Dalam sebuah puisi terdapat titik-titik di dalamnya

Setelah mengetahui unsur-unsur puisi, kamu juga perlu mengenali jenis-jenisnya. Jenis-jenis puisi terbagi menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru yang memiliki jenisnya masing-masing pula.

Berikut penjelasan masing-masing jenis puisi:

Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan lama seperti jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama. Berikut beberapa jenis puisi lama:

Mantra, adalah sajak yang berisi ucapan-ucapan yang masih dianggap mempunyai suatu kekuatan gaib.

Pantun, adalah bentuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi yang bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri 8 hingga 12 suku kata, dua baris awal pantun merupakan sampiran, dan dua baris akhir merupakan isi, dan tiap bait terdiri dari 4 baris.

Karmina, adalah jenis pantun lebih pendek.

Gurindam, adalah jenis puisi lama yang terdiri dari dua baris dalam satu bait, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat-nasihat.

Syair, adalah jenis puisi lama yang berasal dari negara Arab, mempunyai ciri tiap bait terdiri 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau sebuah cerita.

Talibun, adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi seperti sebuah pantun genap, yang tiap baitnya terdiri dari sebuah bilangan genap seperti 6, 8, maupun 10 baris.

Puisi Baru

Puisi baru adalah sebuah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan tertentu layaknya puisi lama. Jenis puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Berikut beberapa jenis puisi baru:

Balada, adalah sebuah puisi yang berisi cerita-cerita. Balada terdiri dari 3 bait, masing-masing bait terdiri dari 8 larik, larik pertama memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-d, kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c, dan skema rima yang terakhir dalam satu bait pertama digunakan sebagai referensi dalam bait-bait selanjutnya.

Himne, adalah puisi baru yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, pahlawan, dan Lembaga.

Ode, adalah puisi baru yang berisi sanjungan bagi orang yang berjasa. Nada dan gaya Ode sangatlah resmi, bernada anggun, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi maupun suatu peristiwa.

Epigram, adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.

Romansa, adalah puisi yang berisi luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.

Elegi, adalah puisi yang berisi sebuah kesedihan.

Satire, adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan.

Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau puisi seuntai.

Terzinaa, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris.

Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.

Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.

Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.

Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.

Oktaf atau Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.

Soneta, adalah jenis puisi baru yang memiliki ciri-ciri puisi terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, pada 2 bait pertama terdiri 4 baris, dan pada 2 bait kedua terdiri 3 baris

Dalam sebuah puisi terdapat titik-titik di dalamnya

Ilustrasi puisi. (Photo by Álvaro Serrano on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Pasti hampir semua orang Indonesia mengenal nama-nama, seperti Chairil Anwar, WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, atau Taufik Ismail. Mereka adalah sosok penyair puisi kebanggaan negeri ini yang tersohor dengan karya puisinya.

Di bangku sekolah, kita mempelajari satu di antara karya satra ini. Menurut H.B Jassin, puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.

Dengan kata lain, puisi adalah suatu karya sastra berupa ungkapan isi hati penulis di mana di dalamnya ada irama, lirik, rima, dan ritme pada setiap barisnya.

Dikemas dalam bahasa yang imajinatif dan disusun dengan kata yang padat dan penuh makna, karya puisi mengandung nilai estetika tersendiri.

Tiap puisi memiliki karakteristik tersendiri antara satu dengan lainnya. Untuk mengenal lebih dalam mengenai puisi, kamu perlu memahami unsur fisik, ciri-ciri, jenis hingga cara membuatnya.

Berikut ini hasil rangkuman pengertian puisi, unsur fisik, ciri-ciri, jenis hingga cara membuatnya, dikutip dari laman Gurupendidikan dan Kelaspintar, Kamis (4/3/2021).

1. Unsur fisik puisi

Berikut ini merupakan unsur-unsur fisik puisi:

Diksi

Diksi adalah satu penentuan kata yang pas dalam puisi. Pemilihan kata yang pas yang bertujuan untuk menghidupkan situasi, menciptakan perasaan, serta memperlihatkan keindahan dari puisi.

Majas

Majas adalah satu gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai bahasa kiasan supaya puisi terlihat indah serta menarik. Bahasa kiasan bertujuan untuk mengemukakan apa maksud yang diinginkan oleh pengarang puisi.

Rima atau unsur bunyi

Rima atau unsur bunyi atau bisa disebut sebagai sajak. Satu pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak atau pada akhir larik di sajak.

Pengulangan bunyi ini ditujukan untuk menambah nilai merdu dari puisi. Dengan kata lain, memberi dampak pada suara serta suasana yang disebut dalam puisi itu.

Citraan atau imajinasi

Citraan atau imajinasi dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi bakal memakai kata yang bisa digunakan untuk mengungkap pengalaman imajinasinya. Kata-kata yang dipakai itu memberi kesan tersendiri pada panca indra pembaca. Tipe-tipe citraan dalam puisi, yakni:

  • Citraan pandang
  • Citraan dengar
  • Citraan rasa
  • Citraan kecap

Dalam sebuah puisi terdapat titik-titik di dalamnya

Ilustrasi membuat puisi. (Photo by Ylanite on Pexels)

2. Ciri-ciri puisi

Ciri-ciri puisi secara umum

  • Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf.
  • Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah.
  • Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
  • Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
  • Dalam puisi, setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.

Ciri-ciri puisi lama

  • Anonim atau tidak diketahui siapa nama penulis puisi.
  • Terikat pada jumlah baris, rima, irama, diksi, intonasi, dan sebagainya.
  • Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise.
  • Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.

Ciri-ciri puisi baru

  • Nama pengarang atau penulis puisi diketahui.
  • Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
  • Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.
  • Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi.
  • Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.
  • Puisi biasanya berbentuk empat seuntai.
  • Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.
  • Pada tiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata.
  • Isi puisi baru umumnya berisi tentang kehidupan.

3. Jenis-jenis puisi

Ada beragam tipe puisi yang berkembang sekarang ini. Puisi-puisi itu, yakni:

Puisi lama

Puisi lama adalah puisi yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Puisi jenis ini terbagi ke dalam beberapa jenis pula, di antaranya:

  • Pantun
  • Mantra
  • Karima
  • Seloka
  • Gurindam
  • Syair
  • Talibun

Puisi baru

Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Beberapa jenis puisi baru, sebagai berikut:

  • Balada
  • Himne (Gita Puja)
  • Ode
  • Epigram
  • Romansa
  • Elegi
  • Satire
  • Distikon
  • Terzina
  • Kuatren
  • Kuint
  • Sekstet
  • Septima
  • Oktaf (Stanza)
  • Soneta

4. Cara membuat puisi

Membuat puisi bukan hal yang mudah, ada banyak perkara yang harus kamu pahami dan kuasai. Beberapa di antaranya:

Tentukan tema atau judul

Dalam menentukan tema atau judul, pilih yang menurut kamu menarik dan sesuai dengan kata hatimu. Puisi bisa menggunakan tema atau judul yang berhubungan dengan alam, persahabatan, sosial, pendidikan atau ungkapan hati.

Menentukan kata kunci

Jika kamu sudah menentukan tema dan judul, langkah selanjutnya adalah menentukan kata kunci yang akan dikembangkan menjadi kalimat. Misalnya satu kata kunci yang digunakan untuk satu larik, atau satu kata kunci untuk membuat satu bait.

Diksi

Diksi atau pemilihan kata adalah cara kamu memberikan sebuah keunikan untuk puisi. Banyak puisi bagus yang menggunakan kata-kata sederhana, ada juga puisi bagus yang menggunakan diksi yang unik.

Tentukan sendiri diksi yang ingin kamu gunakan karena inilah cara untuk menunjukan keunikan dari puisimu.

Rima

Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk memberikan efek keindahan. Pada bagian ini kamu juga bisa menunjukan kreativitasmu. Gunakan rima untuk membuat puisimu menjadi makin indah.

Bait

Ada banyak pilihan dari bait yang bisa kamu gunakan, seperti distikon, terzina, kuatren, kuint, dan sonata. Manfaatkan bait-bait ini sesuai dengan keinginanmu.

Kembangkan puisi semenarik mungkin

Proses selanjutnya adalah mengembangkan puisimu seindah mungkin. Setiap proses yang sudah kamu lewati akan makin ditingkatkan dengan proses pengembangan ini. Jangan takut, tunjukan kreativitas dan imajinasimu di sini.

Buatlah penutup yang bagus

Akhir yang mengena adalah cara yang baik dalam menutup sebuah puisi. Ini bisa memancing para pembaca untuk membaca puisi lebih dari satu kali.

Kamu juga bisa menunjukan kreativitasmu dan memilih akhir puisi yang justru tidak dapat disangka-sangka oleh pembaca, atau membuat sebuah hal yang berbeda di akhir.

Sumber: Gurupendidikan, Kelaspintar