LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Di Indonesia sedang panas pembahasan mengenai LGBT. Sebenarnya LGBT sudah sejak dulu dibahas di Indonesia, salah satunya yakni saat masyarakat gempar dengan kejadian pembunuhan berantai yang disertai mutilasi, tersangkanya adalah seorang gay.
Faktor Penyebab LGBT 1.Pergaulan yang Sembarangan Faktor penyebab seseorang menjadi LGBT yaitu karena salah pergaulan. Apabila Anda pernah menemukan ucapan “berteman itu harus dengan siapa saja” maka itu ucapan yang keliru.
Lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan akhlak dan moral seseorang. Moral dan akhlak yang ada pada diri seseorang bisa menjadi faktor risiko seseorang terkena perilaku LGBT. Menyebabkan manusia di jaman sekarang sering mengalami galau, yang akhirnya kesulitan untuk berpikir jernih, hingga akhirnya menjadi penyebab melakukan perbuatan LGBT. Teknologi bisa bermanfaat, tapi juga bisa berefek buruk. Khususnya buat anak muda yang gampang dipengaruhi.
Para aktivis LGBT memanfaatkan internet untuk menyebarkan perilakunya. Membuat orang yang awalnya 'normal' menjadi menyimpang karena terkena kampanye dari kaum LGBT. Bentuk pendidikan yang diberikan orangtua kepada anaknya mempunyai pengaruh besar. Kesalahan pendidikan orangtua kepada anak bisa berakibat fatal.
Asal mula LGBT terbentuk bukan karena faktor genetis, melainkan karena terjadinya kesalahan pada pengembangan psikoseksual, yang terus berpengaruh pada usia dewasa. Adapun kelainan genetis yang berakibat pada perilaku LGBT, kejadiannya sangat langka. Justru terjadinya perilaku LGBT karena pengaruh lingkungan dan induksi sosial, yang mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan orientasi seksual yang sesuai fitrahnya. Tidak sedikit orangtua yang melakukan kekeliruan dalam mengasuh anak laki-laki. Banyak penelitian telah menemukan bahwa otak kiri laki-laki secara umum lebih kuat dibanding otak kiri wanita. Anak juga menjadi tidak punya model identifikasi untuk menjadi seorang lelaki sejati. Hal inilah yang menyebabkan seorang yang telah masuk usia remaja semakin berisiko terkena LGBT.
Remaja laki-laki merupakan sasaran yang paling utama untuk dimasukan hal tidak senonoh ke dalam pikirannya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pada masa sekarang, masalah ini berawal dari penggunaan gadget. Seorang remaja nantinya akan “dijejali” dengan konten tidak senonoh yang akhirnya semakin berisiko masuk ke dalam dunia LGBT. Mereka yang saat masih anak-anak pernah terkena kejadian memilukan, yaitu menjadi korban perilaku penyimpangan seksual. Kejadian ini bisa menyebabkannya saat dewasa rentan memiliki perilaku LGBT. Tekanan jiwa yang dialami akibat kejadian tersebut di masa kanak-kanaknya, biasanya berlangsung lama dan sulit hilang. Sehingga pihak pemerintah sangat diharapkan untuk bekerja keras mencegah dan menghukum berat pelaku kebiadaban ini.
Minimnya edukasi mengenai ilmu agama mengakibatkan mudah masuknya perilaku LGBT, terutama ke kalangan anak-anak muda.
Adapun kenyataannya, perilaku LGBT bisa membuat lumpuh suatu bangsa. Bentuk kehidupan menyimpang seperti ini bakal menggerogoti 'kewarasan' anak bangsa, dimana mereka adalah harapan masa depan.
Hal menyedihkan bahwa di TV ditayangkan sebuah karakter 'sesosok' laki-laki yang berbicara dan berperangai kemayu, entah itu dibuat-buat ataupun sungguhan. Menyedihkan sebab banyak pihak yang menganggapnya hal biasa. Kampanye LGBT yang sangat gencar tidak lepas karena adanya dana dan dukungan penuh dari lembaga internasional, karena itulah mereka sangat berani mengkampanyekan sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan nilai yang ada pada masyarakat Indonesia. Bahkan sebuah lembaga di bawah naungan PBB yaitu UNDP, ternyata membuat sebuah program untuk mempromosikan LGBT di banyak negara. Waspada dengan taktik playing victim dari kaum LGBT. Hingga saat ini kaum LGBT terus menggunakan taktik ini, mereka membuat sebuah opini bahwa kaum LGBT adalah kelompok yang tertindas. Bahaya LGBTPenyebaran LGBT sudah terlihat jelas, seperti pembawa acara yang tampil kebanci-bancian, acara TV menampilkan sosok laki-laki yang gayanya lemah gemulai, sehingga memberikan sebuah kesan bahwa banci merupakan suatu hal yang biasa. Cara Mencegah LGBT1. Perhatikan Lingkungan Pergaulan Lingkungan pergaulan akan sangat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Jika sembarangan memilih lingkungan pergaulan, akan rentan untuk 'termakan' LGBT. Jika Anda memiliki teman atau berada di lingkungan yang banyak pelaku LGBT, maka berhati-hatilah. Lama kelamaan bisa seperti itu juga. Lebih baik cari lingkungan pergaulan yang lebih baik dan sehat.
Dengan begitu, tidak bijak dalam pemanfaatan teknologi bisa terjerembab ke LGBT. Sehingga amat perlu, entah itu orangtua dan pendidik mengatasi ini. Termasuk pemangku jabatan sangat diharapkan untuk melawan efek negatif penyelewengan ini. Misalnya dengan memblokir akses menuju konten-konten yang menjijikan seperti itu.
Termasuk juga adakan acara untuk mereka yang sudah SMP dan SMA, mereka sudah bisa diberikan penyuluhan mengenai hal ini. Sangat diharapkan berbagai pihak yang terkait untuk memberikan dukungan maksimal dalam upaya pemberian penyuluhan untuk masyarakat dan generasi muda. Sangat fundamental untuk mengedukasi generasi muda agar mereka bisa menjaga diri, serta lebih berhati-hati dari propaganda LGBT yang masif. Selain itu, diperlukan peran dari Perguruan Tinggi untuk membangun pusat kajian dan upaya membendung penyebaran LGBT yang masif.
Dengan begitu fungsi media massa sangatlah vital karena bisa membangun harapan, bahwa perilaku LGBT terbukti bisa dihilangkan dari diri seseorang. Pembuat undang-undang hendaknya dengan secepatnya menciptakan aturan ketat, guna membendung upaya pihak tertentu buat melegalkan perilaku menyimpang ini.
Para pengurus rumah ibadah, dapat membuka 'klinik LGBT' yang tujuannya memberikan pendampingan psikologis untuk penderita LGBT. Peran para tokoh agama, ulama, dan ahli pendidikan menjadi yang paling vital, mereka memiliki kapasitas untuk mengarahkan masyarakat dan memberikan edukasi yang efektif, dalam upaya memperbaiki kondisi masyarakat (termasuk permasalahan LGBT). |