Firman Allah yang menyuruh kita agar membentuk Organisasi untuk berdakwah adalah

Firman Allah yang menyuruh kita agar membentuk Organisasi untuk berdakwah adalah

Perbesar

Ilustrasi Muslim. Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay

Masyhur Amin dalam bukunya “Dakwah Islam dan Pesan Moral” yang terbit tahun 1997 menjelaskan bahwa tujuan dakwah dalam Islam terbagi menjadi dua dari segi objek dan materinya. Berikut tujuan dakwah dalam Islam:

Tujuan Dakwah dalam Islam dari Objeknya

1. Tujuan dakwah perorangan, yaitu bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat, berperilaku sesuai dengan hukum-hukum yang disyari’atkan Allah SWT dan berakhlaq karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia menjadi muslim secara tuntas, dari ujung rambut sampai kedua telapak kakinya,sebagaimana diperintahkan Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208 )

2. Tujuan dakwah untuk keluarga, yaitu bertujuan untuk membentuk keluarga bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga. Allah berfirman:

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum: 21)

3. Tujuan dakwah untuk masyarakat, yaitu bertujuan untuk membentuk masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana ke-islaman. Suatu masyarakat di mana anggotanya mematuhi peraturan-peraturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu membantu, penuh rasa persaudaraan. Nabi Muhammad menggambarkan Islam sebagai berikut:

“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling berbelas kasih dan saling mempunyai kesamaan rasa (diantara) mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasa sakit maka seluruh anggota badannya ikut merasakan tidak tidur dan merasa demam panas.” (HR. Bukhari)

4. Tujuan dakwah untuk umat manusia, yaitu bertujuan untuk membentuk masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan ekploitasi, saling tolong-menolong, dan menghormati.

Demikian, keseluruhan umat manusia dapat menikmati islam sebagai rahmat bagi mereka. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya: 107)

Tujuan Dakwah dalam Islam dari Materinya

1. Tujuan dakwah akidah, yaitu tertanamnya suatu akidah yang mantap di setiap hati seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan. Realisasi dari tujuan dakwah ini ialah bagi orang yang belum beriman agar menjadi beriman, bagi orang yang imannya karena melalui bukti-bukti nakhli dan dalil akli, bagi orang yang imannya masih diliputi dengan keraguan menjadi orang yang imannya mantap sepenuh hati.

2. Tujuan dakwah hukum, yaitu kepatuhan setiap orang terhadap hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasi tujuan dakwah ini ialah orang yang belum melakukan ibadah menjadi orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran, bagi orang yang belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam menjadi orang yang mau mematuhi peraturan dengan kesadarannya sendiri.

3. Tujuan dakwah akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang luhur, dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat yang tercela.

Sebagaimana dipahami oleh banyak orang, berdakwah ditujukan kepada orang lain. Juru dakwah sebagaimana dipahami selama ini adalah bertugas mendakwahi siapa saja. Sementara itu dirinya sendiri sudah diangap cukup, dan kemudian tugasnya adalah mengajak orang lain. Pemahaman yang demikian itu, tentu tidak keliru, hanya sebenarnya seseorang boleh mengajak orang lain, sepanjang dirinya sendiri telah menjalankannya.

Seseorang, lebih-lebih juru dakwah, hendaknya sehari-hari menjalankan sesuatu yang dipandang baik dan kemudian baru orang lain diajaknya. Meniru jejak para nabi dan para rasul adalah demikian itu. Mereka menjalankan kebaikan, dan kemudian orang lain diajaknya serta. Namun pada kenyataannya, seseorang berdakwah justru kepada orang lain. Sementara dirinya sendiri belum tentu menjalankannya.

Berdakwah kepada orang lain, sementara itu dirinya sendiri belum menjalankannya maka sebenarnya ditegur keras oleh Allah. Disebutkan di dalam al Qur'an (2:44) : 'mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab. Maka tidaklah kamu berpikir? Teguran lainnya : (61: 2-3) Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

Ajaran Islam ditujukan kepada semua orang. Di hadapan Allah dan Rasulnya, semua orang berposisi sama. Para mubaligh bukan dipandang lebih tinggi dibanding orang lain, kecuali dalam ketaqwaannya. Yaitu orang-orang yang telah menjalankan kebaikan atau mampu memelihara dirinya sendiri. Orang yang belum mampu memelihara dirinya sendiri tidak seharusnya mengajak orang lain. Itulah sebabnya terdapat perintah di dalam al Qur'an agar seseorang menjaga diri sendiri dan keluarga dari ancaman api neraka.

Jam'iyyatul Islamiyah sebagai sebuah organisasi dakwah di dalamnya terhimpun orang-orang yang berusaha memperbaiki dirinya sendiri sebelum mengajak orang lain. Menganggap bahwa dirinya sendiri belum baik. Sementara itu, menjadikan semakin baik dirasakan bukan perkara mudah. Agar seseorang tidak menyalahkan orang lain, tidak tinggi hati atau tidak sombong, tidak bakhil, terjauh dari penyakit iri hati, dengki, hasut, permusuhan, menganggap orang lain rendah, dan seterusnya, adalah semuanya pasti tidak mudah

Sudah menjadi kenyataan bahwa melawan berbagai jenis penyakit hati dimaksud bukan perkara mudah. Seseorang pasti tidak mau dirinya disalahkan, berkekurangan, dikalahkan, dan kelintasan orang lain. Manakala hal itu terjadi maka segera marah. Mengatasinya tidak mudah dan tidak akan mungkin dapat meminta pertolongan orang lain. Penyakit yang mencelakakan itu selalu berada pada dirinya sendiri. Oleh karena itu yang bersangkutan sendiri yang seharusnya melawannya. Bahkan orang lain tidak mengetahui bahwa seseorang sedang dilanda penyakit hati itu, kecuali tampak dari gejalanya saja.

Maka menjadi tepat, bahwa setiap orang seharusnya sibuk memperbaiki dirinya sendiri dan bukan disibukkan untuk memperbaiki orang lain. Berdakwah seharusnya ditujukan kepada dirinya sendiri terlebih dahulu, sebelum ditujukan kepada orang lain. Orang-orang yang terhimpun pada organisasi Jam'iyyatul Islamiyah berkeyakinan sebagaimana digambarkan itu, yaitu berusaha melihat dan memperbaiki apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri.

Di dalam Islam, seseorang dianjurkan agar lebih menyibukkan diri untuk bermuhasabah atau berinstropeksi dibanding menghitung kekeliruan atau kesalahan orang lain. Bersibuk memperbaiki atau mengubah diri sendiri lebih diutamakan dibanding mengubah orang lain. Seseorang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apapun untuk mengubah orang lain. Mereka hanya sebatas bisa diajak bermusyawarah dan tidak mungkin dipaksa untuk diubahnya. Wallahu a'lam

Perintah Dakwah Dalam Al Qur'an. | pexels

Dakwah (da'wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

* Ayat Al -Qur'an tentang Perintah Dakwah dan Pendidikan

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui " (QS. Saba' : 28)

Perkataan tabsyir dan tandzir dalam konteks dakwah mempunyai kemiripan makna, akan tetapi makna tabsyir dan tandzir lebih berorientasi pada kegiatan dakwah yang mengarah pada pemberian motivasi. 

Kegiatan dakwah semacam ini dibutuhkan umat setiap saat, karena secara alamiah manusia senantiasa memerlukan motivasi untuk menyesuaikan diri dan memacu dirinya agar lebih berprestasi dan berkualitas. Jadi tidak mengherankan apabila sekarang ini bermunculan tulisan -tulisan dan dakwah - dakwah yang diarahkab untuk membangun semangat dan motivasi.

Baca juga: Dakwah Melalui Tulisan demi Samber THR Kompasiana

Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir QS. Saba' [34] : 28 yaitu melainkan kepada seluruh makhluk yang mukallaf sebagaimana firmanNya  تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا "Mahasuci Allah telah menurunkan Al -Furqan, (Al - Qur'an) kepada HambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam" (QS Al Furqan [25]: 1)

       بَشِيرًا وَنَذِيرًا"Sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan" Maksudnya, engkau memberi kabar gembira kepada orang yang mematuhimu dengan syurga dan memberi peringatan kepada orang yang bermaksiat kepadamu dengan neraka.

Muhammad bin Ka'ab berkata tentang FirmanNya وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ "Dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya" Maksudnya, kepada seluruh manusia. Imam Qatadah turut mengomentari Ayat ini "Allah swt Mengutus Nabi Muhammad SAW kepada bangsa Arab dan non Arab. Maka yang paling mulia dari mereka di sisi Allah swt adalah orang yang paling ta'at diantara mereka kepada Allah swt.

Ibnu Abi Hatim berkata, dari Ikramah, dia berkata, Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, "sesungguhnya Allah swt mengutamakan Muhammad SAW atas seluruh penghuni langit, bumi dan para Nabi." Mereka bertanya, "Wahai Ibnu Abbas Radhillahu'anhuma, dengan apa beliau diutamakan atas para Nabi yang lainnya? "Ibnu Abbas Radhiallahu'anhuma menjawab "sesungguhnya Allah swt Berfirman, وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ "Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka," (QS. Ibrahim [14]: 4)


Page 2

Dakwah (da'wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

* Ayat Al -Qur'an tentang Perintah Dakwah dan Pendidikan

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui " (QS. Saba' : 28)

Perkataan tabsyir dan tandzir dalam konteks dakwah mempunyai kemiripan makna, akan tetapi makna tabsyir dan tandzir lebih berorientasi pada kegiatan dakwah yang mengarah pada pemberian motivasi. 

Kegiatan dakwah semacam ini dibutuhkan umat setiap saat, karena secara alamiah manusia senantiasa memerlukan motivasi untuk menyesuaikan diri dan memacu dirinya agar lebih berprestasi dan berkualitas. Jadi tidak mengherankan apabila sekarang ini bermunculan tulisan -tulisan dan dakwah - dakwah yang diarahkab untuk membangun semangat dan motivasi.

Baca juga: Dakwah Melalui Tulisan demi Samber THR Kompasiana

Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir QS. Saba' [34] : 28 yaitu melainkan kepada seluruh makhluk yang mukallaf sebagaimana firmanNya  تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا "Mahasuci Allah telah menurunkan Al -Furqan, (Al - Qur'an) kepada HambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam" (QS Al Furqan [25]: 1)

       بَشِيرًا وَنَذِيرًا"Sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan" Maksudnya, engkau memberi kabar gembira kepada orang yang mematuhimu dengan syurga dan memberi peringatan kepada orang yang bermaksiat kepadamu dengan neraka.

Muhammad bin Ka'ab berkata tentang FirmanNya وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ "Dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya" Maksudnya, kepada seluruh manusia. Imam Qatadah turut mengomentari Ayat ini "Allah swt Mengutus Nabi Muhammad SAW kepada bangsa Arab dan non Arab. Maka yang paling mulia dari mereka di sisi Allah swt adalah orang yang paling ta'at diantara mereka kepada Allah swt.

Ibnu Abi Hatim berkata, dari Ikramah, dia berkata, Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, "sesungguhnya Allah swt mengutamakan Muhammad SAW atas seluruh penghuni langit, bumi dan para Nabi." Mereka bertanya, "Wahai Ibnu Abbas Radhillahu'anhuma, dengan apa beliau diutamakan atas para Nabi yang lainnya? "Ibnu Abbas Radhiallahu'anhuma menjawab "sesungguhnya Allah swt Berfirman, وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ "Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka," (QS. Ibrahim [14]: 4)


Firman Allah yang menyuruh kita agar membentuk Organisasi untuk berdakwah adalah

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 3

Dakwah (da'wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

* Ayat Al -Qur'an tentang Perintah Dakwah dan Pendidikan

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui " (QS. Saba' : 28)

Perkataan tabsyir dan tandzir dalam konteks dakwah mempunyai kemiripan makna, akan tetapi makna tabsyir dan tandzir lebih berorientasi pada kegiatan dakwah yang mengarah pada pemberian motivasi. 

Kegiatan dakwah semacam ini dibutuhkan umat setiap saat, karena secara alamiah manusia senantiasa memerlukan motivasi untuk menyesuaikan diri dan memacu dirinya agar lebih berprestasi dan berkualitas. Jadi tidak mengherankan apabila sekarang ini bermunculan tulisan -tulisan dan dakwah - dakwah yang diarahkab untuk membangun semangat dan motivasi.

Baca juga: Dakwah Melalui Tulisan demi Samber THR Kompasiana

Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir QS. Saba' [34] : 28 yaitu melainkan kepada seluruh makhluk yang mukallaf sebagaimana firmanNya  تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا "Mahasuci Allah telah menurunkan Al -Furqan, (Al - Qur'an) kepada HambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam" (QS Al Furqan [25]: 1)

       بَشِيرًا وَنَذِيرًا"Sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan" Maksudnya, engkau memberi kabar gembira kepada orang yang mematuhimu dengan syurga dan memberi peringatan kepada orang yang bermaksiat kepadamu dengan neraka.

Muhammad bin Ka'ab berkata tentang FirmanNya وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ "Dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya" Maksudnya, kepada seluruh manusia. Imam Qatadah turut mengomentari Ayat ini "Allah swt Mengutus Nabi Muhammad SAW kepada bangsa Arab dan non Arab. Maka yang paling mulia dari mereka di sisi Allah swt adalah orang yang paling ta'at diantara mereka kepada Allah swt.

Ibnu Abi Hatim berkata, dari Ikramah, dia berkata, Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, "sesungguhnya Allah swt mengutamakan Muhammad SAW atas seluruh penghuni langit, bumi dan para Nabi." Mereka bertanya, "Wahai Ibnu Abbas Radhillahu'anhuma, dengan apa beliau diutamakan atas para Nabi yang lainnya? "Ibnu Abbas Radhiallahu'anhuma menjawab "sesungguhnya Allah swt Berfirman, وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ "Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka," (QS. Ibrahim [14]: 4)


Firman Allah yang menyuruh kita agar membentuk Organisasi untuk berdakwah adalah

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 4

Dakwah (da'wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

* Ayat Al -Qur'an tentang Perintah Dakwah dan Pendidikan

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui " (QS. Saba' : 28)

Perkataan tabsyir dan tandzir dalam konteks dakwah mempunyai kemiripan makna, akan tetapi makna tabsyir dan tandzir lebih berorientasi pada kegiatan dakwah yang mengarah pada pemberian motivasi. 

Kegiatan dakwah semacam ini dibutuhkan umat setiap saat, karena secara alamiah manusia senantiasa memerlukan motivasi untuk menyesuaikan diri dan memacu dirinya agar lebih berprestasi dan berkualitas. Jadi tidak mengherankan apabila sekarang ini bermunculan tulisan -tulisan dan dakwah - dakwah yang diarahkab untuk membangun semangat dan motivasi.

Baca juga: Dakwah Melalui Tulisan demi Samber THR Kompasiana

Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir QS. Saba' [34] : 28 yaitu melainkan kepada seluruh makhluk yang mukallaf sebagaimana firmanNya  تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا "Mahasuci Allah telah menurunkan Al -Furqan, (Al - Qur'an) kepada HambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam" (QS Al Furqan [25]: 1)

       بَشِيرًا وَنَذِيرًا"Sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan" Maksudnya, engkau memberi kabar gembira kepada orang yang mematuhimu dengan syurga dan memberi peringatan kepada orang yang bermaksiat kepadamu dengan neraka.

Muhammad bin Ka'ab berkata tentang FirmanNya وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ "Dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya" Maksudnya, kepada seluruh manusia. Imam Qatadah turut mengomentari Ayat ini "Allah swt Mengutus Nabi Muhammad SAW kepada bangsa Arab dan non Arab. Maka yang paling mulia dari mereka di sisi Allah swt adalah orang yang paling ta'at diantara mereka kepada Allah swt.

Ibnu Abi Hatim berkata, dari Ikramah, dia berkata, Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, "sesungguhnya Allah swt mengutamakan Muhammad SAW atas seluruh penghuni langit, bumi dan para Nabi." Mereka bertanya, "Wahai Ibnu Abbas Radhillahu'anhuma, dengan apa beliau diutamakan atas para Nabi yang lainnya? "Ibnu Abbas Radhiallahu'anhuma menjawab "sesungguhnya Allah swt Berfirman, وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ "Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka," (QS. Ibrahim [14]: 4)


Firman Allah yang menyuruh kita agar membentuk Organisasi untuk berdakwah adalah

Lihat Pendidikan Selengkapnya