Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam iklan tersebut?

Nama: Debby RozaniaNIM: 031230671Mata Kuliah: Perilaku Konsumen EKMA 4567TUGAS 2NoSoalSkor1.Gambar 1. Iklan Shampo PenteneGambar 1 di atas adalah salah satu iklan Sampo Pantene. Iklan tersebutmengkapanyekan Shampo Pentene dapat membuat rambut lebih kuat dantampak sehat sampai ke ujung. Iklan tersebut juga menampilkan model yangmemiliki ramput panjang yang indah dan sehat.a. Sebutkan proses belajar konsumen yang digunakan pada iklan di Gambar 1!10b. Jelaskan alasan anda! Uraikan mekanisme proses belajar tersebut! Jawablah15

menggunakan konteks contoh iklan di atas.c. Jelaskan tujuan pemasar menggunakan strategi ini!10Skor Subtotal352.

Gambar 2. Iklan Samsung Galaxy S III

Gambar 1 di atas merupakan iklan Samsung Galaxy S III. Pada gambar di atasterlihat perbandiangan Galaxy S III dengan Iphone. Buatlah analisa terhadapiklan di atas!a. Iklan tersebut ingin mempengaruhi sikap konsumen terhadap Samsung GalaxyS III. Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumendalam iklan tersebut? Jelaskan alasan Anda!15b. Model sikap yang mana yang digunakan dalam iklan tersebut? Jelaskan!15Skor subtotal303.Gambar 3. Iklan Mandiri PrioritasGambar 3 adalah salah satu iklan perbankan mandiri prioritas. Mandiri prioritasmerupakan layanan perbankan untuk nasabah yang memiliki dana kelolaan 1sampai dengan 20 milyar.a. Karakteristik demografi apa yang digunakan sebagai dasar dari strategipemasaran pada contoh pada Gambar 1. Bagaiman karakteristik demografi inidigunakan untuk segmentasi pasar.20b. Uraikan bagaimana produk tersebut melakukan komunikasi pemasaran untukmenarik target pasarnya!(Anda dapat mencari dari sumber lain di Internet)15

Skor Subtotal35Total100Jawaban !1.A. Proses belajar konsumen yang digunakan pada iklan di gambar 1 adalah proses belajarclassical conditioning dalam iklan.B. Ada satu teori yang disebut dengan teori classical conditioning yang dibuktikandengan sebuah eksperimen. Seorang psikolog yang bernama Ivan Pavlov melakukanpenelitian terhadap anjing untuk melihat proses belajar yang terjadi pada anjing tersebut.Seekor anjing didekatkan dengan daging. Ketika anjing tersebut mencium aroma dagingmaka ia akan mengeluarkan air liur. Setiap kali daging diberikan, maka anjing tersebutmengeluarkan air liur, inilah yang disebut unconditioned stimulus (UCS),dalam hal ini daging berperan sebagai UCS. Kemudian anjing tersebut mengeluarkan airliur yang disebut dengan unconditioned respons. Selanjutnya, peneliti memberikan dawaiyang berbunyi, dawai ini disebut dengan stimulus terkondisi (Conditioned Stimulus). Inibiasanya dipraktekan oleh pengiklan dengan memasangkan antara stimulus terkondisi.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 8 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 14 are not shown in this preview.

Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses di pasar. Tak heran setiap tahun, bahkan tiap launching produk baru, perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya ini bertambah tiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk membangun posisi yang menguntungkan di pasar.

Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran saking banyaknya iklan yang muncul di televisi. Setiap jam, setiap acara selalu dipenuhi tayangan iklan. Iklan di televisi sekarang sudah memasyarakat, bahkan cenderung membius. Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu sendiri bisa positif maupun negatif tergantung siapa audiensnya. Iklan memang dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap merek yang diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal.

Berkaitan dengan pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen, SurveyOne telah melakukan survei mengenai pengaruh iklan/promo terhadap keputusan konsumen dalam membeli merek/produk. Survei yang melibatkan 1.800 responden ini menunjukkan adanya pengaruh iklan terhadap keputusan konsumen dalam membeli merek/produk. Sebanyak 37,6% responden menyatakan, pengaruh iklan dalam perilaku pembelian adalah besar dan sangat besar.

Sayangnya, lebih banyak lagi responden yang menganggap pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk biasa saja atau bahkan kecil. Sekitar separuh responden merasa biasa saja, sedangkan 7% responden lainnya mengatakan kecil pengaruhnya. Ini tentunya merupakan tantangan bagi para advertiser untuk membuat iklan yang bisa mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam arti, bisa membuat iklan yang efektif. Untuk menghasilkan iklan yang efektif sekaligus bisa “membius” publik, tentunya dibutuhkan strategi perancangan yang matang. Bukan cuma tampilan fisik atau visual yang “wah”, tapi juga mampu mengomunikasikan pesan atau message yang tersembunyi. Artinya, mampu memadukan pesan yang eksplisit dengan pesan yang implisit. Di sinilah, dibutuhkan strategi cerdas dan bijak agar pesan yang dikedepankan bisa ditangkap dalam durasi waktu tertentu, untuk strata sosial dan usia yang bervariasi.

Jika dilihat dari sisi umur responden, anak muda gampang terpengaruh iklan. Dan kecenderungannya, semakin tua umurnya, semakin kecil pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk. Kemudian, jika dilihat dari SES, semakin tinggi level SES, semakin kuat pula pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk. Kecenderungan ini lebih disebabkan oleh faktor daya beli.

Gambaran perilaku ini hampir sama dengan gambaran perilaku pembelian yang dipengaruhi aktivitas promosi berupa sampling product. Sebanyak 39,5% responden mengatakan bahwa sampling product berpengaruh besar dan sangat besar terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk. Sementara hampir 60% mengatakan pengaruh sampling terhadap perilaku pembeliannya dianggap biasa saja atau kecil.

Lalu, bagaimana dengan pengaruh iklan yang dianggap menyebalkan? Apakah iklan yang menyebalkan itu menjadikan konsumen lantas tidak mau membelinya? Hasil survei memang menunjukkan ada konsumen yang tidak akan membeli merek/produk yang iklannya dianggap menyebalkan, yakni 28,8% responden.

Kendati demikian, masih lebih besar jumlah konsumen yang tetap akan membeli meski iklan merek tersebut kendati dianggap menyebalkan, sebagaimana dikemukakan oleh 71,2% responden. Malahan, terkadang justru iklan yang menyebalkan ini gampang diingat oleh konsumen.

Anang Ghozali

Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam iklan tersebut?

 

Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam iklan tersebut?

Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam iklan tersebut?

Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam iklan tersebut?

 

Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam iklan tersebut?

 

Fungsi sikap yang mana yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam iklan tersebut?

            Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran harus lebih memperhatikan konsumen. Hal tersebut disebabkan keberadaan konsumen yang merupakan titik awal dari proses produksi barang atau jasa. Pengakuan terhadap keberadaan konsumen diwujud-nyatakan dalam usaha perusahaan dalam memenuhi kepuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan tidak memproduksi barang atau jasa hanya sekedar untuk meningkatkan volume penjualan yang akan berpengaruh pada peningkatan keuntungan.

Periklanan merupakan salah satu media promosi dalam memasarkan produk yang ditujukan pada konsumen agar bereaksi mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Strategi yang sering dilakukan produsen dalam memasarkan produknya melalui media periklanan adalah membidik segmen pasar tertentu. Dalam menghadapi pasar bebas di era global tentunya strategi ini sangat efisien dan tepat, karena sesuai faktor pasar, seperti; geografis, demografis, psikologis, dan behavioristik. Bila informasi yang disampaikan jelas sesuai dengan segmen tentunya akan mendapat tanggapan positif di pihak konsumen yang akhirnya membeli produk yang ditawarkan.

Untuk  lebih  dapat meningkatkan  efektifitas  iklan, maka sebaiknya iklan harus;

  • Memberikan informasi yang jelas dan mempengaruhi khalayak untuk membeli. Dengan catatan informasi atau fasilitas yang disajikan tersebut memang benar-benar ada dan bagus.
  • Menetapkaan tujuan periklanan yang lebih tepat, antara  lain  yaitu dengan cara melakukan  iklan persuasive.
  • Keputusan mengenai pesan efektif haruslah menarik, spesifik, mudah dimengerti, singkat, dapat dipercaya, sesuai dengan keinginan pembaca dan  persuasive.

Disusun oleh: Rony Arthana

Dosen: Nanang Suryadi

DAFTAR PUSTAKA

  • FAKTOR-FAKTOR SISTEM INTERAKSI YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS  IKLAN ONLINE – Ilham Aji Pratomo dan Dadan Hardianto
  • PENGARUH IKLAN LEAFLET INDOMART TERHADAP  KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN – Eva Desembrianita
  • MELALUI E-MAIL TERHADAP PEMROSESAN INFORMASI DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN OLEH KONSUMEN – Sahni Damerianta1 Mujiyana
  • IKLAN DAN KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF PEMASARAN DAN HUKUM – Yakub Adi Kristanto
  • ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA PADA MASYARAKAT KOTA PALEMBANG – M. Nasir Ibrahim
  • PENGARUH IKLAN TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN – Anang Gozali (SurveyOne)
  •  ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA – Hendro Tri Hasmoro
  • STRATEGI PEMASARAN PRODUK MELALUI MEDIA PERIKLANAN – Pujiyanto
  • ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT RAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL – Yudi Farola Bram
  • STRATEGI PEMASARAN PRODUK MELALUI MEDIA IKLAN – Chica