Contoh mikroba yang bisa hidup setelah menempel pada inangnya adalah

Pasti diantara kalian tidak asing dengan istilah virus ataupun bakteri. Pasalnya, meskipun termasuk dalam istilah medis, virus dan bakteri selalu ada disekitar kita. Mulai dari penyakit cacar, flu, gondong, hingga keputihan adalah beberapa contoh infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri. 

Namun, tahukah Anda perbedaan antara virus dan bakteri? Berikut ini adalah penjabaran mengenai pengertian virus dan bakteri serta cara pengobatan infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Perbedaan Virus dan Bakteri

Dari segi ukuran, virus dan bakteri sama-sama termasuk mikroorganisme atau organisme yang sangat kecil. Keduanya sama-sama menimbulkan kerugian bagi tubuh, namun tetap ada perbedaan antara virus dan bakteri.

Bakteri

  • Bakteri merupakan mikroorganisme (organisme kecil) yang terdiri atas sel tunggal. Bakteri ini memiliki bentuk yang beragam dan fitur struktural.
  • Bakteri dapat tumbuh diberbagai tempat, termasuk tubuh manusia
  • Keberadaan bakteri telah tercatat sejak 3.5 miliar tahun yang lalu dan dapat bertahan pada suatu lingkungan ekstrim, seperti suhu yang sangat panas ataupun sangat dingin.
  • Bakteri yang berbahaya dan menimbulkan infeksi pada manusia disebut dengan bakteri patogen.
  • Sementara, bakteri ada yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Sebagai contoh, bakteri yang hidup dalam usus manusia dan berperan dalam proses pencernaan.
  • Beberapa contoh infeksi yang disebabkan bakteri diantaranya radang tenggorokan, tuberkulosis, dan infeksi saluran kemih.

Virus 

  • Sementara, virus juga memiliki bentuk yang beragam. Hanya saja, dilihat dari segi ukuran, virus jauh lebih kecil daripada bakteri.
  • Tidak hanya ukuran, perbedaan lain yaitu virus membutuhkan inang. Virus hanya bisa berkembang biak apabila menempel pada inang yang berupa sel atau jaringan hidup. Jika tidak berada pada sel inang, virus hanyalah benda tidak hidup.
  • Bergantungnya virus pada inang untuk berkembang biak inilah yang membuat virus bersifat parasit. Dimana, fungsi sel inang diambil alih untuk mereplikasi tubuhnya sendiri lebih banyak.
  • Beberapa jenis virus membunuh sel inang sebagai cara untuk berkembang biak.
  • Virus bersifat lebih tegas saat menyerang bagian sel. Misalnya, salah satu virus menyerang sel hari, virus lainnya menyerang sistem pernapasan. Ada juga jenis virus yang menyerang sel darah. 
  • Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus diantaranya Covid-19, AIDS, flu,dan masih banyak lagi.

Dampak Infeksi Virus dan Bakteri

Meski berbeda dalam segi ciri-cirinya, namun infeksi keduanya memiliki gejala yang sama. Misalnya, bersin, batuk, demam, radang, dan lainnya. Adanya gejala tersebut sebagai upaya sistem kekebalan tubuh dalam merespon serangan virus dan bakteri.

Baik virus dan bakteri juga sama-sama bersifat menular. Beberapa jenis yang dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita atau hubungan seksual. Selain itu, penularannya juga bisa melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Seseorang yang tertular pun akan mengalami efek yang sama yaitu infeksi. Jenis infeksi bakteri dan virus bermacam-macam. Ada yang ringan hingga kronis, berlangsung lama, sementara, hingga seumur hidup.

Bagaimana Cara Menentukan Infeksi Penyakit oleh Bakteri atau Virus?

Mengingat gejala penyakit akibat infeksi bakteri dan virus yang mirip, terkadang sulit untuk mengidentifikasinya sendiri. Untuk menentukannya, hubungilah dokter untuk mendiagnosis penyebab dari infeksi tersebut. Bahkan, dokter pun akan mengalami kesulitan untuk menentukan penyebab penyakitnya. Misalnya saja penyakit pneumonia, meningitis, dan diare yang memungkinkan disebabkan oleh virus maupun bakteri.

Nah, untuk mengetahui lebih detail, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti menanyakan riwayat medis yang dimiliki pasien dan pemeriksaan fisik untuk memastikan diagnosis pasien. Jika perlu, dokter akan meminta pasien melakukan tes darah atau tes urin. Bahkan, dalam beberapa kasus, diperlukan tindakan biopsi yaitu pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium. Dengan demikian, serangkaian pemeriksaan akan menunjukkan bukti bahwa infeksi penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.

Pengobatan Berdasarkan Hasil Diagnosis

Pengobatan diberikan berdasarkan hasil diagnosisnya. Apabila penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri, maka diberikan obat antibiotik. Obat ini digunakan untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Faktanya, seringkali antibiotik diberikan pada pasien yang terinfeksi virus. Padahal, antibiotik tidak efektif untuk melawan virus. Justru, pengobatan yang berlebih ini akan membuat tubuh kebal terhadap antibiotik, sehingga ketika terinfeksi bakteri akan lebih sulit terobati.

Bagaimana dengan obat virus? Sebenarnya, tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi infeksi virus. Sebab, sistem imun akan berusaha mengalahkannya sendiri. Kalaupun dokter memberikan obat, bukan untuk membunuh virus, melainkan meredakan gejalanya. Misalnya, ibuprofen untuk meredakan nyeri dan demam yang dapat ditemukan di dalam berbagai obat seperti Spedifen 400 mg – 30 Tablet (Rp261.500) dengan kandungan ibuprofen 400 mg. Meski demikian, tetap ada obat tertentu untuk menghentikan siklus hidup virus, contohnya valacyclovir untuk mengatasi infeksi virus Herpes.

Contoh mikroba yang bisa hidup setelah menempel pada inangnya adalah
Tahukah Anda perbedaan antara virus dan bakteri? Berikut ini adalah penjabaran mengenai virus dan bakteri serta cara pengobatan infeksinya.

Menurut dokter Irma Lidia, tim dokter Lifepack, “Kebanyakan infeksi virus sembuh secara spontan pada individu yang imunokompeten. Namun ada juga obat antivirus/antiviral untuk beberapa infeksi virus tertentu, obat tersebut bertujuan untuk meminimalkan gejala dan infektivitas serta mempersingkat durasi penyakit. antiviral/antivirus. 

“Berbeda dengan antibiotik yang bekerja menghancurkan/menonaktifkan bakteri, obat antivirus bekerja dengan cara menghambat replikasi virus dengan harapan menekan viral load dan menunggu mekanisme bawaan tubuh untuk menetralkan virus atau menghambat virus masuk ke sel host. Namun karena virus bersembunyi dalam sel kita karena itu sulit untuk menemukan target obat yang mengganggu replikasi virus tanpa juga merugikan sel inang.” tambahnya.

Pencegahan

Kedua infeksi ini sama-sama dapat teratasi dengan baik, apabila tubuh dalam keadaan fit atau sehat. Oleh karena itu, biasakan menjalani pola hidup sehat seperti olahraga rutin dan mengonsumsi makanan bernutrisi atau suplemen dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Virus dan Bakteri!

Ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter mengenai kesehatan? Unduh aplikasi Lifepack. Tebus resep obat, bebas antri. Tersedia melalui Google Play Store maupun App Store. Atau Anda bisa dapatkan rekomendasi produk suplemen dan vitamin terbaik di Jovee.

Contoh mikroba yang bisa hidup setelah menempel pada inangnya adalah

Pada artikel ini, kamu akan belajar tentang replikasi virus dan mengetahui seperti apa tahapan-tahapan yang terjadi pada proses replikasi virus.

--

Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih mengganas ini, informasi seputar virus sepertinya masih akan terus menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Nah, materi yang akan kita bahas kali ini pun juga tentang virus, lho! Tepatnya yaitu tentang replikasi virus. Apa sih, replikasi virus itu?

Replikasi virus adalah proses pembentukan dan perbanyakan komponen-komponen virus. Replikasi virus ini hanya bisa dilakukan oleh virus di dalam sel inang karena virus adalah partikel aseluler atau bukan sel.

Artinya, virus tidak punya struktur metabolisme seperti yang dimiliki sel untuk membuat komponen tubuh virus, yaitu materi genetik dan selubung protein (kapsid). 

Sel inang merupakan sel hidup yang ditumpangi virus. Sel inang dapat berupa organisme uniseluler (bersel tunggal) seperti bakteri dan protozoa, maupun multiseluler (bersel banyak) seperti jamur, tumbuhan, hewan, hingga manusia.

Contoh mikroba yang bisa hidup setelah menempel pada inangnya adalah

Secara umum virus itu punya inang yang spesifik. Contohnya yaitu bakteriofag yang hanya menginfeksi bakteri E. coli dan TMV yang hanya menginfeksi tembakau. 

Namun, ada juga beberapa jenis virus yang memiliki inang bervariasi. Contohnya yaitu virus flu burung yang menginfeksi bangsa aves dan manusia. Selain itu, ada juga rabies yang menginfeksi mamalia seperti kucing, anjing, dan manusia.

Meskipun demikian, virus tumbuhan tidak akan menginfeksi hewan, atau sebaliknya. Begitu pula virus penginfeksi bakteri, tidak akan menginfeksi tumbuhan maupun hewan.   

Baca juga: Kenapa Sabun Bisa Membunuh Virus?

Nah, replikasi virus yang umum dipelajari adalah pada bakteriofag yang bisa terjadi melalui siklus litik atau siklus lisogenik. Apa perbedaannya? Yuk, kita bahas satu per satu!

Siklus Litik

Siklus litik merupakan cara replikasi virus yang melibatkan proses penghancuran sel inang di akhir proses replikasi, sehingga sel inang akan pecah (lisis) dan mati.

Siklus litik yang umum dipelajari adalah siklus litik pada bakteriofag T4, di mana terdiri atas lima tahap, yaitu tahap adsorpsi, tahap penetrasi, tahap sintesis, tahap perakitan, dan tahap lisis.

Contoh mikroba yang bisa hidup setelah menempel pada inangnya adalah

Tahap Adsorpsi 

Tahap adsorpsi merupakan tahap menempelnya virus pada sel inang. Adsorpsi terjadi karena virus (dalam hal ini yaitu bakteriofag) memiliki serabut ekor yang akan menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang. Reseptor merupakan molekul khusus pada membran sel inang yang dapat dikenali  oleh virus.

Tahap Penetrasi

Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi sehingga jarum penusuk di bagian ujungnya membentuk lubang yang menembus dinding sel dan membran sel bakteri. Selanjutnya, bakteriofag menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel bakteri.

Tahap Sintesis

Tahap sintesis atau eklifase merupakan tahapan pembentukan komponen virus yaitu materi genetik dan protein. Tahap ini diawali dengan pembentukan protein atau enzim yang akan menghancurkan DNA sel bakteri, serta enzim yang digunakan untuk menggandakan DNA virus. Setelah DNA virus digandakan, selanjutnya dibentuk protein-protein penyusun kapsid, rakitan ekor serta lisozim (enzim yang dibutuhkan di tahap lisis).

Tahap Perakitan

Pada tahap ini terjadi perakitan partikel virus baru dari komponen-komponen yang dibuat di tahap sintesis. Kapsid, materi genetik, dan bagian ekor akan dirakit menjadi partikel bakteriofag T4 utuh.

Tahap Lisis

Tahap ini merupakan tahap pecahnya sel inang. Bakteriofag akan menggunakan lisozim pada bagian ekornya untuk  merusak dinding sel bakteri, sehingga menjadi lemah dan berlubang. Dinding sel bakteri yang lemah dan berlubang akan menyebabkan cairan dari luar sel bakteri masuk ke dalam sel, sehingga sel bakteri menggembung, pecah dan mati.

Setelah sel bakteri pecah atau lisis, partikel bakteriofag baru akan keluar dan menginfeksi sel bakteri lain untuk kembali melakukan replikasi. Biasanya, dalam satu kali siklus litik, bakteriofag T4 memerlukan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit, dan akan dihasilkan 100-200 partikel virus baru yang siap menginfeksi sel inang baru.

Siklus Lisogenik

Siklus lisogenik merupakan mekanisme replikasi virus melalui penyisipan materi genetik virus pada materi genetik inang. Jadi siklus lisogenik  tidak melibatkan proses penghancuran/kematian sel inang. 

Pada siklus ini, DNA dari virus akan bergabung dengan DNA sel bakteri membentuk profag. Kemudian saat sel bakteri yang mengandung profag membelah diri untuk bereproduksi, profag juga ikut digandakan, sehingga secara tidak langsung terjadi perbanyakan materi genetik virus.

Contoh virus yang melakukan siklus lisogenik diantaranya adalah bakteriofag lambda atau fag lambda (fag λ).  Fag λ memiliki bentuk yang serupa dengan bakteriofag T4, namun serabut ekor fag λ lebih pendek.

Contoh mikroba yang bisa hidup setelah menempel pada inangnya adalah

Replikasi virus secara lisogenik terdiri atas tahap adsorpsi, tahap penetrasi, tahap integrasi, dan tahap multiplikasi sel inang.

Tahap adsorpsi dan penetrasi mekanismenya sama dengan yang terjadi pada siklus litik. Sedangkan untuk tahap integrasi dan multiplikasi sel inang akan dibahas pada penjelasan berikut.

Tahap Integrasi

Tahap integrasi disebut juga sebagai tahap penggabungan. Setelah melalui tahap penetrasi, DNA virus yang telah diinjeksikan ke dalam sel bakteri, akan diintegrasikan atau digabungkan pada bagian tertentu dari materi genetik sel bakteri sehingga terbentuk  profag (prophage). 

Selama dalam kondisi profag, materi genetik virus akan dipertahankan dorman atau diam serta tidak akan diterjemahkan sehingga sel inang tidak akan sadar kalau materi genetiknya telah disisipi materi genetik virus.

Tahap Multiplikasi Sel Inang

Selanjutnya, yaitu tahap multiplikasi sel bakteri melalui pembelahan sel. Jadi, sel bakteri akan menggandakan materi genetiknya melalui pembelahan sel. Hal ini menguntungkan bagi virus, sebab dengan proses ini materi genetik virus akan ikut tergandakan. Akibatnya, setiap sel anak yang dihasilkan dari pembelahan bakteri, juga mengandung profag, atau dengan kata lain terinfeksi juga oleh virus fag λ.

Dalam kondisi tertentu, sel inang yang mengandung profag ini dapat melemah akibat berbagai faktor. Contohnya saat sel bakteri terpapar sinar UV, maka virus fag λ akan terlepas dari materi genetik bakteri dan akan memasuki siklus litik yang menyebabkan lisis pada sel bakteri.

Nah, itu tadi materi tentang replikasi virus beserta penjelasan tahapan-tahapan prosesnya. Sudah paham, kan? Kalau kamu butuh materi biologi lainnya, langsung aja tonton videonya di aplikasi ruangbelajar!

Contoh mikroba yang bisa hidup setelah menempel pada inangnya adalah

Referensi:

Irnaningtyas. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas X Edisi Revisi 2016. Jakarta: Penerbit Erlangga.