Cara mengikhlaskan seseorang yang meninggal

Red: Arifin

Rasa duka yang mendalam biasanya berkaitan dengan kualitas hubungan yang dijalin sebelumnya.

Dimitrie Nadya Quamilia masih duduk di bangku kelas 3 SMA ketika ayahnya dipanggil Yang Mahakuasa. Meski 11 tahun telah berlalu, terkadang masih ada segores kesedihan dan kerinduan yang ia rasakan ketika mengenang sang ayah.

"Di satu sisi lega, di satu sisi sedih banget," ungkap Dimitrie mengawali ceritanya kepada Republika.

Ia mengatakan sebelum wafat, sang ayah telah lama berjuang melawan kanker. Wanita yang meng geluti profesi di bidang ilmu kimia ini memahami betul rasa sakit yang harus dirasakan sang ayah ketika masih berjuang melawan kanker tersebut. Oleh karena itu, ketika sang ayah wafat, Dimitrie merasakan ada sedikit rasa lega karena sang ayah tak lagi harus merasakan sakit yang luar biasa.

Di sisi lain, kenyataan bahwa sang ayah telah pergi selama-lamanya menggoreskan luka yang dalam di hati Dimitrie. Alasannya, Dimitrie sangat dekat dengan sang ayah semasa hidupnya. Sehingga ketika sang ayah wafat, ada kekosongan besar yang tertinggal di hati wanita berusia 27 tahun ini. 

"Dulu kata teman-teman, saya jadi lebih sering melamun. Sempat kehilangan nafsu makan juga sampai turun 10 kg," lanjut Dimitrie.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu Dimitrie menyadari bahwa ia tetap harus melanjutkan hidup. Ia pun menyadari, sebagai siswi kelas 3 SMA ia juga harus berfokus pada ujian akhir sekolah serta ujian masuk univeristas negeri yang bereputasi baik dan terjangkau.

Oleh karena itu, perlahan tapi pasti Dimitrie memutuskan untuk fokus belajar agar dapat lulus dengan baik dan diterima di universitas pilihannya.

"Sekarang sudah biasa saja. Walau kadang masih suka ngembengkalau bicara soal Papa," ungkap dia.

Kepergian orang terdekat untuk selama-lamanya memang akan menyisakan duka yang membekas. Psikolog RaQQi Consuliting Ratih Zulhaqqi MPsi mengatakan masa kedukaan ini akan berbeda pada tiap individu. Hanya saja, kedukaan yang masih dalam batas wajar akan berlangsung hingga 3 bulan atau paling lama 6 bulan. 

Selama masa berduka, Ratih mengatakan penting bagi orang yang berduka untuk menangis.

Karena, tangisan dapat membantu orang yang berduka untuk melepaskan berbagai perasaan sedih hingga luka yang ia alami akibat ditinggalkan oleh orang terdekatnya. Oleh karena itu, ia menyarankan agar orang yang berduka tidak dilarang untuk menangis.

"Yang penting, dia masih tetap menjalani fungsi hidupnya. Artinya, (selama berduka) dia tetap makan, tetap beraktivitas. Sesekali nangis nggak apa-apa. Masih dikategorikan wajar," terang Ratih.

Bagi sebagian orang, ditinggalkan oleh orang terdekat dapat menorehkan luka yang sangat mendalam dan sulit hilang. Ratih mengungkapkan ada dua faktor utama yang mempengaruhi dalamnya kedukaan yang dirasakan oleh individu ketika ditinggalkan oleh orang terdekatnya meninggal dunia.

Kualitas hubungan Salah satu faktor yang mempengaruhi dalamnya kedukaan ialah kualitas hubungan antara seseorang yang meninggal dunia dan orang yang ditinggalkan. Semakin besar kualitas hubungan secara emosional dan fisik yang terbangun, akan semakin dalam pula kedukaan yang akan ditimbulkan.

"Misalnya sangat dekat, atau setiap hari bertemu. Nantinya akan ada fase di mana ada kekosongan yang dirasakan individu ini karena si orang (terdekatnya) ini meninggal," lanjut Ratih.

Disisi lain, dalamnya kedukaan juga dapat disebabkan oleh cara orang terdekat tersebut meninggal dunia. Ratih mengatakan, umur merupakan takdir yang tak satu orang pun dapat memprediksi.

Akan tetapi, individu yang kehilangan orang terdekatnya meninggal dunia akibat sakit akan cenderung lebih mudah mengikhlaskan dibandingkan dengan individu yang kehilangan orang terdekatnya secara tiba-tiba.

Pada kasus pertama, individu telah menyaksikan sendiri penderitaan yang dirasakan orang terdekatnya akibat sakit. Oleh karena itu, individu ini akan lebih mudah mengikhlaskan kepergian orang terdekatnya daripada orang terdekatnya itu harus terus-menerus merasakan sakit.

Sedangkan pada kasus kedua, kepergian orang terdekat secara tiba-tiba akan menorehkan luka yang lebih dalam. Alasannya, individu tersebut harus kehilangan orang terdekatnya tanpa ada 'persiapan' mental sedikit pun dan dapat menimbulkan penyangkalan hingga syok.

Syok akibat kehilangan orang terdekat secara tiba-tiba tak hanya dapat mempengaruhi remaja atau pun orang dewasa saja. Anak-anak yang notabenenya belum memahami konsep kematian yang abstrak pun berpotensi mengalami tramatik akibat orang terdekatnya meninggal dunia secara tiba-tiba.

"Ada kecelakaan yang melibatkan satu keluarga, anak ini melihat ayah dan ibunya meninggal di mobil itu, dan melihat kakaknya berdarah dan akhirnya meninggal juga, hanya dia yang selamat. Dia sempat mengalami trauma tidak mau berbicara dengan siapa pun. Itu kondisi yang syok ya," terang Ratih.

Belajar berdamai Agar terhindar dari kedukaan yang terlalu mendalam dan berlarut-larut, Ratih mengatakan orang yang sedang berduka perlu melakukan dua hal. Salah satu yang perlu dilakukan ialah menolong diri sendiri dengan menyadari bahwa kedukaan tersebut harus dibatasi. Mungkin kesedihan masih akan timbul beberapa bulan setelah ditinggalkan oleh orang terdekat, akan tetapi orang yang berduka juga perlu memahami bahwa ia harus melanjutkan hidup.

Selain itu, agar kedukaan tidak berlarut-larut, orang yang berduka juga harus belajar memaafkan diri sendiri. Alasannya, dalam beberapa kasus, kesedihan mendalam dan berlarut-larut yang dirasakan seseorang timbul akibat adanya penyesalan.

Misalnya, karena belum sempat mengatakan atau berbuat sesuatu kepada orang terdekat yang meninggal dunia.

"Kalau ada penyesalan-penyesalan seperti itu, harus mulai berdamai dengan diri sendiri, berdialog dengan diri sendiri untuk berdamai dengan kedukaan yang dia rasakan," saran Ratih.

Akan tetapi pada kasus remaja yang berduka, Ratih menilai orang-orang dewasa yang berada di dekat remaja tersebut juga perlu memberikan pendampingan. Tak seperti orang dewasa, remaja membutuhkan orang lain untuk bisa membantu mereka dalam berdamai dan memaafkan diri sendiri ketika remaja tersebut memiliki penyesalan yang berujung pada duka mendalam.

Senada dengan Ratih, Ketua Program Studi Psikologi Terapan Universitas Indonesia Dr Rose Mini Agoes Salim MPsi mengatakan kedukaan masih dalam tahap wajar ketika orang yang berduka masih bisa melihat realita. Dalam artian, individu yang berduka ini menyadari bahwa kepergian orang terdekatnya memang berat, namun ia juga menyadari bahwa mereka yang telah meninggal dunia tak akan kembali lagi. 

Dalam beberapa kasus, Rose Mini mengatkaan kedukaan yang teramat dalam dapat menyebabkan individu yang berduka berhalusinasi. Individu ini akan menganggap bahwa orang terdekatnya yang telah meninggal dunia seakan kembali hidup. Ia pun melihat bahwa orang terdekatnya yang telah tiada masih melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya. 

"Kalau sudah kayak gituperlu bantuan untuk mengeluarkan uneg-unegnya, apasih yang masih mengganjal sehingga dia tidak bisa lepas (mengikhlaskan)," ungkap psikolog yang akrab disapa Bunda Romi ini.   Oleh Adysha Citra R, ed: Nina Chairani

Saat Sedang Berduka...

Bangkit dari kedukaan memerlukan mental yang kuat dan juga dukungan dari orang-orang sekitar. Berikut ini ialah cara yang dapat Anda lakukan untuk bangkit dari kedukaan atau pun menolong orang lain bangkit dari kedukaan menurut Ratih Zulhaqqi MPsi dan Dr Rose Mini Agoes Salim MPsi.

1. Memaafkan Diri Sendiri Ratih mengungkapkan kesedihan mendalam yang timbul pascakepergian orang terdekat dapat disebabkan oleh adanya penyesalan. Untuk kembali bangkit dari kedukaan, Anda perlu mencoba untuk memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk berdamai dengan diri sendiri ialah berdialog dengan diri sendiri secara rasional dan ikhlas.

2. Mendekatkan Diri Pada Yang Mahakuasa Rose Mini mengatakan salah satu penyebab seseorang sulit bangkit dari kedukaan ialah pikiran yang selalu berfokus pada kepergian orang terdekat. Situasi tersebut dapat diperbaiki dengan cara menyibukkan diri pada hal lain.

Bagi umat Muslim, misalnya, kedukaan yang mendalam dapat dialihkan dengan cara berzikir dan banyak berdoa. Dengan begitu, pikiran orang yang berduka dapat lebih lepas dan teralihkan.

3. Membatasi Kesedihan Dalamnya kedukaan bisa dipengaruhi oleh kekuatan mental dari orang yang berduka. Orang yang berduka perlu menyadarkan diri sendiri bahwa ia tak selamanya bisa berada dalam kesedihan yang mendalam. 

Suatu saat, orang yang berduka juga perlu melanjutkan hidupnya. Oleh karena itu Ratih menilai orang yang berduka perlu memberikan batasan pada diri sendiri seberapa lama ia akan berduka. Selain itu, menempa kekuatan mental juga dapat membantu orang yang berduka untuk belajar menghentikan tangisnya.

4. Menyibukkan Diri Cara lain untuk bangkit dari kedukaan ialah dengan menyibukkan diri dengan melakukan aktivitas yang menghibur. Menyibukkan diri dengan rutinitas atau pun kegiatan yang menyenangkan dapat mem buat pikiran teralihkan dari kedukaan.

  • republika
  • koran
  • mengikhlaskan yang telah pergi

Cara mengikhlaskan seseorang yang meninggal

Jika Anda kehilangan orang yang Anda cintai, tidak peduli betapa sulitnya, akan sangat membantu untuk berpartisipasi dalam pemakaman atau upacara peringatan karena itu memberi Anda kesempatan untuk berada di sekitar orang lain yang sedang berduka dengan orang yang sama dengan Anda.

Menghadiri pemakaman bisa menjadi sumber kenyamanan, seperti membuat buku kenangan untuk dilihat kembali, membuat jurnal, atau terlibat dalam aktivitas favorit orang tersebut, kata Tasha Brown, Ph.D., seorang psikolog klinis berlisensi di New York City. 

Merayakan ulang tahun, hari jadi, atau acara lain juga memberi Anda kesempatan untuk berefleksi.

“Bahkan sesuatu yang sederhana seperti menyalakan lilin di hari ulang tahunnya dapat membantu Anda merasakan kenangan positif tentang orang itu dan memicu percakapan tentang mereka untuk membantu Anda merasa tidak terlalu terisolasi,” tambah Ho.

4. Bingkai ulang cara berpikir Anda

Satu hal yang sejalan dengan kesedihan adalah pemicunya. Salah satu cara untuk menangani gelombang emosi yang seringkali tidak terduga adalah dengan merasakannya, benar-benar mencatatnya, lalu menyesuaikannya. Akan lebih menyakitkan untuk tetap menangis bertahun-tahun.

Maka cobalah mundur selangkah dan kenang orang tersebut adalah bagian penting dari hidup Anda sehingga Anda masih memiliki emosi yang kuat ini, dan itu adalah hal yang indah dan bisa memberi Anda kekuatan. Itu bukan hal yang buruk, jelas Ho.

5. Fokus pada hidup Anda

Agar bisa tetap fokus dan bergerak maju, harus fokus pada diri Anda lebih dulu. Caranya dengan secara teratur menilai diri, apa yang Anda dapatkan dari kehidupan dan apa yang Anda lakukan untuk mencapai tujuan. Dengan ini bisa membantu mengarahkan hidup dengan lebih menyenangkan daripada duduk termangu dalam perasaan hampa, dan justru menjatuhkan Anda, kata Ho.

Ia menyarankan untuk menambah hobi Anda seperti membaca buku baru jika pengetahuan penting bagi Anda, atau berolahraga jika kebugaran penting bagi Anda, serta luangkan waktu setiap minggu untuk memasak makanan yang lezat dan memanjakan diri.

6. Cari bantuan jika Anda membutuhkannya

Karena kita tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk meminta bantuan, maka jangan takut untuk mencari terapis profesional atau orang yang Anda percaya, seperti pendeta atau mentor jika Anda merasa membutuhkan bimbingan ekstra.

Ingatlah bahwa kesedihan tidak linier, melainkan akan ada pasang surutnya selama proses tersebut. Tetapi Anda harus memiliki harapan, mengalami hari-hari yang membahagiakan bersama orang-orang terkasih dan mencatat momen-momen yang Anda rasa baik untuk mengenangnya kembali dengan cara apapun yang menurt Anda masuk akal.

Tetapi jika tenggelam dalam kesedihan terus menerus seolah tidak menemukan titik terang dari penderitaan Anda, yang dapat berujung pada Depresi yang ditandai dengan:

- Tidak dapat fokus beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari

- Berjuang untuk merasakan berbagai emosi selain kesedihan

- Memiliki perasaan putus asa, tidak berharga, atau bersalah yang kuat

- Mengalami pikiran untuk bunuh diri

Jika itu terjadi pada Anda, segera minta bantuan profesional.