Berapa ukuran garis tepi gambar teknik?

Persamaan diferensial merupakan persoalan matematis yang sering dijumpai dalam bidang teknik lingkungan. Sering kali suatu persamaan diferensial tidak dapat diselesaikan secara analitik sehingga diperlukan metode numerik untuk menyelesaikannya. Pada Chapter 10, kita akan membahas masalah-masalah dalam persamaan diferensial dan metode penyelesaiannya. Adapun yang akan dibahas pada Chapter 10 kali ini antara lain:

Persamaan diferensial parsial (PDE) banyak dijumpai pada pemodelan transport polutan dalam bidang teknik lingkungan. Persamaan diferensial parsial merupakan persamaan diferensial yang melibatkan lebih dari satu variabel independen, biasanya variabel waktu dan satu atau lebih variabel posisi atau beberapa variabel spasial. PDE diklasifikasikan menjadi 3 jenis: parabolik (time-dependent dan difusif), hiperbolik (time-dependent dan gelombang), dan eliptik (time-independent). Dalam penyelesaian PDE pada umumnya kita menggunakan metode FTCS (forward in time, centered in space). Untuk memahami definisi tersebut, pembaca dapat membaca kembali Chapter 9.1.

Persamaan difusi merupakan contoh PDE parabolik. Persamaan difusi satu dimensi spasial ditampilkan pada Persamaan (10.12).

\[\begin{equation} \frac{\partial C}{\partial t}=D\frac{\partial^2C}{\partial x^2} \tag{10.12} \end{equation}\]

Persamaan tersebut mirip dengan persamaan konduksi panas. Pada persamaan konduksi panas, variabel konsentrasi \(C\) diganti dengan variabel temperatur \(T\), dan koefisien difusi D diganti dengan koefsien difusi termal K.

Untuk menyelesaikan Persamaan (10.12), persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk metode beda hingga, dimana turunan waktu menggunakan pendekatan Euler (metode beda hingga maju) dan turunan variabel spasial diubah ke dalam bentuk pendekatan titik pusat. Proses diskretisasi Persamaan (10.12), ditampilkan pada Persamaan (10.13).

\[\begin{equation} \frac{C\left(i+1,j\right)-C\left(i,j\right)}{\Delta t}=D\frac{C\left(i,j+1\right)+C\left(i,j-1\right)-2C\left(i,j\right)}{\Delta x^2} \tag{10.13} \end{equation}\]

dimana \(i\) merupakan step untuk variabel waktu \(t\) dan \(j\) merupakan step untuk variabel spasial \(x\).

Persamaan (10.13) dapat disusun kembali sehingga menjadi Persamaan (10.14) yang menyatakan persamaan konsentrasi \(C\) pada saat \(i+1\) pada posisi \(j\).

\[\begin{equation} C\left(i+1,j\right)=C\left(i,j\right)+A\left[C\left(i,j+1\right)+C\left(i,j-1\right)-2C\left(i,j\right)\right] \tag{10.14} \end{equation}\]

dimana

\[\begin{equation} A=D\frac{\Delta t}{\Delta x^2} \tag{10.15} \end{equation}\]

Untuk stabilitas komputasi, pemilihan peningkatan waktu terhadap jarak yang dinyatakan pada nilai \(A\) harus \(\le\frac{1}{2}\).

Pada contoh berikut, kita akan melakukan simulasi menggunakan Persamaan (10.14). Parameter yang digunakan dan nilai awal yang digunakan dinyatakan pada sintaks berikut:

## [1] TRUE

Langkah selanjutnya adalah inisiasi konsentrasi awal, dimana seluruh konsentrasi awal pada tiap grid adalah nol kecuali pada grid pusat.

Simulasi selanjutnya dilakukan dengan melakukan iterasi pada grid points konsentrasi yang telah dibuat.

Visualisasi dari hasil simulasi tersebut ditampilkan pada Gambar 10.8.

Berapa ukuran garis tepi gambar teknik?

Gambar 10.8: Visualisasi 3D simulasi difusi partikulat

Persamaan gelombang 1 dimensi ditampilkan pada Persamaan (10.16).

\[\begin{equation} \frac{\partial^2W}{\partial t^2}=c^2\frac{\partial^2W}{\partial x^2} \tag{10.16} \end{equation}\]

dimana \(W\) merupakan pemindahan dan \(c\) merupakan kecepatan gelombang. Persamaan (10.16) merupakan bentuk PDE hiperbolik. Versi lebih sederhana dari Persamaan (10.16) adalah persamaan adveksi yang ditampilkan pada Persamaan (10.17).

\[\begin{equation} \frac{\partial y}{\partial t}=-c\frac{\partial y}{\partial x} \tag{10.17} \end{equation}\]

Persamaan (10.17) menggambarkan evolusi pada bidang skalar \(y\left(x,y\right)\) dibawa oleh gelombang dengan kecepatan konstan \(c\) dan bergerak dari kiri ke kanan jika \(c>0\). Persamaan adveksi merupakan contoh palin sederhana dari persamaan konservasi flux.

Diskretisasi Persamaan (10.17) ditampilkan pada Persamaan (10.18).

\[\begin{equation} y\left(i+1,j\right)=y\left(i,j\right)-\frac{c\Delta t}{2\Delta x}\left[y\left(i,j+1\right)-y\left(i,j-1\right)\right] \tag{10.18} \end{equation}\]

Pada contoh berikut, kita akan melakukan simulasi menggunakan Persamaan (10.17). Parameter yang digunakan dan nilai awal yang digunakan dinyatakan pada sintaks berikut:

Kondisi awal dan kondisi batas periodik dinyatakan sebagai berikut:

Langkah selanjutnya melakukan interasi untuk melihat perubahan nilai pada grid points.

Visualisasi dari hasil simulasi tersebut ditampilkan pada Gambar 10.9.

Berapa ukuran garis tepi gambar teknik?

Gambar 10.9: Visualisasi simulasi adveksi

Persamaan Laplace dalam dua dimensi disajikan pada Persamaan (10.19).

\[\begin{equation} \frac{\partial V}{\partial x^2}+\frac{\partial V}{\partial y^2}=0 \tag{10.19} \end{equation}\]

Persamaan (10.19) merupakan contoh tipe ketiga PDE, persamaan elips. Persoalan ini sering muncul dalam bidang elektrostatik, gravitasi, dan bidang lain di mana potensi \(V\) harus dihitung sebagai fungsi posisi. Jika ada muatan atau massa dalam ruang, dan jika kita menggeneralisasi ke tiga dimensi, persamaannya menjadi persamaan Poisson

\[\begin{equation} \frac{\partial V}{\partial x^2}+\frac{\partial V}{\partial y^2}+\frac{\partial V}{\partial z^2}=0 \tag{10.20} \end{equation}\]

Bergantung pada geometri masalahnya, Persamaan (10.20) juga dapat ditulis dalam koordinat bola, silindris, atau lainnya.

Untuk menyelesaikan persamaan eliptik jenis ini, persamaan harus diberi syarat batas. Biasanya dengan menentukan bahwa titik, garis, atau permukaan tertentu dipertahankan pada nilai konstan potensial. Kemudian potensi di titik lain disesuaikan sampai mencapai perkiraan yang diinginkan. (Dalam kasus yang jarang terjadi, persamaan dengan kondisi batas dapat diselesaikan dengan tepat secara analitis; tetapi biasanya solusi perkiraan harus cukup.)

Ada banyak pendekatan untuk solusi numerik dari persamaan Laplace. Mungkin yang paling sederhana adalah Jacobi, di mana titik-titik interior secara berturut-turut didekati dengan rata-rata titik-titik di sekitarnya, sedangkan titik-batas dibatasi pada nilai-nilai tetap dan yang ditentukan. Kita asumsikan sebagai contoh bidang persegi, dibatasi oleh \(\left(0,1\right)\) dalam arah \(x\) dan \(y\), di mana ujung pada \(y = 1\) dipertahankan pada \(V = 1\) dan tiga tepi lainnya dipertahankan pada \(V = 0\). Kita buat tebakan awal yang paling sederhana untuk potensi di titik interior, tetapi ini akan disamakan saat solusinya menyatu.

Pada contoh berikut, kita akan melakukan simulasi persamaan Laplace menggunakan metode Jacobi. Parameter yang digunakan dalam simulasi adalah sebagai berikut:

Tebakan awal untuk profil voltase adalah sebagai berikut:

Kondisi batas di tetapkan seperti berikut:

Selanjutnya visualisasikan tebakan awal.

Berapa ukuran garis tepi gambar teknik?

Gambar 10.10: Visualisasi tebakan awal solusi persaman Laplace

Proses iterasi menggunakan metode Jacobi ditampilkan pada sintaks berikut:

## [1] 419
## [1] 9.908e-05

Hasil simulasi selanjutnya di visualisasikan kembali.

Berapa ukuran garis tepi gambar teknik?

Gambar 10.11: Visualisasi hasil simulasi solusi persaman Lplace

## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan PaketReacTran`

Package ReacTran memfasilitasi pemodelan transport reaktif dalam 1, 2, dan 3 dimensi. Paket ini "berisi rutinitas yang memungkinkan pengembangan model transportasi reaktif dalam sistem perairan (sungai, danau, lautan), media berpori (agregat flok, sedimen, …) dan bahkan organisme yang diidealkan.

Pada paket ReacTran terdapat sejumlah fasilitas fungsi, antara lain:

  • Fungsi untuk menyiapkan kisi beda hingga (1D atau 2D)
  • Fungsi untuk melampirkan parameter dan properti ke kisi ini (1D atau 2D)
  • Fungsi untuk menghitung jangka waktu transport adveksi-difusi di atas grid (1D, 2D, 3D)
  • Berbagai fungsi lainnya.

Saat paket ReacTran dimuat, paket ini juga memuat dua paket pendukung, yaitu: rootSolve dan deSolve. Paket rootSolve berguna untuk memecahkan persamaan diferensial untuk kondisi tunak baik persamaan diferensial uniform atau multikomponen (1D, 2D, dan 3D). Sedangkan deSolve berguna untuk menyediakan fungsi yang digunakan untuk memperoleh penyelesaian numerik persamaan diferensial biasa (ODE), persamaan diferensial parsial (PDE), persamaan aljabar diferensial (DAE) dan persamaan delay differential.

Fungsi

## [1] 419
1 digunakan untuk membentuk kisi satu dimensi. Secara sederhana fungsi ini membagi ruang satu dimensi \(L\) antara \(x.up\) dan \(x.down\) menjadi sejumlah \(N\) kisi sebesar
## [1] 419
2. Format umum fungsi tersebut, adalah sebagai berikut:

Catatan:

  • ## [1] 419
    3 : posisi hilir.
  • ## [1] 419
    4 : posisi hulu.
  • ## [1] 419
    5 :
    ## [1] 419
    4-
    ## [1] 419
    3.
  • ## [1] 419
    8 : jumlah kisi = L/dx.1.

Pada situasi yang lebih kompleks, ukuran sel atau kisi dapat bervariasi, atau dapat pula lebih dari satu zona. Kondisi ini dijelaskan lebih jauh pada laman bantuan fungsi.

Nilai yang dihasilkan dari fungsi

## [1] 419
1 termasuk
## [1] 9.908e-05
0 (vektor sepanjang \(N\) yang menyatakan posisi titik tengah) dan
## [1] 9.908e-05
1 (vektor sepanjang \(N+1\) yang menyatakan posisi antar muka antara kisi sel dimana flux diukur).

Fungsi plot untuk

## [1] 9.908e-05
2 memvisualissikan baik posisi sel dan ketebalan kotak, menampilkan
## [1] 9.908e-05
0 dan
## [1] 9.908e-05
1. Contoh di halaman bantuan menunjukkan perilaku ini.

## [1] 419
1 berfungsi sebagai titik awal untuk
## [1] 9.908e-05
6, yang membuat kisi di atas domain persegi panjang yang ditentukan oleh dua kisi 1D ortogonal.

Banyak model transportasi akan melibatkan kisi-kisi dengan properti konstan. Tetapi jika beberapa properti yang mempengaruhi difusi atau adveksi bervariasi dengan posisi di grid, variasi dapat digabungkan dengan fungsi

## [1] 9.908e-05
7 (atau
## [1] 9.908e-05
8 dalam dua dimensi).

Diberikan fungsi matematis atau matriks data, fungsi

## [1] 9.908e-05
7 menghitung nilai properti yang diminati di tengah sel kisi dan pada antarmuka antar sel. Format fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

Catatan:

  • ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket0 : fungsi yang mengatur ketergantungan spasial properti.
  • ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket1 : nilai konstan yang diberikan ke properti jika tidak ada ketergantungan spasial.
  • ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket2 : matriks data di mana kolom pertama memberikan posisi, dan kolom kedua memberikan nilai-nilai yang diinterpolasi di atas grid.
  • ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket3 : metode interpolasi yang digunakan (spline atau linier).
  • ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket4: objek yang dibentuk melalui fungsi
    ## [1] 419
    1.
  • ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket6: argumen tambahan ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket0.

Fungsi ini menghitung istilah transportasi — laju perubahan konsentrasi akibat difusi dan adveksi — dalam model cairan 1D (fraksi volume = 1) atau padatan berpori (fraksi volume dapat bervariasi dan <1).## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket8 juga digunakan untuk masalah dalam geometri bola atau silinder, meskipun dalam kasus ini antarmuka sel jaringan akan memiliki area variabel. Format fungsi ini adalah sebagai berikut:

Catatan:

  • ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket9 : vektor konsentrasi pada titik tengah kisi sel.
  • ReacTran0, ReacTran1 : konsentrasi pada hulu dan hilir batas.
  • ReacTran2,ReacTran3 : flux dari dan keluar sistem pada hulu dan hilir batas.
  • Jika terdapat tranport konvektif sepanjang hulu dan hilir batas, ReacTran4 dan ReacTran5 merupakan koefisiennya.
  • ReacTran6: Koefisien difusi.
  • ReacTran7: koefisien adveksi.
  • ReacTran8: fraksi volume.
  • ReacTran9: fraksi area.
  • ReacTran0: ketebalan kisi, baik nilai konstan atau vektor.
  • ReacTran1, ReacTran2: nilai logik untuk memeriksa konsistensi dan mengatur output dari perhitungan. Keduanya ReacTran3 secara default.

Ketika ReacTran4, nilai-nilai yang dikembalikan oleh ReacTran5 adalah ReacTran6, yaitu: laju perubahan ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket9 di pusat setiap sel kisi karena transportasi, dan ReacTran2 dan ReacTran3, yatu: fluks masuk dan keluar dari model di batas hulu dan hilir.

ReacTran juga memiliki fungsi untuk memperkirakan istilah difusi dan adveksi dalam model dua dan tiga dimensi, dan dalam koordinat silinder dan kutub. Jumlah input tumbuh dengan dimensi, tetapi input pada dasarnya sama seperti pada kasus 1D. Lihat halaman bantuan untuk ReacTran1, ReacTran2, ReacTran3, dan ReacTran4.

Namun penyempurnaan lain adalah fungsi ReacTran5, yang memperkirakan istilah transportasi volumetrik dalam model 1D. Berbeda dengan ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket8, yang menggunakan fluks (massa per satuan luas per satuan waktu), ReacTran5 menggunakan aliran (massa per satuan waktu). Ini berguna untuk memodelkan saluran yang area lintas bagiannya berubah, ketika perubahan area tidak perlu dimodelkan secara eksplisit. Ini juga memungkinkan input lateral dari saluran samping.

Setelah kisi telah diatur dan properti ditetapkan dan model transport telah diformulasikan dengan ## Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Menggunakan Paket8 (atau analog 2D atau 3D-nya), maka ReacTran memanggil rootSolve0 dari paket deSolve jika solusi time-dependent diperlukan, atau rootSolve2 dari paket rootSolve jika solusi kondisi-stabil diinginkan. Sistem ODE yang dihasilkan dari metode pendekatan garis biasanya sparse dan non-stiff. Integrator dalam deSolve, seperti “lsoda” (metode default 1D) sangat cocok untuk menangani sistem persamaan tersebut. Jika sistem ODE non-stiff, maka “adams” umumnya merupakan metode yang baik.