A umumnya didapatkan dari anamnesis. Pasien yang berisiko mengalami defisiensi adalah pasien dengan riwayat tinggal pada daerah yang miskin, malnutrisi, alkoholisme kronis, diet, disfagia, dan gangguan mental. Keluhan yang muncul pada awal penyakit berupa diare, infeksi saluran cerna, infeksi pernapasan, mudah lelah, dan perlambatan perkembangan. Seiring dengan perjalanan penyakit, pasien akan mengeluhkan masalah pada penglihatan yang progresif dan penurunan ketahanan terhadap infeksi yang menimbulkan peningkatan frekuensi infeksi saluran cerna, saluran napas, dan saluran kemih.[1,2,7,8]

Xerophthalmia adalah tanda patognomonik dari defisiensi vitamin A. Tanda klinis pada kondisi ini yaitu menurunnya kemampuan mata untuk menglihat. Umumnya tanda awal yang timbul adalah buta senja. Pada anak dengan dicurigai xerophthalmia, bisa menanyakan kepada orang tuanya apakah terdapat perubahan perilaku pada anak ketika gelap, misalnya anak tampak ketakutan atau lebih pasif saat gelap dibandingkan saat terang. Anak yang tampak sehat namun datang dengan keratomalasia harus dievaluasi mengenai riwayat diare atau campak yang bisa dengan cepat menurunkan cadangan vitamin A.[1,7,8]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menemukan tanda-tanda defisiensi vitamin A. berdasarkan sistem organ, tanda-tandanya adalah sebagai berikut:[2,8,9]

  • Mata: bercak Bitot, rabun senja, ulserasi, xerosis kornea, keratomalacia
  • Saluran cerna: gangguan pengecapan, diare, penurunan berat badan
  • Kulit: gatal, kulit kering, hyperkeratosis folikular (pada ekstensor, bahu, dan pantat), keratinisasi dari membran mukosa, jaundice
  • Hati: hepatomegali

Penurunan kemampuan untuk melihat dalam gelap (buta senja) adalah tanda awal xerophthalmia dan banyak ditemukan pada anak dan ibu hamil atau menyusui. Pada pemeriksaan bisa ditemukan konjungtiva yang kering dan pucat dengan sedikit berkerut (xerosis konjungtiva) atau bercak Bitot yang umum ditemukan pada daerah bulbar konjungtiva arah jam 3 dan 9. Semakin lama gambaran kornea akan semakin pucat (xerosis kornea) dan progresif menuju ulserasi kornea dan keratomalasia.[8]

Tabel 1. Grading dari Xerophtalmia.

Grade Xerophtamia Usia Puncak (dalam tahun) Tipe Defisiensi
XN: buta senja 2-6; wanita dewasa Kronis, tidak membutakan
X1A: xerosis konjungtiva 3-6 Kronis, tidak membutakan
X1B: bercak Bitot 3-6 Kronis, tidak membutakan
X2: xerosis kornea 1-4 Akut, bisa membutakan
X3A: ulkus kornea <1/3 kornea 1-4 Akut dan berat, membutakan
X3B: keratomalacia/ ulkus kornea >1/3 bagian 1-4 Akut dan berat, membutakan
XS: jaringan parut pada kornea (scarring) >2 Konsekuensi dari ulserasi kornea
XF: xerophtalmia fundus dewasa Kronis, tidak membutakan, jarang terjadi

Sumber: World Health Organization, 2021.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari defisiensi vitamin A adalah gangguan penglihatan lain yang menyebabkan tanda dan gejala yang mirip, diantaranya retinitis pigmentosa, katarak, dan defisiensi Niasin.

Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah kondisi genetik bawaan yang menyebabkan kerusakan sel dalam retina, sehingga membatasi kemampuan retina dalam merespon cahaya yang masuk. Pada awal perjalanan penyakit, tanda yang terjadi adalah buta senja dan kehilangan lapangan pandang secara progresif dan membentuk tunnel vision. Gejala retinitis pigmentosa bersifat spesifik pada mata dan tidak menyebabkan gangguan sistemik pada organ lain seperti defisiensi vitamin A. Retinitis pigmentosa diketahui dengan pemeriksaan genetik dan hingga saat ini belum ada terapi spesifik untuk kondisi ini.[14,15]

Katarak

Katarak adalah kondisi opasifikasi dari lensa mata atau kapsulnya yang menghalangi jalan cahaya menuju retina. Katarak bisa ditemukan pada berbagai usia, namun lebih banyak mendominasi kelompok usia tua. Katarak tidak menyebabkan gangguan sistemik seperti defisiensi vitamin A, meskipun demikian katarak matur menyebabkan lensa opak secara keseluruhan dan akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Diagnosis katarak dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan oftalmologi. Terapi definitif katarak adalah dengan tindakan operasi untuk mengganti lensa.[1,16]

Defisiensi Niasin

Defisiensi dari niasin atau vitamin B3 bisa disebabkan oleh genetik, penurunan asupan makanan, atau konsumsi alkohol dalam jumlah besar dalam waktu lama. Defisiensi niasin memiliki tanda khas dermatitis, dementia, dan diare. Bercak Bitot bisa didapatkan pada defisiensi niasin, meskipun jarang terjadi dibandingkan pada defisiensi vitamin A. Defisiensi niasin dapat dipastikan melalui pemeriksaan kadar niasin, triptofan, nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) dan nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADP).[1,17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang harus dilakukan pada pasien dengan tanda klinis xerophthalmia atau ada kecurigaan defisiensi vitamin A. Pemeriksaan baku emas dalam menentukan kadar vitamin A tubuh adalah melalui biopsi hati untuk menentukan konsentrasi retinol.

Serum Retinol

Pada pasien dengan riwayat dan tanda klinis yang kurang jelas, pemeriksaan retinol serum dilakukan untuk membantu diagnosis. Defisiensi vitamin A adalah ketika retinol serum <20 mcg/dL. Angka normal retinol serum adalah 20-60 mcg/dL. Namun, kelemahan pemeriksaan ini adalah kadar retinol serum bisa didapatkan normal meskipun konsentrasi total dalam tubuh sudah defisiensi. Hal ini disebabkan karena hati bekerja melepaskan cadangan retinol untuk mempertahankan kadar retinol yang bersirkulasi.[1,2,8]

Serum Retinol Binding Protein (RBP)

Pemeriksaan RBP serum lebih mudah dan lebih murah dilakukan dibandingkan dengan pemeriksaan retinol serum. Pemeriksaan ini juga memiliki angka spesifisitas dan sensitivitas tinggi. Angka referensi RBP normal adalah 30-75 mcg/dL.[8,9]

Zinc Serum

Defisiensi dari zinc berperan dalam patogenesis defisiensi vitamin A dengan cara menekan sintesis RBP. Kadar zinc normal adalah 75-120 mcg/dL.[9]

Pemeriksaan Lain

Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah adaptometri gelap, elektroretinogram (ERG), sitologi impresi, dan biopsi hati. Pemeriksaan sitologi dilakukan untuk melihat penurunan dari jumlah sel goblet. Biopsi hati adalah pemeriksaan baku emas dalam mengevaluasi jumlah vitamin A dalam tubuh, namun terkendala biaya yang mahal sehingga tidak rutin dilakukan.[1,8]

1. Hodge C, Taylor C. StatPearls. 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567744/ 2. Ansstas G. Vitamin A Deficiency. Medscape. 2016. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/126004-overview#a5 7. Wiseman EM, Dadon SB, Reifen R. The vicious cycle of vitamin A deficiency: A review. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. 2016. Available from: http://dx.doi.org/10.1080/10408398.2016.1160362 8. Goshe JM, Awh C. Xerophtalmia. American Academy of Ophthalmology. 2021. Available from: https://eyewiki.aao.org/Xerophthalmia 14. Boys K. What Is Retinitis Pigmentosa? American Academy of Ophthalmology. 2021. Available from: https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-retinitis-pigmentosa 15. National Eye Institute. Retinitis Pigmentosa. 2019. Available from: https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/retinitis-pigmentosa

16. Nizami AA, Gulani AC. Cataract. StatPearls. 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539699/

Ilustrasi vitamin A. Foto: iStock

Kekurangan vitamin A merupakan kondisi di mana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang yang dapat terjadi pada semua kalangan usia, terutama pada masa pertumbuhan.

Vitamin A adalah salah satu vitamin yang vital untuk menjaga kesehatan. Vitamin A tidak hanya bertanggung jawab pada kesehatan mata, tetapi juga pada kekebalan tubuh.

Tubuh membutuhkan vitamin A untuk pertumbuhan jaringan, mempertahankan sel epitel kulit, serta pertumbuhan tulang, gigi, dan mata yang sangat penting untuk penglihatan.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa saja akibat kekurangan vitamin A hingga penyebabnya, simak pembahasan berikut.

Akibat Kekurangan Vitamin A

Ilustrasi seorang pasien yang memeriksakan kondisi matanya. Foto: iStock

Dikutip dari laman resmi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, pengertian kekurangan vitamin A adalah suatu keadaan di mana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang, yang pada tahap awal ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang dapat melihat pada malam hari.

Gejala tersebut juga ditandai dengan menurunnya kadar serum retinol dalam darah. Pada tahap selanjutnya, terjadi kelainan jaringan epitel dari organ tubuh, seperti paru-paru, usus, kulit, dan mata.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan masalah pada mata, rendahnya respons imunitas tubuh, masalah kesuburan, gangguan pada pertumbuhan, hingga rendahnya perkembangan mental.

Penyakit Kekurangan Vitamin A

Ilustrasi penglihatan yang terjadi pada orang dengan penyakit rabun senja. Foto: Wikimedia Commons

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan berbagai penyakit serius. Dikutip dari Perawatan Kecantikan Kulit oleh Windiyati, berikut beberapa penyakit akibat kekurangan vitamin A.

1. Kelainan Membran Mukosa

Kelainan membran mukosa merupakan akibat serius dari kekurangan vitamin A. Membran mukosa menjadi kering dan mengeras karena mengalami keratinisasi.

Penumpukan sel-sel mati yang dihasilkan akan menyebabkan infeksi setempat, misalnya pada saluran pernapasan. Pada sebagian kasus, kulit menjadi kering dan saluran kelenjar tersumbat oleh sel-sel mati sehingga menimbulkan kulit yang kasar.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan penyakit xerophthalmia atau mata kering. Kekurangan vitamin A yang berat membuat mata mengalami keratinisasi, yang mengakibatkan mata kering, pelunakan kornea, infeksi, hingga kebutaan permanen.

Penyakit yang paling umum karena kekurangan vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk beradaptasi dalam cahaya yang remang. Keadaan ini dikenal sebagai rabun senja, yaitu kondisi mata yang mengalami penurunan tajam secara signifikan ketika berada dalam lingkungan gelap.

Orang yang kekurangan vitamin A akan mengalami rabun senja karena kekurangan produksi pigmen rhodopsin di dalam retina. Rhodopsin adalah protein dalam retina yang berperan dalam adaptasi mata terhadap cahaya, terutama dari tempat terang ke gelap.

Apabila kekurangan pigmen ini, seseorang dapat mengalami rabun senja. Akibatnya, mata kesulitan untuk melihat dalam pencahayaan yang minim.

Xerosis adalah kondisi ketika lapisan terluar kulit kekurangan kadar air secara berlebihan, yang disertai dengan gatal, rasa terbakar, serta inflamasi pada pelupuk mata.

Keratomalasia adalah kerusakan kornea mata yang parah dan umumnya dialami oleh balita.

Salah satu gangguan yang terjadi karena kekurangan vitamin A adalah gangguan pertumbuhan. Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel tubuh, termasuk sel-sel tulang yang membentuk gigi menjadi terganggu dan terjadi pengecilan sel-sel yang membentuk dentin sehingga gigi mudah rusak.

Kekurangan vitamin A juga dapat menyebabkan gangguan imunitas tubuh, yang meningkatkan risiko infeksi telinga, infeksi saluran kemih, hingga penyakit meningitis.

Gejala Kekurangan Vitamin A

Ilustrasi bintik bitot pada mata. Foto: Semantic Scholar

Gejala awal kekurangan vitamin A umumnya ditandai dengan gangguan penglihatan. Dikutip dari Healthline, berikut beberapa tanda atau gejala kekurangan vitamin A pada tubuh.

Salah satu gejala awal dari kekurangan vitamin A adalah mata kering atau ketidakmampuan mata untuk menghasilkan air mata. Dalam kondisi yang parah, mata kering dapat mengakibatkan kerusakan kornea mata.

Penyebab penyakit rabun senja adalah kekurangan vitamin A yang berat. Rabun senja ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya remang-remang atau senja hari.

Vitamin A sangat penting untuk pembentukan dan perbaikan sel-sel kulit, serta membantu melawan peradangan karena masalah kulit tertentu.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan pengeringan, penipisan, dan penebalan folikel kulit sehingga kulit kehilangan kelembapan dan menjadi kering.

Kulit umumnya tampak kering dan bersisik seperti ikan, terutama pada tungkai bawah bagian depan dan lengan atas bagian belakang.

Gejala lainnya dari kekurangan vitamin A adalah muncul bintik bitot, yaitu jaringan kornea mata yang melepuh berupa bercak berbusa yang bisa berbentuk lonjong, segitiga, atau tidak beraturan.

5. Daya Tahan Tubuh Menurun

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan daya tahan tubuh yang menurun. Akibatnya, tubuh lebih mudah terserang infeksi virus maupun bakteri.

Infeksi yang terjadi pada tubuh yang kekurangan vitamin A antara lain infeksi tenggorokan, nyeri dada, hingga gangguan saluran pernapasan. Biasanya, infeksi ini sering terjadi pada anak-anak. Salah satu tanda anak kekurangan vitamin A adalah lebih rentan terkena infeksi akibat daya tahan tubuh menurun.

Penyebab Kekurangan Vitamin A

Ilustrasi sumber makanan yang mengandung vitamin A. Foto: iStock

Secara umum, penyebab kekurangan vitamin A yang utama adalah kurangnya asupan sumber vitamin A dari makanan maupun suplemen. Adapun penyebab lainnya adalah sebagai berikut.

  1. Konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu lama.

  2. Proses penyerapan makanan dalam tubuh terganggu karena diare serta rendahnya konsumsi lemak dan protein.

  3. Adanya penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan campak.

  4. Melakukan pola diet yang buruk.

Kekurangan vitamin A juga dapat terjadi karena ketidakmampuan tubuh menyerap vitamin A. Hal ini dapat terjadi jika seseorang memiliki suatu penyakit, di antaranya:

  • Penyakit Celiac, yakni penyakit autoimun akibat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.

  • Penyakit Crohn, yakni peradangan dalam sistem pencernaan yang paling sering terjadi di bagian usus kecil.

  • Infeksi usus besar, yakni peradangan yang terjadi pada usus besar.

  • Fibrosis kistik, yakni penyakit keturunan yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket.

  • Penyakit yang memengaruhi organ pankreas.

  • Sirosis hati, yakni kondisi rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut.