Firman Allah yang membahas tentang julukan khalilullah yang dimiliki Nabi Ibrahim AS adalah

Firman Allah yang membahas tentang julukan khalilullah yang dimiliki Nabi Ibrahim AS adalah

Edditor

Ilustrasi/net

FaktaIndonesiaNews.com - Arti kata “Gelar” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebutan kehormatan, kebangsawanan, atau kesarjanaan yang biasanya ditambahkan pada nama orang seperti raden, tengku, doktor, sarjana ekonomi; atau nama tambahan sesudah nikah atau setelah tua (sebagai kehormatan) seperti “Sutan”; atau sebutan (julukan) yang berhubungan dengan keadaan atau tabiat orang seperti si gendut, si tamak, si tampan, si cantik.

Secara harfiah kata khalil mempunyai persamaan makna/sinonim dengan kata habib, yang artinya “kekasih” atau “yang dikasihi”, namum secara maknawiyah terdapat perbedaan dalam penyematan kata tersebut terhadap seseorang. Dalam terminologi islam tanpa mengabaikan kupasan ilmu etimologi bahasa, kata khalil mengandung arti kata habib di dalamnya serta merupakan klimaks dari  tahapan orang yang mahabbah/mencintai. Sehingga kata khalil mempunyai derajat lebih tinggi dan mulia dari kata habib.

Nabi Ibrahim Khalilullah adalah satu nama besar dalam Islam. Dalam satu riwayat Allah Ta’ala bertanya kepada semua Ulul Azmi: "Wahai Nuh siapa kamu? Aku Najiyallah (yang di lepaskan oleh Allah), Wahai Musa siapa kamu? Aku Kalamullah. Wahai Isa siapa kamu? Aku Ruhullah (Yang dimasukkan ruh oleh Allah ke dalam perut Siti Mariam tanpa bapa) Wahai Ibrahim siapa kamu? Aku Khalilullah (Teman bagi Allah) dan bila di tanya kepada baginda Rasulullah s.a.w. Wahai Muhammad siapa kamu? Maka jawab baginda SAW, aku Yatim (aku anak yatim tiada ibu dan ayah)."

Ternyata tidak hanya Nabi Ibrahim AS yang menerima gelar “Khalilulah”, namun Nabi Muhammad SAW juga menerima gelar tersebut seperti yang beliau sabdakan;

“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku seorang khalil seperti halnya Dia menjadikan Ibrahim sebagai khalil.” (Diriwayatkan Ibnu Majah)

Dulu, ketika penulis masih kanak kanak pernah dijelaskan makna khalilulah oleh seorang kyai (semoga Allah meridhoinya). Beliau menyuruh dua orang teman saya membawa dua buah gelas untuk diletakan diatas sebuah meja secara bebas, setelah diletakan kemudian kyai menerangkan makna khalilulah secara sederhana namun memiliki arti yang mendalam.

“Anak anaku, kalian tahu kenapa Nabi Ibrahim diberi gelar Khalilulah? Gambaran sederhananya terlihat ketika dua teman kalian mendapatkan perintah untuk meletakan gelas di atas meja. Keduanya begitu taat dan sigap menjalankan perintah itu, namun teman kalian yang satu meletakan gelas di tengah meja dan yang lainya meletakan gelas di pinggir meja. Kedua teman kalian telah benar dalam menjalankan perintah, tapi menurut kalian gelas manakah yang letaknya paling aman?”, tanya kyai.

Kami pun serempak menjawab, “Yang tengah kyai”.

“Nah itulah salah satu gambaran kenapa Nabi Ibarahim di beri gelar Khalilulah oleh Allah SWT. Karena setiap mendapatkan perintah dari Allah, Nabi Ibrahim tidak hanya sekedar menjalankan perintah-Nya, namun beliau juga selalu memikirkan letak kesempurnaan dalam pelaksanaanya”, papar kyai.

Dalam menjalankan ajaran agama atau aktivitas kehidupan sosial lainya, terkadang kita terjebak dalam ritualisme tanpa usaha untuk menjadikan hal tersebut mempunyai pengaruh/efek positif terhadap sikap dan prilaku secara personal serta berpengaruh bagi lingkungan di sekitar kita.

Melaksanakan ajaran agama dan rutinitas kehidupan dengan penuh tanggung jawab dan bukan hanya sekedar “melepaskan beban kewajiban” pada akhirnya akan menghantarkan diri kita menjadi pribadi “khalil” yang dicintai dan mencintai Allah dan mahluk Tuhan lainya serta menjadikan diri kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainya.

(dikutip dari berbagai sumber)

Penulis : Mano KH / Tokoh Masyarakat Priangan Timur

Bagikan melalui

bantuin kaksoal nya:Sebutkan 5 Simbol Ipa​

cara memanggil burung perkutut​

Tuliskan minimal dua keterampilan yang diperlukan untuk membuat patung seperti pada gambar disamping​

Umbi akar Umbi batang Umbi lapis Jelaskan pengertiannya dan tuliskan contoh tumbuhannya! ​

hai kak, ttolong buatin yel yel regu mawar kaya nyanyi gtu dong. yang ada Inggris nya kalo bisa, terima kasih​

bantu jawb soal ini,soal bhs bali ​

BANTU YAA KAKKK MAKASIHH​

kesimpulan dari pohon rambutan adalah​

tuliskan 10 pertanyaan tentang siti masyitoh? tolong jawab yahb butuh bangett soalnyaa untuk tanggal 29 juli hari senin​

ceritakan kisah yang pernah kamu lihat sehingga orang serentak mengucapkan Alhamdulillah ​

Indonesiainaide.id, Jakarta – Nabi Ibrahim AS memiliki gelar khalilullah, apa maksudnya dan apa hal yang menyebabkan beliau mendapatkan gelar tersebut?

Nabi Ibrahim adalah salah satu dari para rasul yang mempunyai gelar ulul `azmi. Gelar ini adalah gelar yang dimiliki oleh nabi yang mempunyai ketabahan dan kegigihan yang luar biasa dalam menjalankan dakwahnya.

Dari 124.000 nabi yang pernah diutus Allah ke bumi, hanya 5 nabi saja yang mempunyai gelar ulul azmi, Yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW. Gelar ini adalah gelar agung yang diberikan Allah kepada hambanya.

Selain itu, Nabi Ibrahim juga mempunyai gelar spesial untuk dirinya, yaitu Khalilullah. Khalilullah bemakna sebagai kekasih Allah. Gelar yang mulia ini beliau dapatkan bukan tanpa sebab.

Dalam kitab Nashoihul Ibad, diterangkan bahwa setidaknya ada tiga sebab mengapa Nabi Ibrahim mendapatkan gelar ini. Berikut adalah ketiga sebab tersebut:

Pertama, Nabi Ibrahim selalu mendahulukan perintah Allah daripada perintah lainnya. Layaknya kepada seorang kekasih, Nabi Ibrahim selalu mendahulukan kepentingan Allah daripada yang lain. Hal ini tercermin ketika Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, Ismail.

Sebelum kelahiran Ismail, Nabi Ibrahim sangat mendambakan seorang anak. Namun hingga berpuluh-puluh tahun beliau belum dikaruniai anak. Pada akhirnya beliau meminta izin kepada istrinya, Sarah, untuk menikah kedua kalinya dengan Hajar.

Dari pernikahan ini lahirlah Nabi Ismail. Saat menginjak masa remaja, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya itu. Tanpa pikir panjang, beliau menjalankan perintah Allah. Dengan kuasa Allah, Nabi Ismail diselamatkan Allah dan diganti dengan domba.

Konon, ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk khitan, beliau langsung memotong kulup-nya sendiri dengan kapak. Beliau tidak menggunakan pisau atau alat tajam lainnya padahal beliau memilikinya.

Beliau mengatakan, “Ketika perintah itu datang, yang ada di dekatku hanyalah kapak. Maka aku langsung memakainya untuk sunat. Ketika aku mencari-cari alat yang lain, aku khawatir akan digolongkan ke dalam orang-orang yang suka menunda perintah-Nya.”

Kedua, Nabi Ibrahim selalu tawakal kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim adalah seorang yang kaya raya pada zamannya. Konon, beliau mempunyai 12.000 binatang ternak. Namun kekayaanya itu tidak membuat beliau lupa kepada Allah SWT.

Suatu ketika, malaikat Jibril diperintah Allah untuk menguji ketaatan Nabi Ibrahim. Jibril menyamar sebagai seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Ibrahim. Jibril berkata, “Wahai tuan, saya sangat membutuhkan harta untuk memenuhi hidup saya.” Nabi Ibrahim lalu menjawab, “Silahkan ambil satu atau dua dari hewan ternak yang kumiliki.”

Jibril malah meminta tambahan,”Tapi itu masih belum cukup, Tuan.” Nabi Ibrahim menjawab, “Ambillah sepertiga yang kumiliki.”

Jibril masih menguji keteguhan Nabi Ibrahim, “Itu juga belum cukup, Tuan.” Nabi Ibrahim pun dengan santai menjawab, “Ambillah semua ternak yang kumiliki.” Malaikat Jibril yang kagum akan sifat Nabi Ibrahim ini akhirnya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah yang diperintahkan untuk menguji Nabi Ibrahim.

Cerita di atas menggambarkan betapa tawakal nya Nabi Ibrahim kepada Allah. Beliau sangat yakin bahwa semua rezeki yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah SWT. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam mencari rezeki. Beliau rela semua harta bendanya diambil karena beliau yakin bahwa semua sudah ditanggung oleh Allah SWT.

Ketiga, Nabi Ibrahim tidak pernah makan kecuali ada tamu yang menemaninya. Beliau rela berjalan satu hingga dua mil untuk mencari tamu agar dapat makan bersamanya. Hal ini membuat beliau diberi julukan “Abu ad-Duyuf” atau bapaknya para tamu.

Konon, suatu ketika Nabi Ibrahim memohon kepada Allah, “Wahai tuhanku, aku ingin sekali menjadikan umat Muhammad sebagai tamuku hingga hari kiamat.” Allah SWT menjawab, “Engkau tidak bisa wahai Ibrahim.”

Nabi Ibrahim tidak berputus asa dan tetap memohon, “Tuhanku, engkau tau keadaanku dan engkau maha kuasa atas segala sesuatu. Maka kabulkanlah permintaanku wahai Tuhanku.”

Allah SWT akhirnya mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim disuruh untuk mengambil kapur dari surga dan membawanya ke atas gunung Qubais. Di atas gunung tersebut, Nabi Ibrahim meniup kapur surga itu.

Setiap tempat yang menjadi jatuhnya kapur tersebut akan menjadi garam. Sehingga garam yang kita nikmati hingga sekarang ini adalah buah permohonan Nabi Ibrahim kepada Allah untuk menjamu umat Nabi Muhammad SAW.

Itulah tiga keteladanan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS. Ketiga hal tersebut membuat beliau diangkat dan diberi gelar sebagai khalilullah. Kita sebagai umat Muhammad setidaknya dapat meniru sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim tersebut.

Wallahu A`lam

Oleh: Zidnal Mafaz, Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

(Msh)