tuliskan puisi pendek Show buatlah latar belakang masalah study tour ke Bali tolongh banh makasih yah nantih kuh kasih inih↓likeh↓komenh↓jadikanh jawabanh terbaikh↓terakhir yaitu folow dan bintangggh yeyh maksih dah jawabh note … yang dimaksud dengan teks eksposisi yaitu ?_______________________off mapel:bahasa Indonesia buatlah 3 kalimat imperatif sesuai dengan teks prosedur! QuissTuliskan cerpen yang bertema kisah legenda! (legendanya sembarang boleh gatot kaca, boleh putri duyung, dan sebagainya)NOTE : yang bagus cerpenny … pertanyaan MOSbiskuit rasis =....Kendaraan bernutrisi =....Butiran beras sakit hati =....Minuman anak anj1ng =.....Roti jines tian =.....Roti transaks … Susun huruf acak bahasa indonesia g-m-a-r-i-n bacalah teks berikut inikalung emas adlh perhiasan yg biasa dipakai oleh perempuan, namun di era modeern ini bnyk ada muda laki laki yg memakai kalung … Bagaimana cara memperkenalkan diri dengan baik dan sopan? serta tulis contohnya
GH Dhafi Quiz Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at gh.dhafi.link. with Accurate Answer. >>
Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :
Jawaban terbaik adalah D. Bawang Merah. Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Tokoh antagonis dalam cerita Bawang Merah dan Bawang Putih adalah...❞ Adalah D. Bawang Merah. Apa itu gh.dhafi.link??gh.dhafi.link Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.
EF Dhafi Quiz Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at ef.dhafi.link. with Accurate Answer. >>
Siapakah tokoh antagonis dalam cerita bawang merah dan bawang putih?Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :
Jawaban terbaik adalah D. bawang merah dan ibu tiri . Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Siapakah tokoh antagonis dalam cerita bawang merah dan bawang putih? ❞ Adalah D. bawang merah dan ibu tiri . Apa itu ef.dhafi.link??ef.dhafi.link Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.
2. Perwatakan Tokoh Dalam Dongeng Bawang Merah Bawang Putih Tokoh dalam dongeng ini adalah Bawang Putih sebagai tokoh utama dan Bawang Merah dan ibunya sebagai tokoh tambahan. Seperti yang dijelaskan oleh Nurgiyantoro (2012:176), tokoh utama dalam cerita adalah tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi cerita. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya sekali atau hanya beberapa kali dimunculkan dalam cerita. Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan menjadi tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Menurut Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2012: 178), tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Dalam dongeng ini Bawang Putih digambarkan sebagai seorang gadis yang baik hati, penurut, pendiam, rajin, tulus, santun, sopan, menghormati orang tua, dan tidak serakah. Bawang merah digambarkan sebagai seorang gadis yang serakah, pemalas, pemarah, dan tidak punya sopan santun. Ayah digambarkan 60 mudah percaya dan tidak gegabah. Ibu tiri Bawang Putih digambarkan sebagai tokoh ibu yang mempunyai watak jahat, pemalas, serakah dan lain sebagainya. Untuk mengetahui watak setiap tokoh yang lebih lengkap akan dijelaskan secara lebih rinci berikut ini. 1. Bawang Putih a. Penurut Watak ini digambarkan secara tidak langsung melalui pemaparan pengarang. Dari cerita yang disampaikan pengarang dapat disimpulkan watak dari Bawang Putih. “Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja.”(P 3) Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Bawang Putih mau menuruti semua yang diperintahkan ibu tirinya. Bawang Putih tidak pernah memberitahukan kepada ayahnya tentang perlakuan ibu dan saudara tirinya ini. Bawang Merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja tidak mau membantu Bawang Putih mengerjakan pekerjaan rumah. Jika dilihat dari pembagian tokoh, Bawang Putih termasuk ke dalam tokoh utama karena ditampilkan terus menerus dan mendominasi sebagian cerita. Jika dilihat dari peran-peran tokohnya, Bawang Putih termasuk ke dalam tokoh protagonis karena tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. b. Baik Hati Watak baik hati yang dimiliki oleh Bawang Putih digambarkan secara tidak langsung oleh pengarang. Dalam setiap cerita dongeng watak baik hati sering ditemui pada tokoh utamanya. “Bawang Putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang Merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang Putih tidak mengetahuinya, karena Bawang Putih tidak pernah menceritakannya.”(P 3) Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa begitu baik hatinya Bawang Putih. Ia menutupi sikap buruk saudara dan ibu tirinya terhadapnya. Walaupun diperlakukan seperti pembantu, ia tidak menceritakan hal tersebut kepada ayahnya. Ia mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan gembira dan ia selalu berharap jika ia mau mengerjakan dan menuruti semua permintaan ibu tirinya suatu saat ia akan mendapatkan kasih sayang yang sama seperti anak kandung sendiri. c. Rajin Watak rajin yang dimiliki oleh Bawang Putih digambarkan secara tidak langsung oleh pengarang. Hal ini dapat disimpulkan dari kutipan berikut ini : “Bawang Putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang Merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. ( P 4) 62 Setelah ayahnya meninggal, Bawang Putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah yang diminta oleh ibu tirinya. Sebelum subuh ia sudah harus bangun untuk memasak air untuk mandi dan mempersiapkan sarapan untuk Bawang Merah dan ibunya. Kemudian ia masih harus menyapu, mencuci baju ke sungai dan masih harus menyetrika. Pekerjaan rumah tersebut harus ia kerjakan sendiri setiap hari. “Selama seminggu Bawang Putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang Putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek.” ( P 12) Setiap pagi Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju kotor Bawang Merah dan ibunya. Sesampainya di sungai ia langsung mencuci baju-baju kotor tersebut. Karena saking asyiknya mencuci, Bawang Putih sampai tidak sadar jika ada satu baju yang hanyut terbawa arus. Ia mencoba menyusuri sungai tersebut sampai akhirnya ia tiba di sebuah gubuk di tepi sungai. Dari gubuk munculah seorang nenek tua. Ternyata nenek tua tersebut menemukan baju yang dicuci oleh Bawang Putih. Sang nenek mau mengembalikan baju tersebut dengan syarat Bawang Putih harus membantunya mengerjakan semua pekerjaan rumah nenek tersebut. Bawang Putih menyetujui permintaan nenek dan ia tinggal selama satu minggu bersama nenek dan setiap hari ia membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Dari kutipan di atas watak rajin yang dimiliki oleh Bawang Putih digambarkan secara tidak langsung oleh pengarang. Terlihat bahwa Bawang Putih mau membantu nenek tersebut mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari. Watak rajin juga terlihat dari kutipan berikut ini : “Nak, sudah seminggu kau tinggal disini,. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti.” (P 13) Setiap hari Bawang Putih membantu mengerjakan semua pekerjaan rumah nenek tersebut. Nenek merasa sangat senang dengan pekerjaan Bawang putih. Nenek berkata bahwa Bawang Putih adalah anak yang rajin dan berbakti. Dari kutipan di atas, watak Bawang Putih disampaikan secara langsung melalui tokoh lain. d. Tulus Watak tulus yang dimiliki oleh Bawang Putih digambarkan secara tidak langsung oleh pengarang. Bawang Putih dengan gembira mau mengerjakan semua pekerjaan yang diberi oleh ibu tirinya. Seperti yang dapat kita lihat dari kutipan berikut ini: “Namun Bawang Putih selalu mengerjakan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya.”( P 4) Pekerjaan rumah yang diberikan kepada Bawang Putih tidak membuatnya sedih. Bawang Putih melakukan semua pekerjaan dengan tulus. Ia berharap bahwa dengan melakukan semua permintaan ibu tirinya, suatu saat nanti ia akan mendapatkan kasih sayang seperti yang didapatkan oleh Bawang Merah. 64 “Mulanya Bawang Putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang Putih memilih labu yang kecil.”(P 14) Nenek merasa senang dengan pekerjaan Bawang Putih. Untuk membalas kebaikan Bawang Putih, nenek meminta Bawang Putih untuk memilih salah satu labu sebagai hadiah atas kebaikannya yang sudah membantu nenek mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih menolak hadiah tersebut karena ia tulus membantu dan tidak meminta imbalan apapun. Namun nenek terus memaksa sampai akhirnya Bawang Putih harus menerima hadiah dari nenek. Pada kutipan kedua ini, watak tulus yang dimiliki oleh Bawang Putih digambarkan secara tidak langsung oleh pengarang. e. Gigih atau Pantang Menyerah Watak gigih atau pantang menyerah ini terlihat ketika Bawang Putih berusaha mencari baju ibunya yang hanyut terbawa arus. Watak ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Bawang Putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya”. (P 5) Watak ini disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang. Terlihat Bawang Putih tetap berusaha mencari baju yang hanyut terbawa arus. Ia terus menyusuri sungai walaupun matahari sudah mulai meninggi. Ia berusaha bagaimanapun caranya untuk menemukan baju ibu tirinya. Dan sampai ia bertemu dengan nenek tua yang menemukan baju ibu tirinya. Bawang Putih memohon untuk mendapatkan kembali baju tersebut. Apapun akan ia lakukan asalkan baju bisa ia bawa pulang, walaupun ia harus menerima syarat nenek untuk membantu mengerjakan semua pekerjaan rumah nenek selama satu minggu. f. Santun Tokoh protagonis atau yang biasa disebut dengan tokoh utama selalu digambarkan dengan tokoh yang memiliki watak yang baik dan selalu menjadi sumber nilai moral. Santun merupakan salah satu watak yang dimiliki juga oleh tokoh utama. Bawang Putih juga memiliki watak santun yang digambarkan secara tidak langsung oleh pengarang. Kesantunan Bawang Putih terlihat dari bagaimana ia mengucapkan terima kasih kepada seorang paman yang ia tanyai pada waktu mencari baju ibunya. Kalimat ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang Putih dan segera berlari kembali menyusuri”. ( P 8) Kutipan tersebut begitu jelas menggambarkan begitu santunnya Bawang Putih. g. Tidak Putus Asa Bawang Putih sebagai tokoh utama juga mempunyai watak pantang menyerah yang terlihat dari sikapnya yang disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang pada kutipan berikut ini : 66 “Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang Putih dan segera berlari kembali menyusuri”. (P 8) Bawang Putih mau melakukan apapun asalkan bisa menemukan kembali baju ibu tirinya. Ia terus berlari menyusuri sungai bertanya kesana kemari kepada orang-orang yang ia temui dijalan. Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Bawang Putih tetap berusaha mencari baju ibunya yang hilang terbawa arus. h. Empati Sebagai tokoh utama, Bawang Putih juga mempunyai watak empati. Bawang Putih mempunyai rasa iba atau belas kasihan terhadap orang lain. Watak ini dapat terlhat dari kutipan berikut ini : “Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba”(P 11) Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengarang menyampaikan watak Bawang Putih secara langsung melalui kalimat dalam cerita. Bawang Putih merasa iba dengan nenek yang tinggal sendirian di rumah. Bawang Putih juga melihat nenek tersebut merasa kesepian. i. Menghormati Orang Tua Sebagai anak gadis yang baik hati, Bawang Putih juga merupakan anak gadis yang menghormati orang tua. Watak ini terlihat ketika sang nenek meminta Bawang Putih untuk menemaninya tinggal dirumah nenek itu selama beberapa hari. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Baiklah, aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?”pinta nenek. Bawang Putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang Putih pun merasa iba. “ Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku, “ kata Bawang Putih dengan tersenyum.” (P 11) Pengarang mengungkapkan watak Bawang Putih secara tidak langsung. Terlihat Bawang Putih menghormati orang tua dengan tidak bisa menolak permintaan nenek tersebut. Nenek meminta Bawang Putih untuk menemaninya selama seminggu. Nenek merasa kesepian karena sudah lama tidak pernah mengobrol dengan siapapun. j. Berbakti Watak berbakti yang dimiliki oleh Bawang Putih disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang. Bawang Putih mau membantu mengerjakan semua pekerjaan rumah nenek tersebut. Nenek merasa sangat senang dengan pekerjaan Bawang Putih. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini : “Setiap hari Bawang Putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. ( P 12) k. Tidak Serakah Beberapa watak positif yang dimiliki oleh Bawang Putih terlihat juga dengan watak tidak serakah sebagai seorang gadis. Pengarang 68 menyampaikan watak ini dengan cara tidak langsung oleh pengarang. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Mulanya Bawang Putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang Putih memilih labu yang paling kecil. “ Saya takut tidak kuat membawa yang besar katanya.” ( P 14) Seminggu sudah Bawang Putih membantu nenek mengerjakan pekerjaan rumah. Nenek merasa sangat senang dengan pekerjaan Bawang Putih. Sebagai balasan atas kebaikan Bawang Putih terhadap nenek, nenek memberikan hadiah kepada Bawang Putih. Nenek meminta Bawang Putih untuk memilih salah satu dari dua buah labu. Pada awalnya Bawang Putih menolak pemberian nenek, namun karena terus dipaksa akhirnya Bawang Putih memilih labu yang kecil padahal ada labu yang lebih besar. Ia memilih labu yang kecil karena ia takut tidak kuat membawanya. Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bawang Putih merupakan gadis yang tidak serakah. Dia lebih memilih labu yang paling kecil, padahal ada labu yang lebih besar. Beberapa penjelasan dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Bawang Putih merupakan seorang gadis yang baik hati, rajin, santun, menghormati orang tua, dan tidak serakah. Jika dilihat dari jenisnya, Bawang Putih termasuk tokoh utama. Namun jika dilihat dari pengembangan plot, Bawang Putih tergolong sebagai tokoh protagonis karena dengan beberapa watak yang dimiliki Bawang Putih banyak nilai-nilai moral yang bisa diambil dan diterapkan dalam kehidupan. Beberapa watak yang dimiliki oleh Bawang Putih disampaikan oleh pengarang secara langsung dan tidak langsung. 2. Bawang Merah a. Munafik Bawang Merah adalah saudara tiri Bawang Putih. Watak yang dimiliki oleh Bawang Merah sangat berlawanan dengan watak yang dimiliki oleh Bawang Putih. Bawang Merah seorang gadis yang munafik. Pengarang menyampaikan watak ini secara tidak langsung. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Awalnya ibu Bawang Merah dan Bawang Merah sangat baik kepada Bawang Putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi Bawang Putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang.” ( P 3) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bawang Merah hanya berpura-pura baik kepada Bawang Putih. Hal ini Bawang Merah lakukan hanya untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Setelah ia dan ibunya mendapatkan sesuatu yang diinginkan, mereka memperlakukan Bawang putih seperti pembantu yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Setiap hari harus bangun sebelum subuh untuk masak air dan mempersiapkan sarapan, memberi makan ternak, mencuci dan menyetrika. b. Pemarah Bawang Merah mempunyai watak pemarah. Watak ini disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : 70 “Mereka kerap memarahi Bawang Putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang.” ( P 3) Pada mulanya Bawang Merah dan ibunya sangat baik terhadap Bawang Putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka kelihatan. Mereka kerap sekali memarahi Bawang Putih. Dari kutipan di atas jelas Bawang Merah memiliki watak pemarah. Ia berani memarahi Bawang Putih. c. Pemalas Bawang Merah merupakan gadis yang pemalas. Watak ini berbeda jauh dengan Bawang Putih yang rajin. Pengarang menyampaikan watak yang dimiliki oleh Bawang Merah secara tidak langsung yang dapat dilihat dari kutipan berikut ini : “Bawang Putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang Merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja.” ( P 3) Dari kutipan di atas jelas bahwa Bawang Merah adalah gadis pemalas. Ia tidak mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Ia hanya duduk-duduk saja melihat Bawang Putih mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Bawang Merah memperlakukan Bawang Putih seperti pembantu. Watak pemalas ini juga dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Tidak seperti Bawang Putih yang rajin, selama seminggu itu Bawang Merah hanya bermalas-malasan.” ( P 16) Setelah sampai dirumah Bawang Putih menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada saudara dan ibu tirinya. Kemudian ia membelah labu pemberian nenek tadi. Bawang Putih sangat terkejut ketika melihat emas permata yang sangat banyak dari labu yang ia belah. Bawang Merah dan ibunya memaksa Bawang Putih untuk menceritakan bagaimana ia bisa memdapatkan labu tersebut. Mendengar cerita Bawang Putih, kedunya mempunyai rencana untuk mendapatkan labu yang berisi emas permata. Bawang Merah menuju ke rumah nenek dan menemani nenek selama seminggu. Di sana ia hanya bermalas-malasan tidak seperti Bawang Putih yang rajin. Kalaupun ada yang dikerjakan hasilnya tidak bagus karena hanya dikerjakan dengan asal-asalan. Pengarang mengungkapkan watak Bawang Merah secara tidak langsung. Pengarang mengungkapkan watak pemalas tersebut melalui kalimat dari kutipan di atas. Bawang Merah hanya bermalas-malasan tidak mau membantu nenek mengerjakan pekerjaan rumah, tidak seperti Bawang Putih yang rajin. d. Semena-mena dan Suka Menindas Watak semena-mena dan suka menindas juga dimiliki oleh Bawang Merah. Pengarang menyampaikan watak ini secara langsung. Hal ini terlihat dari kutipan berikut ini : “Suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang Putih. Bawang Putih hamper tidak beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang Merah dan ibunya. Kemudian dia harus member makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu 72 dia harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. ( P 4) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bawang Merah berlaku semena-mena terhadap Bawang Putih. Hal ini terjadi setelah ayah Bawang putih meninggal dunia. Ia memberi pekerjaan Bawang Putih dan memperlakukan Bawang Putih seperti pembantu yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri, melayanani dan menuruti keinginan Bawang merah dan ibunya. e. Serakah Watak ini terlihat ketika Bawang Putih pulang membawa labu yang berisi emas. Pengarang menyampaikan watak serakah yang dimiliki oleh Bawang Merah secara langsung. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Alangkah terkejutnya Bawang Putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranyadan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan Bawang Merah yang dengan serakah langsung merebut emas dan permata tersebut.”( P 15) Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa pengarang menyampaikan watak Bawang Merah secara jelas. Bawang Merah langsung merebut milik Bawang Putih padahal ia tahu bahwa emas permata itu adalah milik Bawang Putih. Watak serakah juga disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang melalui kutipan berikut ini : “Nenek itu terpaksa menyuruh Bawang Merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat Bawang Merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.”( P 16) Dari kutipan ini juga jelas terlihat bahwa Bawang Merah terlihat serakah. Setelah satu minggu tinggal bersama nenek, nenek merasa sangat tidak senang dengan Bawang Merah. Nenek meminta Bawang Merah untuk pergi. Namun sebelum pergi Bawang Merah meminta imbalan labu seperti yang didapatkan oleh Bawang Putih. Bawang Merah sudah sangat tidak sabar untuk mendapatkan labu tersebut. Ia berifikir jika ia akan mendapatkan emas permata sama seperti Bawang Putih. Akhirnya nenek menyuruhnya untuk memilih salah satu labu. Ia lebih memilih labu yang besar. Karena ia berfikir bahwa labu yang besar berisi emas permata yang lebih banyak. Watak ini sangat berbeda dengan Bawang Putih yang tidak serakah dan hanya memilih labu yang kecil. f. Licik Watak Bawang Merah yang licik disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Mendengar cerita Bawang Putih, Bawang Merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini Bawang Merah yang melakukannya.” ( P 16) Kelicikan Bawang Merah terlihat saat berencana untuk melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih yang ingin mendapatkan emas permata. Watak licik ini juga terlihat dari kutipan berikut ini : 74 “Karena takut Bawang Putih akan meminta bagian, mereka menyuruh Bawang Putih untuk pergi ke sungai.” (P 17) Watak licik dalam kutipan di atas disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang. Bawang Merah takut kalau Bawang Putih akan meminta bagian kepada Bawang Merah. Akhirnya Bawang Merah menyuruh Bawang Putih untuk pergi ke sungai. g. Semaunya sendiri Bawang Merah sebagai seorang gadis pemalas juga memiliki watak semaunya sendiri. Pengarang menyampaikan watak ini secara tidak langsung. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Seperti Bawang Putih, Bawang Merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti Bawang Putih yang rajin, selama seminggu itu Bawang Merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan.” ( P 16) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bawang Merah hanya asal-asalan dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Ia melakukan pekerjaan tersebut semaunya sendiri. Yang ia pikirkan hanyalah emas permata yang akan ia dapatkan setelah satu minggu menemani nenek tersebut. h. Pamrih Bawang Merah mempunyai watak yang pamrih. Ia mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek dengan mengharapkan imbalan. Hal ini terlihat dari kutipan berikut ini : “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” Tanya Bawang Merah.” (P 16) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bawang Merah meminta imbalan atas semua apa yang telah ia lakukan selama seminggu di rumah nenek tersebut. Padahal ia hanya bermalas-malasan selama satu minggu di |