Dampak negatif dari mengkonsumsi minuman keras terdapat pada nomor

Kumpul-kumpul sama temen di weekend memang paling seru, apalagi setelah kita semingguan penuh kerja keras mengejar deadline. Dan biasanya bar adalah tujuan utama untuk santai sambil ngobrol dan minum-minum lucu sama temen. Tapi asal kamu tahu aja nih, kebanyakan minum itu bahaya lho! Apalagi sampai mabuk berat. Selain bahaya minuman keras bagi kesehatan, keseringan mabok itu bikin susah orang banyak, ditambah lagi kalau kamu tipikal orang yang mabuknya ‘rusuh’. Kalau berencana minum-minum saat weekend nanti, ini dia 3 dampak negatif minuman keras yang harus diperhatikan :

Kalo kamu minum alkohol dengan jumlah yang sesuai (I mean, tidak berlebihan) bisa membuat pembuluh darah melebar dan jadi lebih rileks. Tapi kalau kebanyakan yang terjadi malah sebaliknya, pembuluh darah menyusut, tekanan darah naik jadinya pusing dan radang, duh!

Ini yang paling sering menimpa orang-orang yang sering minum-minum, livernya rusak. Keseringan minum bisa meningkatkan resiko terkena penyakit liver. Di Inggris 25% penyebab kerusakan hati adalah karena minuman keras. Dan secara umum juga, alkohol itu ‘tiket’ langsung kena penyakit liver.

Nah, ini nih yang paling sering kejadian dengan orang yang lagi mabuk berat, ngerusak suasana! Ada tipikal orang yang kalau dia lagi mabuk pasti jadi bawel, dan ngomongnya ngaco. Kalau yang seperti ini masih bisa dibuat jadi bahan candaan sama teman-temannya. Tapi lain lagi kalo lagi mabuk rusuh, emosi kepancing dan tempramennya naik. Yang seperti ini yang suka bikin bubar tongkrongan. Satu lagi yang paling ditakutin adalah orang mabok yang mengemudi, ini bahaya banget! Banyak kasus kecelakaan karena si driver berada dibawah pengaruh alkohol, jangan sampai kejadian deh, pokoknya! Walaupun memang minum-minum alkohol (nampaknya) sudah seperti menjadi bagian dalam kegiatan bersosialisasi, khususnya buat masyarakat di perkotaan, tapi tetap ingat ya dan ketahui batas tubuh kita. Dan kamu harus berani menolak minuman, kalo tahu tubuh kamu sebenarnya udah ngga kuat. Dan pastikan, setidaknya ada satu orang di antara kalian yang ngga mabok. Buat jaga-jaga kalau yang pada teler, tumbang semua. Dan inget selalu buat drink responsible, ya!

"Air putih segelas lebih baik daripada sebotol minuman keras."

Ada mindset yang keliru di kalangan sebagian besar masyarakat kita, yakni menyelesaikan masalah dengan cara menambah masalah. Sering kali ketika persoalan hidup kian hari semakin berat dan solusi untuk menyelesaikannya tak kunjung tiba, maka langkah praktis yang banyak ditempuh adalah dengan mengonsumsi minuman keras.

Memang kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama di negara barat, mengonsumsi minuman keras bukanlah suatu hal yang tabu. Di sana, minuman keras menjadi bagian yang tidak terpisahkan mengingat efeknya untuk menghangatkan tubuh. Pada umumnya, minuman keras terbagi menjadi 3 kelompok, antara lain:

  • Kelompok A: Kelompok minuman keras ini merupakan kelompok dengan  kadar alkohol antara 1-5 persen. Contohnya bir.
  • Kelompok B: Minuman keras yang masuk pada kategori ini ialah minuman keras dengan kadar alkohol 5-20 persen. Contohnya yaitu martini dan wine.
  • Kelompok C: Kelompok minuman keras ini memiliki kadar alkohol antara 20-50. Contohnya wiski dan brandy.

Untuk peraturan di Indonesia terkait peredaran dan penjualan minuman keras, sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 86/Men.Kes/Per/IV/77. Namun, tetap saja masih banyak dari kita temukan peredaran minuman keras yang ilegal. Bahkan tidak hanya golongan atau kelompok minuman keras A, B, dan C yang beredar, namun juga minuman keras oplosan pun juga marak ditemui dan diperjualbelikan.

Minuman keras sendiri pada umumnya memiliki dampak yang positif dan negatif bagi orang yang mengonsumsinya. Akan tetapi, jumlah dampak negatif yang ditimbulkan jauh lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.

Beberapa dampak positif yang telah diteliti oleh beberapa ahli, di antaranya dari Belanda dan Inggris, menyebutkan bahwa minuman keras dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, stroke, dan pikun. Namun yang perlu diperhatikan, dampak ini hanya akan terjadi jika dosisnya pas, tidak kurang dan tidak lebih.

Jika minuman keras dikonsumsi secara berlebihan, maka dampak positif di atas malah akan berubah menjadi dampak negatif. Dan ini terbukti bahwa sejumlah penyakit sudah banyak dirasakan oleh orang yang mengonsumsi minuman keras secara berlebihan.

Tidak hanya terkait dengan kesehatan, efek dari minuman keras juga berakibat pada mabuk atau kehilangan kesadaran, sehingga ,menimbulkan tindakan kriminal yang akan merugikan dan mencelakakan orang lain. Tak heran jika beberapa kasus, seperti perkosaan, pembunuhan, dan perkelahian, dipicu oleh minuman yang satu ini.

Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari minuman keras antara lain:

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah tertentu bisa menyebabkan kecacatan pada bayi. Para ahli kesehatan tetap menyarankan wanita hamil untuk tidak mengonsumsinya, apalagi jika sedang dalam masa kehamilan 3 bulan pertama. Hal ini dilakukan untuk mencegah kelahiran bayi secara prematur atau keguguran.

Penyakit osteoporosis merupakan hal yang tidak diinginkan, sebab bisa menimbulkan cacat permanen hingga kematian karena patah tulang. Dengan mengonsumsi minuman keras, seseorang akan lebih mudah terkena osteoporosis. Hal ini terjadi karena alkohol bisa menguras cadangan kalsium yang dimiliki oleh tubuh.

3. Kerusakan sistem pencernaan

Meminum minuman keras dalam jangka panjang akan sangat berisiko terkena peradangan kronis terhadap saluran pencernaan. Lambung bisa mengalami kelainan, termasuk usus yang sel-selnya bisa berubah menjadi sel-sel ganas.

Penelitian menunjukkan bahwa 10-20 persen penyakit lever bisa terjadi dikarenakan mengonsumsi alkohol. Hal ini terjadi karena alkohol memicu lever bekerja lebih keras untuk menyaring cairan tersebut. Alhasil, lever mengalami pembengkakan karena mengandung banyak cairan di dalamnya.

Kerusakan otak yang bisa diakibatkan dari meminum minuman keras adalah menurunnya fungsi otak. Risiko depresi dan frustasi pun kian meningkat.

Salah satu hal yang membuat organ reproduksi tidak berjalan optimal adalah karena biasa mengonsumsi minuman keras. Oleh karena itu, monopause pada wanita akan terjadi lebih cepat lantaran mengonsumsi minuman keras secara berlebihan.

Melihat dari penjelasan di atas, maka saran dari penulis adalah lebih baik menghindari minuman keras. Untuk mendapatkan manfaat bagi tubuh, Kamu masih bisa mengonsumsi makanan dan minuman lain yang tentunya tidak memiliki dampak negatif seperti minumal beralkohol.

Jakarta -

Alkohol merupakan minuman keras yang dapat mempengaruhi berbagai struktur dan proses sistem saraf pusat. Alkohol juga memiliki efek toksik yang cukup besar pada sistem pencernaan dan kardiovaskular.

Minuman keras beralkohol diklasifikasikan sebagai karsinogenik oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker dan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Alkohol sebagai imunosupresan dan meningkatkan risiko penyakit menular, termasuk tuberkulosis dan HIV.

Konsumsi minuman keras beralkohol juga dikaitkan dengan beberapa risiko kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Sehingga sulit untuk menentukan ambang batas populasi yang berlaku secara universal untuk minum berisiko rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berikut beberapa dampak dan bahaya negatif dari minuman keras beralkohol:

1. Kelenjar pencernaan dan endokrin

Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan aktivasi abnormal enzim pencernaan yang diproduksi oleh pankreas. Penumpukan enzim ini dapat menyebabkan peradangan yang dikenal sebagai pankreatitis. Pankreatitis dapat menjadi komplikasi serius jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

2. Kerusakan inflamasi

Hati adalah organ yang membantu mencegah dan menghilangkan zat berbahaya dari tubuh Anda, termasuk alkohol. Penggunaan alkohol jangka panjang bisa mengganggu proses ini. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko peradangan hati kronis dan penyakit liver. Jaringan parut yang disebabkan oleh peradangan ini dikenal sebagai sirosis.

Pembentukan jaringan parut merusak hati, Karena hati semakin rusak, semakin sulit mengeluarkan zat beracun dari tubuh.

3. Kadar gula

Pankreas membantu mengatur penggunaan insulin tubuh Anda dan respon terhadap glukosa. Ketika pankreas dan hati Anda tidak berfungsi dengan baik, Anda berisiko mengalami gula darah rendah. Pankreas yang rusak juga dapat mencegah tubuh memproduksi cukup insulin untuk memanfaatkan gula.

Jika tubuh Anda tidak dapat mengelola dan menyeimbangkan kadar gula darah, Anda mungkin dapat mengalami komplikasi dan efek samping yang lebih besar terkait diabetes.

4. Sistem saraf pusat

Dampak lain dari bahaya konsumsi minuman keras beralkohol adalah dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Ucapan cadel adalah salah satu tanda pertama Anda terlalu banyak minum. Alkohol dapat mengurangi komunikasi antara otak dan tubuh Anda. Ini membuat koordinasi menjadi lebih sulit.

Karena alkohol menyebabkan lebih banyak kerusakan pada sistem saraf pusat, Anda mungkin akan mengalami mati rasa dan kesemutan di kaki dan tangan.

Terlalu banyak konsumsi minuman keras beralkohol juga bisa membuat otak sulit mengingat jangka panjang. Seiring waktu, kerusakan lobus frontal dapat terjadi. Area otak ini bertanggung jawab untuk kontrol emosional, memori jangka pendek dan penilaian.

5. Sistem pencernaan

Hubungan antara konsumsi alkohol dan sistem pencernaan memang tidak terlihat langsung secara jelas. Akan tetapi terlalu banyak konsumsi minuman beralkohol dapat merusak jaringan di saluran pencernaan dan mencegah usus mencerna makanan serta menyerap nutrisi dan vitamin. Akibatnya bisa terjadi malnutrisi.

Minum alkohol banyak juga bisa menyebabkan perut kembung, diare, hingga pendarahan internal yang berbahaya.

6. Sistem imun

Minum banyak alkohol bisa mengurangi sistem kekebalan alami tubuh. Hal ini membuat tubuh Anda lebih sulit untuk melawan kuman dan virus yang menyerang.

Orang yang minum alkohol dalam jangka waktu lama juga lebih mungkin mengembangkan pneumonia atau tuberkulosis daripada masyarakat umum. Dikutip dari Healthline, sekitar 10 persen dari semua kasus tuberkulosis di seluruh dunia terkait dengan konsumsi alkohol. Minum alkohol juga meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk mulut, payudara dan usus besar.

7. Ginjal

Minuman keras beralkohol juga memiliki efek diuretik sehingga dapat meningkatkan produksi urin dalam tubuh. Semakin banyak alkohol dikonsumsi maka jumlah urin yang diproduksi semakin banyak. Hal ini membuat ginjal kesulitan untuk mengatur aliran urin dan cairan tubuh ke seluruh tubuh. Keseimbangan elektrolit dalam tubuh pun menjadi terganggu dan memicu dehidrasi.

Dampak negatif dan berbahaya dari konsumsi minuman keras beralkohol adalah rentan alami komplikasi penyakit yang berakibat fatal seperti kerusakan tulang, kanker hingga serangan jantung.

Simak Video "Bikin Laper: Menikmati Makanan Korea dengan Rasa Autentik"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/pal)